`1 DAFTAR ISI
PENJELASAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
( SPESIFIKASI TEKNIS )
Halaman
Pasal 1. Spesifikasi Teknis..............................................................................................................................2
Pasal 2. Lingkup Pekerjaan..............................................................................................................................2
Pasal 3. Penjelasan Gambar-gambar................................................................................................................2
Pasal 4. Situasi/Penempatan Bangunan...........................................................................................................3
Pasal 5.
Mobilisasi.......................................................................................................................................................3
Pasal 6. Pekerjaan Persiapan ...........................................................................................................................3
Pasal 7. Material dan Penyimpanan.................................................................................................................5
Pasal 8. Pekerjaan Pasangan Bata....................................................................................................................5
Pasal 9. Pekerjaan Plesteran............................................................................................................................8
Pasal 10. Pekerjaan Beton..................................................................................................................................9
Pasal 11. Baja Tulangan Untuk Beton..............................................................................................................18
Pasal 12. Adukan Semen..................................................................................................................................20
Pasal 13. Pasangan Batu Dengan Adukan........................................................................................................21
Pasal 14. Pekerjaan Penutup Lantai..................................................................................................................22
Pasal 15. Pekerjaan Kusen pintu, jendela.........................................................................................................23
Pasal 16. Pekerjaan Pengecatan........................................................................................................................25
Pasal 17. Pekerjaan Plafond..............................................................................................................................26
Pasal 18. Pekerjaan Penutup Atap....................................................................................................................26
Pasal 19. Pekerjaan Konstruksi Baja Ringan....................................................................................................27
Pasal 20. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Armature..........................................................................................31
Pasal 21. Sanitary Fixture.................................................................................................................................32
Pasal 22. Penyerahan Pekerjaan.......................................................................................................................33
Pasal 1
SPESIFIKASI TEKNIS
1.1 Selain mengacu pada ketentuan-ketentuan tentang persyaratan umum dalam pembangunan,
juga harus mengacu pada persyaratan teknis dari Standar Nasional Indonesia (SNI).
1.2 Secara umum persyaratan teknis mengikuti ketentuan dalam Keputusan Menteri PU Nomor.
441/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan Menteri PU Nomor.
468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas pada bangunan umum dan lingkungan dan
Keputusan Menteri PU Nomor. 10/KPTS/2000 tentang ketentuan teknis pengamanan terhadap
bahaya kebakaran bangunan gedung dan lingkungan.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 3
PENJELASAN GAMBAR-GAMBAR
3.1 Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini, kontraktor
diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat-syarat pada Dokumen
Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar-benar tidak terdapat lagi
ketidakjelasan perbedaan ukuran-ukuran, perbedaan antar gambar-gambar serta kejanggalan atau
kekeliruan lainnya.
Apabila terdapat ketidakcocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-gambar yang satu
dengan lainnya, maupun antar gambar-gambar dengan Dokumen Pengadaan (Pelelangan), maka
kontraktor diwajibkan melaporkan hal-hal tersebut secepatnya kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan penjelasan dan penyelesaiannya.
3.2 Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam melaksanakan satu bagian
pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka ketelitian pelaksanaan mutlak serta
mendapat perhatian pertama. Kelalaian terhadap ketentuan ini dapat mengakibatkan dibongkarnya
suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas, yang mengakibatkan suatu kerugian bagi
kontraktor.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
3.3 Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang menyangkut pelaksanaan
pekerjaan dan mengikuti gambar-gambar perencanaan serta penjelasan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat yang tercantum
Pasal 4
SITUASI / PENEMPATAN BANGUNAN
4.1 Penempatan gedung disesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada (menurut petunjuk
pengawas lapangan/pihak user/pihak proyek).
4.2 Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi tanah/lahan yang
ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang
mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
4.3 Kelalaian dan ketidaktelitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim.
4.4 Pekerjaan pemasangan bowplank harus mendapatkan persetujuan pengawas atau dari pihak direksi.
Pasal 5
MOBILISASI
5.1 Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan untuk Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan
volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana ditentukan dibagian-bagian lain dari
Dokumen Kontrak, dan secara umum akan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut:
5.1.1 Persyaratan Mobilisasi
Mobilisasi dari semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan kontrak.
Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat yang
digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
Penyediaan dan pemeliharaan Base Camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor-kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang, dan sebagainya.
5.1.2 Persyaratan Demobilisasi
Pekerja demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh Pihak Kontraktor pada
akhir Kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instansi-instansi, peralatan
konstruksi, dan Pihak Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan pada daerah kerja (site), sehingga kondisinya sama dengan keadaan
sebelum Pekerjaan dimulai.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Pasal 6
PEKERJAAN PERSIAPAN
6.1 Kontraktor harus membuat dan memasang identitas proyek yang isinya sesuai dengan petunjuk
direksi dilapangan.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
c. Kantor Direksi Lapangan beserta perlengkapannya disewakan oleh Kontraktor dalam keadaan
baik, digunakan sampai dengan selesainya pembangunan, sebelum Serah Terima Pertama
Pekerjaan sudah harus diangkut keluar lokasi pekerjaan oleh Kontraktor. Seluruh biaya
perawatan dan operasionalnya menjadi tanggungan Kontraktor.
d. Kantor Direksi Lapangan dibuat dengan syarat :
Kantor Direksi 9 m2
6.5 PEKERJAAN BONGKARAN
Pekerjaan bongkaran terdiri atas:
a. Membongkar bangunan lama yang telah ditentukan dan ditunjuk oleh Direksi Proyek.
b. Mengumpulkan dan mengangkut bekas bongkaran2 itu dengan kendaraan truk ukuran
sedang keluar komplek Proyek kecuali ditentukan lain kemudian oleh Direksi Proyek.
Pasal 7
MATERIAL DAN PENYIMPANAN
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN BATA
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang
dibutuhkan, bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini. Pekerjaan ini terdiri
tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran
tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor
harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menolak bata dan menyuruh bongkar
pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera
diangkut keluar dari tempat pekerjaan. Bata merah yang digunakan harus mempunyai
kuat tekan minimal 25 kg/cm2, sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.
2. Adukan dan Plesteran.
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk
tasram.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Indocement, Semen
Padang, Tiga Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar
konstruksi).
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.
Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
3. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom praktis
dan ringbalk.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah
1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas
dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
4. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.
Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.
a. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
b. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
c. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
d. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
e. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat
balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-
kusen harus diisi dengan aduk
3. Pasangan Bata Merah
Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata :
a. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
b. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
c. Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)
Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan diatas kusen harus
dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah
vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk
4. Perawatan dan Perlindungan.
Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari setelah
didirikan.
Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi celah.
Pasal 9
PEKERJAAN PLESTERAN
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
9.1
Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar adukan dapat melekat
dengan baik.
9.2 Untuk pekerjaan plesteran dinding bata biasa dipergunakan adukan 1 pc : 5 ps, sedangkan untuk
plesteran dinding trasraam 1 pc : 2 ps.
9.3 Untuk plesteran beton dipergunakan 1 pc : 2 ps, setelah dipermukaan beton yang akan diplester
dikasarkan terlebih dahulu dan disiram dengan air semen.
9.4 Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan teknik sempurna, bidang-bidangnya rata, tegak
lurus/siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan permukaannya dengan digosok
sampai licin. Agar didapat bidang plesteran yang rata permukaannya maka dalam pelaksanaanya
pemborong harus menginstruksikan kepada tukang batu agar membuat kepala-kepala plesteran
setiap bidangnya.
9.5 Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Pasal 10
PEKERJAAN BETON
10.1 Umum
10.1.1 Uraian
10.1.1.1 Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan seluruh
struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai dengan persyaratan dan
sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan
sebagaimana diperlukan oleh Konsultan Pengawas.
10.1.1.2 Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana pekerjaan
beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran dari tiap struktur yang
harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan pemeliharaan dari pondasi,
pengadaan penutup beton, pemompaan atau tindakan lain untuk
mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan kembali disekeliling
struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.
10.1.1.3 Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.225 untuk
beton struktur dan K. 175 untuk kolom praktis dan balok lintel.
10.1.1.4 Syarat dari PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam kontrak ini.
Mutu dari material yang dikirim dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil
akhir harus dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
8.4.1 Toleransi
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
8.4.3
Penyimpanan dan perlindungan Material
Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang
kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup dengan lapis
selubung plastik.
8.4.4 Kondisi tempat kerja
Kontraktor harus menjaga temperatur dari seluruh material, khususnya agregat kasar,
pada tingkat yang serendah mungkin dan harus menjaga temperatur dari beton di bawah
30°C sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontraktor tidak boleh melakukan
pengecoran bila :
10.1.6.1 Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
10.1.6.2 Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas, selama
periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
8.4.5 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :
10.1.7.1 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang tidak
memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran yang
dipersyaratkan, meliputi :
Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian
pekerjaan yang dipandang tidak memuaskan;
Penambalan dari cacat-cacat kecil.
10.1.7.2 Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas dapat meminta
kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukannya untuk
menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya Kontraktor.
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
10.2.1 Semen
10.2.1.1 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland
yang memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung
udara tidak boleh digunakan.
10.2.1.2 Terkecuali diijinkan oleli Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang
dapat digunakan di dalam proyek.
8.4.6 Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus memenuhi kriteria dari AASHTO T
26. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa pengujian.
8.4.7 Syarat-syarat gradasi agregat
10.4.3.1 Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam
Tabel tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut
tidak perlu ditolak bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian
bahwa beton tersebut memenuhi sifat campuran yang dibutuhkan.
10.4.3.2 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar
tidak lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara
tulangan baja dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
10.4.3.3 Sifat agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras,
kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan
dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan pasir sungai.
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Proporsi material dan berat penakaran harus ditentukan dengan menggunakan metoda
yang disyaratkan dalam PBl
8.4.9 Campuran percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran serta material yang diusulkan dengan
membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan
8.4.10 Persyaratan sifat campuran
8.3.3.1 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
8.3.3.2 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam
beberapa hal menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah
beton tersebut pada bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah
dikerjakan serta tekstur dari campuran harus sedemikian rupa sehingga beton
dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga atau menahan udara atau
buih air dan sedemikian rupa sehingga pada pembongkaran akan
menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.
8.3.3.3 Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang
disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan dan sampai telah
diambil tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton memenuhi
persyaratan secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat tekan 28
hari yang disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus
diperbaiki
8.3.3.4 Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari, dalam
keadaan demikian, kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton
yang dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian 7
hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Konsultan Pengawas akan menelaah kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari,
dan segera memerintahkan penerapan dari tindakan perbaikan apapun yang
dipandang perlu.
8.3.3.5 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan
pada hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan
Konsultan Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
10.4 Pengecoran
10.4.1 Penyiapan tempat kerja
10.4.1.1 Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti dengan
pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat
memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang baru
10.4.1.2 Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat yang cukup disekeliling dari pekerjaan
beton tersebut untuk menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan.
Jalan kerja yang kokoh juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin
bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
10.4.1.3 Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah yang
berlumpur atau bersampah atau dalam air.
10.5.1.4 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran) harus
sudah di tempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu
pengecoran.
10.6 Cetakan
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
10.6.2.1 Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus dibentuk
dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan sesuai
ukuran yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus dibuang sebelum
pengecoran beton.
10.6.2.2 Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
10.6.2.3 Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal
yang merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak. Cetakan
harus menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
10.6.2.4 Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.
10.7 Pelaksanaan pengecoran
Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda
untuk lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan,
kelas dari beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan tersebut dan akan memeriksa
cetakan dan tulangan dan dapat mengeluarkan atau tidak mengeluarkan persetujuan secara tertulis
untuk pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Kontraktor tidak boieh melaksanakan
pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk memulai, tidak ada beton yang
boleh dicor bila Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau disebelah dalamnya dilapisi
dengan minyak mineral yang tak akan membekas.
Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir dalam cetakan dalam
waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
berdasarkan atas pengamatan sifat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi yang
telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin ke tempat pengecoran
Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan yang rapat, beton harus
dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tidak lebih dari 15 cm tebalnya.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang telah berada di
tempat masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton segar.
Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan beton dalam
waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
10.8
Sambungan Konstruksi
Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara lengkap dan Konsultan
Pengawas harus menyetujui lokasi dari sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau harus
diletakkan seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan
sedemikian sehingga membuat struktur tetap monolit.
Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material sebagaimana diperlukan untuk
membuat tambahan sambungan konstruksi dalam hal penghentian pekerjaan yang tidak
direncanakan dari pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau macetnya pengadaan beton atau
penghentian oleh Konsultan Pengawas
10.9Konsolidasi
Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam atau dari luar
yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan apabila disetujui oleh Konsultan Pengawas,
penggetaran harus ditambah dengan penusukan batang penusuk dengan tangan dengan alat yang
cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tak boleh digunakan
untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua sudut
dan diantara dan disekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka
penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang
diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan) dari agregat.
Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dimasukkan tegak ke dalam
beton basah supaya tembus kedasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada
seluruh ke dalaman seksi itu. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar harus tidak berada lebih
dari 30 detik pada satu lokasi, tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi
lain dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.
