Anda di halaman 1dari 11

RMK MANAJEMEN INVESTASI

“PASAR MODAL”

Oleh:

Dewi Ratih 19013010257

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAWA TIMUR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2021
Pendahuluan
Manajemen investasi merupakan bagian dari grand theory manajemen keuangan.
Manajemen keuangan meliputi dua hal penting yaitu: cara untuk mendapatkan dana investasi
(financing management), dan bagaimana menggunakan dana tersebut (investing
management).
Investing management sendiri digolongkan dalam beberapa aspek, yaitu dari sudut
pandang sektoral dan regional. Sudut pandang sektoral dibagi lagi menjadi investasi pada
sektor rill dan investasi sektor financial, sedangkan sudut pandang regional dibagi menjadi
investasi nasional dan internasional.
Investasi sektor rill, bentuk investasinya tampak secara fisik. Contohnya:
pembangunan pabrik, pembukaan perkebunan. Sedangkan di sektor financial investasi
berupa surat-surat berharga. Contohnya : saham, obligasi, atau surat utang lainnya.
Investasi sektor rill biasanya ada di negara-negara maju, karena bagi para investor
internasional terdapat jaminan keamanan dalam bentuk stabilitas politik dan pertumbuhan
ekonominya. Sedangkan di negara berkembang para investor internasional lebih tertarik
berinvestasi pada sektor finansial, alasannya karena jika ada perubahan sistem politik dan
gejolak ekonomi para investor dapat dengan mudah menjual surat-surat berharganya.

Hot Money
Investasi finansial dikatakan sebagai hot money (uang panas), karena sifat
investasinya yang cepat datang dan pergi. Apabila sebuah negara menginginkan investasi
bertahan lama di negeranya, maka pemerintah harus menjaga kestabilan politik, nilai mata
uang, dan pertumbuhan ekonomi. Negara berkembang memiliki angka pertumbuhan ekonomi
yang lebih tinggi daripada negara maju hal ini yang membuat daya tarik bagi investor, karena
tingkat pertumbuhan yang tinggi mencerminkan hasil (return) investasi yang lebih tinggi.
Investor internasional cenderung memusatkan investasi pada sektor financial karena resiko
ketidakstabilan politik dan sifat pasar finansial yang lebih liquid negara berkembang.

Investasi Sektor Finansial

Ada 3 jenis pasar finansial yang penting untuk dibangun dalam suatu negara guna
melakukan pengelolaan perekonomian yang terintegrasi dengan baik. Pasar-pasar finansial
tersebut adalah pasar uang, pasar berjangka, dan pasar modal. Ketiga jenis pasar finansial
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Pasar modal berfungsi sebagai sarana untuk
mendapatkan modal jangka panjang bagi para pengusaha dan sebagai sarana investasi jangka
panjang bagi para investor. Pasar uang berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan modal
jangka pendek bagi para pengusaha dan sebagai sarana investasi jangka pendek bagi investor.
Pasar berjangka berfungsi sebagai sarana lindung nilai (hedging) investasi bagi investor di
pasar modal dan investor di pasar uang.

Pasar Uang

Perusahaan yang membutuhkan modal untuk membiayai modal kerja dapat


menggunakan kredit jangka pendek dari perbankan. Investor yang kelebihan dana dapat
menyimpan dananya ke perbankan. Berbagai instrumen yang dipakai oleh dunia perbankan
antara lain:

SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

Adalah surat utang berjangka pendek antara 1 sampai 6 bulan yang dijual kepada
masyarakat. SBI diterbitkan dalam denominasi rupiah dan valuta asing.

COMMERCIAL PAPER (CP)

Surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan ternama yang akan dibayar pada
tanggal tertentu. Commercial paper jatuh tempo antara 1 sampai 6 bulan. CP dijual kepada
perbankan at discount. Bank dapat menjual kembali CP tersebut kepada masyarakat setelah
di-endors oleh pihak bank. Perusahaan penerbit CP merupakan nasabah dari suatu bank. CP
tersebut dijamin oleh aset nasabah bank.

