Anda di halaman 1dari 15

PROSEDUR PERSIAPAN PASIEN DENGAN GANGGUAN AKTIVITAS UNTUK

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC

 DISUSUN OLEH KELOMPOK 4

1.Martino Ronaldus Ama 6.Vivi Susanti K.Mila

2.Samuel Domu Pawulung 7.Destiawati Tamar

3.Ester Danga Leu 8.Katongu Retang

4.Hansen Remi Andung 9.Melkianus Patumbang

5.Jeni Eka Noviati Leba 10.Yanto Lunggi Reha

 TINGKAT 2B&2C

 MK: KEPERAWATAN
ANAK

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN WAINGAPU

TAHUN 2021/2022
PROSEDUR PERSIAPAN CT SCAN
OTAK

Pemeriksaan CT scan ialah pemeriksaan morfologis


dan struktur cranium beserta isinya dengan
menggunakan kontras iodium non-ionik intravena,
Pengertian
kemudian didokumentasikan menjadi gambaran
dengan potongan tertentu dengan mesin CT Scan

Tujuan Untuk mengetahui anatomi dan kelainan tulang


kepala, beserta jaringan lainnya
Posedur I. Persiapan Bahan dan Alat :

1. Pesawat CT Scan

2. Printer

3. Alcohol swab

4. Needle

5. Spuit 20 cc 3 buah

6. Spuit 1 cc 1 buah

7. Bahan Kontras

8. Aquades

II. Persiapan Pasien :

1. Administrasi radiologi menerima formulir


permintaan radiologi dan memasukkan jenis
pemeriksaan ke komputer

2. Pasien diarahkan untuk menyelesaikan


administrasi.

3. Pasien diarahkan menuju ruang tunggu


pemeriksaan.
4. Radiografer memanggil pasien dan
mengidentifikasi pasien untuk dilakukan
pemeriksaan sesuai formulir permintaan radiologi.

5. Pasien wanita pada usia subur diharuskan


tandatangan pada kolom pernyataan di formulir
permintaan radiologi.

6. Pada ibu hamil tidak disarankan melakukan


pemeriksaan ini.

7. Pasien dianjurkan melepas benda logam seperti


anting,kalung , penjepit rambut yang menempel.

8. Pasien dijelaskan tujuan, prosedur dan risiko


pemeriksaan, pasien atau keluarga pasien mengisi
surat persetujuan tindakan medis / informed consent
pemeriksaan CT Scan dengan kontras di radiologi.

III. Persiapan sebelum Pemeriksaan :

 Radiografer atau perawat radiologi


menjelaskan kepada pasien tentang
pemeriksaan CT kepala kontras dan
persiapan diantaranya :
1. Melakukan pemeriksaan
laboratorium ureum dan creatinin
dengan nilai toleransi ( Cr = 0.5
s/d 1.7, Ur = 10 s/d 45 )
2. Pasang Infus sebaiknya di sebelah
kanan.
3. Lakukan skin test kontras selama
10 menit.

IV. Pemeriksaan:
1. Pasien tidur terlentang dengan kepala diletakkan
pada alat fiksasi kepala ( head first atau feet first ).

2. Dibuat Topogram dengan mengatur gantri sejajar


dengan OML. 3. Dibuat dengan ketebalan 5 mm.

4. Suntikan kontras melalui IV sebanyak 50 – 60 ml


secara manual. 5. Dilakukan scan lagi setelah
pemberian kontras dengan potongan yang sama
dengan sesi sebelumnya.

6. Dilakukan pencetakan dengan kondisi jaringan


otak sebelum maupun setelah pemberian kontras.

7. Setelah selesai pemeriksaan, pasien dipersilahkan


untuk beristirahat di ruang tunggu selama 30 menit
dan melaporkan bila ada reaksi alergi.

8. Setelah selesai pemeriksaan pasien dianjurkan


minum air mineral dahulu selama kurang lebih 1
jam, untuk membersihkan kontras.

PROSEDUR PERSIAPAN PASIEN DENGAN EEG


Persiapan pasien

 Periksa apakah pasien batuk, pilek atau demam.


 Pasien tidak dalam kondisi konsumsi obat penenang.
 Hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung kafein untuk 8-12 jam sebelum
test
 Pasien jangan dipuasakan karena kagar gula darah yang rendah akan mempengaruhi
hasil EEG.
 Anjurkan pasien untuk mencuci rambut dengan sampo sebelum dilakukan perekaman
EEG tetapi tidak menggunakan hairspray atau ‘gel’ atau minyak rambut.
 Beritahu untuk tidur malam sesuai prosedur, misal : malam sebelumnya, orang
dewasa tidak boleh tidur lebih dari 4 atau 5 jam, dan anak-anak tidak lebih dari 5-7
jam

PROSEDUR MENYALAKAN ALAT


1. Pastikan kabel power PC dan kabel power Head Box EEG tersambung dengan catu
daya.
2. Tekan tombol power untuk mengaktifkan PC
3. Buka software aplikasi EEG.

