Anda di halaman 1dari 3

KASUS 1

Pasien  F, laki-laki usia 40 tahun, pekerjaan pegawai swasta, masuk RS Dr Soetomo pada
tanggal 28 Januari 2011 atas rujukan RS Soedono, dengan keluhan utama kelemahan anggota
gerak sejak 5 hari yang lalu. Klien merasa kelemahan anggota geraknya semakin memberat.
Makan dan minumnya baik. Klien tampak menggunakan colar neck.
Satu bulan sebelum masuk RS Dr Soetomo, pasien mengalami kecelakaan. Mobil yang
ditumpangi pasien masuk ke lubang, dan kepala pasien terbentur atap mobil sampai 4x. Saat itu
pasien pingsan, lamanya kira-kira 20 menit, perdarahan THT tidak ada, muntah tidak ada dan
pasien masih mengingat peristiwa sebelum kejadian. Pasien mengalami kelemahan pada keempat
anggota gerak, nyeri hebat di area leher bagian belakang dan dipasang colar neck. Jika buang air
kecil (BAK) pasien ngompol, pasien juga tidak bisa buang air besar (BAB), klien dirawat di RS
Soedono Madiun selama 10 hari. Pasien masih menggunakan kateter sejak pulang dari RS
Soedono sampai saat ini dan untuk bisa BAB dibantu dengan klisma. Sejak pulang dari RS
Soedono, pasien menjalani fisioterapi sebanyak 9 kali yang dilakukan oleh fisioterapist agar bisa
berjalan lancar. Saat difisioterapi, kepala pasien ditarik.
            Riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung disangkal. Riwayat pemberian steroid di RS
Soedono tidak diketahui.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Hasil Laboratorium :   

Hb 13,2 g/dl
Ht  36 %
Leukosit 16.500/uL
Trombosit 244.000/uL
LED 25 mm
Ureum 23 mg/dL
Kreatinin darah 0.6 mg/dl
GDS 126 mg/dL
Na 105 meq/l
K 4,2 meq/l
Cl 73 meq/l
Foto X cervical  : dislokasi C1-C2
b.
MRI    : fraktur C1 dengan dislokasi ke posterior, stenosis berat medulla spinalis
b.
setinggi CI-CII.
b. BGA            : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi
pH 7.607
pCO 21.5 mmHg
2

pO 84.7 mmHg
2

SO   % 92.2
2

BE 0.0 mmol/L
HCO   21.7 mmol/L
3

Terapi yang diberikan : O sungkup rebreathing 6 l/m


2

IVFD NaCl 0,9 % per 12 jam


Imobilisasi leher dengan collar neck
Metilprednisolon  tab 4 x 8 mg
Ranitidin 2 x 1 amp injeksi
NaCl tab 3 x 500 mg
Periksa AGD ulang 6 jam kemudian

Kasus 2

PASIEN A : Laki-laki umur 24 tahun, telah di ekstrikasi dari dalam dari dalam mobil.
Pernafasan ada bunyi gargling, darah keluar dari hidung saat ekspirasi, pembengkakan di daerah
leher dan Nampak sianosis. Ditemukan fraktur maksila, gigi banyak yang patah dan ada fraktur
klavikula terbuka. Tanda-tanda vital : nadi 140 kali/menit, kekuatan sedang, respirasi 40
kali/menit, GCS 12.

Kasus 3

PASIEN B : Perempuan umur 38 tahun, pasien mengeluh sakit, ada kayu menancap di dada
sebelah kanan serta ada luka selebar 4 cm dan tampak jaringan paru keluar masuk dari luka
tersebut. Tanda-tanda vital : nadi 100 kali/menit, kekuatan sedang, respirasi 35 kali/menit, GCS
15.

Kasus 4

PASIEN C : Laki-laki umur 40 tahun. Mengeluh nyeri dada, ada nyeri tekan di sternum dan
nampak sesak, bising nafas berkurang pada paru sebelah kiri. Perlukaan, ada fraktur kostae 3-6
kiri dan fraktur femur kiri terbuka. Tanda-tanda vital : nadi 110 kali/menit, kecil, respirasi 35
kali/menit, GCS 15.

Kasus 5

PASIEN D : Laki-laki umur 35 tahun, sadar, sedikit gelisah. Dari hasil pemeriksaan, seluruh
perut nyeri. Tanda-tanda vital : nadi 105 kali/menit, akral dingin, respirasi 32 kali/menit, GCS
15. PASIEN E : Laki-laki umur 32 tahun, mengeluh nyeri di tungkai bawah sebelah kanan. Hasil
pemeriksaan tungkai kanan dingin, pulsasi bagian distal tidak teraba. Tanda-tanda vital : nadi
105 kali/menit, respirasi 20 kali/menit, GCS 15.

Anda mungkin juga menyukai