Anda di halaman 1dari 8

APA ITU EMOSI ?

 Tidak mudah untuk dijawab, banyak sekali definisi emosi dan tidak ada yg
dapat diterima secara umum karena :
 Emosi melibatkan banyak aspek
 Emosi melibatkan banyak hal sekaligus

 Definisi yg komprehensif harus memuat aspek- aspek :


1. Apa yg dirasakan seseorang yg berada dalam keadaan emosional
2. Dasar fisiologis/biologis dari perasaan emosional
3. Dampak emosi terhadap persepsi, berpikir & berprilaku
4. Hal-hal yg mendorong (driving) /motivational properties dari emosi tertentu,
seperti takut & marah
5. Tentang bagaimana emosi diekspresikan dalam bahasa, ekspresi wajah,
gesture (gerak-gerik)

EKSPRESI & PERSEPSI DARI EMOSI


 Emosi memiliki dampak yg besar pada org lain, bila mengekspresikannya dengan
cara yg dapat dipersepsikan oleh org lain.

 Mempersepsi respon emotional  berespon secara emotional.


Misal : Salah satu teman kita berhasil menjadi juara kelas  1. mungkin
berespon senang 2.mungkin jealous

 Artinya respon emosional tergantung pada persepsi seseorang pada keadaan


tsb

SUMBER PERSEPSI EMOSI


Beberapa sumber persepsi emosi, antara lain :
1. Voice
 Teriakan  takut, excitement
 Rintihan  sakit, unhappiness
 Tertawa  senang
 Terisak  menderita
 Suara latang  marah

2. Facial Expressions
3. Body Language

STUDI TENTANG EMOSI


 STUDI EKMAN, 1982 bahwa
 Foto ekspresi wajah org kulit putih dinilai oleh org kulit hitam  tepat &
benar
 Foto ekspresi wajah org kulit hitam dinilai oleh mahasiswa Asia  cermat &
tepat
 JADI, meskipun berbeda “culture”, namun eva- luasi/penilaian terhadap
“primary emotion” dari ekspresi wajah ternyata memiliki ke samaan
persepsi dalam setiap culture

1
EKSPRESI WAJAH
 KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Konteks (situasi dimana emosi terjadi + ekspresi wajah)  akan memberikan info
yg tepat untuk menilai ekspresi emosi dng baik.
Bila terjadi Ekspresi Wajah >< Konteks, maka dalam kasus tsb, lebih
mendasarkan pada ekspresi wajah (T.L non verbal) daripada konteks atau
situasi (Frijda, 1969)
 LEARNING
Dapat mengubah ekspresi emosi.Individu belajar me-nekan (suppress) ekspresi
dengan cara yg halus (tdk kentara) dng cara yg berbeda.
Contoh : Kagum  ekspresi cuek, sok cool

ASPEK FISIOLOGI DARI EMOSI


 Kita tdk menyadari apa yg sedang terjadi di dalam tubuh, saat marah, takut,
excited.

 Dapat diobservasi langsung dng menggunakan alat-alat pencatat tertentu oleh


Psychophisiologist, yg diukur denyut jantung, tekanan darah,aliran darah ke
berbagai bagian tubuh, aktivitas perut & sistem gastrointestinal, tingkat
hormon, kecepatan dan dalamnya pernafasan.

 SISTEM SYARAF OTONOM


Perubahan pada tubuh akibat emosi terjadi karena aktivitas sistem otonom

1.Sistem Syaraf Simpatis:


 Aktif saat emosi kuat, misal takut/marah
 Denyut jantung naik, tekanan darah naik, glu- kose naik, melepaskan
hormon epinephrine (a- drenalin) dan norephinephrine (noradrenalin)

2.Sistem Syaraf Parasimpatis :


 Aktif saat tenang & relaks
 Kebalikan dng sistem syaraf simpatis
 Menghemat energi : tekanan darah normal,de- nyut jantung normal,
mengalihkan darah ke alat pencernaan

POLA RESPON TUBUH KONDISI EMOSI


 Tubuh bereaksi dng pola tertentu dalam kondisi emosi tertentu pula

 Sistem Syaraf Somatis : bagian dari sistem syaraf perifer mengaktifkan otot-
otot (tangan kaki, otot pernafasan)  terjadi perubahan pernafasan,
ketegangan otot  mempengaruhi posture tubuh selama emosi

 Emosi MARAH & TAKUT


Diikuti oleh perubahan tubuh, karena aktivitas sistem syaraf simpatis aktif 
membantu tubuh menghadapi situasi ancaman

POLA RESPON TUBUH KONDISI EMOSI


 Emosi MARAH & TAKUT

2
Denyut jantung naik, pembuluh darah di otot melebar, tubuh lbh siap melakukan
aksi, gula darah dikeluarkan dari liver, epinephrine & nor epinephrine dilepaskan
dari kelenjar adrenalin, pupil mata membesar, pembuluh darah perifer kulit
menyempit, ketegangan otot meningkat, kecepatan perfasan meningkat.

 Emosi TENANG /RELAX


Aktivitas Simpatis & Somatis menurun
Aktivitas Parasimpatis naik

Cognitive Appraisal Theory


 Teori ini menekankan prinsip appraisal, antara lain teori Schachter-Singer &
Lazarus

 Menurut teori ini : emosi yg dirasakan merupakan hasil appraisal/penilaian dari


informasi yg berasal dari situasi lingkungan & dari tubuh

 Teori KOGNITIF, appraisal melibatkan kognisi yaitu pengolahan informasi dari


berbagai sumber (lingkungan,tubuh,ingatan yaitu pengalaman dng situasi serupa,
kecenderungan berespon dng cara tertentu,akibat2 emosi)

Emosi dasar manusia


 Emosi TAKUT
 Tipikal rasa takut pd remaja:
• Takut pd fenomena alam
• Takut utk berhubungan sosial
Mis: malu (shyness & embarrasment)
• Takut pd dirinya sendiri
• Takut thd sesuatu yg belum diketahui/ dikenalnya
 Emosi KHAWATIR/ WORRY
 Emosi takut yg intensitasnya lebih rendah (Hurlock)
 Penyebab: hal2 yg tidak riil/ imajinasinya
 Tdk sama antara orang yg satu dg yg lainnya
 Worry terjadi pd orang yg tdk siap
 Worry tdk berjalan lama

 Emosi CEMAS/ ANXIETY


 Satu penampilan dari emosi takut.
 Intensitas takutnya lebih besar dari worry.
 2 kemungkinan individu merasa cemas:
 Apkh cemas ditimbulkan dr sesuatu yg imajiner.
 Apkah cemas ditimbulkan dr sesuatu yg riil

Tipikal rasa takut pd remaja:


• Takut pd fenomena alam
• Takut utk berhubungan sosial
Mis: malu (shyness & embarrasment)
• Takut pd dirinya sendiri
• Takut thd sesuatu yg belum diketahui/ dikenalnya
 Emosi KHAWATIR/ WORRY

3
 Emosi takut yg intensitasnya lebih rendah (Hurlock)
 Penyebab: hal2 yg tidak riil/ imajinasinya
 Tdk sama antara orang yg satu dg yg lainnya
 Worry terjadi pd orang yg tdk siap
 Worry tdk berjalan lama

 Emosi CEMAS/ ANXIETY


 Satu penampilan dari emosi takut.
 Intensitas takutnya lebih besar dari worry.
 2 kemungkinan individu merasa cemas:
 Apkh cemas ditimbulkan dr sesuatu yg imajiner.
 Apkah cemas ditimbulkan dr sesuatu yg riil

STRESS
 Definisi Stress (Lazarus & Folkman,1984)
“Stress adalah keadaan internal yg dapat di-sebabkan oleh tuntutan fisik thd
tubuh (penyakit,latihan,suhu tubuh yg ekstrem) atau oleh situasi
lingkungan/sosial yg dinilai secara potensial berbahaya, membebani, tdk terkon
– trol atau melebihi sumber daya untuk coping”.

 Stressor adalah pemicu atau sumber atau penyebab stress

 Respon terhadap stress :


1.Respon Fisik /Biologis (pusing, mual, gatal,dll)
2.Respon Psikologis (cemas, depresi,hopelessness mudah marah,rasa tdk
berdaya,dll)

Stress adalah masalah terbesar dalam masyarakat. 75% penyakit fisik berhubungan
dengan stress, misal: penyakit jantung (tipe A)

 TIPE Perilaku berdasarkan ambang stressnya


1. TIPE A : tidak sabaran,ambisius,selalu ingin mencapai goal dng
semangat,mengerjakan 2 hal sekaligus, sikap kompetitif
2.TIPE B : easy going, tenang,tdk mudah terganggu, santai, flexible,non
competitive.

STRESSOR
 Setiap perubahan dlm lingkungan (yg menyedihkan & menyenangkan)
membutuhkan “coping”.

 Stress dalam kadar yg sedikit membantu untuk menyesuaikan diri. Stress yg


berlebihan menyebabkan DISTRESS.

 Beberapa peristiwa merupakan stressor pd banyak orang. Misal : infeksi,


peristiwa berbahaya dlm (Kebakaran/Banjir), Transisi utama dlm hidup,
ancaman yg diantisipasi/aktual yg mengancam harga diri.

4
Sarafino (2006) menyatakan ada 3 jenis sumber stress
• Sources within the person (dalam diri)
• Sources in the family ( dari keluarga)
• Sources in the community & society (dari komunitas & lingkungan sosial)

LIFE EVENT
Perubahan dalam kehidupan bisa merupakan STRESSOR (Social Readjusment
Rating Scale, Holmes & Rahe 1967).
 Contoh Stressor karena life change :
 Death of Spouse
 Divorce
 Marital separation from mate
 Detention in jail
 Death of close family member
 Marriage
 Pregnancy
 Retirement
 Being Fired,dll (lihat tabel 8.1 hal: )

STRESSOR & STRESS CYCLES


Selain perubahan2 kehidupan, yang bisa menjadi Stressor adalah :
 Situasi yg dirasakan terus menerus (luka, infeksi, sakit
menahun,suhu,noise, latihan)
 Pertengkaran dlm kehidupan sehari-hari (pekerjaan, keluarga,aktivitas
sosial, kesehatan, keuangan)
 Frustrasi & Konflik
 Stress, memiliki efek : Segera maupun Jangka Panjang (bila stressor bertahan
lama)

 Jika efek stres menghalangi adaptasi thd lingkungan atau menimbulkan distress
 efek itu sendiri menjadi stressor (cycle of distress, lihat hal.324)

DAMPAK STRESS PADA TUBUH


 Hans Selye ada respon dari tubuh thd stressor yg disebut GAS (General
Adaptation Syndrome) yg terdiri dari 3 tahap:
1. ALARM REACTION : respon langsung tubuh thd stressor untuk menyiapkan
diri mengatasi stressor (syaraf simpatis aktif)
2. RESISTANCE : bila stressor berlanjut, tubuh berusaha bertahanpada
tahap ini dengan res- pon2 hormonal
3. EXHAUSTION :tubuh tdk lagi mampu bertahan  psikosomatis,daya tahan
tubuh menurun, sakit, lemah, kanker, berbagai penyakit datang  bisa
membawa kematian

COPING STRESS

5
 Coping dari kata cope =melawan, menghadapi,mengatasi.
Coping merupakan usaha kognitif atau tingkah laku yg mengarah pada proses
pemecahan masalah & keseim-bangan emosional pada diri seseorang sebagai
akibat adanya situasi yg dinilai menekan atau mengancam dirinya (Lazarus &
Folkman)

 Beberapa karakteristik coping menurut Lazarus & Folkman :


 Coping mengarah pada suatu proses, bukan tujuan yg dicapai dengan
tingkah laku
 Proses tsb melibatkan tingkah laku, termasuk tingkah laku kognitif
(berpikir)
 Tingkah laku coping terpusat pada kebutuhan/ tuntutan yg dialami
seseorang sebagai kewaji-ban atau peristiwa yg melebihi kapasitas dirinya

 Tujuan umum dari tingkah laku coping adalah menghilangkan pengalaman yg


tidak seimbang antara tuntutan & kemampuan
 Coping sangat dipengaruhi oleh penilaian individu terhadap tuntutan
keadaan dan sumber da-yanya sendiri
 Coping dipandang semata-mata sebagai usaha penyesuaian terhadap
tuntutan, terlepas dari sukses atau tidaknya usaha tsb

STRATEGI COPING
Menurut Lazarus & Folkman, berdasarkan fung-si coping ada 2 kategori besar
yaitu :
1. Problem Focus Coping
Adalah upaya untuk mengatasi stress langsung pada sumber stress, baik dng
cara mengubah masalah yg dihadapi,mempertahankan tingkah laku maupun
mengubah kondisi lingkunngan.
2. Emotion Focus Coping
Adalah coping yang bertujuan meredakan, me-ngatur tekanan
emosional,mengurangi emosi negatif yg ditimbulkan oleh situasi

BENTUK-BENTUK PROBLEM FOCUS COPING


 Confrontive coping
Merupakan upaya agresif untuk mengubah situasi
Misal : melampiaskan kemarahan & menanggung risikonya
 Planful problem focus coping
Merupakan usaha coping yg bertujuan mengubah kea-daan disertai dng
pendekatan analitis
Misal : Membuat rencana tindakan & melaksanakannya
 Accepting responsibility
Merupakan upaya coping dgn cara mengakui peran individu dlm masalah yg
dialami
Misal : Mengevaluasi diri & berupaya memperbaiki
 Seeking social support
Merupakan upaya mencari dukungan social atas masalah yg dihadapi
Misal : Mencari info ke ahli Jiwa

BENTUK-BENTUK EMOTION FOCUS COPING

6
 Seeking Social/Emotional Support
Merupakan upaya mencari dukungan sosial maupun dukungan emosional
(keluarga, teman,dll)
Misal : “curhat” agar ada solusi
 Self Control
Merupakan upaya mengatur perasaan (menyembu- nyikan perasaan,
mengendalikan t.l)
Misal : Menyembunyikan perasaan
 Escape avoidance (denial)
Merupakan tindakan melarikan diri atau menghindari masalah (makan, minum2,
merokok, obat, menarik diri, fantasi)
 Positive Reappraisal (turning to religion)
Mencipatakan makna positive dng penekanan religiusitas)
Misal : Banyak berdoa
 Distancing
Merupakan usaha menjaga “jarak” dari masalah (menganggap masalah seolah2
tidak ada, tdk memikirkan secara serius masalah yg dihadapi)

C. GABUNGAN Problem & Emotion Focus Coping


Menurut Carver,Weintraub & Scheier, bahwa hampir setiap masalah
menimbulkan kedua jenis coping

TUJUAN STRATEGI COPING


Menurut Taylor (2006) ada 4 tujuan melakukan strategi coping
 Mempertahankan keseimbangan emosi
 Mempertahankan Self Image
 Mengurangi tekanan lingkungan yg sifatnya negatif
 Melanjutkan relasi yg memuaskan dg org lain

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI STRATEGI COPING


 Menurut Lazarus & Folkman, ada beberapa faktor yg mempengaruhi pilihan
strategi coping

1. Faktor Individual antara lain :


a. Usia
Perbedaan struktur psikologis & sumber untuk melakukan coping akan berubah
sesuai usia dan membedakan dlm merespon tekanan
b. Jenis Kelamin
Seiffge, dkk menyatakan perempuan cenderung melaku- kan seeking social
dibanding pria.
c. Tingkat Pendidikan
Yg berpendidikan lbh tinggi cenderung menggunakan pro- blem focus coping
d. Kepribadian
Kepribadian optimis, berpandangan positif cenderung menggunakan problem
focus coping
e. Kematangan Emosional

7
Semakin matang tindakannya cenderung direct action dan yg kurang matang
cenderung hanya meredakan ketegangan
f. Status Sosial Ekonomi
Mereka dg status sos-ek rendah cenderung menampilkan coping yg kurang aktif,
krg realistik dan menolak dibandingkan dg sos-ek yang tinggi
g. Kesehatan Mental
Mereka yang depresi/ kesehatan mentalnya buruk cenderung kurang efektif
strategi copingnya terhadap tekanan yg dialami dibandingkan dg mereka yg
sehat
h. Keterampilan Memecahkan Masalah
Mereka yg trampil mencari info, mengidentifikasi masalah, membuat alternatif
pertimbangan lebih cederung tepat responnya terhadap masalah

2. Konteks Lingkungan
a. Tingkat Stressor
Kondisi yg sdh tdk dpt diubah (jalan buntu) lebih sesuai menggunakan emotion
focused coping
b. Sistem Budaya
Sistem adat & agama yg kuat membuat masyarakatnya introvert lbh banyak
menampilkan problem focused coping
c. Dukungan Sosial
Coping akan lbh efektif dan tepat dlm menghadapi konflik bila mendapatkan
dukungan dari ortu, keluarga, teman maupun tenaga profesional

Anda mungkin juga menyukai