Anda di halaman 1dari 6

SP-010-6

Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada


Pembelajaran Saintifik dalam Mata Pelajaran Biologi SMA Kurikulum 2013

The Correlation Between Metakognitive Skill and Cognitive Learning Result


of Students in Scientific Learnings in the Subject
Biology High School Curriculum 2013

Ninik Kristiani
Pengawas Dikmen/Dinas Pendidikan, Jalan Veteran Nomor 19, Kota Malang, Indonesia
E-mail: ninik_sma5mlg@yahoo.co.id

Abstract: Metacognitive skills is seen as one of the factors that influence the cognitive learning. Relations metacognitive skills and cognitive
learning outcomes can be achieved through the use of specific instructional strategies. Thus the relationship has been much studied.
However, the study of the relationship of metacognitive skills and cognitive learning outcomes in learning biology curriculum
implemented in 2013 is still lacking. This study is a correlational study revealing the relationship metacognitive skills of students with
cognitive learning outcomes on the use of scientific learning strategies. The study was conducted during the semester. The study
population was class X SMA Negeri 1 Malang, Indonesia. Samples taken as a single class taught using scientific learning strategy which
is often known as 5M. The results show that there is a relationship metacognitive skills of students with cognitive learning outcomes in
the application of scientific learning. The regression equation based on the results of the data analysis is y = 0,493x + 20.37 with the
reliability value of 0.549 which means donations metacognitive skills of students on the cognitive learning is 54.9%, while 45.1% are
other factors besides metacognitive skills. Conclusions based on these results that the students' metacognitive skills associated with
cognitive achievement on the use of scientific learning.

Keywords: metacognitive skills, the cognitive learning, learning scientific

1. PENDAHULUAN mengasosiasi, dan mengomunikasikan (Permendikbud Nomor


103 Tahun 2014). Langkah logis ini sangat strategis untuk
Sebagaimana tercantum pada Permendikbud Nomor 103 mengatur proses berpikir siswa. Oleh karena itu, pembelajaran
Tahun 2014 tentang Pembelajaran Dikdas dan Dikmen, bahwa saintifik dapat digunakan untuk memberdayakan keterampilan
pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi metakognitif siswa.
dan pembangunan karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari Belajar biologi memerlukan strategi pembelajaan yang
sinergi antara pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga tepat dan bermakna. Hal ini dikarenakan penggunaan strategi
dan masyarakat. Proses tersebut memberikan kesempatan pembelajaran biologi yang tepat dapat memaksimalkan hasil
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka belajar. Menurut Sabilu (2010) strategi pembelajaran biologi
menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat pada hakekatnya tidak sama dengan ilmu pengetahuan lainnya.
dalam sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan Strategi pembelajaran biologi utamanya diarahkan agar siswa
yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk bermasyarakat, dapat “menemukan” sendiri ilmu dan akhirnya akan dapat
berbangsa, serta berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat menerapkannya untuk kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
manusia. menurut Kristiani (2008) bahwa biologi sebagai bagian dari sains
Selanjutnya dijabarkan pula bahwa proses pembelajaran merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui tahapan yang
merupakan proses interaksi antarpeserta didik dan antara peserta sistematis atau yang dikenal dengan metode ilmiah. Dengan
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan demikian pembelajaran saintifik merupakan salah satu strategi
belajar. Proses pembelajaran demikian akan bermakna jika pembelajaran yang tepat untuk memberdayakan keterampilan
pembelajaranya berbasis keilmuan. Pembelajaran berbasis metakognitif siswa di samping strategi pembelajaran lain.
keilmuan atau yang dikenal dengan pembelajaran saintifik Penggunaan pembelajaran saintifik pada pembelajaran
merupakan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar biologi tidak hanya untuk meningkatkan hasil belajar kognitif
dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran mengamati, saja, tetapi juga untuk memberdayakan keterampilan
menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/ metakognitif siswa. Kajian tentang metakognisi telah banyak

