“Kromatografi”
Disusun Oleh
2.5 Definisi Rf
Menurut Zaki (2013) nilai Rf dapat didefinisikan sebagai jarak yang
ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan jarak yang digerakkan oleh
pelarut dari titik asal. Sehingga, Rf memiliki nilai lebih kecil dari 1. Selain itu,
menurut Oktaviantari et al (2019) untuk menghitung harga Rf, dihitung sebagai
jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak tempuh oleh fase
gerak.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
No. Nama Alat Fungsi
1. Gelas ukur Mengukur larutan
2. Timbangan analitik Menimbang spesimen pengamatan
3. Kertas saring Fase diam kromatografi kertas
4. Fial film Mencampurkan spesimen dengan
larutan (acetone)
5. Penggaris dan pensil Mengukur nilai jarak dari spesimen
6. bejana Meletakkan kertas dan pelarutnya
7. Mortal dan pistil Menghaluskan spesimen pengamatan
8. Pipet tetes dan beaker glass Mengambil larutan dan sebagai wadah
larutan
b. Bahan
No. Nama bahan Fungsi
1. Bayam merah dan bayam Spesimen pengamatan
hijau
2. Acetone Pelarut bayam untuk
meluruhkan klorofil
3. Larutan buffer Fase gerak dari kromatografi
kertas
a. Klorofil A =
=
= 0,33
b. Klorofil B =
=
= 0,245
2. Bayam Merah
a. Klorofil A =
=
= 0,27
b. Klorofil B =
=
= 0,25
4.3 Pembahasan Umum
a. Perbandingan Nilai Rf Bayam Merah dan Bayam Hijau
Spesimen pengamatan yang digunakan pada percobaan praktikum kali
ini adalah bayam merah dan bayam hijau. Dari data hasil pengamatan
tersebut, dapat dinyatakan bahwa bayam hijau memiliki nilai Rf klorofil A
sebesar 0,33 dan nilai Rf klorofil B sebesar 0,245. Sedangkan, untuk bayam
merah memiliki nilai Rf klorofil A sebesar 0,27 dan nilai Rf klorofil B
sebesar 0,25. Dari hasil tersebut, bayam hijau pada klorofil A memiliki nilai
Rf yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai Rf pada klorofil A bayam
merah. Sedangkan, untuk nilai Rf pada klorofil B bayam hijau memiliki nilai
yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai Rf pada klorofil B bayam
merah.
Berdasarkan data hasil praktikum, dapat diketahui bahwa setiap sampel
memiliki nilai Rf yang berbeda-beda. Nilai Rf yang berbeda disebabkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu, struktur kimia senyawa
yang dipisahkan, polaritas fase diam, tebal dan kerataan permukaan fase
diam, polaritas fase gerak, kejenuhan bejana kromatografi, serta suhu dan
kesetimbangan. (Sarwastuti, 2010)
5.2 Saran
Tidak ada saran pada praktikum kali ini. Kegiatan praktikum yang
dilaksanakan secara online ini dapat berjalan dengan baik, semoga kegiatan
praktikum segera dilaksanakan secara offline agar kegiatan praktikum bisa
lebih mudah dipahami dan semoga pembahasan yang sudah dibahas, para
praktikan dapat memahami materi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, S. S. (2014). Penetapan Kadar Simvastatin Menggunakan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT): Review. Farmaka Vol. 4 No. 4, 70-78.
Coskun, O. (2016). Separation Techniques: Chromatography. North Clin Istanbul
3(2), 156-160.
Faricha, A. R. (2014). Sistem Identifikasi Gas Menggunakan Sensor Surface
Acoustic Wave dan Metoda Kromatografi. Jurnal Teknik ITS Vol. 3 No. 2,
157-162.
Hasidah., M. d. (2017). Kandungan Pigmen Klorofil, Karotenoid, dan Antosianin
Daun Caladium. Jurnal Protobiont Vol. 6(2), 29-37.
Hernawati, D., Badriah, L., dan Fitrian, R. (2012). Variasi Pigmen Tumbuhan Yang
Terdapat Pada Warna Daun Yang Berbeda Dengan Menggunakan Teknik
Paper Chromatography. Jurnal Penelitian Internal , 1-5.
Kumar, S. J. (2013). Thin Layer Chromatography: A Tool of Biotechnology for
Isolation of Bioactive Compounds from Medicinal Plants. International
Journal of Pharmaceutical Science Review and Research 18(1), 126-132.
Nurdiani, D. (2018). Buku Informasi Melaksanakan Analisis Secara Kromatografi
Konvensional Mengikuti Prosedur. Jakarta: Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian.
Oktaviantari, D. E. (2019). Identifikasi Hidrokuinon dalam Sabun Pemutih
Pembersih Wajah Pada Tiga Klinik Kecantikan di Bandar Lampung dengan
Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal
Analis Farmasi Vol. 4 No. 2, 91-97.
Rizalina, H. C. (2018). Optimasi Penentuan Kadar Metanol dalam Darah
Menngunakan Gas Chromatography. Indonesian Journal of Chemical
Science 7(3), 255-261.
Rosalina, V. E. (2018). Pengembangan Animasi Berbasis Simulasi Molekul pada
Metode Kromatografi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia (JPPK)
.
Rubiyanto, D. (2017). Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum &
Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sarwastuti, T. (2010). Perbandingan Kondisi Optimum Ekstraksi Kayu Secang
(Caesalpinnia sappan L.) Secara Digesti dan Soxhletasi. Skripsi. Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma:, Yogyakarta.
Susanti, M. d. (2017). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Padang: Lembaga
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) Universitas
Andalas.
Zaki, M. W. (2013). Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak n-Heksana
Lumut Hati Matigosphora diclados (Brid. Ex Web) Nees. Skripsi. Program
Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Jakarta.
LAMPIRAN