Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ANALISIS JURNAL ARTIKEL ILMIAH

“A comparison Between the Effects of Ginger, Pyridoxine (vitamin B6) and Placebo for the
Treatment of the First Trimester Nausea and Vomiting of Pregnancy (NVP)”

Tugas Individu
Stase Praktik Keperawatan Komunitas dan Keluarga

Disusun Oleh:
Alifvia Nurintansari
20/469758/KU/22696

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda.

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat

peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan dikeluarkannya hormone chorionic

gonadothropine (HCG) plasenta. Faktor penyebab mual dan muntah meliputi faktor

glikogen hati yang diduga sebagai pemicu keluhan mual dan muntah, namun keluhan ini

akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme glikogen dalam tubuh. Peningkatan

hormon HCG mampu merangsang untuk mual dan muntah melalui rangsangan terhadap otot

dari proses lambung. Dampak mual muntah apabila tidak ditangani dengan baik maka akan

menimbulkan mual muntah yang berat (intractable) serta persisten yang terjadi pada awal

kehamilan sehingga mengakibatkan dehidrasi, gangguan elektrolit atau defisiensi nutrien

yang dikenal sebagai hiperemesis gravidarum.

Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira-kira 5% dari

ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan koreksi

ketidakseimbangan elektrolit (Kartikasari, 2017). Mual dan muntah pada ibu hamil trimester

pertama di masyarakat masih terjadi dan cara penanggulangannya sebagian besar masih

menggunakan terapi farmakologis. Akan lebih baik jika ibu hamil mampu mengatasi

masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi pelengkap non

farmakologis bersifat noninstruktif, noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek

samping yang merugikan. Analisis artikel ilmiah ini, akan membandingkan keefektifan
terapi non farmakologis berupa penggunaan jahe dan terapi farmakologi berupa pyridoxine

(vitamin B6) dan placebo untuk menangani mual pada wanita hamil pada trimester pertama.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai analisa artikel ilmiah ini adalah Bagaimana keefektifan

jahe, pyridoxine, dan placebo untuk mengatasi mual pada ibu hamil trimester pertama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep dari mual pada ibu hamil trimester pertama

2. Untuk mengetahui perbandingan keefektifan jahe, pyridoxine, dan placebo untuk

mengatasi mual pada ibu hamil trimester pertama.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil

Mual merupakan gejala pertama yang dialami ibu yang sering terjadi sebelum periode

menstruasi pertama tidak datang. Mual dan muntah pada kehamilan merupakan reaksi

tubuh ibu terhadap perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi

sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik, maupun psikologi. Mual yang terkadang

disertai muntah biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT), dan mencapai pncak pada usia gestasi 8 hingga 12

minggu serta berakhir pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu.

Rasa mual membuat seorang wanita hamil lebih sulit makan meskipun sudah tersedia

makanan favoritnya. Mual dan muntah disebabkan oleh adanya perubahan hormon yang

terjadi pada ibu hamil. Berikut ini adalah beberapa penyebab umum mual muntah yaitu:

a. Hormon estrogen dan progesteron Hormon progesteron dibentuk oleh corpus luteum.

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron dapat mengganggu sistem pencernaan

ibu hamil, dan membuat kadar asam lambung meningkat hingga muncul keluhan mual

dan muntah. Hormon ini dapat memperlambat fungsi metabolisme termasuk sistem

pencernaan.

b. Hormone chorionic gonadotrophin(hCG) Hormon hCG dalam aliran darah sangat

membantu untuk menjaga persediaan estrogen dan progesteron serta untuk mencegah

masa menstruasi. Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat mengakibatkan

efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual. Hormon ini juga

menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang dapat menimbulkan perasaan sangat
lapar dan sakit.Jadi hormon hCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual

dan muntah pada ibu hamil.

c. Makanan Makanan-makanan berminyak dapat menyebabkan mual dan muntah pada

ibu hamil. Fungsi sistem pencernaan yang telah menurun akibat hormon akan semakin

memburuk saat mendapat asupan makanan yang pedas dan berminyak.

Mual dan muntah jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut menjadi hyperemesis

gravidarum atau mual dan muntah yang berlebihan sehingga dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari dan keadaan ibu hamil menjadi buruk.

a. Dampak yang terjadi pada ibu akibat dari mualdan muntah yaitu : menurunnya cairan

elektrolit didalam tubuh ibu, sehingga terjadi hemokonsentrasi yang dapat

memperlambat peredaran darah, nafsu makan menurun yang mempengaruhi tumbuh

kembang janin, gangguan nutrisi, dehidrasi, kelemahan, dan penurunan berat badan.

b. Selain keadaan umum ibu menjadi buruk, dampak yang ditimbulkan dapat

menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, bayi lahir rendah, kelahiran

prematur, serta malforasi pada bayi baru lahir.

B. Manajemen Mual pada Ibu Hamil Trimester I

Mual dan muntah sering dialami oleh ibu hamil trimester I, cara mengatasi masalah

tersebut agar dapat mempertahankan asupan nutrisi dan cairan pada ibu hamil yaitu

sebagai berikut :

a. Menghindari bau atau faktor-faktor penyebab terjadinya mual dan muntah

b. Sediakan makanan kering seperti biscuit atau roti bakar sebelum bangun dari tempat

tidur di pagi hari

c. Jaga pola makan dengan cara makan sedikit-sedikit tapi sering


d. Hindari makanan yang mengandung lemak, dan berminyak, serta berbumbu keras

e. Bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung bergerak

f. Banyak mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat

g. Banyak minum air, dan mengkonsumsi vitamin B6 yang diimbangi dengan istirahat

yang cukup.

h. Pemberian aromaterapi

i. Pemberian minuman jahe hangat

Jahe adalah tanaman rimpang dengan banyak manfaat yang telah dikenal sejak lama.

Keungulan pertama jahe adalah kandungan minyak atsiri yang mempunyai efek

menyegarkan dan memblokir reflek muntah, sedangkan gingerol dapat melancarkan

darah dan saraf-saraf untuk bekerja dengan baik. Hasilnya membuat lebik rileks,

sehingga menekan reflek mual dan muntah. Aroha harum jahe dihasilkan oleh minyak

arsiri, sedangkan zat zingerone menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh

dan mengeluarkan keringat (Rusman et al., 2017)


BAB III
ANALISIS ARTIKEL ILMIAH
A. PICO
P : Nausea during pregnancy
I : Herbal therapy
C : Pharmacological therapy
O : Comfort
Pertanyaan klinis : Bagaimanakah keefektifan terapi herbal dibandingkan dengan terapi
farmakologi untuk mengatasi mual pada ibu hamil?
Selanjutnya dilakukan pencarian artikel ilmiah menggunakan PICO tersebut pada
database PubMed sehingga didapatkan hasil 17 artikel ilmiah dengan filter: tahun 2015-2020,
free access, dan full article. Selanjutnya dilakukan screening judul dan abstrak sehingga
terpilih artikel ilmiah yang berjudul “A comparison Between the Effects of Ginger,
Pyridoxine (vitamin B6) and Placebo for the Treatment of the First Trimester Nausea and
Vomiting of Pregnancy (NVP)”
B. Identitas Artikel Ilmiah
Judul : A comparison Between the Effects of Ginger, Pyridoxine (vitamin B6) and
Placebo for the Treatment of the First Trimester Nausea and Vomiting of Pregnancy (NVP)
Penulis : Fatemeh Sharifzadeh, Maryam Kashanian, Jalil Kouhpayehzadeh, Fatemeh
Rezaian, Narges Sheikhansari & Nooshin Eshraghi
Tahun : 2017
Jurnal : The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine
DOI : 10.1080/14767058.2017.1344965
C. Analisis Artikel Ilmiah
Metode
Penelitian ini dilakukan sebagai uji klinis rangkap tiga pada wanita yang berusia 6-16 tahun
minggu kehamilan dan memiliki NVP ringan hingga sedang antara September 2012 - Januari
2015 di Rumah Sakit Pendidikan Akbarabadi, Teheran, Iran. Persetujuan informed concent
diperoleh dari semua peserta dan mereka sepenuhnya diinformasikan tentang penelitiannya.
Penelitian ini memperoleh persetujuan dari dewan peninjau kelembagaan dan komite etika
kelembagaan. Penelitian juga terdaftar di Iran Registry of Clinical Trial (IRCT) (nomor
registrasi percobaan IRCT2015020320923N1).
Kriteria inklusi meliputi usia kehamilan antara 6-16 minggu kehamilan (menurut konfirmasi
LMP dan ultrasound yang andal pada trimester pertama), memiliki NVP ringan sampai
sedang tanpa perlu rawat inap, kehamilan tunggal dengan janin normal yang hidup, tidak
memiliki gangguan gastrointestinal, melek huruf, usia ibu antara 20-35 tahun, dan tidak
punya alergi atau hipersensitivitas yang diketahui terhadap obat-obatan herbal.
Kriteria eksklusi penelitian ini yaitu NVP parah yang membutuhkan rawat inap, tidak bisa
meminum jamu, memiliki gejala lain yang menunjukkan masalah patologis seperti diare,
mengalami gangguan gastrointestinal atau gangguan sistemik lainny, mengonsumsi obat-
obatan kecuali suplemen (asam folat), intoleransi terhadap jamu atau alergi jahe, vitamin B6
dan kelainan yg bisa menyebabkan mual dan muntah.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan berurutan. Responden, peneliti dan ahli
statistik tidak mengetahui kelompok penelitian. Untuk mendapatkan kekuatan 80% [α = 0,05
(dua sisi)], peneliti berencana untuk memasukkan 23 peserta pada setiap kelompok untuk
mendeteksi perbedaan 50 persentase poin pada Skor Rhodes setelah perawatan.
Kuesioner Rhodes2 digunakan untuk mengevaluasi tingkat keparahan NVP. Kuesioner ini
terdiri dari 8 pertanyaan dengan masing-masing 5 jawaban, menggunakan skala likert.
Kuesioner diisi oleh pasien. Pertanyaannya tentang tingkat keparahan mual (durasi, jumlah
atau frekuensi mual dan distres akibat mual), dan beratnya muntah (jumlah atau frekuensi
muntah, jumlah tiap kali muntah dan kesusahan karena muntah). Skor kuesioner 0- 1 - 2 - 3 -
4 (dari yang terbaik ke terburuk) diberikan untuk pertanyaan (skor total 32). Kuesioner ini
pertama kali digunakan oleh Zhou et al. pada tahun 1996 dan validitas dan reliabilitasnya
dikonfirmasi.
Wanita hamil yang memenuhi kriteria secara acak (block random sampling) dibagi menjadi 3
kelompok A, B dan C. Jahe, vitamin B6 dan plasebo diproduksi oleh pabrik yang sama
(Botanical Yas herbal production, Tehran, Iran) dibuat sangat mirip untuk bentuk, warna,
rasa dan bau dan diberikan pada 3 kelompok ini. Tidak ada seorangpun yang mengetahui
kategori kelompok dalam penelitian ini. Setelah menyelesaikan studi dan analisis statistik,
kandungan kapsul diungkapkan oleh pabrik pembuat.
Kapsul jahe berisi masing-masing 500mg jahe, vitamin B6 masing-masing 40mg diberikan
kepada responden sebanyak 2 kapsul per hari, selama empat hari. Skor Rhodes ditentukan 24
jam sebelum penelitian dan dievaluasi lagi empat hari setelah penelitian. Efektivitas
intervensi ditentukan oleh pengurangan skor total setelah intervensi. Kemudian total skor
kuesioner Rhodes dan setiap item kuesioner Rhodes dibandingkan secara terpisah antara 3
item kelompok. 77 responden menyelesaikan penelitian (28 responden dalam kelompok jahe,
26 responden dalam kelompok B6, dan 23 responden dalam kelompok plasebo).
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan software SPSS22. Analisis Fisher test, uji t,
analisis chi square, analisis Kruskal-Wallis, dan analisis Anova digunakan untuk
membandingkan data. Nilai P kurang dari 0,05 dianggap signifikan.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil.
Responden dari 3 kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan menurut umur,
paritas, usia kehamilan, dan tingkat keparahan gejala dan tingkat pendidikan.
Tingkat keparahan pada setiap gejala menurun setelah dilakukan pengobatan dibandingkan
dengan sebelum pengobatan.
Total Skor Rhodes menunjukkan peningkatan yang signifikan pada 3 kelompok setelah
pengobatan (Tabel 3) (uji t berpasangan).
Tingkat keparahan mual dan muntah dibandingkan secara terpisah antara 3 kelompok dan
hasil menunjukkan peningkatan pada ketiga kelompok (tabel 4).
Menggunakan metode analisis ANNOVA, ketiga kelompok tersebut dibandingkan 2 dengan
2. Perbandingan ini menunjukkan bahwa jahe lebih efektif daripada plasebo (P = 0. 039)
(tabel 5). Selain itu, vitamin B6 lebih efektif daripada placebo (P = 0,007) (tabel 5), tetapi
skor total jahe dan vitamin B6 tidak menunjukkan perbedaan signifikan (P = 0,128) (tabel 5).
Kruskal – Wall analisis satu arah varian menunjukkan bahwa jahe lebih efektif untuk item
mual termasuk intensitas (p = 0.027) dan distress (p = 0.027) serta distress muntah (p
=0,025).

