Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM 11 DIETETTIK

PENYAKIT PASCA BEDAH


Ditujukkan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dietetik PTM

Disusun Oleh :

Adinda Saadatul Rachman P2.06.31.1.17.001

PROGRAM STUDI D III GIZI TASIKMALAYA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
KEMENTRIAN KESEHATAN TASIKMALAYA
2019
KASUS PENYAKIT PASCA BEDAH

 Tn. A, umur 50 tahun, BB 45 kg, TB 150 cm, di rawat di rumah sakit dan 3 hari yang
lalu telah menjalani operasi potong usus karena terjadi pembusukan pada usus 12 jari.
Pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai karyawan swasta.

 Pasien mengeluh sakit pada luka bekas operasi, nafsu makan menurun, suhu 380C.
Data laboratorium: Hb 14 mg/dl, albumin 4,5 mg/dl.

 Hasil anamnesa menunjukkan Tn. A alergi udang dan ikan. Hasil recall menunjukkan
asupan energi 44% kebutuhan, protein 50% kebutuhan, lemak 39,2% kebutuhan dan
karbohidrat 45% kebutuhan.

 Susun penatalaksanaan diet sesuai dengan kebutuhan dan keadaan pasien!


PATOFISIOLOGI

Menurut Ester (2001 : 49) pathofisiologi dari obstruksi usus atau illeus adalah: Secara
normal 7-8 cairan kaya elektrolit disekresi oleh usus dan kebanyakan direabsorbsi, bila usus
tersumbat, cairan ini sebagian tertahan dalam usus dan sebagian dieliminasi melalui muntah,
yang menyebabkan pengurangan besar volume darah sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi,
syok hipovolemik dan penurunan aliran darah ginjal dan serebral. Pada awitan obstruksi,
cairan dan udara terkumpul pada bagian proksimal sisi yang bermasalah, menyebabkan
distensi. Manifestasi terjadinya lebih cepat dan lebih tegas pada blok usus halus karena usus
halus lebih sempit dan secara normal lebih aktif, volume besar sekresi dari usus halus
menambah distensi, sekresi satu-satunya yang yang bermakna dari usus besar adalah mukus.
Distensi menyebabkan peningkatan sementara pada peristaltik saat usus berusaha
untuk mendorong material melalui area yang tersumbat. Dalam beberapa jam peningkatan
peristaltik dan usus memperlambat proses yang disebabkan oleh obstruksi. Peningkatan
tekanan dalam usus mengurangi absorbsinya, peningkatan retensi cairan masih tetap berlanjut
segera, tekanan intralumen aliran balik vena, yang meninkatkan permeabilitas kapiler dan
memungkinkan plasma ekstra arteri yang menyebabkan nekrosis dan peritonitis.
Peritonitis merupakan komplikasi akibat penyebaran infeksi dari organ-organ
abdomen, ruptur saluran cerna, atau luka tembus abdomen. Reaksi awal peritoneum terhadap
invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat fibrinosa, kantong-kantong nanah (abses)
terbentuk diantara perlekatan fibrinosa yang membatasi infeksi. Perlekatan biasanya
menghilang bila infeksi menghilang, tetapi dapat menetap sehingga menimbulkan obstruksi
usus. Dapat terjadi secara terlokalisasi, difus, atau generalisata. Pada peritonitis lokal dapat
terjadi karena adanya daya tahan tubuh yang kuat serta mekanisme pertahanan tubuh dengan
melokalisir sumber peritonitis dengan omentum dan usus. Pada peritonitis yang tidak
terlokalisir dapat terjadi peritonitis difus, kemudian menjadi peritonitis generalisata dan
terjadi perlengketan organ-organ intra abdominal dan lapisan peritoneum viseral dan parietal.
Timbulnya perlengketan ini menyebabkan aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus
paralitik. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam usus mengakibatkan dehidrasi, syok,
gangguan sirkulasi dan oliguria. Pada keadaan lanjut dapat terjadi sepsis, akibat bakteri
masuk ke dalam pembuluh darah.