BANKERS' ACCEPTANCES (BA)

Surat perintah kepada bank untuk membayar suatu jumlah yang diterbitkan oleh
nasabah bank pada tanggal tertentu, antara 1 sampai 6 bulan (berfungsi seperti cek mundur).
Pihak bank melakukan endors sebagai tanda setuju untuk membayar. Pihak bank dapat
memperdagangkan BA ini dengan diskon.

OVERNIGHT TRANSACTION adalah pinjaman untuk jangka yang sangat pendek untuk 1
hari saja. Pinjaman semacam ini biasa dilakukan antarbank dengan menggunakan tingkat
bunga antarbank. Brokers' call, adalah pinjaman yang diberikan oleh pialang/broker efek
kepada nasabahnya dalam bentuk transaksi margin. Pinjaman ini diberikan jika bursa efek
sedang mengalami kondisi bergairah (bullish). Pinjaman ini memiliki jangka waktu harian
dengan tingkat bunga sangat rendah.
REPURCHASE AGREEMENT (REPO)

Adalah penjualan efek oleh dealer kepada investor dengan jaminan sekuritas
(marketable securities) untuk waktu jangka pendek (harian) dengan janji akan membeli
kembali di esok hari dengan harga sedikit lebih tinggi.

REVERSE

Adalah kebalikan dari repo. Investor menjual efek kepada dealer dengan janji untuk
membeli kembali esok hari dengan tingkat bunga overnight.

FORWARD CONTRACT

Adalah kontrak jual ataupun kontrak beli antara investor dan bank. Pada umumnya
objek yang dikontrakkan adalah valuta asing atau tingkat bunga. Masa kontrak dapat
berjangka waktu bulanan, triwulanan atau 6 bulanan.

SWAP CONTRACT

Adalah tukar-menukar valuta asing atau tingkat bunga dengan waktu jangka pendek.
Kontrak swap dilakukan antara pihak bank dan nasabah untuk waktu sebulan, 3 bulanan atau
6 bulanan. Proses swap dapat dilakukan melalui transaksi jual-beli atau pinjam-
meminjamkan. Dalam proses swap itu tentunya terdapat perbedaan harga beli dan harga jual,
atau beda tarif pinjam dan tarif meminjamkan. Peraturan kontrak forward dan kontrak swap
berbeda untuk setiap bank-peraturan nonstandar.

Global Market
 Konsolidasi Pasar
Kemanjuan teknologi dan komunikasi mendorong terjadinya kerja sama perdagangan
efek antar busa yang ada di dalam negeri (domestic) dan antara bursa efek di berbagai negara.
Keja sama itu dapat mengambil bentuk afiliasi, akuisisi, ataupun marger. Hal ini akan
meningkatkan efisinsi dan membuat peluang investasi menjadi lebih beragam bagi investor.
Bursa efek dapat beroperasi 24 jam per hari. Dalam skala global, tren konsolidasi pasar ini
ditunjukkan ketika Nasdaq mengakuisisi ECN, INET (2005), dan Boston Stock Exchange
(2007), dan Now York Stock Exchange melakukan merger dengan Archipelago ECN.
Dalam suatu negara yang memiliki banyak bursa efek, bursa-bursa efek tersebut dapat
melakukan perdagangan bersama. Saham yang tercatat di bursa efek “ABC” dapat
diperdagangkan oleh anggota bursa efek “RST”, demikian pula sebaliknya. Dengan kemajuan
teknologi, perdagangan efek bersama di antara bursa-bursa efek dapat dilakukan, dan hal ini
dikenal dengan sebutan “intermarket trading system”.

Intermarket trading system juga dapat dilaksanakan di antara bursa efek di berbagai
dunia, walaupun terbatas untuk sejumlah jenis saham saja. Untuk maksud tersebut para
anggota bursa melakukan penyesuaian peraturan perdagangan, peraturan keanggotaan yang
berlaku secara Internasional. Dengan adanya mekanisme ini, para investor dapat berinvestasi
dalam instrument finansial di negara manapun dengan sangat mudah.

