Anda di halaman 1dari 37

NOMENLAKT

UR
Tutor :
Nama Anggota :
1. Diva Calista Azalia (202011024)
2. Muhamad Minanul Hanif (202011025)
3. Siti Mutmainah Salpadillah (202011026)
4. Muhammad Iqbal Latif (202011027)
5. Arini Tata Aulia (202011028)
6. Rafi Naufal Fernanda (202011029)
7. Sabrina Allya Zahra (202011030)

Kelas : B Kelompok : 1
1
MENJELASKAN URUTAN
ERUPSI GIGI SULUNG &
GIGI PERMANEN
Urutan erupsi gigi
permanen
● Gigi permanent yang pertama erupsi ke dalam oral cavity (rongga mulut) ialah
Molar-1 permanent (M1) pada anak umur 6 tahun. Letak M-1 ini disebelah M-2.
● Gigi tetap berikutnya yang tumbuh yaitu central R.B. Kadang-kadang M-1 ini
tumbuh bersamaan dengan I-1 R.B. yaitu pada umur 6 tahun.
● Tahun berikutnya disusul oleh P-2 kemudian C R.A. M-2 biasanya tumbuh pada usia
12 tahun, terletak disebelah distal dari M-1 sering disebut twelve year molar. C R.A
kadang-kadang bersamaan tumbuhnya dengan M-2 ini sedangkan Molar tumbuh
pada usia 17 tahun atau lebih.
● Pada usia 12 tahun terjadi pertumbuhan tulang rahang untuk tempat gigi M-3, gigi
M-3 ini mempunyai variasi dalam bentuk maupun letaknya.
Ringkasan pertumbuhan atau erupsi gigi tetap sebagai
berikut :

Molar-1 Caninus Rahang Bawah

Incisive-1 & Incisive-2 Premolar-1 7. Premolar-2


Rahang Bawah
Incisive-1 Rahang Atas Caninus Rahang Atas

Incisive-2 Rahang Atas Molar-2 10. Molar-3


Urutan Erupsi Gigi Permanen
Urutan erupsi gigi
sulung
● Gigi sulung mulai erupsi pada usia kurang lebih 6 bulan hingga erupsi lengkap pada
usia 2 tahun dengan jumlah dua puluh gigi.
● Mahkota gigi yang telah terbentuk dalam bentuk dan ukuran tertentu tampak penuh dan
menumpuk ketika masih di dalam pertumbuhan tulang yang kecil.
● Setelah kalsifikasi mahkota selesai, akar gigi mulai terbentuk dan gigi bergerak
melewati tulang kearah permukaan. Akar gigi sulung berada dalam keadaan sempurna
hingga usia 3 tahun.
● Setelah 3 tahun, akar gigi sulung akan mulai mengalami resorpsi. Resorpsi akar gigi
sulung terjadi bersamaan dengan gigi pengganti yang bergerak mendekati permukaan.
Gangguan erupsi gigi sulung yang terjadi adalah erupsi dini
dan erupsi terlambat
● Erupsi Dini =Terkadang gigi insisivus satu bawah satu atau dua
buah telah erupsi pada saat bayi dilahirkan.
● Erupsi yang Terlambat = Dalam batas-batas normal gigi susu
pertama mungkin tidak tampak sampai anak berusia 1 tahun
Tabel 1. Erupsi
Gigi Sulung.
2

Nomenklatur Gigi
Pengertian
Nomenlaktur gigi

Nomenklatur merupakan
penamaan yang dipakai dalam
bidang tertentu atau ilmu
tertentu atas dasar kesepakatan
internasional.
Jenis- jenis Nomenklatur Gigi