PROSEDUR MEMAKAI ALAT

1. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama
perekaman harus dicatat.
2. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi
fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample
waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat
untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh
karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk
menemukan abnormalitasnya.
3. Lakukan pengukuran kepala agar pemasangan elektroda simetris. Dapat juga dilakukan
penandaan titik penempatan elektroda.
4. Bersihkan tiap titik peletakan elektroda dengan abrasive gel, caranya letakkan abrasive
gel ke lidiwaten / cotton bud kemudian gosok perlahan – lahan dititik yang akan
diletakkan elektrodanya. Penulis menggunakan Nuprep sebagai abrasive gelnya.
5. Pasang elektroda Ref dan ground untuk memudahkan dalam cek impedance.
Pemasangan elektroda ground biasanya diletakkan di FPZ dan untuk Elektroda Ref
diletakkan di diantara CZ dan FCZ.
6. Untuk merekatkan elektroda ke kepala, gunakan pasta ten20, pemasangan yang baik
adalah pada saat elektroda yang sudah diberi pasta ten20 kemudian direkatkan ke kepala.
7. Perhatikan setelah memasang elektroda, akan muncul nilai impedansi dilayar monitor.
Bila angka dibawah 5 Kohm berarti pemasangan sudah baik. Atau dibeberapa mesin
digital EEG ada parameter warna, bila berwarna hijau nilai di bawah 5 Kohm dan bila di
atas 5 Kohm berwarna merah. Parameter warna tergantung dari masing-masing mesin
EEG Lakukan langkah diatas sampai semua elektroda terpasang.
8. Ganjal kepala pasien dengan bantal, pergunakan bantal yang nyaman tapi tidak
mengganggu elektroda yang terpasang.
9. Saat perekaman, anjurkan pasien untuk membuka dan menutup mata beberapa kali.
10. Pantau aktivitas pasien seperti batuk, berbicara.
11. Gunakan montage Referential, contoh : FP1-Ref, FP2-Ref, F4-Ref dst. Tujuannya adalah
agar operator lebih cepat dan mudah dalam memperbaiki elektroda yang lepas.
12. Saat rekaman, lanjutkan dengan memberikan pertanyaan ringan samapi berat,
13. Untuk pertanyaan perkalian, penjumlahan dan pembagian operator harus tau kemampuan
/ pendidikan pasien.
14. Lakukan provokasi dengan menggunakan photic, photic adalah lampu LED atau strobo
yang dapat diatur intensitas cahaya dan frequensinya.
15. Setelah Provokasi photic selesai, lakukan provokasi hiperventilasi, hiperventilasi adalah
bernafas dengan cepat yang dilakukan kurang lebih 3 menit.
16. Berikan contoh ke pasien sebelum melakukan hiperventilasi. Dengan cara tarik nafas dari
hidung buang melalui mulut, lakukan secara cepat. Hati-hati dalam melakukan
hiperventilasi, bila pasien ada gangguan jantung konsultasikanlah dengan dokter
pembaca atau dokter pengirim
17. Setelah porvokasi hiperventilasi, lakukan post hiperventilasi, bernafaslah secara normal
kurang lebih 3 menit.
18. Setelah semua selesai, usahakan pasien tidur, bila pasien mengantuk diawal rekaman
biarkan pasien tidur kurang lebih 15 menit, kemudian bangunkan. Diharapakan dokter
pembaca dapat melihat aktivitas otak pasien dalam keadaan tidur.
19. Pembacaan EEG oleh dokter dijadikan acuan untuk tindakan dan penanganan selanjutnya
kepada pasien

PROSEDUR MEMATIKAN ALAT

1. Close software aplikasi EEG


2. Shut down PC yang terhubung dengan EEG.
3. Lepaskan kabel power PC dan kabel power Head Box EEG dengan catu daya.
PERSIAPAN SEBELUM PEMERIKSAAN MRI

Pemeriksaan MRI adalah pemeriksaan yang menggunakan magnet,


Pengertian untuk itu perlu adanya persiapan dari pasien agar tidak terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan.

Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah mempersiapkan pasien


untuk pemeriksaan MRI sehingga pemeriksaan bisa berjalan lancar

Prosedur 1. Petugas Radiografer yang akan melakukan pemeriksaan,


melakukan Asesmen Pasien sebelum pemeriksaan Radiologi dan
Diagnostik Imaging (sudah termasuk adanya SP).
2. Petugas Radiografer menyiapkan kebutuhan untuk pemeriksaan,
antara lain: Oksigen, Emergency Kit.
3. Pasien diberitahu lamanya pemeriksaan, dan selama
pemeriksaan berlangsung supaya jangan bergerak- gerak.
4. Ada bunyi seperti mengetuk- ngetuk, jangan takut, karena itu
berarti alat sedang beroperasi.
5. Pasien mengganti baju dengan baju khusus dan melepaskan
benda-benda yang berpengaruh terhadap medan magnet, seperti:
Logam, jam tangan, Handphone dan Dompet sebelum memasuki
ruang pemeriksaan MRI.
6. Untuk pemeriksaan MRI – MRCP (khusus), pasien dipuasakan
selama 6 – 8 jam dan dilatih untuk dapat tahan napas setelah
menghembuskan napas, selama 15-20 detik.
7. Untuk pasien yang dirawat dan atau tidak kooperatif, maka
Perawat pendamping pasien dan keluraga pasien harus
menemani pasien selama pemeriksaan berlangsung dan sampai
selesai.

PROSEDUR PERISPAN PASIEN PUNGSI LUMBAL


A. Pengertian

Lumbar puncture (lumbal fungsi) adalah tindakan pemeriksaan cairan sumsum tulang untuk
keperluan diagnostik atau terapi dan pengobatan

B. Tujuan

1. Mengambil cauran cerebrospinal untuk kepentingan pemeriksaan/diagnostik maupun


kepentingan terapi

2. Untuk mengevaluas kelainan pada dugaan meningtis atau menigoencephalitis

3. Untuk mengevaluas kelainan pada dugaan adanya SAH

4. Untuk mengevaluas kelainan pada tetraparase flaccid yang diduga suatu GBS

5. Untuk mengevaluas kelainan pada dugaan suatu myelitis atau tumor myleum

C. Indikasi

Digunakan untuk mendapatkan cairan serebrospinalis (CSS) dan mengukur tekanan


pembukaan ruang subaraknoid dalam membantu evaluasi serta penanganan pasien dengan
nyeri kepala akut atau gejala-gejala lain pada keadaan berikut:

1. meningitis

2. perdarahan subaraknoid (Subarachnoid Hemorrhage-SAH)

3. meningitis karsinomatosa

4. terkadang untuk sindrom Guillain-Barre

5. terkadang pada kasus ensefalitis

D. Kontra indikasi
1. Pasien yang memerlukan pungsi lumbal dan mengalami salah satu berikut ini harus
melakukan pemeriksaan pencitraan otak terlebih dahulu, yang menunjukkan bahwa
lumbal pungsi aman dilakukan:

1) perubahan status mental

2) papiledema

3) peningkatan tekanan intracranial

2. Infeksi jaringan lunak atau kulit pada vertebra lumbal

3. Adanya massa di medula spinalis atau hematom/abses epidural

4. Pasien koagulopati

E. Komposisi Cairan Cerebrospinalis (CSS)

Perbandingan  komposisi  normal  cairan  serebrospinal  lumbal  dan serum adalah sebagai


berikut (Diagnostic In Neurology, 1991) :

CSS Serum

Osmolaritas 295  mOsm/L 295  mOsm/L

Natrium           138  mM 138  mM

Klorida            119  mM 102  mM

PH 7,33 7,41  (arterial)

Tekanan           6,31  kPa 25,3  kPa

Glukosa           3,4  mM 5,0  mM

Total  Protein  0,35  g/L 70  g/L

Albumin          0,23  g/L 42  g/L

Ig  G 0,03  g/L 10  g/L

F. Persiapan
1. persiapan alat

a. alat antiseptik/disinfeksi

1) betadine dan alokohl

2) kapas lidi

3) kapas steril

4) duk lobang

5) sarung tangan steril

b. alat pemeriksaan

1) jarum spinal

2) reagen, none dan pandy

3) tabung reaksi kecil

2. persiapan pasien

 salam terpeutik kepada pasien

 memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi meliputi
tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami dan hal-
hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal
tersebut

 meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan


dilakukan tindakan lumbal pungsi.

  meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan

 posisi lateral dekubitus


 minta pasien berbaring ke satu sisi, dengan lutut ke dada dan kepala/wahu
melengkung ekarah lutut dsedapat mungkin. Menaruh bantal dibawah kepala
membantu mengurangi puntiran bahu

 pastikan bahwa letak vertebra lumbal sejajar dengan pinggir tempat tidur
(pada bayi/anak, atau orang dewasa yang tidak kooperatif perlu minta bantuan
untuk menahan pasien pada psosiis optimal). Bahu atas dan pinggul harus
diatas keseimbangan pantat

 pasien yang kooperatif dapat diminta melengkungkan punggung bawahnya,


seperti “kucing marah” untuk membuka processus spinosus secara optimal

 posisi duduk

 minta pasien duduk disatu sisi tempat tidur dengan posisi tempat tidur berada di
bawah pertengahan paha pasien dan kaki pasien menyentuh lantai, jikam
memungkinkan

 minta pasien melengkungkan tubuhnya ke depan dengan posisi meja didepannya,


tinggi meja harus setinggi bagian aas abdomen pasien. Bantal dapat ditaruh
diatas meja untuk kenyamanan pasien
 setelah mengambil posisi, tetapi sebelum persiapan, beri tanda untuk insersi
jarum dengan tekanan kuat dari ujung luer-lock (penghubung) selubung jarum
terhadap kulit (yang akan meninggalkan tanda selama beberapa menit dan
memberikan target yang dapat dilihat)

 siapkan area yang luas dengan larutan klorhksidin glukonat dan povidon iodin

 pastikan lapangan steril meliputi ruang antara L4/L5 dan L3/L4

 gunakan kain steril untuk membatasi area tindakan

3. persiapan lingkungan

Menjaga privasi klien

G. Langkah Kerja

1. Analgesia : gunakan lidokain 1% untuk menghasilkan anestesi lokal

1) suntik area subkutan dengan jarum berdiameter kecil (ukuran 27) dan kemudian
menggunakan jarm berdiameter lebih besar (ukuran 22) untuk infiltrasi jaringan
lunak perspinosa kebawah ke Lig. supraspinale. Memijat area tersebut setelahnya
dengan ibu jari tangan anda akan menyebarkan benjolan kecil dan memungkinkan
penilaian kembali petunjuk penting pada tulang

2. Menilai ruang subaraknoid:

1) taruh ibu jari tangan yang tidak dominan pada processus spinous L4

2) dengan menggunakan tangan yang dominan, masukkan jarum spinal ukuran 20


melalui kulit tepat di kaudal ibu jari. Hati-hati mengarahkan bevel sejajar sumbu
panjang columna spinalis, karena meminimalkan trauma pada serabut dural yang
tersusun longitudinal

3) memasukkan jarum dengan mandrain ditempatnya sampai menemukan tahanan


Lig. Supraspinale. Masukkan terus melalui ligamen maka akan terasa adanya
pengurangan tahanan

4) angkat mandrain (Perhatikan barel jarum unuk melihat aliran balik CSS ketika
memasukkan jarum secara perlahan)

3. Mengukur tekanan pembukaan:

1) saat melihat aliran balik CSS, pasang stopcock tiga jarum pada pangkal jarum
dengan ruang terhubung ke manometer arah vertikal

2) pada posisi lateral dekubitus, minta pasien untuk meluruskan tungkai dan lehernya
secara perlahan
3) tekanan pembukaan ditentukan oleh kolom CSS berhenti naik, biasanya
memerlukan waktu 1-2 menit. Tekanan pembukaan normaladalah 6-20 cm H2O
pada posisi dekubitus lateral

4. Mengumpulkan CSS

1) kumpulkan CSS 1-2 ml pada setiap tabung berjumlah 4 dengan diberi nomor

2) saat tekanan pembukaan meningkat, snagat baik untuk mengukur tekanan tertutup

5. Mencabut jarum

1) masukkan kembali mandbrain secara menyeluruh pada pangkal jarum

2) memberitahu pasien bahwa ajrum telah dicabut

3) tempelkan kassa pada tempat lumbal pungsi selamam beberapa detik; kemudian
tempelkan dengan pembalut adhesif plastik

6. Menganalisis CSS

1) kencangkan penutup pada tabung CSS untuk mencegah keluarnya cairan


sepanjang perjalanan ke laboratorium

2) tabung nomor 1 : hitung jumlah sel dan diferensiasi

3) tabung nomor 2 : pewarnaan gram dan biakan

4) tabung nomor 3 : protein dan glukosa

5) tabung nomor 4 : ulangi hitung jumlah sel dan diferensiasi

H. Evaluasi Kerja

1. catat hasil dokumentasi

2. kaji respon pasien saat dilakukan tindakan

REFERENSI
Shah, Kaushal. 2013. Prosedur Penting Dalam Kedaruratan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai