PENDAHULUAN
Babak ketiga dalam drama besar politik Islam dibukan dengan peran
penting yang dimainkan oleh Khalifah Abu-al-Abbas (750-754 M). Irak menjadi
Julukan itu merupakan pertanda buruk, karena dinasti yang baru muncul
singgasana khalifah tergelar karpet yang digunakan sebagai tempat eksekusi. Al-
saffah menjadi pendiri dinasti Arab Islam ketiga setelah Khulafa Rasyidin dan
Dinasti ummayyah yang sangat besar dan berusia lama dari 750 M hingga 1258
berkuasa.1
Baghdad terjadi selama kekkhalifan dari setengah abad, Baghdad pada masa
setengah abad, Baghdad pada saat itu muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat
kemakmuran dan peran internasional yang luar biasa. Baghdad menjadi saingan
1Philip K. Haiti, History of The Arabs; From the Earlist Times, Diterjemahkan oleh R.
Cecep Lukman Yasinn dan Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2014), h. 358.
1
2
kerajaan,, terutama ibukotanya. Saat itulah Baghdad menjadi “kota yang tiada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2Philip K. Haiti, History of The Arabs; From the Earlist Times, Diterjemahkan oleh R.
Cecep Lukman Yasinn dan Dedi Slamet Riyadi, h. 375.
3Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), (Jakarta: PT Raja
Grafindo, 2008), h. 61.