Pembahasan
Dalam penelitian ini, ketiga obat tersebut efektif untuk mengurangi keparahan NVP dan jahe
serta vitamin B6 lebih efektif daripada plasebo. Jahe lebih efektif untuk keparahan mual dan
jumlah muntah setiap kali, dan vitamin B6 lebih efektif untuk muntah-muntah dan gangguan
muntah. Dalam studi yang dilakukan, vitamin B6 efektif dan aman untuk perbaikan
NVP saja. Penelitian lain tentang jahe mengusulkan bahwa jahe juga aman dan efektif untuk
NVP.Terdapat beberapa penelitian yang membandingkan efek jahe dan piridoksin NVP.
Ensiveh et al dalam blind study ganda membandingkan jahe dan vitamin B6 tanpa kontrol
plasebo dan menggunakan VAS (Visual analogue scale) untuk penentuan tingkat keparahan
NVP. Jumlah obat serupa dengan penelitian ini. Mereka menyimpulkan bahwa jahe lebih
efektif daripada piridoksin untuk menurunkan keparahan mual, tetapi sama dengan piridoksin
untuk menurunkan frekuensi mual dan muntah.
Sebuah studi oleh Smith et al, menunjukkan bahwa jahe berkhasiat untuk meringankan kasus
mual, muntah-muntah kering dan muntah pada awal kehamilan dan sebanding dengan
vitamin B6. Studi lainnya yang membandingkan jahe dalam jumlah 650 mg dan vitamin B6
dalam dosis 25 mg untuk NVP melaporkan bahwa kedua metode tersebut efektif untuk NVP,
tetapi jahe lebih efektif dari vitamin B6. Penelitian oleh Portnoi et al menunjukkan bahwa
jahe memiliki sifat yang ringan berpengaruh pada NVP dan tidak memiliki efek samping
pada hasil akhir kehamilan.
Jahe merupakan obat herbal kuat yang memiliki mekanisme farmakologis. Oleh karena itu
harus digunakan untuk indikasi khusus dengan pertimbangan kontraindikasi dan efek
sampingnya (yang paling penting adalah efek antikoagulasi). Konsumsi jahe pada wanita
yang ingin menggunakan obat herbal untuk NVP telah dilaporkan efektif dibandingkan
dengan plasebo.
Dalam tinjauan sistematis, jahe telah diusulkan sebagai yang efektif dan aman, obat yang
dapat mengurangi frekuensi muntah dan tingkat keparahan mual perbandingan dengan
placebo, namun, dosis aman maksimumnya masih belum jelas dan selanjutnya studi
diperlukan, agar kesimpulan absolut dapat dicapai (Sharifzadeh et al., 2018).
E. Kelebihan dan Kekurangan Artikel Ilmiah
1. Kelebihan artikel ilmiah
Penelitian ini bersifat perbandingan dan merupakan dasar untuk penelitian lanjutan.
2. Keterbatasan artikel ilmiah
Keterbatasan penelitian ini adalah penulisan kurang sistematis.
BAB IV
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Banyak sekali jenis pengobatan herbal yang sudah dipakai di beragai kalangan akan
tetapi masih banyak pula yang belum diteliti secara klinis. oleh karena itu, perawat dapat
berperan sebagai peneliti untuk menguji manfaat, dosis, atau efek samping dari pengobatan
herbal.
Perawat juga memiliki peran untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
pengobatan herbal yang sudah diteliti secara klinis sehingga dapat diterapkan sebagai
pengobatan utama atau pendamping.
BAB V
KESIMPULAN

Mual dan muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan yang
terjadi akibat kehamilan. Kehamilan memengaruhi sistem tubuh, baik secara hormonal, fisik,
maupun psikologi. Pemberian edukasi mengenai pengobatan herbal untuk menurunkan mual dan
muntah pada ibu hamil trimester pertama akan memberikan efek samping yang lebih sedikit dari
obat farmakologi serta lebih mudah didapatkan dan harganya murah asalkan penggunaannya
sesuai sehingga mudah diterapkan pada keluarga. Pada penelitian yang berjudul A comparison
Between the Effects of Ginger, Pyridoxine (vitamin B6) and Placebo for the Treatment of the
First Trimester Nausea and Vomiting of Pregnancy (NVP) ini membuktikan bahwa jahe lebih
efektif daripada plasebo untuk pengobatan NVP ringan sampai sedang dan sebanding dengan
terapi farmakologi menggunakan vitamin B6 untuk menurunkan NVP.
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti wardiyah. Hiperemesis Gravidarum. Makalah Jurnal Reading. Universitas Indonesia.


Jakarta. Herrell, H. E. (2014). Nausea and Vomiting of Pregnancy. america: American
Academy of Family Physicians.2012

Kartikasari, Ratih Indah., Faizatul Ummah, Lutfi Barrotut Taqiiyah. (2017). Aromaterapi
Peppermint Untuk Menurunkan Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil. Surya . 09 (02): 1-8

Kikak. (2013). Efektifitas Konsumsi Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Ungaran .

Manuaba, IBG. (2008). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan: Jakarta

Maulana, M. (2010). Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya. Katahati: Jogjakarta

Regina, S. H. (2011). Kegunaan jahe untuk mengatasi mual dan muntah dalam kehamilan .
Damianus Journal of Medicine, 161-170.

Rusman, A. D. P., Andiani, D., & Fakultas Ilmu Kesehatan, U. (2017). Efektifitas Pemberian
Jahe Hangat dalam Mengurangi Mual Muntah pada Ibu Hamil Trimester I. Prosiding
Seminar Nasional, 978–979.

Sharifzadeh, F., Kashanian, M., Koohpayehzadeh, J., Rezaian, F., Sheikhansari, N., & Eshraghi,
N. (2018). A comparison between the effects of ginger, pyridoxine (vitamin B6) and
placebo for the treatment of the first trimester nausea and vomiting of pregnancy (NVP).
Journal of Maternal-Fetal and Neonatal Medicine, 31(19), 2509–2514.
https://doi.org/10.1080/14767058.2017.1344965

Tiran, D. (2009). Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai