Anda di halaman 1dari 5

RESUME

PEMBERIAN OBAT MELALUI INJEKSI INTRAVENA

DOSEN PENGAMPU

Tri Nurhidayati, S.SiT,M.Kes

Di Susun Oleh :

Nafiatun Romdonah
(P1337420119362)

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN SEMARANG KELAS KENDAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2019/2020
A. PENGERTIAN PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA
Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan
menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang
menghantarkan darah ke jantung. ( Joyce, K & Everlyn, R.H. 1996 ).
Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena sehingga obat
langsung masuk ke dalam sistem sirkulasi darah. Injeksi dalam pembuluh darah
menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat
sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini
digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat
cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan
protein atau butiran darah. ( Smeltzer, Suzanne C. 2001 ).
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah
dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam
sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih
besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah
meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat
perlahan, antara 50-70 detik lamanya. ( Potter, Perry. 2006 ).
B. LOKASI INJEKSI INTRAVENA
1. Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika )
2. Pada tungkai ( vena safena )
3. Pada leher ( vena jugularis )
4. Pada kepala ( vena frontalis atau vena temporalis)
C. INDIKASI PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA
Indikasi pemberian obat melalui intravena:
1. Pada seseorang dengan penyakit berat ,pemberian obat melalui intravena langsung masuk
ke dalam jalur peredaran darah.
2. Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat
( ada sumbatan disaluran cerna atas).
3. Kesadaran menurun dan beresiko terjadi aspirasi (tersedak-obat masuk ke pernapasan ),
sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
4. Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi
bolus(suntikan langsung pembuluh balik/vena). Peningkatan cepat konsentrasi obat
dalam darah tercapai.
D. MACAM-MACAM PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA
1. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Langsung)
Cara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana
cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ), vena
frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk
pada pembuluh darah.
2. Pemberian Obat melalui intravena (Secara Tidak Langsung)
Merupakan cara pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan obat
kedalam media (wadah atau selang), yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping
dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.
Contoh obat :
1. Ranitidin : Mengurangi keasaman lambung pada persalinan beresiko tinggi.
2. Petidin Hidroklorida : Untuk nyeri sedang sampai berat, analgesia obstetri.
3. Eritromisin : Digunakan pada klien yang sensitif terhadap penisilin,
organismeyang resistan terhadap penisilin, sifilis, klamidia, gonorea, infeksi
pernapasan, pengobatan infeksi yang sensitif terhadap eritromisin, profilaksis
dalam penatalaksanaan pecah ketuban saat kurang bulan. Juga untuk pasien
yang sensitif terhadap penisilin yang membutuhkan antibiotik guna mengobati
penyakit jantung dan katup jantung.
4. ProtaminSulfat : Untukmelawankerja heparin.
5. Fitomenadion (Vitamin K ) : Mencegahdanmengobatihemoragi.
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN INJEKSI INTRAVENA
1. Kelebihan
Obat yang diberikan melalui jalur intravena sangat cepat bereaksi karena obat tersebut
langsung masuk ke dalam sirkulasi darah pasien.
2. Kekurangan
Inflamasi ( bengkak ,nyeri, demam ) dan infeksi di lokasi pemasangan infuse
Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena ( A-V shunt ) pada tindakan hemodialisis ( cuci darah ).
Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat misalnya pembuluh darah vena di tungkai dan kaki
F. PROSEDUR KERJA INJEKSI INTRAVENA
1. Pemberian Obat Melalui Intravena (Secara Langsung)
Persiapan alat :
 Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
 Kapas alcohol
 Sarung tangan
 Obat yang sesuai
 Spuit 2ml – 5 ml
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Perlak pengalas
 Karet pembendung ( tourniquet )
 Kasa steril ( bila perlu )

Prosedur Kerja :

 Cuci tangan
 Siapkan obat dengan prinsip enam benar
 Indentifikasi klien
 Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
 Atur klien pada posisi yang nyaman
 Pasang perlak pengalas
 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
 Letakkankaretpembendung( torniquet)
 Pilih area penusukan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau rasa
gatal. Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan
sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai
kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang
mengandung mikroorganisme
 Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
 Buka tutup jarum
 Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm di bawah area penusukan dengan tangan
non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak bergeser,
memudahkan penusukan.
 Pegang jarum pada posisi 30 derajat, sejajar vena yang akan ditusuk secara
perlahan
 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
 Lakukan aspirasi dengan tangan dominan menahan barel dari spuit dan tangan
dominan menarik plunger.
 Observasi adanya darah dalam spuit
 Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
 Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (30 derajat),
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
 Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin
 Kembalikan posisi klien
 Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
 Buka sarung tangan
 Cuci tangan
 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
G. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SELAMA PEMBERIAN OBAT INTRAVENA
 Obat-obat suntikan yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
 Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan yang
ada dalam catatan medik atau status pasien, yaitu nama obat, dosis, waktu dan cara
pemberiannya.
 Pada waktu menyiapkan obat, bacalah dengan teliti label dari tiap-tiap obat.
 Perhatikan teknik septic dan antiseptiknya.
 Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik pasien yang lain
sebelum disterilkan.
 Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul, berkarat, atau
ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
 Memotong ampul-ampul harus dilakukan secara hati-hati, agar tidak melikai tangan
dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
 Pasien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa waktu sebab ada
kemungkinan timbul reaksi alergi.

Referensi

Priharjo, Robert. 1995 . Teknik Dasar Pemberian Obat Bagi Perawat . Jakarta : EGC

Bouwhuizen, M. 1991 . Ilmu Keperawatan . Jakarta : EGC

Hidayat, A.Aziz Alimul. Uliyah, Musrifatul. 2008 .

KeterampilanDasarPraktikKlinik .Jakarta :SalembaMedika

Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai