Anda di halaman 1dari 8

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

IKATAN BIDAN INDONESIA SURABAYA


Sekretariat : Jl. Dupak no.15 A Surabaya
Phone :62.31.5323837 – 5477277-5477534 – 5450187 fax : 62.31.5450187

PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA
TENTANG
KEBIJAKAN INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI
N0MOR 408/SK_DIR/RSIA_IBI/XII/2018

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di


lingkungan RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI
SURABAYA, diperlukan adanya kebijakan sebagai landasan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a di atas, dipandang perlu menetapkan Kebijakan
Instalasi Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Pada Rumah
Sakit Ibu Dan Anak Ibi Surabaya dengan Peraturan Direktur
Rumah Sakit;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja (LNRI Tahun 1970 Nomor 1, TLNRI Nomor 2918);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (LNRI Tahun 2002 Nomor 134, TLNRI Nomor 4247);
3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (LNRI Tahun 2003 Nomor 39, TLNRI Nomor
4279);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (LNRI Tahun 2004 Nomor 116, TLNRI Nomor
4431);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan (LNRI Tahun 2009 Nomor 133, TLNRI
Nomor 5052);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun 2009 Nomor
140, TLNRI Nomor 5059);
7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(LNRI Tahun 2000 Nomor 144, TLNRI Nomor 5063);
8. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(LNRI Tahun 2009 Nomor 153, TLNRI Nomor 5072);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (LNRI Tahun 2014 Nomor 244, TLNRI Nomor 4578),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2015 Nomor 58, TLNRI
Nomor 5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan
11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER. 05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147 Tahun 2010 tentang
Perizinan Rumah Sakit;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 340 Tahun 2010 tentang
Klasifikasi Rumah Sakit;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 530/MENKES/PER/2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja dalam Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan sebagaimana telah
diubah dengan 2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 530/MENKES/PER/2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja dalam Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Ketenagakerjaan;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
18. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.56/MenLH-Setjen/2015 tentang Tata Cara Dan Persyaratan
Teknis Pengelolaan Limbah B3 Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
19. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013;
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
876/MENKES/SK/VII/2001 tentang Pedoman Teknis
AMDAL;
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
270/MENKES/SK/III/2007 tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan Lainnya;
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit;
24. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor : C-2072.HT.01.02.TH 2006 tentang
Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Rumah Sakit Ibu dan
Anak IBI Surabaya dengan Akta Nomor 07 tanggal 05 Mei
2001 dan Akta nomor 19 tanggal 25 Agustus 2005 dan
perubahan Akta No 2 tanggal 25 Juni 2018 tentang perubahan
Pembina, Pengurus, Pengawas Yayasan Rumah Sakit Ibu dan
Anak IBI Surabaya.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI
SURABAYA TENTANG KEBIJAKAN INSTALASI KESEHATAN
LINGKUNGAN DAN SANITASI ;
KESATU : Memberlakukan Kebijakan Instalasi Kesehatan Lingkungan Dan
Sanitasi di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Ibi;
KEDUA : Kebijakan Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi sebagaimana
dimaksud diktum KESATU tercantum dalam lampiran peraturan ini
yang merupakan bagian tidak terpisahkan;
KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Surabaya
Pada Tanggal 11 Desember 2018
Direktur RSIA IBI Surabaya
dr. Marsianto, Sp.OG(K)

Tembusan :
1. Yang bersangkutan
2. Arsip/Pertinggal

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI


SURABAYA
NOMOR : 408/SK_DIR/RSIA_IBI/XII/2018
TANGGAL : 11 Desember 2018
PERIHAL : KEBIJAKAN INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
SANITASI

KEBIJAKAN INSTALASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI


PADA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA
A. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman 
Penyehatan ruang bangunan dan halaman dimaksudkan untuk menciptakan suatu
kondisi yang nyaman, bersih, dan sehat di lingkungan rumah sakit agar tidak
menimbulkan dampak negatif yang berupa terjadinya infeksi nosokomial baik
terhadap pasien, pengunjung, dan juga karyawan rumah sakit. Kondisi ruang bangunan
ini, sangat dipengaruhi oleh kualitas udara, keadaan bangunan dan pengaturan
pengisian atau penggunaan ruang itu sendiri. Ruang bangunan dan halaman rumah
sakit adalah semua ruang/unit dan halaman yang ada di dalam batas pagar rumah sakit
(bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan
dan kegiatan rumah sakit, yang dikelompokkan berdasarkan tingkat resiko terjadinya
penularan penyakit, yaitu :
1. Zona dengan Risiko Rendah:
meliputi : ruang administrasi, ruang pertemuan, , ruang resepsionis
2. Zona dengan Risiko Sedang :
Meliputi : ruang rawat inap bukan penyakit menular, rawat jalan, ruang ganti
pakaian, dan ruang tunggu pasien.
3. Zona dengan Risiko Tinggi :
Meliputi : ruang isolasi, ruang perawatan intensif, laboratorium, ruang bedah dan
ruang jenazah.
Kegiatan Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman merupakan kegiatan
perencanaan, pengawasan dan pemantauan suatu keadaan atau kondisi ruang bangunan
dan halaman yang bebas dari bahaya atau risiko minimal untuk terjadinya infeksi
nosokomial dan masalah kesehatan keselamatan kerja.
Kegiatan Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman tersebut, antara lain:
1. Inspeksi fisik ruang, bangunan dan halaman, meliputi:
 Kebersihan ruang, bangunan dan halaman
 Penataan ruangan
 Kualitas udara ruangan 
 Pencahayaan, 
 Penghawaan (suhu, kelembaban, tekanan udara)
 Kebisingan
 Fasilitas sanitasi rumah sakit
2. Review prosedur yang terkait dengan penyehatan ruang bangunan dan halaman
3. Evaluasi pelaksanaan penyehatan ruang bangunan
B. Penyehatan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk dapat
melanjutkan kehidupannya. Makanan dan minuman yang dibutuhkan harus sehat
dalam arti memiliki nilai gizi yang optimal, juga harus murni dan utuh  dalam arti
tidak mengandung bahan pencemar/kontaminan baik secara fisik, biologi, maupun
kimia. Kegiatan Penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit,
menekankan terwujudnya kebersihan makanan dan minuman dalam jalur
perjalanannya sampai menjadi makanan dan minuman yang siap saji. Tujuan
penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit adalah tersedianya
makanan dan minuman yang berkualitas baik dan aman bagi pasien/konsumen serta
terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan hygienis dalam menangani makanan dan
minuman, sehingga pasien/konsumen dapat terhindar dari resiko penularan
penyakit/gangguan kesehatan dan keracunan.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman
yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan
minuman yang dijual didalam lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman
yang dibawa dari luar rumah sakit. Penyehatan Hygiene sanitasi makanan dan
minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,  orang, tempat, dan
perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan lainnya.
1. Kegiatan Penyehatan Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman, antara lain :
Tempat :  Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan
2. Penjamah makanan
a. Membuat SPO tentang persyaratan seorang penjamah makanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kesehatan (termasuk usap dubur) bagi penjamah
makanan
3. Makanan
a. Inspeksi sanitasi makanan mulai dari bahan, penyimpanan, pengolahan
pengangkutan dan penyajian
b. Membuat SPO pemeriksaan kualitas makanan (uji MPN)
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan
dan cara penyimpanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kualitas peralatan makanan (uji swab).
C. Penyehatan Air
Air bersih adalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan dapat diminum apabila
dimasak. Sedangkan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Kegiatan Penyehatan air berupa pengawasan kualitas air mencakup:


a. Inspeksi sanitasi sarana air bersih dan air minum di rumah sakit.
b. Pengambilan, pengiriman dan pemeriksaan sampel air.
c. Analisis hasil pemeriksaan air.
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul dari hasil kegiatan a,
b, dan
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan.

D. Pengelolaan Limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Limbah rumah sakit adalah
semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair,
pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen, bersifat
infeksius, bahan kimia beracun dan sebagian bersifat radioaktif. Limbah rumah sakit
berasal dari limbah berbagai unit/instalasi yang ada dirumah sakit.
Berdasarkan bentuk fisiknya, maka limbah rumah sakit dapat dibedakan yaitu:
1. Limbah padat
Adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit,
yang terdiri dari :Limbah padat non medis
Adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit di luar medis
yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada tehnologinya.
2. Limbah padat medis
Adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah
benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah
radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan logam
berat yang tinggi.
3. Limbah cair
Adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit,
yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan
radioaktif serta darah yang berbahaya bagi kesehatan. Dalam pengendalian
pencemaran air, pihak rumah sakit diwajibkan untuk membuang limbah cairnya
sesuai baku mutu lingkungan.
Adapun parameter limbah cair yang perlu diolah adalah BOD, COD, TSS,
NH3 bebas, suhu, pH dan PO4, sesuai dengan persyaratan baku mutu limbah cair
bagi kegiatan rumah sakit.
Kegiatan Pengelolaan Limbah Cair, antara lain:
a. Monitoring kebersihan saluran air limbah, bak kontrol dan pre treatment.
b. Mengukur debit limbah cair yang masuk ke IPAL setiap hari.
c. Memantau kualitas effluent limbah cair secara fisika-kimia sebulan sekali.
d. Membuat SPO pemantauan kualitas effluent limbah cair (uji petik) setiap 3
bulan sekali.

E. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu lainnya


Serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya yang biasa disebut dengan
vektor, merupakan masalah rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (serangga dan tikus),
dalam program sanitasi rumah sakit adalah semua jenis serangga dan tikus yang dapat
menularkan beberapa penyakit tertentu, merusak bahan pangan di gudang dan
peralatan instalasi rumah sakit. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainny berguna untuk memutus mata rantai penularan penyakit dan mencegah
timbulnya kerugian ekonomi akibat dari rusaknya bahan pangan dan alat-alat rumah
sakit seperti linen, peralatan kantor, dan lain sebagainya.
Kegiatan Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang pengganggu lainnya adalah
sebagi berikut:
a. Inspeksi langsung lubang-lubang tanpa kawat kasa.
b. Membasmi tikus, kecoa dan kucing.

Ditetapkan : di Surabaya
Pada Tanggal 11 Desember 2018
Direktur RSIA IBI Surabaya

dr. Marsianto, Sp.OG(K)

Anda mungkin juga menyukai