Anda di halaman 1dari 2

Seorang perempuan berusia 46 tahun dengan keluhan perut membesar yang dirasakan sejak

tiga bulan sebelum pasien datang berobat, nyeri pada bagian perut bawah dengan skala nyeri
6, terjadi penurunan berat badan 5 kg, BB sebelumnya 53 dengan TB 155 cm. Tidak ada
riwayat keputihan berbau, riwayat perdarahan pasca senggama (+), gangguan buang air kecil
dan buang air besar. Selama sakit pasien mengatakan tidak nafsu makan, mual dan muntah.
Pasien hanya minum teh hangat dan buah pisang sedikit. Keluarga pasien mengatakan jatah
makan dari rumah sakit masih utuh (bubur dan telur). Pasien mengatakan tidak mempunyai
alergi makanan. Keluarga pasien mengatakan tidak mau makan. Dari pemeriksaan fisik
abdomen teraba masa kistik campur padat ukuran 15cm x 15cm, batas tegas, mobilitas
terbatas, disertai distensi dan didapatkan shifting dullness. Hasil ultrasonografi abdomen atas
bawah tampak massa solid kistik di daerah adneksa suspek kistoma ovarium, dengan
penilaian organ intra abdomen lain tidak tampak kelainan, didapatkan ascites Hasil CT-scan
abdomen menunjukkan adanya massa 4 solid kistik di kavum pelvis yang menempel dengan
usus-usus di sekitar disertai pembesaran KGB peritumoral dan presacral curiga berasal dari
organ ginekologis, disertai ascites. Hasil pemeriksaan histopatologi blok parafin
peritoneumovarium dekstra dan ovarium sinistra didapatkan hasil karsinoma adenoskuamosa,
dapat merupakan suatu proses metastasis .Pemeriksaan TTV diperoleh hasil TD 100/60
mmHg, N 76 x/I, RR 20 X/I, pasien terlihat kurus, konjungtiva anemis, badan pucat, nyeri
tekan (+). Hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil Hb 9 gr/dl, Ht 26 gr/dl. Obat dan
therapi yang didapat pasien ini adalah Ceftazidine dengan dosis 1 gr/12 Jam/IV, Kalnex
dengan dosis 1000 mg/8 Jam/IV, Alinamin F dengan dosis 1A (10 ml)/12 Jam/IV, Asam
mefenamat dengan dosis 500 mg/8 Jam/Oral, Neurobion dengan dosis 1 tab/24 Jam/Oral,
Cotrimoxazol 2x480 mg/24 Jam/oral.

Seorang perempuan usia 60 tahun dengan keluhan kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan
mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit, keluar
darah dari kemaluannya. Pasien mengatakan, memiliki Riwayat perdarahan Ketika bersenggama,
keputihan berbau, dan nyeri pada perut bagian bawah. Pada pemeriksaan USG terdapat adanya
massa pada abdomen bagian bawah. Pasien dengan kanker serviks stadium III dengan Riwayat
histerektomi. Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang terakhir yaitu yang ke emam. Pasien
mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan,
badan terasa letih dan lemah. pasien mengatakan menikah pada usia 17 tahun dan menikah sudah
55 tahun lamanya. Pasien mengatakan menikah hanya sekali dan suaminya telah meninggal setahun
yang lalu dan itu adalah suami yang pertama dan yang terakhir. Pasien mengatakan pertama kali
datang haid pada berumur 12 tahun, siklus teratur, haid banyak pada hari pertama dan kedua,
warna merah, bau khas, dismenorrhe ada pada saat hari pertama haid nyeri haid masih bisa ditahan.
Sekarang pasien sudah mengalami menaupose. Pasien memiliki Riwayat penggunaan pil KB 5 Tahun.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil kesadaran Compos mentis, pasien tampak lemah,
TD 120/80 mmHg , S 36,2 ºC , nadi 88 x/i , 20 x/i, hasil pengukuran : berat badan 60 kg, tinggi badan
150 cm. Hemoglobin : 13,0 g/dl Leukosit : 3.190 /mm3 Trombosit : 306.000 /mm3 Hematokrit : 38
%. Obat oral : Paracetamol 3 x 500 mg , Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit, Transfusi
PRC 3 kolf , 32 tetes/menit
Seorang perempuam usia 45 tahun Sejak ± 1 bulan yang lalu, penderita mengeluh mulai
timbul benjolan di payudara kiri kira-kira sebesar kelereng yang makin lama makin besar,
warna sama dengan sekitarnya, bisa digerakkan, tidak terasa nyeri. Sejak ± 2 minggu yang
lalu, penderita mengeluh benjolan di payudaranya semakin membesar hingga sekarang
seukuran telur puyuh, berwarna sama dengan sekitarnya, bisa digerakkan dan tidak ada nyeri
yang hilang timbul serta tidak ada cairan yang keluar dari puting susu. Dari hasil pemeriksaan
diperoleh hasil TD 120/80 mmHg , S 36,2 ºC , nadi 88 x/i , 20 x/I, pus (+), bau (+), massa
pada axila, Status lokalis Regio Mamma sinistra Inspeksi :tampak benjolan sebesar telur
puyuh, warna sama dengan sekitarnya.Palpasi:teraba massa tunggal di kuadran lateral atas,
nyeri tekan (-), konsistensi kenyal, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, mobile, ukuran
2x2x1,5 cm. Pasien mengatakan menyusui anaknya hanya 1 bulan saja, baik anak pertama atau
anak ke dua, dengan alasan ASI nya sedikit. Penggunaan kontrasepsi Kondom dan IUD. Pemeriksaan
Laboratorium Hemoglobin : 11,0 gr/dl, Leukosit :20.000/mm3, Trombosit :30 /mm3, Hitung
jenis LED : 30 mm/jam. Hasil patologi Invasive ductal carcinoma mammae sinistra belum
menginfiltrasi ke kulit, belum metastasis ke KGB regional, metastasis jauh belum diketahui
(T2N0Mx)

Seorang wanita berusia 41 tahun datang dengan keluhan perdarahan pervaginam, dialami
sejak 1 bulan terakhir, darah yang keluar banyak dan kadang bergumpal. Pasien mengeluh
nyeri pada pinggang terutama saat duduk. Pasien juga sering merasa pusing. Pada tahun 2008
pasien dirawat dengan keluhan yang sama dan didiagnosis dengan penebalan dinding rahim
sehingga dilakukan kuretase. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital tekanan
darah 110/80 mmHg, Nadi 92x/menit, Respirasi 20x/menit, suhu 37 C dan anemis pada
konjungtiva dextra et sinistra. Pada pemeriksaan dalam dengan in speculo didapatkan tampak
massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks uteri, tampak perdarahan keluar dari
kanalis servikalis, dinding vagina tidak terdapat kelainan. Pemeriksaan vaginal toucher teraba
massa bertangkai (pedunculated) sebesar telur ayam, perabaan kenyal, permukaan rata,
bergerak bersamaan saat fundus uteri digerakan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukosit 10,49 x103 /μL, eritrosit 2,46 x106 /μL, hemoglobin 8 g/dL, platelet 402 x103 /μL,
clotting time 7 menit 30 detik, bleeding time 6 menit 30 detik. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang, maka penderita didiagnosis Mioma geburt dengan Anemia.
Pasien direncanakan transfusi darah terlebih dahulu kemudian dilakukan miomektomi dengan
cara ekstirpasi lewat vagina. Pasien dipulangkan lima hari setelah dilakukan tindakan
ekstirpasi.

Anda mungkin juga menyukai