“PASAR MODAL”
Oleh:
Dalam Era alam globalisasi khususnya di bidang ekonomi (semua aturan perundangan
negara anggota WTO (World Trade Organization) disesuaikan berdasarkan pada kesepakatan
bersama yang dicapai oleh organisasi ekonomi regional atau organisasi perdagangan dunia
(WTO). Era globalisasi telah memasuki berbagai bidang kehidupan manusia. Semula
globalisasi diarahkan pada bidang ekonomi sebagai kelanjutan GATT (General Agreement on
Trade and Tariff), yaitu menghilangkan tarif hambatan impor dan ekpor. Dalam
perkembangannya globalisasi melakukan perluasan ke bidang industri, perdagangan,
kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, perbankan dan pasar modal.
Setiap negara anggota WTO wajib mematuhi perjanjian yang telah disepakati
bersama. Peraturan perundangan suatu negara anggota wajib disesuaikan dengan peraturan
WTO. Hal ini berarti bahwa setiap negara anggota WTO akan kehilangan sebagian
kemerdekaannya dalam aturan perdagangannya sendiri dan akan saling bersaing dengan dasar
peraturan yang telah disepakati bersama. Tentunya akan ada sanksi dari WTO bagi anggota
yang melanggar / tidak mematuhi peraturan yang telah disepakati.
Dalam era globalisasi akan terjadi persaingan bebas terkendali, yaitu tetapi dalam
batas- batas peraturan WTO. Persaingan bebas, ada pihak yang menang dan ada yang kalah.
Ada pihak yang menang dalam semua bidang, ada pula yang menang dalam sebagian bidang
dan ada yang kalah dalam sebagian bidang. Akan tetapi ada pula pihak yang kalah dalam
semua bidang. Pihak yang ingin menang akan berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan
pokok dalam negeri dengan negeri sendiri dan harga di bawah harga internasional serta
mengekspor produk yang ada. Selain itu mereka akan berupaya melakukan inovasi produk,
menjaga kualitas, mengupayakan biaya produksi, mengupayakan biaya modal, menjaga
kontinuitas distribusi dan menetapkan harga jual yang bersaing.
Pada masa depan, cepat atau lambat akan terjadi perdagangan efek lintas negara atau
secara global, yang disebut sistem perdagangan global. Meski ada perbedaan dalam
peraturan pencatatan dan keanggotaan bursa, ada banyak persamaan untuk peraturan
perdagangan. Kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang terintegrasi antanegara
pada saat ini akan mempercepat lahirnya globlal trading system.
Di tengah tren yang mengarah ke sebuah sistem perekonomian global, pada tahun
1995 WTO dibentuk sebagai kelanjutan dari GATT. Diharapkan nanti. Rencananya
perekonomian pasar secara global ini akan mulai diterapkan tahun 2020, dan dalam kurun
waktu 25 tahun ini digunakan untuk melakukan membuat dan membuat peraturan-peraturan
di segala bidang yang disepakati bersama. Dalam rapat-rapat rutin WTO, setiap negara
sebagai anggota WTO punya hak memberi informasi terkait kepentingan negaranya serta
kesiapan negaranya untuk didiskusikan bersama anggota lain. Suatu peraturan WTO
disahkan dengan kesepakatan dari para anggota melalui kuorum. Tidak ada paksaan untuk
masuk menjadi anggota WTO dan boleh mundur sewaktu-waktu. Akan tetapi jika sudah
masuk, para negara anggota-termasuk Indonesia, sebagai salah satu pendiri WTO yang telah
ikut menyetujui WTO dan sudah diratifikasi oleh DPR-wajib mematuhi peraturan yang telah
ditetapkan dan menerima konsekuensinya
Dalam era globalisasi, setiap pihak baik perorangan maupun instusi dapat melakukan
usaha atau bertransaksi dengan negara lain sesuai kesepakatan yang telah dicapai bersama.
Dalam era globalisasi, peluang usaha terbuka dibanyak bidang seperti produksi, pemasaran,
perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, dan pasar modal. Dalam arti ekono,
“negaraku adalah negaramu dan negaramu adalah negaraku”. Tidak menutup kemungkinan
tenaga kerja dari negara lain bekerja di Indonesia.
Demikian pula dengan produk-produk asing. Dlaam sistem perekonomian global
seperti ini berarti setiap negara membuka pasar untuk produk negara lain, dengan
konsekuensi positif maupun negatif. Bagi produsen domestik, kedatangan produk asing dapat
menjadi saingan beratnya, tentu merupakan konsekuensi negatif. Tetapi kondisi ini dpat pula
memicu produsen domestik untuk melakukan upaaya efisiensi biaya dan meningkatkan
kualitasnya (konsekuensi positif). Bagi konsumen domestik, era globalisasi tentunya lebih
menguntungkan dengan lebih banyaknya pilihan yang tersedia dengan harga yang lebih
murah dan kualitas yang lebih baik.
Dalam era globalisasi, persaingan dalam segala bidang yang disepakati bersama
dalam WTO, berarti terjadi persaingan beabs secara resmi di bawah kesepakatan bersama
anggota WTO. Hal ini berarti semua peraturan perundangan domestik wajib disesuaikan
dengan ketentuan dari WTO. Hal inilah yang dimaksud dengan hilangnya suatu kedaulatan
ekonomi setiap negara anggota WTO.
WTO bisa berfungsi sebagai pedang tajam yang akan memenangkan peperangan.
Bagi negara anggota WTO yang siap menghadapi persaingan, dapat memakmurkan
rakyatnya dan meningkatkan kejayaan negaranya. Sebaliknya, bagi negara anggota WTO
yang tidak siap menghadapi persaingan, akan tertindas dan dapat menyebabkan kehancuran
perekonomian negara.
Dalam era globalisasi, produsen dalam negeri didorong untuk berproduksi secara
efisien dengan harga pokok produk yang lebih murah. Produsen dalam negeri ditantang untuk
menawarkan harga jual yang bersaing dipasar internasional. Biaya modal didalam negeri
harus ditekan serendah mungkin dengan cara memperbesar modal sendiri daripada modal
pinjaman. Untuk mencapai biaya modal rendah, suatu perusahaan harus didorong “go
public” denga n menjual saham kepada masyarakat luas.
Produsen juga dituntut untuk menghasilkan produk baru yang lebih inovatif,
pendistribusian yang lancar dan layanan purnajual yang memuaskan.
Organisasi Regional
Sistem ekonomi pasar yang dianut oleh sebagian besar negara di dunia ini, membawa
konsekuensi semakin tajamnya persaingan pasar bebas di masa depan. Untuk mengurangi
dampak negatif dari sistem ekonomi pasar yang akan beroperasi secara global, beberapa
negara membentuk asosiasi bersama yang akan saling mengatasi kekurangan negara masing-
masing disekitar kawasan. Contoh asosiasi bersama: ASEAN (kerja sama ekonomi negara di
Asia), AFTA , NAFTA (kerja sama negara ekonomi di Amerika Utara), EEC/Uni Eropa
(kerja sama negara di Eropa), APEC (kerja sama negara di Asia Pasifik).
Privatisasi BUMN
Bagi negara yang masih memiliki utang luar negeri, tentu BUMN akan memberatkan
APBN. BUMN baik jika keuangan negara dalam keadaan surplu. Jika suatu negara selalu
mengalami APBN defisit, negara tersebut sebaiknya melakukan privatisasi atas BUMN yang
dimilikinya. Hasil privatisasi kemudian digunakan untuk melunasi utang negara ataupun
menutup defisit anggaran.
Negara tidak akan kehilangan kendali dalam pembangunan ekonomi walaupun tidak
memiliki BUMN. Pemerintah melalui perundangan dapat mengatur dan mengendalikan
perusahaan-perusahaan strategis dengan menempatkan pejabat sebagai wakil pemerintah atau
menetapkan perundangan yang bersifat pengawasan/pengendalian kegiatan perusahaan demi
kepentingan ekonomi dan keamanan sosial.
Dalam era globalisasi, kegiatan ekonomi suatu negara dapat melampaui batas-batas
negara secara fisik, karena setiap negara yang telah menandatangani kerja sama internasional
terikat oleh hukum internasional dan tidak membuat perundangan sendiri yang bertentangan
dengan hukum internasional walaupun untuk tujuan yang baik, yaitu mengatur kepentingan
negara sendiri. Suatu pelanggaran terhadap hukum internasional akan menghadapi hukuman
internasional yang serius.
Persaingan Global
Persaingan global yang tajam akan terjadi setelah WTO diberlakukan secara resmi
pada tahun 2020. Contoh gambaran persaingan tajam tersebut sebagai berikut: gula dan beras
dapat diimpor dari negara tetangga dengan harga yang lebih murah daripada harga pokok
produksi gula dan beras dalam negeri. Konsumen dalam negeri diuntungkan karena dapat
membeli gula dan beras dengan harga murah begitupun sebaliknya. Petani gula dan beras
tidak dapat memprotes pemerintah untuk menaikkan tarif bea masuk impor gula dan beras,
serta tidak dapat melarang importir agar tidak membeli gula dan beras di pasar internasional,
karena pemerintah terikat oleh aturan permainan WTO yang sudah ditandatanganinya.
Namun, pemerintah dapat melakukan kebijakan di bidang pertanian untuk menekan harga
pokok produksi gula dan beras agar lebih rendah, misalnya membuka lahan pertanian baru
yang sangat luas bagi setiap petani dan mengganti mesin pabrik gula yang sudah kuno dengan
mesin baru yang lebih efisien,
Pasar Modal
Investasi Global
Setiap negara yang akan beraliansi harus memikirkan terlebih dahulu secara
mendalam konsekuensi dari aliansi tersebut. Untung rugi, manfaat dan mudarat harus
diperhitungkan agar aliansi tidak kandas di tengah jalan. Aliansi antara bursa efek yang masih
berada dalam satu negara akan memperkuat bursa efek secara nasional, sedangkan aliansi
bursa efek antarnegara dapat berakibat positif maupun negatif.
Perdagangan efek dan instrumen derivatif akan melampaui batas-batas fisik suatu
negara (borderless trading) karena kemajuan teknologi komputer, teknologi komunikasi dan
sistem pembayaran global (global clearing house) dan sistem penyimpanan global (global
custodian). Saat ini banyak negara yang telah memiliki sistem pembayaran sentral (central
clearing house) dan sistem penyimpanan sentral (central custodian) untuk memajukan pasar
modalnya. Apabila central clearing house dan central custodian dari beberapa negara menjadi
anggota dari global clearing dan global custodian, maka global trading akan semakin ramai.
Mutual Funds
Mutual funds atau reksa dana merupakan perusahaan yang mengumpulkan dana dari
masyarakat luas melalui penjualan unit reksa dana di mana kumpulan dana tersebut kemudian
dikelola dan diinvestasikan ke dalam berbagai instrumen finansial. Di Indonesia sebelum
tahun 2002, reksa dana dilarang berinvestasi dalam saham asing karena dikhawatirkan dapat
membahayakan posisi saham dalam negeri. Namun, kondisi harga saham dalam negeri yang
melorot terus selama depresi telah merugikan banyak investor termasuk reksa dana. Usulan
agar reksa dana diperbolehkan berinvestasi dalam saham asing akan mengurangi kerugian
investor dalam negeri. Apalagi dalam era globalisasi ini Indonesia harus berani bersaing lebih
awal karena, jika tidak, maka hanya akan membuang waktu untuk melakukan perbaikan diri
bagi perusahaan maupun bagi negara.
Derivative Markets
Saham asing yang dijual di Amerika Serikat bukan dalam bentuk asli saham
dimaksud, tetapi sudah berubah bentuk, yaitu berupa American Depository Receipt (ADR).
Apabila saham asing akan diperdagangkan di bursa efek yang ada di Indonesia, maka hal itu
juga tidak dilakukan dalam bentuk aslinya melainkan melalui instrument Indonesia
Depository Receipt (ADR). Alas an perubahan bentuk ini adalah demi kepatuhan hukum.
Saham yang di keluarkan oleh perusahaan Indonesia tunduk pada hukum yang berlaku di
Indonesia, walaupun saham tersebut dijual di pasar modal Amerika Serikat.
Hal ini menyulitkan bagi investor Amerika untuk melakukan tuntutan apabila terjadi
ketidakberesan di perushaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, agar saham dari negara lain
itu laku dijual di Amerika Serikat, maka direkayasa konversi dari saham asli menjadi ADR.
Sertifikat ADR tunduk pada hukum yang berlaku di Amerika Serikat.
Semakin banyak investor yang bertransaksi di bursa efek, semakin banyak dana yang
masuk sehingga dapat menggairahkan perushaan-perusahaan yang tercatat di bursa efek.
Pembangunan ekonomi melalui Gerakan pasar modal merupakan jalan yang cukup mudah
bagi suatu negara. Namun dengan demikian, negara yang paling beruntung adalah negara
yang telah siap menghadapi era globalisasi. Negara yang merugi adalah negara yang tidak
memahami atau tidak yakin akan kedatangan era globalisasi sehingga tidak melakukan
persiapan apapun.
Negara semakin maju karena kebanjiran dana investor internasional. Hal ini terbukti
karena dana investor internasional sampai akhir tahun 1998, sebesar 93% berada di negara-
negara maju, dan hanya 7% saja yang dialokasikan ke negara berkembang. Apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk, negara maju yang jumlah penduduknya relative
sedikit menerima dana investasi yang sangat besar, sementara negara berkembang dengan
jumlah penduduk yang sangat besar hanya menerima dana investasi yang sangat kecil.
Amerika Serikat sudah merdeka lebih dari 200 tahun yang lalu, dan saat ini merajai
ekonomi dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar, negara ini telah menguasai pendapatan
dunia dengan GNP sebesar $7.783 miliar atau sebesar 26% GNP dunia (1998) atau berada
padaperingkat 1. Dengan pendapatan perkapita mencapai $29.240 (1998), masyarakat
Amerika Serikat banyak berinvestasi di pasar modal. 60% penduduknya merupakan investor
yang menginvestasikan 70% dananya di pasar modal dalam negeri dan 30% sisanya
diinvestasikan di pasar modal negara lain.
Amerika Serikat merupakan negara federasi yang terdiri dari 50 negara bagian yang
memiliki hukum tersendiri dan otonomi seluas-luasnya dibidang ekonomi, namun dengan
satu presiden dan satu Angkatan bersenjata. Amerika Serikat memiliki 7 bursa efek dengan
system oder-driven market dan 1 bursa efek yang menggunakan system dealer-driven market.
Amerika Serikat menjadi negara yang menguasai ekonomi dunia bukan secara
kebetulan, tetapi dirancang sedemikian sempurna dan dijalankan oleh manusia yang
berkualitas, energik, dinamis dan masyarakat yang berbudaya dan saling control. Sedikit
penyimpangan atau penyelewengan terjadi akan cepat diketahui karena masyarakat sudh
terbiasa bereaksi spontan, sehingga suatu kesalahan yang terjadi tidak akan terkatung-katung
penyelesainya.
Ke-8 bursa diatas terjalin hubungan satu jaringan perdagangan sehingga saling
mengetahui tawaran harga jual dan harga beli untuk setiap jenis saham. Apabila terjadi selisih
harga untuk harga jual atas satu jenis saham, maka anggota bursa efek A dapat memindahkan
ordernya yang dianggap lebih menguntungkan ke bursa efek B, demikian juga dengan harga
beli. Sistem ini dilaksanakan tahun 1978 dengan nama intermarket trading system (ITS).
Kelemahan sistem ITS saat ini adalah bahwa order dari anggota bursa yang berasal dari bursa
efek yang berbeda tidal otomatis terjadi transaksi walaupun harganya sudah cocok, ITS hanya
bersifat memnerikan informasi. Dalam jangka panjang transaksi otomatis ini baru akan
diupayakan terwujud.
Sebagian besar negara berkembang telah siap menghadapi era globalisasi, Sebagian
lagi sedang mempersiapkan dan Sebagian ada yang belum siap sama sekali. Kebanyakan
pemimpin negara berkembang sudah mendatangi perjanjian persekutuan ekonomi regional
maupun dunia. Seperti: AFTA, APEC, dan WTO akan tetapi tidak semua negara berhasil
mensosialisasikan kepada masyarakat. Akibatnya, sebgian masyarakat yang terknea dampak
negative dari era globalisasi menentang keras setiap kebijakan pemerintah yang didukung
oleh Sebagian rakyat yang pro dan tekanan dari pihak internasional untuk mematuhi
perjanjian internasional tersebut.
Singapura adalah salah satu negara yang paling siap menghadapi era globalisasi.
Singapura dengan jumlah penduduk sekitar 4 juta orang, memilki GDP sebesar $118 miliar
dan GDP per kapita sebesar $26.835, telah diklasifikasikan sebagai negara maju. Singapura
adalah negara nomer satu yang korupsinya paling kecil (skor 0,5) menurut versi PERC
(Political and Economic Risk Consultacy) yang berpusat di Hongkong. Singapura juga
merupakan satu-satunya negara didunia yang masyarakatnya memahami dan menggunakan
multi-currency sehingga memudahkan bagi wisatwan asing dalam melakukan transaksi
langsung dengan masyarakat di Singapura.
Perdagangan efek sudak sejak lama saat pemerintahan Raffles. Pada tahun 1960 telah
dilakukan kerja sama perdagangan Bersama antara Kuala Lumpur Stock Exhange (KLSE)
dan SES. Namun pada tahun 1973, perjanjian kerja sama perdagangan efek tersebut berakhir
dan sejak tanggal 24 mei 1973 SES sudah berdiri sendiri. Pada tanggal 18 Februari 1987,
SES membuka kesempatan kepada perusahaan berskala kecil dan menengah untuk masuk ke
bursa efek, dengan mencatatkan saham mereka ke papan tersendiri yang disebut SESDAQ.
Pada bulan Maret 1998 SES menjalin kerja sama perdagangan efek dengan NASDAQ untuk
memperdagangkan 33 jenis saham berskala Internasional yang dikenal dengan sebutan
NASDAQ stock.