Sekuritisasi

Sekuritisasi adalah tindakan menciptakan surat uang atau instrument investasi oleh
suatu pihak yang dijamin oleh asset yang dimiliki pihak tersebut. Surat uang atau instrument
investasi tersebut kemudian dapat diperdagangkan di bursa guna menghimpun modal yang
dibutuhkan. Contoh sekuritisasi: asset backed securities, mortgage backed securities, dan
American Depository Receipts. Piutang dagang berjangka panjang, misalnya kredit
mobil/sepeda motor sampai 5 tahun, dapat dibuat jaminan untuk menerbitkan surat utang
“asset backed securities” yang dijual di bursa. Kredit perumahan yang dihipotekan adalah
asset piutang bank, dapat sebagai jaminan untuk menerbitkan surat utang “mortgage backed
securities” yang dijual di bursa.

Asset backed Securities atau sekuritas beragun asset adalah surat utang yang dijamin
dengan asset perusahaan misalnya piutang kredit mobil/sepeda motor. Surat utang tersebut
dapat dijual di bursa efek. Dengan cara ini perusahaan dapat memutar kembali modal untuk
kredit mobil/sepeda motor ke dalam operasional perusahaan. Mortgage Backed Securities,
MBS atau surat utang beragun hipotek adalah surat utang yang dijamin dengan kredit
perumahan. Kredit Perumahan (KPR) dikeluarkan oleh para banker. Perusahaan investasi
membeli semua KPR dari banker. Untuk maksud tersebut perusahaan investasi menerbitkan
surat utang yang dijamin oleh KPR dan menjual surat utang (MBS) tersebut di bursa efek.

American Deposito Receipts, ADR adalah sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga
keuangan berbadan hukum Amerika Serikat yang dijamin dengan sekuritas asing dan
sertifikat itu tunduk pada hukum Amerika Serikat serta dijual di bursa efek Amerika Serikat.
Contoh: CitiBank membeli saham Telkom Indonesia sebanyak 10% dari saham beredar.
Citibank menerbitkan ADR yang dijamin dengan saham Telkom Indonesia. Untuk pertama
kali terbit ditetapkan 20 saham Telkom = 1 ADR. Jika harga saham Telkom @ Rp10.000,
maka 1 ADR = Rp200.000. Jika kurs US$ 1 = Rp9.000, maka harga 1 ADR = US$ 22,22.

Investor Pasar Finansial


Investor dapat berasal dari : Orang perorangan, Institusi/ Lembaga. Investor institusi
misalnya : Korporasi/Perusahaan, Koperasi, Yayasan, Asuransi, Dana Pensiun. Semua jenis
investor di atas dapat melakukan investasi dan melaksanakan manajemen pelabuhan tetapi
tidak semua jenis investor di atas disebut sebagai perusahaan manajer investasi. Hanya suatu
perusahaan yang memiliki izin usaha sebagai manajer investasi yang dapat disebut sebagai
manajer investasi. Perusahaan manajer investasi menerbitkan reksa dana yang dijual kepada
masyarakat umum. Dana yang diperoleh dari penjualan reksa dana digunakan untuk membeli
saham, pengunduran dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Pemilihan jenis kesan serta
jenis tiap jenis efek yang tidak sesuai. Misalnya ukuran jangka panjang investasi untuk dana
pensiun berbeda dengan asuransi. Berarti jenis efek dan jangka waktu investasi berbeda
antara perusahaan.
Baik perorangan investor maupun lembaga investor dapat menggunakan analisis
fundamental dalam proses investasi. Hanya saja, ada kecenderungan investor perorangan
sering menggunakan analisis teknikal dalam proses jual beli saham. Hal ini banyak
disebabkan oleh kemauan investor perorangan berkembang untuk jangka pendek yang
sifatnya harian dan mingguan. Malah lembaga investor bulanan bertujuan investasi jangka
panjang, atau pun tahunan sehingga lebih cocok menggunakan analisis fundamental. Investor
perorangan lebih bermotif spekulasi, sedangkan investor lembaga lebih bermotif investasi.
Investor perorangan menganalisis prediksi harga saham, sedangkan investor lembaga
menganalisis mana yang baik dan saham yang buruk, baru kemudian menilai harga yang
layak masing-masing. Lembaga investor memulai analisis saham dengan “top down
analysis”.

Top Down Analysis


Investor yang bertujuan investasi jangka panjang, baik investor lembaga maupun
investor perorangan selalu memulai analisis awal yaitu top down analysis. Top down analysis
sendiri adalah analisis dari data makro, kemudian data mikro, berikutnya data sektoral, dan
berakhir dengan individu perusahaan. Data makro dan data mikro baik bersifat politik
maupun ekonomis. Data politik termasuk perkembangan suhu politik yang berkembang di
dunia internasional. Apakah suhu politik dunia memanas ataukah kondusif untuk melakukan
investasi baik di dalam negeri maupun investasi di luar negeri. Suhu politik dunia yang
bergejolak akan mendorong investor untuk tidak masuk ke pasar modal, bahkan akan
mendorong investor untuk melepaskan kepemilikan sekuritas di pasar atau investor keluar
dari pasar. Malah suhu politik dunia yang damai akan mendorong investor memasuki pasar
modal. Gejolak politik dunia ataupun regional akan mempengaruhi perekonomian dunia
ataupun ekonomi suatu kawasan regional. Selanjutnya, gejolak ekonomi regional maupun
internasional dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara dengan kadar positif atau
negatif yang berbeda-beda antar negara.

Analisis Makro
Dinamika politik akan berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian. Seperti
diketahui bahwa kekuatan ekonomi dunia saat ini berada di tangan Amerika Serikat, China,
Dan Jepang. Hal ini berarti perkembangan ekonomi di Amerika Serikat, maju mundurnya
pertumbuhan ekonominya akan berpengaruh besar terhadap perekonomian negaea – negara
lain terutama yang melakukan tranksakAsi ekspor – impor dengan Amerika Serikat.
Pertumbuhan ekonomi masa depan Amerika Serikat tercemin pada indeks harga saham
gabungan (IHSG) New York Stock Exchange atau NYSE yang terbit hari ini. Indeks harga
saham hari ini merupakan petunjuk arah masa depan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu
indeks harga saham dipakai sebagai pedoman (leading indicator) arah ekonomi masa depan.
Leading indicator mendahului dari economic indicator. Oleh karena itu, para investor negara
lain selalu memperhatikan dan mengamati perkembangan indeks Dow Jones (DJIA) Amerika
Serikat, Indeks Nikkei 225 (Jepang) dan menghitung pengaruhnya terhadap indeks harga
saham dalam negeri.

Krisis Finansial Asia

Mata uang rupiah menjadi bulan bulanan di pasar internasioanal sejak dapat
diperdagangkan sebagai hard currency. Penyebab berasal dari dalam negeri berupa
pemerintahan yang korup sehingga kehilangan kepercayaan dari kreditor IGGI (Inter-
govermental Group on Indonesia) sehingga semua utang IGGI tidak bisa diperpanjang lagi.

Selanjutnya, pemerintahan orde baru jatuh pada tahun 1998. Kejatuhan ini menimbulkan
gejolak politik berkepanjangan. Kondisi politik yang tidak stabil, berpengaruh besar terhadap
pembangunan ekonomi sektor riil dan sector finansial. IHSG bergejolak naik turun samapi
Desember 2003. Baru pada akhir tahun 2004, posisi IHSG sebesar 1.000, setelah Susilo
Bambang Yudhoyono terpilih sebagai presiden.

Krisis Finansial Globlal 2008


Pada saat krisis global terjadi, harga saham jatuh lebih dari 50%. Di pasar modal
Indonesia harga saham jatuh selama 11 bulan dan Kembali naik pada bulan ke-12 pada saat
krisis global 2008 terjadi. Krisis finansial global 2008, tidak banyak perpengaruh terhadap
pertumbuhan sektor riil. Pertumbuhan ekonomi berkurang tetapi masih tetap positif. Negara
asia yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif waktu krisis global 2008 antara lain,
Tiongkok,India, dan Indonesia. Indonesia masih beruntung tidak mengalami pertumbuhan
ekonomi negative, dikarenakan nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat hanya 13% dari
total ekspor.

Krisis Perang Teluk

Krisis pasar modal dapat terjadi secara tiba – tiba, misalnya perang teluk (1991).
Kejadian tersebut akan meruntuhkan harga saham seketika. Hal ini disebabkan banyak negara
di dunia yang menjalin perdagangan internasional dengan Amerika Serikat. Kejayaan
ekonomi Amerika Serikat akan berakibat positif pada ekonomi dunia. Dampak negative krisis
global tidak akan dirasakan oleh negara yang memiliki kekuatan ekonomi domestic secara
mandiri. Kekuatan mandiri ekonomi dalam arti ekonomi domestic tidak tergantung pada
kegiatan ekspor impor yang dominan, tetapi kebutuhan domestic Sebagian besar dipenuhi
oleh produksi dalam negeri.

