Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KASUS

Kasus 3 (Kejang Demam Sederhana)

Identitas
Nama : An. M
Umur : 3 Tahun
Alamat : Wiradesa, Pekalongan

Anamnesis
Keluhan Utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD dengan keluhan kejang 1 kali dalam hari ini dialami selama
kurang lebih 1 menit. Saat kejang seluruh tubuh kaku , mata melirik ke atas, saat kejang
pasien disertai demam, tidak mengompol, dan tidak ada busa yang keluar dari mulut.
Saat kejang pasien diberikan stesolid dan seketika kejang berhenti. Setelah kejang
pasien langsung menangis. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari
yang lalu, mual (+), nafsu makan dan minum menurun, batuk (-), pilek (-)
Sebelumnya pasien pernah mengalami kejang tanpa demam 1 kali. Dan pernah
disarankan untuk rujuk ke spesialis anak dengan riwayat penyakit kejang demam
kompleks, namun keluarga pasien menolak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penggunaan Obat : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Kejang : Pernah 1 kali (1 tahun yang lalu)
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat sesak napas : disangkal
Riwayat alergi obat atau makanan : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat Imunisasi : Lengkap
Pemeriksaan
Keadaan Umum : tampak sakit sedang, kesan gizi cukup, BB = 20 kg,
GCS 456 Nadi 115 x/menit, regular, kuat
RR 22 x/menit, regular suhu 38,7° C
Kepala Pupil isokor 3mm/3mm
Conjunctiva anemic -/-
Sclera icteric -/-
Leher Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Faring hiperemis (-)
Thorak Jantung : Simetris, retraksi (-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V MCL Sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan : Sternal Line Dextra
Batas jantung kiri : Ictus
Auskultasi : S1S2 single regular, gallop (-),murmur (-)
Paru Inspeksi: gerak pernapasan simetris statis dan dinamis, retraksi (-) suprasternal,
Palpasi: Fremitus raba N/N, nyeri tekan (-)
Perkusi Sonor / Sonor
Sonor / Sonor
Sonor / Sonor
Aus : Vesikular +/+ Rhonki -/- Wheezing -/-
Abdomen Inspeksi : Flat, scar (-), darm contour (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastric (-), nyeri tekan suprapubik (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : Teraba (-)
Balottement : -/-
Perkusi: timpani (+)
Extremitas : Akral hangat, kering, merah, CRT < 2 detik
Edema -/-
Pemeriksaan penunjang:
Hb : 9,9
Eritrosit: 4,87
Leukosit : 9300
Hematokrit :29,2
Trombosit : 371.000, Limfosit : 9

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesa didapatkan pasien datang ke IGD RS dengan keluhan kejang
1 kali selama 1 menit. Saat kejang seluruh tubuh kaku , mata melirik ke atas, tidak
mengompol, dan tidak ada busa yang keluar dari mulut. Saat kejang pasien diberikan
stesolid dan seketika kejang berhenti. Setelah kejang pasien langsung menangis. Selain
itu pasien juga mengeluhkan demam sejak 2 hari yang lalu, disertai, nafsu makan dan
minum menurun, tidak ada batuk, pilek. Pasien memiliki riwayat penyakit dengan
diagnosa kejang demam kompleks (1 tahun yang lalu), dan disarankan untuk berobat
ke spesialis anak, namun keluarga menolak.

Dari pemeriksaan fisik, didapatkan demam dengan temperature 38,7C. Selain itu dari
pemeriksaan penunjang didapatkan nilai Leukosit 9300 dan trombosit 371.000 dalam
batas normal

Berdasarkan referensi yang didapat, bangkitan kejang yang terjadi dikarenakan dari
kenaikan suhu tubuh pasien sebesar 38,7 C yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Kejang terjadi akibat perubahan fungsi otak secara tiba – tiba dan
sementara sebagai akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik
serebal yang berlebihan sehingga menyebabkan renjatan berupa kejang. Gejalan klinis
akan terjadi kenaikan suhu tubuh yang mana berpengaruh ke otak sehingga potensi
listrik serebral berlebih dan berlanjut kea rah kejang.
Jadi dari hasil anamnesa,permeriksaan fisik dan penunjang didapatkan diagnosis
Kejang Demam Sederhana
Terapi
Planning therapy:
- IVFD Tridex 16 tpm
- PO Paracetamol syr 3 x cth II
- Stesolid sup 10 mg (k/p) kejang

Planning Monitoring
Subjektif (nyeri), Vital Sign (GCS, Nadi, RR, suhu)

Planning Edukasi
Menjelaskan mengenai penyakit dan penyebab kepada pasien dan keluarga.
Menjelaskan mengenai tatalaksana kepada pasien dan keluarga.
Menjelaskan mengenai komplikasi dan prognosis pada pasien dan keluarga pasien.

Absraksi:
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak-
anak, terutama pada golongan umur 3 bulan sampai 5 tahun.
Demam pada kejang demam umumnya disebabkan oleh infeksi, yang sering terjadi
pada anak-anak, seperti infeksi traktus respiratorius dan gastroenteritis
Umumnya kejang demam diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu kejang demam
sederhana, yang berlangsung kurang dari 15 menit dan berlangsung umum, dan kejang
demam kompleks, yang berlangsung kurang dari 15 menit, fokal, atau multiple (lebih
dari 1 kali kejang dalam 24 jam).
Penatalaksanaan :
1. Bila pasien datang dalam keadaan kejang obat utama adalah diazepam
iV/IM/rektal untuk menghentikan kejang dengan segera. Dosis sesuai BB < 10kg 0,5-
0,75 mg/kgBB dengan minimal dalam spuit 7,5mg. BB >10kg 0,1 mg/kgBB
2. Untuk mencegah edema otak berikan kortikosteroid 20-30mg/kgBB dibagi
dalam 3 dosis
3. Setelah kejang teratasi dengan diazepam selama 45-60menit disuntikkan
antiepileptik dengan daya kerja lama seperti : fenobarbital; defenilhidation IM. Dosis
awal neonatus 30mg. 1bln-1th 50 mg. > 1th 75mg

Anda mungkin juga menyukai