Sumber :
http://eprints.ums.ac.id/16668/2/BAB_I.pdf
https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/PERITONITIS-DAN-
ILUES.pdf
METABOLISME

Metabolisme jaringan akan berubah selama respon terhadap peritonitis. Kecepatan


metabolisme akan meningkat disebabkan karena peningkatan sekresi katekolamin dan
kortisol. Bagaimanapun juga hipovolemia akan menurunkan curah jantung. Hipoksia jaringan
sebagai akibat berkurangnya suplai oksigen, menyebabkan menurunnya perfusi. Peningkatan
glikolisis anaerob akan menghasilkan penumpukan asam laktat. Clearance ginjal dan paru
terhadap peningkatan asam laktat ini menyebabkan terjadinya asidosis metabolic. Cadangan
glikogen hepar digunakan, kemudian katabolisme protein pada otot skeletal ditingkatkan
untuk melepaskan rantai cabang asam amino untuk digunakan miosit sebagai sumber energy.
Asam amino lainnya dilepaskan ke dalam sirkulasi untuk dimanfaatkan dalam
glukoneogenesis hepar. Meskipun kecepatan lipolisis tubuh juga meningkat, pemanfaatan
asam lemak bebas sebagai sumber energi tidak efisisen pada awal periode syok septic.
Kehilangan massa tubuh yang berat dapat terjadi karena katabolisme protein terjadi secara
cepat dan hanya sebagian diperbaiki dengan dukungan nutrisi. (Zinner, et al., 1997). Infeksi
intra-abdomen berkepanjangan dikaitkan dengan kelemahan yang ekstrim. Produksi panas
akhirnya akan gagal, dan kemudian suhu tubuh akan menurun. Kelelahan dan kematian
mungkin dapat terjadi. (Mandel, et al., 2009).
Pemenuhan nutrisi berpengaruh terhadap metabolisme pasca operasi tergantung berat
ringannya operasi, keadaan gizi pasien pasca operasi, dan pengaruh operasi terhadap
kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorpsi zat-zat gizi, dimana terdapat 4 jenis
diet pasca bedah (DPB) yang diberikan sesuai indikasi yang sangat penting untuk
mempercepat proses penyembuhan luka paska laparotomi.

Sumber :
http://repository.lppm.unila.ac.id/8360/1/majority%20maret%202018_alvin_dian_sofyan.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/b1b6ebcf3bb39cf4c42e3e9755b4a995.pdf
Assesment Gizi

No Domain Data Standar Interpretasi


1 Riwayat Klien Riwayat personal :
 Tn A
 Jenis Klamin : Laki-laki
 Umur : 50 tahun
 Pendidikan terakhir SMA,
 Pekerjaan sebagai karyawan
swasta
Riwayat Medis :
 Di rawat di rumah sakit dan 3
hari yang lalu telah menjalani
operasi potong usus karena
terjadi pembusukan pada usus
12 jari
 Hasil anamnesa menunjukkan
Tn. A alergi udang dan ikan.

2 Antropometri Proporsi tubuh : Index Brocca

BB 45 kg BBI = (150-100)
= 50 kg
TB 150 cm
Normal
IMT 45/(1,50) IMT Asia Normal : 18,5-22,9
= 45/ 2.25
= 20 Sumber : Dietary in Your
Pocket
3 Biokimia Data Lab : Nilai Normal :
 Hb 14 mg/dl  Hb 13-16 g/dl Normal
 Albumin 4,5 mg/dl  Albumin 3,5-5,9 g/dl Normal

Sumber : Buku penuntun diet


dan hallodokter.com

4 Fisik-Klinis Pemeriksaan Klinis : Pemeriksaan klinis :


 Suhu 380C  Suhu : 36,5-37 Demam

Pemeriksaan fisik : Pemeriksaan fisik : Tanda dan


 Pasien mengeluh sakit pada luka  Tidak sakit dan nafsu gejala pasca
bekas operasi makan bedah
 Nafsu makan menurun

5 Dietary Prilaku Makan : Pola Makan :


History Hasil recall menunjukkan  Asupan oral 80-120% dari Asupan oral
 Asupan energi 44% kebutuhan, kebutuhan tidak adekuat
 Protein 50% kebutuhan
 Lemak 39,2% kebutuhan
 Karbohidrat 45% kebutuhan.
Masalah Gizi
1. N1 1.1 Peningkatan energy ekspenditur
2. NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat.

Diagnosa Gizi.
1. N1 1.1 Peningkatan eneri ekspenditur berkaitan dengan perubahan fisiologis karena
kondisi padca bedah ditandai oleh suhu 380C
2. NI 2.1 Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan perubahan fisiologis akibat pasca
bedah ditandai oleh hasil recall menunjukan Asupan energi 44% kebutuhan, protein
50% kebutuhan, lemak 39,2% kebutuhan dan arbohidrat 45% kebutuhan

RENCANA INTERVENSI GIZI


A. Preskripsi Diet
a. Jenis diet : Diet Pasca Bedah II
b. Tujuan diet :
 Memberikan asupan makanan sesuai kebutuhan yang sedang
meningkat pasca operasi untuk mempercepat proses
penyembuhan dan memberikan edukasi mengenai diet pasca
bedah II selama menjalani perawatan di rumah sakit.

B. Nutrient Delivery
a. Prinsip dan Syarat Diet:
 Energi : 1482 kkal
 Protein : 55,6 gram
 Lemak : 41,2 gram
 Karbohidrat : 222,3 gram
 Rute pemberian : oral
 Bentuk Makanan : Makanan cair kental
 Frekuensi Makan : 3x makan utama, 5x selingan

b. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi


 Rumus Harris Benedict (FAO-WHO)

TETEP = 40x 45 = 1800x 1,2 x 1,13= 2440.8

BMR = 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)


= 66,5 + (13,7 x 45) + (5 x 150) – (6,8 x 50)
= 66,5 + ( 616,5 ) + 750 – 340
= 1433 – 340
= 1093 kkal
TEE = BMR x FA x FS
= 1174 x 1,2 x 1,13
= 1482,1 kkal

 Kebutuhan Protein = 15% x 1482 : 4


= 55,6 gr

 Kebutuhan Lemak = 25% x 1482 / 9


= 41,2 gr

 Kebutuhan KH = 60% x 1482 /4


= 222,3 gr

Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber KH Kentang, gelatin, tapioca dibuat puding


Sumber Protein Susu, eskrim, yoghurt, telur ayam, tahu
giling Makanan yang tidak
Sumber lemak Margarin, mentega diperbolehkan adalah air
Sayuran Sayuran dibuat jus dan dikentalkan jeruk dan minuman yang
dengan gelatin mengandung karbondioksida
BUah-buahn Buah dibuat jus, jeli dan pure
Bumbu Garam, bawang merah, gula dan kecap

c. Standar Makanan

No Bahan Makanan Penukar Energi Protein Lemak Karbohidrat


(kkal) (gram) (gram) (gram)
1 Karbohidrat 3 525 12 120

2 Protein Hewani
 Rendah Lemak 1 50 7 2
 Lemak Sedang 1 75 7 5
 Tinggi Lemak
3 Protein Nabati 2 150 10 6 14
4 Sayuran
 Sayuran A - - - -
 Sayuran B 2 50 2 10
 Sayuran C
5 Buah-buahan 4 200 48

6 Susu
 Susu tanpa lemak 2 150 14 - 20
 Susu rendah 1 125 7 6 10
lemak
7 Gula 2 100 24
8 Minyak 1 1/2 75 7.5
Jumlah 1500 59 26.5 246
- 10 % 1350 53.1 23.85 221.4
+ 10 % 1650 64.9 29.15 270.6

d. Distribusi Makanan

Jadwal Makan Jam Makan Persentase Hasil (Kkal)

Makan pagi 06.00 15% 222,3

Snack 08.00 10% 148,2

Snack 10.00 10% 148,2

Makan siang 12.00 20% 296,4

Snack 14.00 10% 148,2

Snack 16.00 10% 148,2

Makan malam 18.00 15% 222,3

Snack malam 20.00 10% 148,2

e. Pembagian Makan Sehari

Penukar
No Bahan Makanan Jumlah
MP S S MS S S MM S
1 Karbohidrat 1 1 1 3
2 Protein Hewani
 Rendah Lemak 1 1
 Lemak Sedang 1 1
3 Protein Nabati 1 1 2
4 Sayuran
 Sayuran B 1 1 2
 Sayuran C
5 Buah-buahan 1 1 1 1 4
6 Susu
Susu tanpa lemak - ½ 2
Susu rendah lemak ½ 1/2 1
7 Gula 1/2 1/2 ½ 1/2 2
8 Minyak 1½ 1½

C. Edukasi dan Konseling


 Konseling
Diberikan Konseling agar pasien dapat menghbiskan makanan yang sudah
diberikan sesuai dengan diet yang dianjurkan.

