Definisi

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang sering terjadi, prevalensinya cukup tinggi pada wanita
berusia tua dengan ras kulit berwarna. Dapat ditemukan dalam pemeriksaan fisik dan seringkali
asimptomatik. Mioma uteri dapat menyebabkan pendarahan uteri abnormal, nyeri panggul,
frekuensi dan urgensi kemih meningkat, retensi urin, low back pain, konstipasi dan nyeri genital
berulang.[ CITATION Mar17 \l 1033 ] bila tidak tertangani dengan baik akan terjadi morbiditas dan
penurunan kualitas hidup [ CITATION And21 \l 1033 ]

Epidemiologi
Prevalensi nya hingga 80% pada wanita dengan usia 30-50 tahun. Sebanyak 20-50% pasien tidak
memiliki gejala. Dan 15-33% mioma uteri muncul Kembali setelah dilakukan miomektomi.
Mioma uteri jarang terjadi sebelum pubertas, dan prevalensinya akan meningkat saat usia
reproduktif, dan mengecil saat menopause. [ CITATION Kot18 \l 1033 ]
Etiologi
Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari myometrium dimana pertumbuhan
myometrium ini sangat bergantung pada estrogen dan progesterone.[ CITATION Mar17 \l 1033 ]

Gambar 1 Faktor Risiko Mioma Uteri[ CITATION Mar17 \l

1033 ]

Patofisiologi
Dengan prevalensi yang cukup tinggi, mekanisme pasti akan pertumbuhan dari mioma uteri
masih belum pasti. Tetapi banyak studi yang dipublikasikan menyebutkan bahwa pentingnya
peran estrogen dan progesterone di patogenesa dari mioma uteri. Dapat dipastikan bahwa mioma
uteri tumbuh dari myometrium. Mioma uteri ini berkembang dari sel otot polos dan komponen
fibroblast yang terletak di excessive extracellular matrix (ECM). Ditemukan data bahwa
progesterone memiliki peran yang lebih penting dibandingkan estrogen di pertumbuhan dari
mioma uteri [ CITATION Mic20 \l 1033 ].
Klasifikasi
Klasifikasi mioma uteri berdasarkan dari lokasi:
Subserosa (tumbuh keluar dari uterus)
Intramural (di myometrium)
Submucosa (tumbuh ke dalam kavitas uteri)
Manifestasi klinis dan opsi tatalaksana dipengaruhi oleh ukuran, jumlah dan lokasi mioma uteri
[ CITATION Mar17 \l 1033 ]

Tatalaksana
Tatalaksana harus disesuaikan dengan ukuran dan lokasi mioma uteri; usia pasien, gejala klinis,
keinginan untuk memiliki anak, akses terapi yang sebisa mungkin tidak invasif serta pengalaman
klinisi. Tatalaksana suportif dapat diberikan pada pasien asimptomatik. [ CITATION Mar17 \l 1033 ]
Gambar 2 Perbandingan keuntungan , kerugian serta efek pada fertilitas dalam tatalaksana mioma uteri[ CITATION Mar17 \l
1033 ]

Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan pengendalian factor risiko, skrining rutin, kecukupan asupan
cairan.
Vitamin D dapat menjadi pencegah mioma uteri. Oleh karena itu, defisiensi vitamin D pada
wanita dengan mioma uteri harus diatasi. Beberapa studi mengemukakan bahwa vitamin K dapat
mencegah pertumbuhan mioma uteri.[ CITATION Mic201 \l 1033 ]
Pada studi [ CITATION And21 \l 1033 ], ditemukan bahwa konsumsi stoberi dapat menjadi agen
terapeutik pada mioma uteri. Curcumin atau zat pada kunyit merupakan suplemen bernutrisi
dengan aktivitas antineoplastic, sehingga sel mioma uteri apoptosis.

Daftar pustaka
Andrea, T., Marina, V., Antonio, M., Mladen, A., Ivana, B., & Radmilla, S. (2021). Uterine Fibroids and
Diet. International Journal of Enviromental Research and Public Health, 1-15.
Kotani, Y., Tobiume, T., Fujishima, R., Shigeta, M., Takaya, H., Nakai, H., . . . Matsumura, N. (2018).
Recurrence of uterine myoma after myomectomy: Open myomectomy versus laparoscopic
myomectomy. . The Journal of Obstetrics and Gynaecology Research, 298-302.
Maria, S. D., De La, C., & Edward, M. (2017). Uterine fibroids: Diagnosis and Treatment. American
Family Physician, 1-8.
Michael, C., Marta, W., Tanisław, Z., Klaudia, W., & Artur, C. (2020). The Role of miRNA and Related
Pathways in Pathophysiology of Uterine Fibroids- from Bench to Bedside. International Journal
of Molecular Sciences, 1-26.
Michal, C., Mohamed, A., Magdalena, Z., Maciej, S., & Ayman, A.-H. (2020). Vitamins and Uterine
Fibroids: Current Data on Pathophysiology and Possible Clinical Relevance. International
Journal of Molecular Sciences, 1-25.