Teori Atom, Dasar Percobaan, Kelebihan dan Kekurangan
Nama : Augie Davin Siagian
Kelas : 12 IPA 1 No. Absen : 4 1. Teori Atom Dalton Dalton melakukan percobaan yang pada awalnya digunakan untuk mengetahu struktur atom agar dapat menjelaskan reaksi kimia antar zat. John Dalton mengemukakan teorinya tentang materi atom yang dipubllikasikan dalam A New System of Chemical Philosophy. Berdasarkan penelitian dan hasil- hasil perbandingannya, Dalton menyimpulkan sebagai berikut: Materi terdiri atas atom yang tidak dapat dibagi lagi. Semua atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat yang sama. Unsur kimia yang berbeda akan memiliki jenis atom yang berbeda. Selama reaksi kimia, atom- atom hanya dapat bergabung dan dipecah menjadi atom- atom yang terpisah, tetapi atom tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diubah selama reaksi kimia tersebut. Suatu senyawa terbentuk dari unsur- unsurnya melalui penggabungan atom tidak sejenis dengan perbandingan yang sederhana. Kelebihan: teori atom dalton ialah teori pokok yang membuat ilmuan lain terheran untuk mempelajari atom secara lebih mendalam sehingga muncul model atom yang lebih kompleks. Kekurangan: Dalton menerangkan bahwa atom tidak bisa dibagi lagi. Ternyata, seiring perkembangan ilmu dan teknologi, diketahui bahwa atom terbentuk dari partikel dasar yang lebih kecil daripada atom, yaitu elektron, proton, dan neutron. Dalton beranggapan bahwa atom tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan. Ternyata, dengan menggunakan reaksi nuklir, satu atom dapat diubah menjadi atom unsur lainnya. Dalton berpendapat bahwa atom pada suatu unsur memiliki kesamaan dalam berbagai hal ( massa, ukuran, dan bentuk). Kini, telah dibuktikan adanya isotop, yakni atom yang sama mempunyai kesamaan nomor atom, tetapi nomor massanya berbeda. menurut Dalton, perbandingan unsur dalam suatu senyawa memiliki perbandingan bilangan yang bulat dan sederhana. Namun, kini banyak ditemui senyawa dengan perbandingan bilangan yang tidak bulat dan tidak sederhana. Sebagai contohnya ialah senyawa C18H35O2Na
2. Teori Atom J.J. Thomson
Thomson melakukan percobaan menggunakan tabung katode, yaitu sebuah tabung yang sebagian besar udaranya telah disedot keluar. Pada pangkal tabung ditempelkan dua lempeng logam dengan muatan yang berbeda. Lempeng tersebut kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan tingkat tinggi. Dari sumber tersebut muncul sinar yang merambat sampai ke ujung tabung. Ketika sinar tersebut menabrak permukaan tabung, muncul cahaya yang terang.
Selanjutnya, Thomson meletakkan dua lempeng berbeda muatan
tadi pada masing-masing sisi tabung. Pada satu sisi, ditempelkan lempeng logam bermuatan positif, sementara pada sisi yang lain, ditempelkan lempeng logam bermuatan negatif. Kemudian Thomson melakukan percobaan yang sama. Namun kali ini, arah sinar yang muncul malah berbelok ke arah lempeng yang bermuatan positif alih-alih merambat lurus. Menurutnya di dalam atom terdapat partikel elektron dan proton. Berdasarkan hasil eksperimennya, proton memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan elektron, sehingga model atom Thomson menggambarkan atom sebagai proton tunggal yang besar.
Di dalam proton terdapat elektron elektron yang menetralkan
adanya muatan positif dari proton. Menurut Thomson, atom terdiri dari suatu bulatan bermuatan positif dengan rapat muatan yang merata. Di dalam muatan positif ini tersebar elektron dengan muatan negatif yang besarnya sama dengan muatan positif. Secara garis besar teori atom thomson adalah “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan negatif elektron.” Analoginya seperti Proton merupakan roti sedangkan electron merupakan kismis yang ada di permukaan roti
Kelebihan: Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif
dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur.
Kelemahan: Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
3. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1909, Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan petunjuk dari Rutherford melakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh Thomson melalui percobaan lempeng emas. Rutherford menyangkal model atom J. J. Thomson pada tahun 1911 dengan percobaan lempeng emasnya, di mana ia menunjukkan bahwa atom memiliki inti berat yang berukuran kecil. Rutherford merancang percobaannya, dengan melanjutkan penelitian Philipp Lenard tahun 1903, hanya saja Rutherford mengganti partikel elektron dengan partikel alfa dan lempeng aluminium dengan lempeng emas. Percobaan ini menggunakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium dengan muatan positif) yang dipancarkan oleh unsur radioaktif (radium) pada lempeng logam emas tipis. Deteksi terhadap partikel alfa yang melewati lempeng tersebut dilakukan dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai detektor. Jika model Thomson tersebut benar, seluruh berkas yang dipancarkan akan melewati lempeng emas tersebut. Namun, pada percobaan tersebut, walaupun sebagian besar berkas partikel alfa melewati lempeng tersebut, beberapa berkas ada yang dipantulkan dan dibelokkan dengan sudut yang besar (lebih dari 90°), bahkan terdapat berkas yang dipantulkan kembali ke arah sumber pancar tanpa sedikitpun menyentuh lapis detektor.
Setelah merunut pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng
emas tersebut, Rutherford kemudian menyimpulkan bahwa sebagian besar ruang dalam atom adalah “ruang kosong”, dan terdapat massa yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan bagian atom, dan elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti planet yang mengelilingi matahari (kemudian disebut sebagai "model planet").
Isi dari teori atom Rutherford:
Terpusat di inti atom (nukleus) yang didalamnya
memiliki ruang hampa
Inti atom bermuatan positif yang dikelilingi elektron
bermuatan negative Dari hasil percobaan, sebagian besar partikel alpha melewati foil emas tanpa dibelokan, dimana sebagian besar ruang di dalam atom kosong
Kelebihan:
Mudah dipahami untuk yang awam dalam menjelaskan
struktur atom yang rumit
Menggambarkan bentuk lintasan elektron yang berada
di kawasan sekitar inti atom
Kekurangan:
Tidak menjelaskan bahwa atom bersifat stabil
Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen
berupa spektrum garis.
Model atom Rutherford juga tidak menjelaskan susunan
elektron-elektron yang mengelilingi nukleus.
4. Teori Atom Bohr
Seorang ahli fisika Denmark bernama Niels Bohr kemudian mencoba mengatasi kelemahan teori atom Rutherford dengan mempelajari Spektrum Atom Hidrogen ( Dasar Percobaan).
Isi dari teori atom Bohr:
Elektron mengelilingi inti pada lintasan tertentu di dalam atom yang disebut dengan kulit.
Setiap kulit mempunyai energi yang tetap atau konstan.
Elektron tidak akan melepaskan energi selama bergerak
mengelilingi inti pada lintasan/kulit atom.
Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit
diatasnya jika diberi energi. Perpindahannya bergantung pada seberapa besar energi yang diserap oleh elektron.
Ketika elektron berpindah dari kulit berenergi tinggi ke
kulit berenergi rendah, maka ia akan melepaskan energi berupa radiasi.
Kelebihan:
Mampu menjelaskan kelemahan yang dimiliki oleh teori
atom Rutherford yaitu tentang kestabilan atom.
Dapat menjelaskan tentang spektrum atom hidrogen.
Kekurangan:
Tidak mampu menjelaskan garis garis kecil yang terdapat
pada spektrum atom hidrogen.
Gagal menjelaskan Efek Zeeman (bagaimana spektrum
atom dipengaruhi oleh medan magnet)
Bertolak belakang dengan prinsip ketidakpastian
Heisenberg.
Gagal menjelaskan bagaimana spektrum atom
berukuran besar. 5. Teori Mekanika Kuantum Menurut Schrodinger, kedudukan elektron dalam atom gak bisa ditentukan secara pasti, yang bisa ditentukan cuma probabilitasnya (daerah kemungkinan keberadaan) aja. Probabilitas kedudukan electron tersebut dapat dicari dengan keempat bilangan kuantum(n, l, m, dan spin). Ruangan yang punya probabilitas terbesar ditemukan elektron disebut Orbital. Dalam skala atomik, elektron bisa kamu tinjau sebagai gejala gelombang yang gak mempunyai posisi tertentu di dalam ruang. Posisi sebuah elektron diwakili oleh kebolehjadian atau peluang terbesar ditemukannya elektron di dalam ruang. Demi mendapatkan penjelasan yang lengkap dan umum dari struktur atom, prinsip dualisme gelombang – partikel inilah dipakai. Disini gerak elektron digambarkan sebagai sebuah gejala gelombang. Menurut Heisenberg, kedudukan dan momentum elektron tidak bisa ditentukan dengan tepat secara bersamaan (dikenal dengan Asas Ketidakpastian). Jadi, elektron yang mengelilingi inti, jaraknya dari inti cuma bisa ditentukan dengan kemungkinan – kemungkinan aja. Menurut de Broglie, gerakan partikel seperti elektron mempunyai sifat – sifat panjang gelombang, jadi berlaku hukum – hukum gelombang.
Kelebihan:
Bisa menjelaskan posisi kebolehjadian ditemukannya elektron.
Bisa menjelaskan posisi elektron saat mengorbit.
Bisa mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya.
Mengidentifikasi proton dan neutron pada inti, sedangkan elektron berada pada orbitnya.
Kekurangan:
Persamaan ini cuma bisa diterapkan secara eksak buat partikel
dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
Sulit diterapkan buat sistem makroskopis dengan kumpulan