 Edukasi
 Sasaran : pasien
 Tujuan :
- Memberikan edukasi gizi seimbang pada pasien untuk
menstabilkan status gizi dan asupan makannya.
- Memberikan informasi mengenai diet pasca bedah dan TETP
- Memberikan informasi mengenai makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan
 Materi : Pasca bedah dan TETP
 Waktu : 30 menit
 Media : leaflet dan food model
 Metode : ceramah dan diskusi

 KOORDINASI
Melakukan koordinasi dengan :
 Dokter Umum : Mengenai pemantaun pasca bedah

 Perawat : Mengeanai pemantauan klinis dan fisik tuan A, seperti suhu

dan yang lainnya.

 Analis Kesehatan : Mengenai pemantauan hasil data lab seperti kadar hb dan

albumin

D. MONITORING DAN EVALUASI

Domain Evaluasi Target Waktu


Antropometri Memantau BB Tetap normal 1 minggu
Biokimia Memantau hasil lab Nilai Normal :
Setiap kali
 Albumin
 Hb 13-16 g/dl pemeriksaan
 Albumin
 Albumin 3,5-5,9 g/dl

Klinis & Fisik Memantau tanda klinis : Nilai normal :


 Suhu  36-370C
Setiap kali
Memantau tanda fisik : Normal untuk fisik : pemeriksaan
 Tidak sakit pada luka
 sakit pada luka bekas bekas operasi
operasi  Nafsu makan
 Nafsu makan meningkat
Dietary History  Memantau asupan  Asupan oral Setiap hari
oral makanan 80-120% dari
kebutuhan

MENU SEHARI

Waktu Bahan Berat Energi Protein Lemak Karbohidrat


Makan Menu Makanan (gr) (kkal) (gr) (gr) (gr)
Kentang pure daging
210 130 4.4 0.4 28.4
Makan Pagi ayam Kentang
    Daging ayam 40 119.1 7.3 10 0
  Jus mangga Mangga 90 46.7 0.6 0 11.1
TOTAL 295.8 12.3 10.4 39.5
Snack Sari kacang hijau Kacang hijau 20 21.8 1.7 0.1 3.7
TOTAL 21.8 1.7 0.1 3.7
Snack Jus tomat wortel Wortel 100 35.9 1 0.6 7.9
    Gula 6.5 25.6 0 0 6.1
TOTAL 83.3 2.7 0.7 17.7
Makan Siang Sup krim jagung daging Jagung manis 100 153.9 3.8 3.5 28.4
  sapi Daging sapi 35 70.3 6.6 4.9 0
  Milkshake pepaya Pepaya 110 50.5 0.6 13.2 13.4
    Susu sapi 100 60.9 3.2 3.5 4.3
TOTAL 335.6 14.2 25.1 46.1
Snack Pure alpukat Alpukat 90 76.4 0.8 5.8 6.9
    Susu skim cair 100 35.9 3.5 0.1 5.1
    Gula 6.5 25.6 0 0 6.1
TOTAL 137.9 4.3 5.9 18.1
Snack Milkshake labu siam Labu siam 100 29.9 0.6 0.1 6.7
    Susu sapi 100 60.9 3.2 3.5 4.3
    Gula 6.5 25.6 0 0 6.1
TOTAL 116.4 3.8 3.6 17.1
Makan
         
Malam Puding maizena vla melon Ager
    Tepung maizena 50 170.3 0.2 10 42.5
    Melon 190 70.4 1.1 0.8 14.8
  Sari kacang kedelai Kacang kedelai 25 47.2 5.1 2 3.2
TOTAL 287.9 6.4 12.8 60.5
Snack
Jambu biji 100 49 0.9 0.3 12.2
Malam Jua jambu biji
    Gula 6.5 25.6 0 0 6.1
TOTAL 74.6 0.9 0.3 18.3
TOTAL KESELURUHAN 1353.3 46.3 58.9 221

Anda mungkin juga menyukai