Analisis Mikro
Investor akan menghitung besaran pengaruh makro ekonomi terhadap perekonomian
suatu negara. Suatu negara yang kegiatan ekspor impor sangat besar pada negara tertentu
akan sangat terpengaruh oleh kegiatan makro ekonomi. Akan tetapi jika ekspor impor
jumlahnya merata di berbagai negara akan sedikit terpengaruh. Suatu negara yang kegiatan
perdagangan dalam negri lebih besar daripada kegiatan internasional akan lebih tahan
terhadap pengaruh negatif makro ekonomi.
Analisis mikro yang dimaksud disini adalah analisis tentang prospek perekonomian
nasional suatu negara. Disamping pengaruh faktor makro dari dunia internasional terhadap
perekonomian nasional, maka investor akan menganalisis kondisi ekonomi, politik, dan sosial
didalam negeri.
Beberapa pertanyaan yang harus dijawab untuk analisis mikro:
1. Apakah sistem politik yang berjalan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi?
2. Apakah sistem ekonomi yang berjalan sesuai ekonomi pasar?
3. Apakah masyarakat menerima sistem ekonomi pasar?
Hasil analisis akan menyimpulkan arah pertumbuhan ekonomi itu positif atau negatif atau
netral. Suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi positif terus menerus
meningkatkan harga saham dan menggiatkan pasar modal. Sebaliknya, jika pertumbuhan
ekonomi negatif, maka pasar modal akan lesu dan harga saham akan turun. Jika pertumbuhan
ekonomi positif, maka investor akan memasuki pasar modal. Sebaliknya jika pertumbuhan
ekonomi negatif, maka investor akan keluar dari pasar modal itu.
Faktor lain yang perlu dianalisis adalah: tingkat bunga, tingat inflasi, kurs valuta
asing, kesiapan sarana pasar modal, pasar uang, dan pasar berjangka. Demikian juga analisis
Tentang hukum: apakah hukum sudah cukup melindungi investor?
Tingkat bunga, tingat inflasi, kurs mata uang asing juga berpengaruh terhadap pasar
modal. Tingkat bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk memilih deposito daripada
membeli saham. Tingkat bunga rendah akan mendorong investor untuk membeli saham
daripada menyimpan di deposito. Inflasi yang tinggi akan berakibat tingkat bunga dinaikkan,
demikian juga sebaliknya. Kurs mata uang yang gejolak akan mendorong investor di valuta
asing dan menjual sahamnya. Kurs valuta asing yang stabil akan mendorong investor
berinvestasi pada saham.
Suatu negara yang sudah memiliki pasar modal, pasar uang, dan pasar berjangka yang
berteknologi modern dan peraturan perdagangan bertaraf internasional, akan menarik para
investor domestik maupun asing untuk masuk ke pasar. Para investor tertarik berinvestasi
pada suatu negara yang menjalankan hukum yang tidak diskriminatif bagi semua investor dan
yang ada “kepastian hukum” “Peninjauan Kembali” (PK) setelah putusan Kasasi oleh
Mahkamah Agung menunjukkan adanya “Ketidakpastian hukum”. Analisi mikro akan
memberikan informasi bagi investor untuk mengambil keputusan investasi domestik maupun
luar negeri.

