Tidak mudah untuk dijawab, banyak sekali definisi emosi dan tidak ada yg
dapat diterima secara umum karena :
Emosi melibatkan banyak aspek
Emosi melibatkan banyak hal sekaligus
2. Facial Expressions
3. Body Language
1
EKSPRESI WAJAH
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Konteks (situasi dimana emosi terjadi + ekspresi wajah) akan memberikan info
yg tepat untuk menilai ekspresi emosi dng baik.
Bila terjadi Ekspresi Wajah >< Konteks, maka dalam kasus tsb, lebih
mendasarkan pada ekspresi wajah (T.L non verbal) daripada konteks atau
situasi (Frijda, 1969)
LEARNING
Dapat mengubah ekspresi emosi.Individu belajar me-nekan (suppress) ekspresi
dengan cara yg halus (tdk kentara) dng cara yg berbeda.
Contoh : Kagum ekspresi cuek, sok cool
Sistem Syaraf Somatis : bagian dari sistem syaraf perifer mengaktifkan otot-
otot (tangan kaki, otot pernafasan) terjadi perubahan pernafasan,
ketegangan otot mempengaruhi posture tubuh selama emosi
2
Denyut jantung naik, pembuluh darah di otot melebar, tubuh lbh siap melakukan
aksi, gula darah dikeluarkan dari liver, epinephrine & nor epinephrine dilepaskan
dari kelenjar adrenalin, pupil mata membesar, pembuluh darah perifer kulit
menyempit, ketegangan otot meningkat, kecepatan perfasan meningkat.
3
Emosi takut yg intensitasnya lebih rendah (Hurlock)
Penyebab: hal2 yg tidak riil/ imajinasinya
Tdk sama antara orang yg satu dg yg lainnya
Worry terjadi pd orang yg tdk siap
Worry tdk berjalan lama
STRESS
Definisi Stress (Lazarus & Folkman,1984)
“Stress adalah keadaan internal yg dapat di-sebabkan oleh tuntutan fisik thd
tubuh (penyakit,latihan,suhu tubuh yg ekstrem) atau oleh situasi
lingkungan/sosial yg dinilai secara potensial berbahaya, membebani, tdk terkon
– trol atau melebihi sumber daya untuk coping”.
Stress adalah masalah terbesar dalam masyarakat. 75% penyakit fisik berhubungan
dengan stress, misal: penyakit jantung (tipe A)
STRESSOR
Setiap perubahan dlm lingkungan (yg menyedihkan & menyenangkan)
membutuhkan “coping”.
4
Sarafino (2006) menyatakan ada 3 jenis sumber stress
• Sources within the person (dalam diri)
• Sources in the family ( dari keluarga)
• Sources in the community & society (dari komunitas & lingkungan sosial)
LIFE EVENT
Perubahan dalam kehidupan bisa merupakan STRESSOR (Social Readjusment
Rating Scale, Holmes & Rahe 1967).
Contoh Stressor karena life change :
Death of Spouse
Divorce
Marital separation from mate
Detention in jail
Death of close family member
Marriage
Pregnancy
Retirement
Being Fired,dll (lihat tabel 8.1 hal: )
Jika efek stres menghalangi adaptasi thd lingkungan atau menimbulkan distress
efek itu sendiri menjadi stressor (cycle of distress, lihat hal.324)
COPING STRESS
5
Coping dari kata cope =melawan, menghadapi,mengatasi.
Coping merupakan usaha kognitif atau tingkah laku yg mengarah pada proses
pemecahan masalah & keseim-bangan emosional pada diri seseorang sebagai
akibat adanya situasi yg dinilai menekan atau mengancam dirinya (Lazarus &
Folkman)
STRATEGI COPING
Menurut Lazarus & Folkman, berdasarkan fung-si coping ada 2 kategori besar
yaitu :
1. Problem Focus Coping
Adalah upaya untuk mengatasi stress langsung pada sumber stress, baik dng
cara mengubah masalah yg dihadapi,mempertahankan tingkah laku maupun
mengubah kondisi lingkunngan.
2. Emotion Focus Coping
Adalah coping yang bertujuan meredakan, me-ngatur tekanan
emosional,mengurangi emosi negatif yg ditimbulkan oleh situasi
6
Seeking Social/Emotional Support
Merupakan upaya mencari dukungan sosial maupun dukungan emosional
(keluarga, teman,dll)
Misal : “curhat” agar ada solusi
Self Control
Merupakan upaya mengatur perasaan (menyembu- nyikan perasaan,
mengendalikan t.l)
Misal : Menyembunyikan perasaan
Escape avoidance (denial)
Merupakan tindakan melarikan diri atau menghindari masalah (makan, minum2,
merokok, obat, menarik diri, fantasi)
Positive Reappraisal (turning to religion)
Mencipatakan makna positive dng penekanan religiusitas)
Misal : Banyak berdoa
Distancing
Merupakan usaha menjaga “jarak” dari masalah (menganggap masalah seolah2
tidak ada, tdk memikirkan secara serius masalah yg dihadapi)
7
Semakin matang tindakannya cenderung direct action dan yg kurang matang
cenderung hanya meredakan ketegangan
f. Status Sosial Ekonomi
Mereka dg status sos-ek rendah cenderung menampilkan coping yg kurang aktif,
krg realistik dan menolak dibandingkan dg sos-ek yang tinggi
g. Kesehatan Mental
Mereka yang depresi/ kesehatan mentalnya buruk cenderung kurang efektif
strategi copingnya terhadap tekanan yg dialami dibandingkan dg mereka yg
sehat
h. Keterampilan Memecahkan Masalah
Mereka yg trampil mencari info, mengidentifikasi masalah, membuat alternatif
pertimbangan lebih cederung tepat responnya terhadap masalah
2. Konteks Lingkungan
a. Tingkat Stressor
Kondisi yg sdh tdk dpt diubah (jalan buntu) lebih sesuai menggunakan emotion
focused coping
b. Sistem Budaya
Sistem adat & agama yg kuat membuat masyarakatnya introvert lbh banyak
menampilkan problem focused coping
c. Dukungan Sosial
Coping akan lbh efektif dan tepat dlm menghadapi konflik bila mendapatkan
dukungan dari ortu, keluarga, teman maupun tenaga profesional