Cara Cara
Zsigmondy Cara Palmer’s Cara Amerika Applegate

Cara Haderup Sistem Cara G.B Cara Utrecht


Scandinavian Denton
Cara Zsigmondy
● Penomoran yang dimulai dari gigi insisivus sentral pada masing-
masing kuadran.
● Untuk menyatakan gigi tertentu, ditulis dengan angka sesuai urutan
kemudian diberi garis batas pada nomor sesuai dengan kuadran gigi
tersebut.
● Garis batas kuadran atas kanan disimbolkan dengan :
a. Gigi Permanen:
Penulisan pada gigi permanen menggunakan angka arab (angka biasa)
Adapun urutan penomoran gigi permanen adalah sebagai berikut:

87654321 12345678
87654321 12345678
b. Gigi Susu
Penulisan pada gigi susu menggunakan angka romawi
Adapun urutan penomoran gigi susu adalah sebagai berikut:
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Cara Palmer’s
● Penulisan dengan cara Palmer’s hampir sama dengan penulisan dengan
cara Zsigmondy, hanya berbeda pada penulisan gigi susu.
a. Gigi Permanen
Penulisan pada gigi permanen tetap menggunakan angka arab (angka
biasa). Adapun urutan penomoran gigi permanen adalah sebagai berikut:
87654321 12345678
87654321 12345678

b. Gigi Susu
penulisan pada gigi susu menggunakan alphabet secara kapital
Adapun urutan penomoran gigi susu adalah sebagai berikut:
EDCBA ABCDE
EDCBA ABCDE
Cara Amerika
● Cara Amerika Penulisan dengan cara Amerika menggunakan penomoran yang
dimulai dari gigi molar akhir atas kiri, ke kanan, ke bawah kanan, dan ke bawah
kiri. Tanpa memperhatikan batas kuadran
a. Gigi Permanen
Penulisan gigi permanen menggunakan angka arab (angka biasa). Adapun urutan
penomoran gigi permanen adalah sebagai berikut:
16 15 14 13 12 11 10 9 87654321
17 18 19 10 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

b. Gigi Susu
Penulisan gigi susu menggunakan angka romawi. Adapun urutan penomoran gigi
susu adalah sebagai berikut:
X IX VIII VII VI V IV III II I
XI XII XIII XIV XV XVI XVII XVIII XIX XX
Cara Applegate
● Penulisan dengan cara memulai penomoran dari gigi molar akhir atas kanan, ke
kiri, ke bawah, dan ke kanan.
a. Gigi Permanen
Penulisan gigi permanen menggunakan angka arab (angka biasa).
12345678 9 10 11 12 13 14 15 16
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17

b. Gigi Susu
Penulisan gigi susu menggunakan angka romawi.

I II III IV V VI VII VIII IX X


XX XIX XVIII XVII XVI XV XIV XIII XII XI
Cara Haderup
● Cara Haderup ini membagi gigi menjadi dua yaitu gigi atas dengan
simbol + (plus) dan gigi bawah dengan simbol – (minus).
a. Gigi Permanen
08+07+06+05+04+03+02+01+ +01+02+03+04+05+06+07+08
08-07-06-05-04-03-02-01- -01-02-03-04-05-06-07-08

b. Gigi Susu

08+ 07+ 06+ 05+ 04+ 03+ 02+ 01+ +01 +02 +03 +04 +05 +06 +07 +08
08-07-06-05-04-03-02-01- -01-02-03-04-05-06-07-08
Sistem Scandinavian
● Sistem ini menggunakan tanda + untuk gigi atas dan tanda – untuk
gigi bawah, penulisan untuk gigi kuadran atas kanan dan bawah
kanan didahuli dengan tanda +/- sedangkan gigi kuadran atas kiri dan
bawah kiri didahului dengan angka.
a. Gigi Permanen
+08+07+06+05+04+03+02+01 01+02+03+04+05+06+07+08+

-08-07-06-05-04-03-02-01 01-02-03-04-05-06-07-08-
Cara G.B Denton
● Cara ini membagi 4 kuadran pada daerah gigi di mulut. Kuadaran 1 → gigi
permanen yang berada diatas kiri . Kuadaran 2 → gigi daerah atas kanan. Kuadaran
3 → gigi daerah bawah kanan. Kuadaran 4 → gigi daerah bawah kiri
a. Gigi Permanen
2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2 2.1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8

3.8 3.7 3.6 3.5 3.4 3.3 3.2 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8

b. Gigi Susu
b.8 b.7 b.6 b.5 b.4 b.3 a.1 a.2 a.3 a.4 a.5 a.6
b.2 b.1 a.7 a.8
c.8 c.7 c.6 c.5 c.4 c.3 c.2 d.1 d.2 d.3 d.4 d.5 d.6
c.1 d.7 d.8
Cara Utrecht / Belanda
● Cara ini menggunakan tanda-tanda seperti berikut:
S = superior / atas
I = inferior / bawah
d= dexter / kanan
s = sinister / kiri

a. Gigi Permanen
Ditulis dengan huruf besar . Contoh : P2 atas kanan = P2 Sd I1 bawah kiri = I1 Is

b. Gigi Susu
Ditulis dengan huruf kecil. Contoh : c bawah kanan = c Ide m2 atas kiri = m2
Sistem Dua Angka International Dental Federation
● Sistem ini menggunakan dua digit untuk setiap gigi permanen dan
sulung.
a. Gigi Permanen
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

b. Gigi Susu
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

85 84 83 82 81 71. 2 73 74 75
3
Nomenklatur Gigi pada
Maksila dan Mandibula
Gigi dibagi menjadi 2 regio baik di maksila maupun
mandibula, yaitu regio anterior dan posterior.

Gigi pada regio anterior → incisivus 1 (incisivus central),


incisivus 2 (incisivus lateral), dan kaninus

Pada posterior → gigi premolar 1, premolar 2, molar 1,


molar 2, dan molar 3.

Gigi sulung merupakan sebutan untuk gigi pertama yang tumbuh


dimana sifatnya tidak tetap, dan akan digantikan oleh gigi
permanen. Gigi permanen adalah gigi yang tumbuh bersama dan
setelah gigi sulung tanggal, gigi ini tidak akan tergantikan lagi.
a. Formula untuk gigi sulung adalah 12/2, C1/1, DM2/2= 10 x 2= 20 gigi, yaitu gigi
incisivus 1 dan 2, gigi kaninus, dan gigi molar sulung 1 dan 2.
b. Masing-masing rahang berjumlah 10 gigi, sehingga total ada 20 gigi.
C. Sistem notasi gigi digunakan untuk menyederhanakan nomenklatur gigi, hal ini
memudahkan komunikasi dan pencatatan. Simbol-simbol untuk gigi tertera dalam
tabel berikut ini:

Simbol kuadran dan kode gigi yang digunakan dalam


sistem palmer untuk gigi permanen dan primer.
Berbagai sistem
identifikasi gigi.
Nomenklatur pada gigi incisor, kaninus, premolar, dan molar pada
maksila dan mandibula tertera pada tabel berikut ini:

Perbedaan gigi incisor permanen


maksila dan mandibula
Perbedaan gigi incisor
sentral dan lateral
permanen maksila.
Perbedaan gigi
incisor sentral dan
lateral permanen
mandibula.
Perbedaan gigi kaninus
permanen maksila
dan mandibula.

Perbedaan gigi premolar


permanen maksila
dan mandibula.

Perbedaan gigi premolar 1


dan gigi premolar 2
maksila.
Perbedaan gigi premolar 1
dan gigi premolar 2
mandibula.

Perbedaan molar maksila


dan mandibula.

Perbedaan gigi molar 1, 2


dan 3 maksila.
Perbedaan gigi
molar 1, 2 dan 3
mandibula.
A Picture Is
Worth a
Thousand
Words
Alternative Resources: Planning Elements
Alternative Resources: Planning Elements

Anda mungkin juga menyukai