Anda di halaman 1dari 2

RESUME AL-ISLAM

IBADAH HAJI

 Haji secara etimologi  yaitu “al-qashdu” atau “menyengaja”.


 Secara terminology berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu, untuk memenuhi perintah Allah SWT.
dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh
syara’.

SEJARAH HAJI

Dari segi sejarah, ibadah haji seperti yang sekarang ini merupakan syariat yang dibawa oleh Nabi 
Muhammad SAW, sebagai langkah memperbaharui dan menyambung ajaran Nabi Allah Ibrahim as.
Ibadah haji mulai diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah, mengikuti turunnya QS Al-
Imran 97.

PEJANJIAN HUDAIBIYAH

 Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya
( tahun ke-7 Hijrah ), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bersama-sama 2000 orang umat
Islam.
 Pada tahun ke-9 Hijrah, barulah ibadah Haji dapat dikerjakan di mana Rasulullah SAW
menyerahkan kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk memimpin 300 orang umat Islam
mengerjakan haji.
 Nabi Muhammad SAW telah menunaikan fardhu haji sekali saja dan umroh 4 kali semasa
hayatnya.
 Haji itu dinamakan Hijjatul Wada/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal
Kamal.

HAJI MABRUR

SYARAT SYARAT HAJI MABRUR

 Hendaknya haji yang ia lakukan harus benar-benar ikhlash karena Allah;


 Haji yang ia lakukan mesti serupa dengan sifat haji Nabi SAW;
 Harta yang ia pakai untuk berhaji adalah harta yang mubah bukan yang haram;
 Hendaknya ia menjauhi rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi/
bersetubuh), berbuat fasik, dan berbantah-bantahan.

HIKMAH HAJI

 Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan
mengenakan pakaian ihram. Di sini nampak, bahwa titik awal ibadah haji adalah
menanggalkan berbagai atribut-atribut duniawi yang membedakan status sosial dan
ekonomi serta pengaruh psikologis darinya.

 Kedua, tawaf yang secara formalistik adalah tindakan mengelilingi Ka’bah, namun secara
esensial adalah pernyataan manusia bahwa Allah adalah titik orientasi kepatuhan dan
perilaku mereka.
Dengan kata lain, tawaf mengajarkan setiap haji agar senantiasa menjadikan Allah sebagai titik
orientasi segala perbuatan, baik dalam bentuk ibadah ritual maupuan dalam mu’amalah
keseharian serta memunculkan kesadaran bahwa dirinya hanyalah unsur kecil dalam jagad raya
yang tunduk dan patuh terhadap ketetapan Allah.

 Ketiga, sa’i secara praktikal adalah berlari-lari kecil antara shafa dan marwa. Sa’i
mengandung nilai sikap kasih sayang manusia terhadap sesama, yang disimbolkan dari
bagaimana Hajar istri Nabi Ibrahim yang karena kasih sayangnya kepada anaknya, Isma’il
berusaha mencari air guna melepas dahaga anaknya.

 Keempat, wuquf di Arafah merupakan puncak dari ibadah ibadah haji : al-hajju ‘arafah (haji
ialah Arafah).
Jika kita perhatikan, tidak banyak aktivitas yang dilakukan para haji di Arafah, mereka hanya
duduk berzikir, berdoa, dan membaca bacaan-bacaan yang mampu dilakukan.
Namun mengapa intinya haji adalah Arafah ? sebab, di Arafah inilah manusia
mengintrospeksi kembali segala sifat, sikap, dan perilaku mereka selama ini.
Dengan proses muhasabah di Arafah inilah manusia akan mengidentifikasi berbagai
sifat hayawaniyah yang selama ini ada dalam dirinya, memohon ampun kepada Allah
karenanya, dan bertekad menanggalkannya.

 Kelima, Melempar Jumrah adalah mengikuti apa yang dilakukan nabi Ibrahim as, Allah Swt
menurunkan wahyu kepadanya di tanah yang suci ini untuk menyembelih putranya dan
beliaupun mentaatiNya.
Berangkatlah beliau untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Lalu Iblis menggodanya agar
tidak melakukan penyembelihan itu, maka nabi Ibrahim mengambil batu dan melemparnya.

 Keenam, Cukur Rambut (Tahallul) diperintahkan secara hukum, jika tumbuh rambut
dikepalanya. Adapun apabila rambut di kepalanya tidak tumbuh, maka cukup mengerikkan
pisau di atas kepalanya seperti orang mencukur rambut.

 Ketujuh, Sembelihan, hikmah menyembelih binatang ternak adalah mengikuti jejak nabi
Ibrahim as, Allah memerintahkan lewat mimpi untuk menyembelih putranya nabi Ismail as,
lantas beliau mentaatinya.

Anda mungkin juga menyukai