10.10 Pekerjaan Akhir
10.10.1 Pembongkaran kerangka cetakan
10.10.1. Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang langsung dan
struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang
oleh perancah di bawah pelat, balok, atau lengkung, tidak boleh dibongkar hingga
pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 60% dari kekuatan rancangan dari beton
telah dicapai.
10.10.2 Permukaan pengerjaan akhir biasa
10.10.2.1 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang digunakan
untuk memegang cetakan di tempat, dan cetakan yang melewati struktur beton, harus
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
dibuang atau dipotong ke sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang disebabkan oleh cetakan harus dibuang.
10.10.2.2 Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembongkaran
cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak sempurnaan kecil yang tidak akan
mempengaruhi struktur atau fungsi lainnya dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan aduk.
10.10.3 Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya atau seperti yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas. Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah
ditambal atau yang kasar harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan sedikit
adukan pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran yang
digunakan untuk beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga seluruh tanda bekas
cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh rongga terisi dan permukaan yang
merata telah diperoleh.
10.10.4 Perawatan
10.10.4.1 Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari
pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus
dipertahankan dengan kehilangan kelembaban yang minimal dan dengan temperatur yang
relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang
baik dari semen dan pengerasan betonnya.
10.10.4.2 Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti
memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk perioda paling
sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk merawat beton harus cukup diberati
atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan terbuka terhadap aliran udara. Bila
cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap saat
sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan dan pengeringan beton.
Pasal 11
BAJA TULANGAN UNTUK BETON
11.1 Umum
11.1.1 Uraian
Pekerjaan itu harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan
spesifikasi dan Gambar, serta Buku Pegangan Standart praktis untuk detail struktur beton
bertulang, Institut Beton Amerika Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir, dan
juga kawat baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold drawn steel wire) untuk
tulangan beton.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
A.C.I 315 Buku pegangan standar praktis untuk detail struktur beton
bertulang, Institut Beton Amerika
AASHTO M31-77 Baja tulangan beton yang polos dan yang berulir
11.1.3 Toleransi
11.1.3.1 Toleransi untuk pembuatan (fabrikasi) harus seperti yang disyaratkan dalam ACI
315.
11.1.3.2 Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar dari baja tulangan sesuai dengan gambar
11.1.4 Penyimpanan dan Penanganan
11.1.4.1 Kontraktor harus mengangkut tulangan ketempat kerja dalam ikatan, diberi label,
dan ditandai dengan label metal yang menunjukkan ukuran, panjang batang
dan informasi lainnya
11.1.4.2 Kontraktor harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan sedemikian
untuk mencegah pengotoran, korosi, atau kerusakan.
11.1.5 Mutu Pekerjaan dan Perbaikan dari pekerjaan yang tak memuaskan
11.1.5.1 Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak boleh digunakan dalam
pekerjaan :
Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan dalam ACI 315
Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukan pada gambar atau gambar
kerja akhir
Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau
oleh sebab lain.
11.1.5.2 Dalam hal kekeliruan dalam pembuatan bentuk tulangan. Barang yang telah
dibengkokan tidak boleh dibengkokan kembali atau diluruskan tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas. Pembengkokan kembali dari batang harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Konsultan
Pengawas. Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokan kembali
lebih dari satu kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada
pekerjaan. Kekeliruan yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokan
kembali, atau bila pembengkokan kembali tidak disetujui oleh Konsultan
Pengawas, harus diperbaiki dengan mengganti menggunakan batang yang
baru yang dibengkokan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan ukuran
yang disyaratkan.
11.1.5.3 Kontraktor harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan dan
pambengkokan tulangan, dan harus menyediakan stok yang cukup dari batang
lurus di tempat, untuk pembengkokan yang dibutuhkan dan untuk
memperbaiki kekeliruan atau penggantian.
11.1.6.3 Penggantian ukuran tulang
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkan
oleh Konsultan Pengawas.
11.2 Material
11.2.1 Baja tulangan
Baja tulangan harus baja polos atau berulir mutu U-24.
11.2.2 Pengikat untuk tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
11.3.2.7 Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan meninggalkan permukaan beton
sehingga tidak akan tampak dari luar.
Pasal 12
ADUKAN SEMEN
12.1Umum
12.1.1 Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan adukan untuk penggunaan
dalam beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu
atau struktur lain sesuai dengan spesifikasi ini.
Standar rujukan
AASHTO M 45 – 70 Agregat untuk adukan pasangan
AASHTO M 85 – 75 Semen portland
ASTM C476 Adukan dan Bahan pengisi untuk penguatan
pasangan
12.2Material Campuran
12.2.1 Material
12.2.1.1 Semen harus memenuhi persyaratan dalam AASHTO M 85
12.2.1.2 Agregat halus harus memenuhi persyaratan dalam AASHTO M 45
12.2.2 Campuran
12.2.2.1 Adukan yang digunakan untuk pekerjaan ini, harus terdiri dari semen dan
pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang telah ditentugan dalam
Gambar kerja. Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang
memenuhi persyaratan yang diperlukan.
12.2.2.2 Adukan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50 kg/cm2 pada umur 28
hari.
12.3 Pencampuran dan pemasangan
12.3.1 Pencampuran
12.3.1.1 Seluruh material kecuali air harus dicampur, baik dalam kolak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, hingga campuran telah
berwarna merata, baru setelah itu air dimasukan dan pencampuran
dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus sedemikian
sehingga menghasilkan aduk dengan konsistensi (kekentalan) yang
diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70% dari berat semen yang digunakan
12.3.1.2 Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu
tersebut, tidak diperbolehkan.
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
12.3.1.3 Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus
dibuang.
12.3.2 Pemasangan
12.3.2.1 Permukaan yang akan menerima adukan harus dibersihkan dari oli atau
lempung dan kotoran lainnya dan secara menyeluruh telah dibasahi sebelum
adukan dipasang. Air yang menggenang pada permukaan harus dikeringkan
sebelum penempatan adukan.
12.3.2.2 Bila digunakan sebagai lapis permukaan, adukan harus dipasang pada
permukaan bersih yang lembab dengan jumlah yang cukup untuk
menghasilkan tebal minimum 1.5 cm dan harus dibentuk menjadi permukaan
yang halus dan rata.
Pasal 13
PASANGAN BATU KALI DENGAN ADUKAN
13.1Umum
Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dari struktur yang ditunjukkan pada gambar.
Pekerjaan harus meliputi pengadaan seluruh material, galian, penyiapan pondasi dan seluruh
pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Pasangan batu ini digunakan untuk konstruksi pondasi batu kali.
13.2Material
13.2.1 Batu
Batu harus bersih, keras, tanpa alur atau retak dan harus dari macam yang diketahui awet.
Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat di tempatkan saling megunci
bila dipasang bersama.
13.2.2 Adukan
Adukan harus merupakan campuran antara semen dengan pasir
13.3 Pembuatan pasangan batu
13.3.1 Pemasangan Batu
13.3.1.1 Landasan dari adukan segar yang paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang
pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu
pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar
dan pada sudut-sudut. Perhatian harus diambil untuk menghindarkan
pengelompokan dan batu yang berukuran sama.
13.3.1.2 Batu harus dihampar dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dari tembok, dari batu yang
terpasang.
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
13.3.1.3 Batu harus ditangani sehingga tidak menggunakan atau menggeser batu yang
telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang batu
yang lebih besar dari yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan
atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
13.3.2 Penempatan adukan
13.3.2.1 Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan secara menyeluruh
dibasahi, cukup waktu untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima masing-masing batu juga harus
dibasahkan dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi dari
batu ke batu yang sedang dipasang.
13.3.2.2 Tebal dari adukan, landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm - 5 cm
dan harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga
antara batu yang dipasang.
13.3.2.3 Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu
haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan semen yang
makin mengeras. Bila batu menjadi longgar atau lepas setelah adukan
mencapai pengerasan awal, maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan
dan batu dipasang lagi dengan adukan segar.
Pasal 14
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI
14.1 Bahan-bahan
Untuk lantai ruangan dan teras dipergunakan jenis homogenous tile ukuran 60x60 cm warna KW 1
ex. sample GRANITO, INDOGRESS atau GARUDA. Lantai KM/WC dan area basah
dipergunakan jenis homogenous tile tipe unpolished atau anti slip ukuran 60x60 cm KW 1 ex.
sample GRANITO, INDOGRESS atau GARUDA dan untuk dinding KM/WC dipergunakan
homogenous tile ukuran 30x60 cm, Warna dan Motif sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
14.2 Cara pelaksanaan
Sebelum pemasangan lantai homogenous tile di lantai dasar dimulai, kontraktor wajib memeriksa
lapisan dasarnya terutama pemadatan tanah serta pembuatan lantai beton tumbuk 1 : 3 : 5 tebal 5
cm.
Untuk semua pasangan lantai menggunakan adukan 1 pc : 4 ps kecuali untuk ruang dan dinding
KM/WC menggunakan adukan 1 pc : 3 ps.
Pada saat penyerahan pertama pekerjaan semua permukaan lantai dalam keadaan bersih dari
kotoran yang menempel pada muka lantai.
14.3 Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas
Pasal 15
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
15.3 Accessories.
1. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung
yang dihubungkan dengan Alumunium harus ditutup caulking dan sealant.
2. Sealant yang dipergunakan adalah ex. sample Dow Corning atau semutu.
3. Angkur-angkur untuk rangka / kusen Alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang partisi, dilakukan dengan menggunakan waterpas khusus, dan
diperiksa bersama-sama Konsultan Pengawas.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
16.1Bahan-bahan
Cat dinding dan kolom yang digunakan adalah ex. sample Jotun, vinilex atau Catylac.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Cat plafond yang digunakan adalah ex. sample Jotun, vinilex atau Catylac.
Cat besi yang digunakan adalah ex. sample Avian, nippon paint.
16.2Cara Pelaksanaan
Permukaan yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dan digosok dengan
ampelas dinding atau kain yang basah kemudian dinding diplamur dengan menggunakan
plamur tembok yang berkualitas baik dan setelah kering baru digosok dan diampleas
halus sehingga permukaan menjadi licin dan rata, kemudian baru dilabur dengan cat
dinding, paling sedikit 2 kali dengan rool yang lebarnya minimal 25 cm. Begitupun untuk
mengecat kolom-kolom beton dan asbes, digunakan dengan cara tersebut di atas.
Permukaan besi yang akan dicat terlebih dahulu harus dibersihkan dari kotoran-kotoran
yang melekat pada besi, kusen pintu/jendela/bouventlight, lisplank dan sebagainya.,
selanjutnya dicat dasar dan dicat 2 kali.
16.3 Pelaksanaan pekerjaan pengecatan selain dengan cara tersebut di atas, harus sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.
16.4 Warna cat untuk dinding, plafond, kusen pintu/jendela, daun pintu/jendela maupun papan lisplang
harus dikonsultasikan dengan Pemimpin Pelaksana.
16.5 Kontraktor harus memberikan contoh cat, brosur serta data teknis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
16.6 Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas
Pasal 17
PEKERJAAN PLAFOND
17.1 Untuk pekerjaan plafond yang dimaksud adalah pekerjaan pemasangan rangka plafond, plafond PVC
tebal 8 mm ex. Sample Shunda Plafond/ setara.
17.2 Material rangka plafond yang digunakan adalah rangka hollow 40x40 dan 20x40 dengan ketebalan
1,2 mm.
17.3 Pemasangan rangka plafond harus rata sehingga tidak menimbulkan permukaan plafond menjadi
bergelombang dan mengganggu estetika, serta di dampingi tim ahli dari pihak supllier.
17.4 Material plafond yang digunakan adalah PVC tebal 8 mm tipe warna white doff dan dalam kondisi
baik. Bila diperlukan kontraktor diminta menyerahkan contoh material atau brosur dan spesifikasi
teknis gypsum yang akan dipergunakan dan menyerahkan garansi pemasangan 2 tahun.
Pasal 18
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
18.1 Perkerjaan penutup yang dimaksud adalah pemasangan atap genteng bitumen ex. Sample
onduvilla /setara ukuran 40x106 t=3mm warna pabrik dan nok genteng bitumen warna dan
pemasangan dilakukan dengan kemiringan atap sesuai dengan gambar.
Dalam pemasangannya harus diperhatikan benar-benar dan dipasang sedemikian rupa agar jangan
sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus, yang mengakibatkan kelihatan tidak
estetika.
18.2 Bahan penutup atap yang digunakan harus dalam kondisi baru dan tidak rusak permukaannya atau
cacat-cacat lainnya.
18.3 Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
18.4 Penyimpanan semua bahan atap harus memperhatikan cara-cara sedemikian rupa sehingga bahan
atap terhindar dari lecet, retak, tertekuk selama penyimpanan.
18.5 Kontraktor harus menyerahkan shop drawing kepada Pengawas untuk persetujuan tertulis bagi
pemasangan.
18.6 Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah disetujui oleh
Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording dan lain-lain.
18.7 Sebelum pekerjaan dilaksanakan Kontraktor harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas
PASAL 19
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA RINGAN
1. Umum.
1.1 Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang
dibutuhkan seperti tercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi lainnya.
1.2 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan ini
dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga dapat mengatasi seluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar.
1.3 Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang
menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung.
1.4 Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alat-alat yang akan digunakan
dalam proyek ini dengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
1.5 Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Tenaga kerja, material dan peralatan.
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi baja termasuk penyediaan tenaga kerja,
pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan penyambung, peralatan baja dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik dan aman.
2.2. Pengukuran lapangan.
Pekerjaan pengukuran yang mencakup kondisi lapangan yang ada, seperti hasil pekerjaan beton
yang sudah dilaksanakan, maupun segala penyimpangan yang terjadi, sehingga dalam gambar
kerja diperlukan penyesuaian.
2.3. Tenaga ahli.
Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman di lokasi pekerjaan, sehingga
dapat menyelesaikan segala masalah yang timbul di lapangan secara cepat dan benar.
2.4. Gambar kerja/ shop drawings.
Kontraktor harus membuat gambar kerja secara ditail, sebelum pekerjaan dimulai, termasuk
penyesuaian dengan kondisi lapangan sampai mendapatkan persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS.
2.5. Gambar terlaksana/ As built drawings.
Setelah pekerjaan dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat gambar terlaksana sesuai dengan
struktur yang dilaksanakan, dan diserahkan kepada Pemberi Tugas sesuai dengan kontrak.
3. Persyaratan material rangka atap
1. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
a. Baja mutu tinggi G550
b. Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
c. Modulus elastisitas 21 x 105 MPa
d. Modulus geser 8 x 104 MPa
2. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating)
Lapisan pelindung seng dan aluminium tangguh ex. sample PT. BlueScope Steel Indonesia dengan
komposisi sebagai berikut :
a. 55% Aluminium (Al)
b. 43,5 % Seng (Zinc)
c. 1,5 % Silicon (Si)
Ketebalan Pelapisan: 100 gr/m2 AZ 100
3. Profil Material:
a. Rangka Atap
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-chanel C75.75 (tinggi profil 75 mm
dan ketebalan dasar baja 0,75 mm), panjang material perbatang adalah 11m dan 6m
b. Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat (U terbalik) dan juga dipergunakan
untuk ikatan angin dan ceiling batten PRT 045 (ketebalan dasar baja 0,45 mm), panjang
material perbatang adalah 6m
c. Talang
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan 0,45 mm dan telah
dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).
d. Screw
Screw yang digunakan menggunakan self drilling screw dengan spesifikasi sebagai berikut :
i. Kelas ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum Corrosion Rating)
ii. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20 (screw kuda-kuda)
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Diameter kepala : 12 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 14
3. Panjang : 20 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
iii. Ukuran baut untuk elemen strktur lainnya adalah 10-16x16 (screw reng) dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Diameter kepala : 10 mm
2. Jumlah ulir per inchi (treads per inch/TPI) : 16
3. Panjang : 16 mm
4. Material : AISI 1022 Heat trated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kN
4. Tumpuan ring balok
Konektor yang digunakan adalah dari material profil C75.65 atau C75.75 yang dibentuk mengikuti
kebutuhan. Konektor ini merupakan alat sambung antara rangka utama dengan ring balok yang
sudah diperhitungkan gaya hisapnya sesuai dengan desain yang berlaku.
5. Ikatan angina/bracing
Untuk menjamin stabilitas dan kekuatan struktur rangka atap, antara rangka utama atap dipasang
pengaku (bracing) atau ikatan angin. Profil ikatan angina menggunakan profil reng.
4. Tata Cara Pelaksanaan dan Pemasangan
Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan
Struktur rangka atap baja ringan harus didesain oleh tenaga ahli yang berkompeten. Desain harus
mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan
standar batas desain struktur baja cetak dingin. Desain struktur rangka atap baja ringan meliputi top
chord, bottom chord, web dan screw sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.
Peraturan yang digunakan sebagai pedoman :
- Harus memenuhi standar : AISI (American Iron and Steel Institute)
- Sistem yang digunakan : sisten ASD
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
- Memiliki sertifikat pengujian lentur dan tekan elemen dari institusi yang berkompeten dan
bersertifikasi serta melampirkan garansi keamanan pemasangan 10 tahun.
- Perangkat lunak computer (software) digunakan untuk membantu proses desain atap baja ringan jika
software memang khusus dikembangkan untuk menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi
peraturan-peraturan yang telah disebutkan diatas.
5. Persyaratan Pra Konstruksi
a. Kontraktor wajib melaksanakan pemaparan produk (penjelasan teknis dan software desain) sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) seperti yang telah dijelaskan pada pasal-pasal diatas.
Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada
dokumen tender.
b. Pemaparan produk dilaksanakan dalam rapat koordinasi teknis lapangan sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan.
c. Kontraktor bersama pengawas lapangan harus mengadakan pengecekan balok ring yang kemudian
diajukan untuk mendapat persetujuan tertulis dati PPTK sebelum pemasangan rangka atap baja
ringan dilaksanakan.
d. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detil dan akurat.
e. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja.
f. Setiap bagian yag tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang
teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama, juga berlaku
untuk ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat kontraktor tidak teliti dan cermat
dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal.
g. Perubahan bahan/detil karena alas an apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) untuk mendapat persetujuan secara
tertulis.
h. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detil, fabrikasi dan ketetapan pemasangan
semua komponen konstruksi baja ringan.
6. Persyaratan Konstruksi
a. Perangkaian rangka batang dilakukan di lapangan sesuai dengan hasil pengukuran terakhir dan
sesuai dengan actual dilapangan.
b. Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran dan gambar desain.
c. Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai desain.
d. Dalam proses ereksi rangka atap harus diperhatikan support sementara untuk menjaga stabilitas
rangka atap setelah dipasang. Support sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda
dinyatakan cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
e. Jarak antar kuda-kuda adalah ± 1,2 m.
f. Jika diperlukan pemotongan material maka harus diperhatikan hal-hal berikut:
- Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat
potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
- Alat potong harus dalam kondisi baik.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Pasal 20
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN ARMATURE
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
Komponen panel induk dan pembagi terbuat dari besi plat tebal 2 mm dengan finishing
dicat anti bakar, dan komponen yang dipakai adalah type Motor Circuit Bracker (MCB)
dipasang didepan yang mana menghubungkan arus dari Gardu induk kesemua box
pemisah arus. Sistem distribusi kabel disesuaikan dengan gambar perencanaan.
Saklar engkel atau double dan stop kontak ex. sample merk broco, panasonic, atau
clipsall. Kabel-kabel instalasi didalam ruangan dipakai jenis kabel NYM 3 x 2,5 mm
untuk stop kontak, saklar dan AC, sedangkan NYM 2 x 2,5 mm untuk titik lampu. Kabel
yang digunakan kualitas ex. sample Supreme.
Pemasangan titik lampu, saklar dan stop kontak ex. Sample broco, panasonic, atau
clipsall.
Tinggi saklar dan stop kontak ditentukan 1,50 m dari permukaan lantai setempat. Tiap-
tiap stop kontak harus diberi penghantar tanah.
Pemasangan titik lampu/armatur dari jenis lampu yang telah ditentukan dan dipasang
sesuai dengan jumlah yang tertera dalam gambar.
Sistem pentanahan atau grounding terdiri dari kawat BC 16 mm, kawat tersebut
dimasukkan kedalam pipa besi galvanis diameter 1” atau sesuai dengan petunjuk PLN
setempat dengan kedalaman 3 m atau sampai tercapai sistem pentanahan.
Kontraktor harus memberikan contoh cat, brosur serta data teknis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
Sebelum seluruh pekerjaan listrik diserahkan harus diadakan uji coba terlebih dahulu dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas atas uji coba tersebut.
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
PASAL 21
PEKERJAAN SANITARY FIXTURE
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu untuk melaksanakan
pekerjaan ini sehingga didapat hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan alat-alat sanitary pada ruang-
ruang yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Bahan
a Pemasangan sanitary adalah lengkap dengan accessories seperti standard pabrik sampai dapat
berfungsi dengan sempurna.
b. Closet jongkok dengan kran flushing : ex. Sample TOTO, WASSER atau AMERICAN
STANDARD
c. Floor drain, Type : stainless steel
d. Kran, Type : sesuai gambar kerja
e. Wash Sink, Type : sesuai gambar kerja
3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati, rapi dan tidak ada percikan kotoran,
seperti adukan semen pada alat-alat tersebut.
b. Apabila fixture tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan
balik/pelepas vacuum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan.
c. Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka
pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan dilakukan.
d. Penyedia Jasa harus melengkapi fixtures tersebut dengan leher angsa hanya jika fixtures
tersebut belum memiliki leher angsa built in.
e. Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukan termasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.
Pasal 22
PENYERAHAN PEKERJAAN
22.1 Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak, Gambar-
gambar dan Syarat-syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun perubahan yang
terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga pekerjaan dapat diterima
dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Proyek.
22.2 Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over -
PHO), Kontraktor harus menyerahkan :
Gambar-gambar yang sebenarnya (As Built Drawings) yang telah disetujui.
Gambar instalasi listrik yang sebenarnya.
Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT PEMBANGUNAN TKN LIMO
22.3 Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, kontraktor harus meneliti, mencatat dan menyetujui,
bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check List) pekerjaan-
pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.
36