Technical vs Fundamental Analysis


Analisis teknikal adalah cara memprediksi harga saham akan datang dengan
memperhatikan pergerakan harga saham setiap detik, setiap hari, atau setiap minggu atau
setiap bulan kemudian mengambil kesimpulan kecenderungan gerakan harga naik atau
gerakan harga turun di waktu yang akan datang. Investor akan mengambil keputusan untuk
“waktu beli” atau “waktu jual” saham. Analis teknikal disebut juga analisis chartist karena
menggunakan gambar atau kurva atas pergerakan harga saham dan kuantitas saham. Metode
yang digunakan yaitu, moving average (MA), moving average convergence divergence
(MACD), relative strength index (RSI) dan lain-lain.
Analisis fundamental adalah cara mengetahui saham yang berkinerja baik atau
berkinerja buruk, sehingga dapat memutuskan sekuritas yang “layak dibeli” atau “layak
dijual”. Pada saat investor memutuskan untuk investasi, maka akan menggunakan analisis
fundamental. Investor akan mencari saham terbaik, agar mendapatkan keuntungan di masa
datang. Jika saham tersebut rugi, maka saham itu akan dijual. Analisis yang digunakan untuk
memprediksi : harga saham, return saham, excess return. Risiko investasi adalah dividend
discounted model (DDM), price earning ratio (P.E.R), risk and return, single market model,
multifactor model, dan event study.
Portofolio
Portofolio adalah investasi dalam berbagai jenis surat berharga: saham, obligasi, pasar
uang, dan derivative. Gabungan berbagai jenik efek yang berada dalam satu paket portofolio.
Portofolio efek dapat dilakukan oleh investor perorangan ataupun investor lembaga. Manajer
investasi adalah contoh investor lembaga yang tunduk oleh perundangan di pasar modal dan
menjalankan portofolio. Perusahaan asuransi, dana pensiun dalam melakukan portofolio efek
tunduk pada peraturan perusahaan sendiri. Produk yang dijual oleh manajer investasi adalah
reksa dana. Perusahaan asuransi dan pensiun menjalankan manajemen inestasi tetapi bukan
sebagai manajer investasi.
Produk reksa dana adalah salah satu contoh untuk menggambarkan suatu portofolio.
Ada reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran. Tiga jenis reksa
dana tersebut menggambarkan 3 karakter investor, yaitu investor yang berani mengambil
risiko (risk taker), investor yang enggan mengambil risiko (risk averter), dan investor
moderat (risk moderate)

Stock Allocation
Setelah investor memutuskan investasi pada suatu n, maka Langkah berikutnya adalah
menentukan alokasi dana. Menetukan bidang investasi :
1. Investasi di pasar modal (saham, obligasi, dan reksa dana)
2. Investasi di pasar uang (surat berharga pasar uang)
3. Investasi di pasar berjangka (derivative dan komoditas)
Selanjutnya memntukan jumlah komposisi dana untuk masing-masing bidang. Tiap bidang investasi
dirinci lagi komposisinya untuk setiap sector. Setiap sector dirinci lagi menurut jenis unit investasi
individu pertahanan.
Contoh :
Investasi dipasar modal 60%
Investasi di perbankan 30%
Investasi dipasar berjangka 10%
Total dana investasi 100%
Rincian investasi dipasar modal :
Saham 70% dari total dana dipasar modal (60%)
Obligasi 30%
Sub total 100%
Rincian investasi saham :
Sector manufaktur 30% dari total dana saham (70%)
Sector pertambangan 40%
Sector lainnya 30%
Sub total 100%
Rincian investasi sector manufaktur :
Saham A 20%
Saham B 15%
Saham C 10%
Saham lainnya 55%
Sub total 100%

Demikian, penentuan jumlah alokasi dana investasi dilakukan secara berjenjang. Untukitu
dibutuhkan analisis berjenjang yaitu analisis pasar saham, analisis sector saham, dan analisis individu
saham. Analisis tersebut membutuhkan data indeks harga saham yaitu indeks pasar saham,indeks
sectoral saham dan indeks individu saham.

Stock Selection
Investor setelah menetapkan alokasi dana investasi ke berbagai pasar dan sectoral, maka
Langkah selanjutnya adalah pemilihan unit investasi perusahaan individual (stock selection). Stock
selection adalah memilih saham-saham yan berkinerja baik untuk diinvestasi. Saham yang berkinerja
buruk tidak akan dibeli, bahkan jika memilikinya maka akan dijual.
Adapun analisis fundamental yaitu cara untuk menilai saham yang baik dan saham yang buruk
kinerjanya. Sedangkan saham yang baik adalah saham yang “layak untuk diinvestasi” atau “layak
dibeli”. Investor akan membeli saham jika :
a. Harga saham diprakirakan akan naik
b. Return saham di atas minimum return (excess return positif)
c. Rasio return terhadap risiko (kinerja) bernilai positif

Anda mungkin juga menyukai