Disusun oleh :
Stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan
lingkungan, menimbulkan persepsi tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi
yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres
dapat timbul dari berbagai macam sumber, diantaranya adalah adanya tuntutan
(Nasir & Muhith, 2011). Tuntutan dari lingkungan kerja dan keluarga bisa
merupakan sumber stress yang potensial. Sumber stres yang potensial memicu
timbulnya stres yang berhubungan dengan peristiwa akademis maupun psikologis,
dalam tingkat keparahan tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Stres
dapat menimpa siapa saja mulai dari anak-anak hingga usia lanjut.
"Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah
perlu terus digencarkan untuk mengurangi penyebaran Covid-19," demikian
disampaikanPresiden Joko Widodo. (Kompas, 6 Maret 2020). Kebijakan tersebut
diambil dalam kondisi darurat pandemiCovid-19yang jumlah kasusnya terus
bertambah. Sehingga untuk mengurangi potensi penyebaran Covid-19kebijakan
tersebut tepat, meski dalam perjalanannyamenimbulkan masalah baru bagi
kalangan masyarakat, baik pelajar, pekerja/karyawan, dan seluruh rakyat, oleh
karena seluruh kegiatan harus dilakukan di rumah, yang dikenal dengan
istilah Work From Home (WFH) dan menerapkan social distancing. Dampak
positif yang terjadi karena WFH dan social distancingantara lain masyarakat lebih
memperhatikan kesehatan, hubungan keluarga yang semakin dekat,
munculnya aktivitas-aktivitasbaru yang produktif dan hemat, meningkatnya
literasi pemanfaatan IT, dan lainnya. Sementara dampak negatif yang sangat
dirasakan oleh masyarakat antara lain:terbatasnya aktivitas, berkurangnya
perputaran ekonomi masyarakat, model belajardengan menggunakan online
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan karena kurang efektifnya interaksi
secara online, dan lainnya. Dampak negatifsangat mungkin menimbulkan
stress.Stresstersebut bisa dialami oleh siswa/mahasiswa yang biasa belajar di
sekolah maupun kampus, serta karyawan/pekerja yang biasa bekerja di kantor
maupun perusahaan. Kuantitas tuntutan yang diberikan dan kejenuhan,
sertakekhawatiranakan di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dari perusahaan
tempat mereka bekerja dapat menyebabkan stress tersendiri.Pada sisi lain,
stress dialami oleh anggota keluarga yang sakit dan yang meninggal karena
Covid-19. Protokol Kesehatan yang harus ditaati mengakibatkan tekanan
tersendiri bagi penderita dan keluarga yang tidak bisa merawat secara langsung.
Demikian juga dengankeluarga yang meninggal karena terkena virus corona, akan
mendapatkan tekanan tersendiri dari lingkungan sekitar, karena khawatir
tertular.Pada sisi lain, stress dialami oleh anggota keluarga yang sakit dan
yang meninggal karena Covid-19. Protokol Kesehatan yang harus ditaati
mengakibatkan tekanan tersendiri bagi penderita dan keluarga yang tidak bisa
merawat secara langsung. Demikian juga dengankeluarga yang meninggal karena
terkena virus corona, akan mendapatkan tekanan tersendiri dari lingkungan
sekitar, karena khawatir tertular. Maka dari itu, sangat diperlukan penyuluhan dan
pemberian edukasi bagi masyarakat RW 03 untuk mengelola stress yang baik dan
benar agar tidak menajdi stress berkepanjangan.
AU
DIE
NS
CI W W W W
W W F W W
CI : Pembimbing
M : Moderator
W : Warga
F : Fasilitator
O : Observer
h. Kegiatan Penyuluhan
No Jam Waktu Acara Kegiatan Audience
1. 5 menit Pembukaan
4. 5 menit Penutup :
i. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan pembimbing lapangan maupun
pendidikan
3) Menjelaskan tujuan dan topik
4) Meminta peserta untuk memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami
5) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan
6) Menimpulkan dan menutup diskusi
7) Mengucapkan salam
3. Presentator menyampaikan penyuluhan kepada seluruh warga yang hadir
4. Observer
a) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir
b) Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
j. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a) Pre planning disiapkan minimal 2 hari sebelum presentasi penyuluhan
dan telah di setujui oleh pembimbing
b) Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.
c) Peran dan tanggung jawab mahasiswa telah ditentukan.
d) Setiap anggota dapat melakukan tugasnya sesuai dengan
pengorganisasian yang telah dibentuk
e) Masyarakat RW 03 Kelurahan Perhentian Marpoyan hadir dalam acara
penyuluhan
2. Proses
a) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b) Dosen pembimbing datang
c) Mengundang ketua RW, ketua RT, kader, dan masyarakat di wilayah
kerja RW 03 Kelurahan Perhentian Marpoyan
3. Hasil
a) Mengetahui tentang stres dan cara mengatasi stres
b) Dapat mengaplikasikan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
MATERI
A. Definisi Stress
Stress definisikan sebagai respon individu terhadap tuntutan dan tekanan yang
tidak sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan individu, sehingga
menimbulkan masalah yang berdampak negatif bagi dirinya (WHO;
Ekawarna, 2018). Stress dapat memengaruhi kinerja keseharian seseorang,
bahkan stres dapat menurunkan produktivitas, menimbulkan rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental (Rahmawan & selviana, 2020). Slamet dan
Markam (2015) mengemukakan bahwa stres adalah suatu keadaan di mana
beban yang dirasakan seseorang tidak sepadan dengan kemampuan untuk
mengatasi beban tersebut. Setiap individu memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menghadapi stres, tidak jarang individu merasa sangat
putus asa, tidak berdaya, bahkan depresi saat tidak berhasil menghadapi stress
(Rahmawan & selviana, 2020).
Pada hakikatnya individu akan berusaha menghadapi permasalahan-
permasalahan yang ada dihidupnya. Ketika individu gagal mengatasi
permasalahan tersebut, maka individu akan mengalami stres (Ekawarna,
2018). Stres didefinisikan oleh Treven dan Treven (2010) sebagai keadaan
individu atau kelompok yang dituntut untuk dapat menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru (Ekawarna, 2018). Lazarus
dan Folkman (1984) mengartikan stres sebagai hubungan individu dengan
lingkungan yang dianggap sebagai beban dan ancaman bagi diri individu
(Ekawarna, 2018). Stuart mengembangkan model adaptasi stres yang
memandang perilaku manusia dari perspektif holistik yang menggabungkan
aspek biologis, psikologis, dan sosiokultural (Wuryaningsih et al., 2020). Stres
dapat dipicu oleh banyak faktor yang disebut stresor. Ketika stresor
dipersepsikan sebagai tekanan atau ancaman yang mengancam kesejahteraan
diri, maka tubuh akan mengalami stres. Stresor dapat berasal dari lingkungan
kerja (on the job) atau dari luar lingkungan kerja (off the job) (Rusmana,
2019).
B. Penyebab Stress
1. Stress Akademik
Stress akademik adalah tekanan yang dialami oleh siswa atau mahasiswa
yang berkaitan dengan kemampuan menguasai ilmu pengetahuan. Dengan
demikian Stress akademik merupakan suatu keadaan atau kondisi berupa
gangguan fisik, mental atau emosional yang disebabkan ketidaksesuian
antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa
sehingga mereka semakin terbebani dengan berbagai tekanan dan tuntutan
di sekolah. Stress akademik adalah respons yang muncul karena terlalu
banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa/mahasiswa.
Kondisi stress disebabkan adanya tekanan untuk menunjukkan prestasi dan
keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat
sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.
Stress akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang
subyektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan
dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa. Masalah yang dihadapi
siswa/mahasiswa pada masa pandemi Covid-19 ini selain tuntutan-
tuntutan yang dibebankan dengan model belajar mengajar secara daring,
proses belajar menggunakan media online lebih melelahkan dan
membosankan, karena mereka tidak dapat berinteraksilangsung baik
dengan guru maupun teman lainnya. Dengan demikian mengakibatkan
frustrasi bagi siswa/mahasiswa, dan bila terus berlanjut dapat
menimbulkan stress. Stress akademik juga dialami oleh mahasiswa yang
menyelesaikan studinya. Tugas-tugas lapangan tidak dapat dilakukan
secara langsung, membuat mahasiswa harus mengganti topik pembahasan,
bahkan tidak sedikit yang menunda untuk menyelesaikan tugas akhir.
Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi keuangan yang dalam
beberapa kasus bermasalah, yang menyebabkan mahasiswa harus
mengambil cuti. Dampak yang terjadi akan mengakibatkan mahasiswa
mengalami frustrasidan stress (Muslim, 2020).
2. Stress Kerja
Di masa pandemic Covid-19 diterapkan social distancing dan pekerja
beraktivitas dari rumah (WFH). Semua kantor dan tempat usaha tutup.
Pabrik-pabrik juga ikut tutup. Bagi pekerja yang dapat beraktivitas di rumah
tidak menjadi masalah yang berarti. Akan tetapi bagi pekerja di bidang jasa
dan produksi yang mengharuskan di lokasi tempat kerja akan menimbulkan
masalah. Tidak adanya kepastian kapan masa pandemic covid ini berakhir
menimbulkan ketidakpastian bagi para pengusaha dan para pekerja. Tidak
sedikit perusahaan yang melakukan PHK, karena terhentinya kegiatan.
Sementara yang terus melakukan usaha mengalami penurunan produktivitas.
Inilah yang dapat menimbulkan stress kerja di masa pandemic Covid-19.
Secara teoritis, stress kerja menurut Beehr dan Franz (Bambang Tarupolo
2002) adalah suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak
nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang
tertentu. Menurut Pandji Anoraga (2001) stress adalah suatu bentuk
tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di
lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya
terancam. Kondisi stress akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan
kondisi fisik seseorang, dimana tekanan itu berasal dari lingkungan
pekerjaan tempat idividu tersebut berada.
Apabila melihat kondisi yang ada, stress kerja pada masa pandemi covid ini
disebabkan social distancing yang mengakibatkan aktivitas masyarakat
berkurang. Dampaknya adalah menurunnya produktivitas. Pada sisi lain,
bagi pekerja yang mulai menerapkan WFO (Work From Office) juga diliputi
kecemasan yang menimbulkan stress tersendiri, khawatir terkena virus
corona, karena beberapa berita menyebutkan munculnya klaster baru di
perkantoran. Kondisi demikian terjadi antara lain adanya karyawan tidak
disiplin dalam menerapkan protokol Kesehatan. Manusia adalah makhluk
sosial, yang biasa berinteraksi dengan orang lain akan mengalami
ketidaknyamanan apabila harus terus menerus ada di rumah. Kondisi
demikian apabila berlarut akan menimbulkan tekanan jiwa tersendiri. Pada
sisi lain, Banyaknya berita terkait dengan pandemic Covid-19 yang sering
tidak jelas sumbernya membuat pekerja semakin khawatir dalam
melaksanakan aktivitas di luar rumah, sementara kebutuhan hidup dan
desakan ekonomi keluarga mengharuskan beraktivitas di luar rumah.
Kondisi demikian akan menimbulkan konflik. Kecemasan berpadu dengan
konflik akan memperparah tekanan jiwa seseorang (Muslim, 2020).
3. Stress Keluarga
Saat diterapkan WFH di masa pandemic Covid-19, maka seluruh anggota
keluarga setiap hari dan setiap saat berkumpul dalam rumah. Dengan
demikian Ibu rumah tangga yang mendapatkan beban terbesar dalam
melakukan pekerjaannya. Selain mengerjakan pekerjaan rutin mengurus
rumah tangga, ibu juga harus mendampingi anaknya belajar di rumah, dan
tidak jarang ibu rumah tangga mengambil peran sebagai guru bagi putra
putrinya. Beban yang ditanggung oleh ibu rumah tangga tidak hanya double
birden, akan tetapi bisa banyak beban yang ditanggungnya. Dapat dikatakan
tiba-tiba semua urusan dibebankan kepada ibu rumah tangga. Inilah potensi
yang dapat menyebabkan stress dalam keluarga.
Stress dalam keluarga bisa dialami oleh anak yang bosan dengan model
pembelajaran secara online, tanpa dapat bermain dan berinteraksi dengan
temannya. Demikian juga dengan suami sebagai kepala keluarga yang harus
bekerja dari rumah atau bahkan tidak bekerja, menganggur di rumah,
berdampak pada penurunan produktivitas dan pemasukan, dapat pula
memicu stress dalam keluarga. Dengan demikian, stress dalam keluarga
merupakan akumulasi dari stress akademik yang dialami anak, stress kerja
yang dialami orang tua (ayah atau ibu), diperburuk dengan kondisi keluarga
yang kurang harmonis, semakin memperkuat potensi stress dalam keluarga.
Stress memang tidak dapat dihindari, akan tetapidapat diminalisir dengan
bertindak positif. Oleh sebab itu dibutuhkan manajemen stress yang
komprehensif dan holistik (Muslim, 2020).
C. Gejala-Gejala Stres
1. Gejala fisiologis, berupa keluhan fisik seperti Sakit kepala, sembelit,
diare, sakit pinggang, urat tegang pada tengkuk, tekanan darah tinggi,
kelelahan, sakit.
2. Gejala emosional: Gelisah, cemas, mudah marah, gugup, takut, mudah
tersinggung, sedih, dan depresi.
3. Gejala kognitif: Susah berkonsentrasi, sulit membuat keputusan,
mudah lupa, melamun secara berlebihan, dan pikiran kacau.
4. Gejala interpersonal: Sikap acuh tak acuh pada lingkungan, apatis,
agresif, minder, kehilangan kepercayaan pada orang lain, dan mudah
mempersalahkan orang lain.
5. Gejala organisasional: Menurunnya produktivitas, ketegangan dengan
rekan kerja, ketidakpuasan kerja dan menurunnya dorongan untuk
berprestasi. (Safaria dan Saputra, 2012; Rahmawan & selviana, 2020)
D. Tingkatan Stress
Menurut Stuart dan Sundeen (Rosiana, 2006; Zakariya, 2017) klasifikasi
tingkat stres dibagi menjadi tiga yaitu:
(a) Stres ringan yaitu pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan
sehari-hari dan kondisi ini dapat membantu individu menjadi waspada
dan bagaimana mencegah berbagai kemungkinan yang akan terjadi;
(b) Stres sedang, pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal
penting saat ini dan mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit
lahan persepsinya;
(c) Stres berat, pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan
cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi stres. Individu tersebut mencoba
memusatkan perhatian pada lahan lain dan membutuhkan banyak
pengarahan.
Hari : Rabu
Tanggal : 7 April 2021
Tempat : Halaman Rumah Bapak Jhonson BL Tobing,
Perum.Kartama Raya Blok G4, RW.03 RT.01, Pekanbaru,
Riau.
Jumlah Peserta : 14
A. Acara :
1. Acara penyuluhan di hadiri oleh Ketua Posyandu “Senyum Balita” RW
03 Ibu Etmawati.
2. Acara penyuluhan dilaksanakan di halaman rumah Bapak Jhonson BL
Tobing, Perum.Kartama Raya Blok G4, RW.03 RT.01, Pekanbaru,
Riau.
3. Saat peserta penyuluhan datang, peserta penyuluhan mengisi absensi
dan pre-test.
4. Acara Penyuluhan dimulai 14.00 WIB dan sesuai dengan rencana.
5. Acara penyuluhan dipimpin moderator dan dibuka oleh Nurhayati, S.
Kep
6. Pemateri pada acara penyuluhan tentang kiat-kiat mengatasi stress di
masa pandemi adalah Krisna Dwi Aprils, S. Kep
7. Pada pukul 14.40 WIB dilakukan sesi tanya jawab.
8. Peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan,
dibuktikan dengan rasa antusias peserta dengan mengajukan beberapa
pertanyaan.
9. Peserta penyuluhan memperhatikan, mengikuti dpenyuluan dengan
aktif, dan memahami penyuluhan yang telah diberikan, hal tersebut
dibuktikan ada Feed-Back yang diberikan masyarakat yaitu
memberikan pertanyaan kepada pemateri dan dapat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh moderator.
10. Mahasiswa : Kelompok 3
11. Jumlah Anggota Kelompok : 9 orang
B. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan satuan acara penyuluhan
1. Evaluasi struktur
a. Tempat untuk kegiatan sudah ditentukan sehari sebelum kegiatan
penyuluhan yaitu Halaman Rumah Bapak Jhonson BL Tobing,
Perum.Kartama Raya Blok G4, RW.03 RT.01, Pekanbaru, Riau.
b. Peserta yang mengukuti penyuluhan adalah sebanyak 14 orang dan
media yang digunakan yaitu power point, dan leaflet yang sudah
disiapakan sebelum penyuluhan
c. Pembagian tugas untuk tim penyuluhan sudah siap 2 hari sebelum
kegiatan dimulai dan kelompok sudah siap di tempat penyuluhan 2
jam sebelum acara dimulai yakni jam 14.00 WIB
d. Laporan pre-planning, leaflet, dan power point telah disetujui
pembimbing sebelum penyuluhan dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan pukul 13.50 WIB
b. Sesampainya di tempat penyuluhan, peserta dipersilahkan duduk di
ruang tunggu yang telah disiapkan dan mengisi lembar Pre-Test
c. Peserta diabsen satu persatu sesampainya ditempat penyuluhan dan
para peserta didampingi oleh fasilitator
d. Acara penyuluhan dimulai dengan pembukaan oleh moderator
dengan memberi salam terapeutik, perkenalan nama-nama anggota
kelompok, melakukan kontrak waktu dan menjelaskan kegiatan
penyuluhan.
e. Penyuluhan dimulai dengan penjelasan tentang kiat-kiat mengatasi
stress di masa pandemi oleh penyaji materi penyuluhan.
f. Peserta tampak antusias dan kooperatif dalam mengikuti
penyuluhan dan dapat menjelaskan kembali tentang apa yang
menjadi penyebab stress, jenis-jenis stress, dan kiat-kiat untuk
mengatasi stress di masa pandemi.
g. Pemberian hadiah kepada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
tentang apa saja kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatasi
stress selama pandemi diberikan oleh fasilitator
h. Salam penutup
C. Hasil
1. 100% peserta mampu mengikuti satuan acara penyuluhan
2. 100% peserta mengatakan senang dalam kegiatan penyuluhan
3. 100% peserta mengikuti kegitatan penyuluhan dengan aktif
4. 100% peserta mengukuti acara penyuluhan dari awal hingga akhir
5. 100% peserta dapat memberikan tanggapan terhadap kegiatan penyuluhan
ini
6. Hasil dari pre-test dari 14 peserta yang hadir yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 8 orang, yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 6
orang, dan pengetahuan kurang tidak.
7. Hasil dari post-test dari 14 peserta yang hadir yang memiliki pengetahuan
baik sebanyak 13 orang, yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 1
orang, dan pengetahuan kurang tidak.
8. Berdasarkan dari hasil pre-test dan post-test memiliki peningkatan yang
signifikan terhadap pengetahuan peserta.
D. Diskusi
1. Pertanyaan yang diberikan moderator: Apa saja kiat-kiat untuk
mengurangi stress? (Minimal menjawab 3).
Jawaban: Menurut Kemenkes (2018) adapun cara untuk mengatasi stress
yaitu :
1. Bicarakan keluhan dengan seseorang yang dapat dipercaya
2. Melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan
3. Kembangkan hobi yang bermanfaat
4. Meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan
5. Berpikir positif
6. Tenangkan pikiran dengan relaksasi
7. Jagalah kesehatan dengan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur,
tidur cukup, makan makanan bergizi seimbang, serta terapkan
perilaku bersih dan sehat
2. Pertanyaan dari Peserta: Apakah stess itu normal?
2. Penyaji
Hal yang Menguasai materi dan mampu menjawab setiap
perlu pertanyaan yang diajukan oleh peserta
dipertahankan Mampu mempertahankan kontak mata dan
menggunakan bahasa yang sopan dan mudah
dimengerti oleh peserta dalam menyampaikan
materi yang dibawakan
Mampu menguasai kondisi dan suasana saat
penyluhan dilakukan
Hal yang Lebih memperlambat intonasi suara saat
perlu membawakan materi penyuluhan
diingatkan
3. Fasilitator
Hal yang Mampu memfasilitasi jalannya acara penyuluhan
perlu Berkoordinasi dengan anggota yang lain dalam
dipertahankan menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan
Hal yang Lebih meyadari akan tanggung jawab masing-
perlu masing dan lebih tegas dalam menjalani tugasnya
diingatkan