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 513


Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

diungkap baik melalui referensi maupun hasil penelitian- menggunakan uji Levenes’s test of equality of error variance.
penelitian sebelumnya. Metakognisi merupakan suatu istilah Kriteria pengujian homogenitas adalah jika diperoleh nilai
yang diperkenalkan oleh Flavell (1976) dan dimaknai sebagai signifikansi p > 0,05 maka data dikatakan homogen.. Analisis
pengetahuan seseorang tentang proses kognitifnya. data hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil belajar
Moore (2004) menyatakan bahwa metakognisi kognitif siswa pada penggunaan pembelajaran saintifik
merupakan kesadaran berpikir seseorang tentang proses menggunakan analisis regresi.
berpikirnya sendiri baik tentang apa yang diketahui maupun apa
yang akan dilakukan. Dengan demikian metakognisi melibatkan
kesadaran seseorang untuk berpikir dan bertindak. Hal ini berrati
bahwa keterampilan metakognisi ada kaitannya dengan 3. HASIL PENELITIAN DAN
kemampuan kognitif seseorang. PEMBAHASAN
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa keterampilan
metakogninitif dapat diberdayakan melalui penggunaan strategi Hasil uji normalitas dan homogenits ditunjukkan pada Tabel 1
pembelajaran. Menurut Borich (2007) metakognisi dapat sampai dengan Tabel 4 berikut.
diajarkan. Ia melaporkan bahwa siswa yang telah diajarkan
keterampilan metakognitif hasil belajarnya lebih baik dan juga Tabel 1. Hasil Uji Homogenitas Antar Varian dengan Levenes’s Data
mampu mengembangkan bentuk-bentuk yang lebih tinggi dari
pemikirannya. Dengan demikian, keterampilan metakognitif Pretest Keterampilan Metakognitif
berhubungan dengan hasil belajar kognitif siswa. Pemberdayaan
keterampilan metakognitif akan berdampak kepada F df1 df2 Sig.
meningkatnya hasil belajar kognitif. Oleh karena itu, penting .408 2 75 .666
untuk memperhatikan keterampilan metakogni6tif siswa.
Bahkan lebih baik memperhatikan metakognitif siswa daripada
Berdasarkan Tabel 1 di atas diketahui jika p > 0,05, yaitu
hasil belajar lainnya karena siswa yang telah memiliki
sebesar 0,666. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest
keterampilan metakognitif maka hasil belajar yang lain dapat
keterampilan metakognitif homogen. Selanjutnya hasil uji
dikelolanya dengan baik. Siswa yang demikian merupakan self
homogenitas data posttes keterampilan metakognitif
regulated learner sehingga hasil belajarnya dapat terkelola
disampaikan pada Tabel 2 berikut.
karena kemandiriannya tersebut.
Merujuk pada temuan-temuan sebelumnya dan
pemaparan di atas, maka hipotesis penelitan ini adalah ada Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Antar Varian dengan Levenes’s Data
hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan hasil Posttest Keterampilan Metakognitif
beajar kognitif siswa pada penggunaan pembelajaran saintifk.
Atas dasar ini, maka dianggap perlu untuk mengungkap
hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil beajar F df1 df2 Sig.
kognitif siswa pada penggunaan pembelajaran saintifk. Manfaat 1.414 2 75 .250
hasil kajian ini dapat menjadi informasi bagi guru untuk
menerapkan pembelajaran biologi yang tepat yang tidak hanya Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui bahwa p > 0,05,
dapat meningkatkan hasil belajar kognitif saja namun sekaligus yaitu sebesar 0,250. Hal ini menunjukkan bahwa data posttest
memberdayakan keterampilan metakognitif siswa. keterampilan metakognitif homogen. Selanjutnya uji
homogenitas data pretest hasil belajar kognitif disampaikan pada
2. METODE PENELITIAN Tabel 3 berikut.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang akan Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Antar Varian dengan Levenes’s Data
mengungkap hubungan keterampilan metakognitif sebagai Pretest Hasil Belajar Kognitif
prediktor dengan hasil belajar kognitif sebagai kriterium.
Penelitian dilakukan selama satu semester. Populasi penelitian
adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 kota Malang. Sampel F df1 df2 Sig.
diambil sebanyak satu kelas yang diajar dengan menggunakan 4.682 2 75 .012
pembelajaran saintifik. Instrumen pengumpulan data berupa tes Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa p < 0,05,
esai yang terintegrasi dengan hasil belajar bkognitif. Instrumen yaitu sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest
tersebut sebelum digunakan dilakukan validasi. hasil belajar kognitif tidak homogen. Selanjutnya uji
Uji hipotesis diawali dengan uji prasyarat untuk homogenitas data posttest hasil belajar kognitif disampaikan
mengetahui data berdistribusi secara normal. Uji normalitas pada Tabel 4 berikut.
dilakukan dengan menggunakan uji one-sample Kolmogorov-
Smirnov test. Kriteria pengujian normalitas adalah jika diperoleh
nilai signifikansi p > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi
normal. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan

514 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Antar Varian dengan Levenes’s Data Mod Standardi
el zed
Posttest Hasil Belajar Kognitif Unstandardiz Coefficient
ed Coefficients s
Std.
F df1 df2 Sig. Err
.396 2 75 .674 B or Beta T Sig.
1 (Constant) 20.3 2.50 8.13 .00
Berdasarkan Tabel 4 di atas diketahui bahwa p < 0,05, 77 4 9 0
yaitu sebesar 0,674. Hal ini menunjukkan bahwa data pretest KetMetaSan 5.51 .00
.493 .090 .741
hasil belajar kognitif homogen. Dengan demikian berdasarkan tifik 2 0
hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data penelitian
berdistribusi normal sedangkan hasil uji homogenitas
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 5 sampai Tabel
menunjukkan bahwa data posttest hasil belajar kognitif
7, dapat diketahui bahwa nilai F sebesar 30,381 dengan nilai
homogen, sedangkan data pretest hasil belajar kognitif tidak
signifikansi hubungan keterampilan metakognitif dengan hasil
homogen.
belajar kognitif adalah 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis
Selanjutnya ringkasan analisis regresi hubungan
nol ditolak dan hipotesis penelitian diterima, yang berarti ada
keterampilan metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa
hubungan positif antara keterampilan metakognitif dengan hasil
pada strategi pembelajaran saintifik dapat dilihat pada Tabel 5
belajar kognitif siswa pada kelas yang diajar dengan
sampai Tabel 7. Tabel ringkasan regresi digunakan untuk
menggunakan pembelajaran saintifik. Persamaan regresi
mengetahui besarnya sumbangan keterampilan metakognitif
berdasarkan hasil analisis data tersebut adalah y = 0,493x + 20,37
terhadap hasil belajar kognitif siswa, ringkasan anova digunakan
dengan nilai keterandalan 0,549 yang berarti sumbangan
untuk menentukan besarnya nilai F hitung dan nilai signifikansi,
keterampilan metakognitif terhadap hasil belajar kognitif siswa
dan koefisien regresi digunakan untuk mengetahui persamaan
adalah 54,9%, sedangkan 45,1% merupakan faktor lain selain
regresi pada pembelajaran saintifik.
keterampilan metakognitif. Grafik hubungan keterampilan
metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa pada kelas yang
Tabel 5. Ringkasan Regresi Hubungan Keterampilan Metakognitif diajar dengan menggunakan pembelajaran saintifik dapat
dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Pembelajaran Saintifik divisualisasikan pada Gambar 1 berikut.
y = 0,4934x + 20,377
60 R² = 0,5486
Model Summary
Hasil Belajar Kognitif

50

Std. Error 40
Adjusted R of the
30 HBKOg
Model R R Square Square Estimate
1 .741a .549 .531 5.70606 20

10
Linear (HBKOg)
0
Tabel 6. Ringkasan Anova Hubungan Keterampilan Metakognitif 0 20 40 60 80

dengan Hasil Belajar Kognitif pada Pembelajaran Saintifik Keterampilan Metakognitif

ANOVAb
Gambar 1. Hubungan Keterampilan Metakognitif dengan Hasil
Mode Sum of D Mean
l Squares f Square F Sig. Belajar Kognitif Siswa pada Pembelajaran Saintifik
1 Regressio 989.18 30.38 .000
989.189 1 a
n 9 1
Residual 2 Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan
813.978 32.559 adanya hubungan positif antara keterampilan metakognitif
5
Total 1803.16 2 dengan hasil belajar kognitif siswa yang diajar dengan
7 6 menggunakan pembelajaran saintifik. Hubungan ini ditunjukkan
oleh hasil analisis data bahwa garis regresi hubungan
keterampilan metakognitif dan hasil belajar kognitif pada
pembelajaran saintifik adalah signifikan. Data hasil analisis juga
Tabel 7. Koefisien Regresi Hubungan Keterampilan Metakognitif menunjukkan adanya angka positif pada nilai koefisien regresi
dari pembelajaran tersebut. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
dengan Hasil Belajar Kognitif Siswa pada Pembelajaran Saintifik
peningkatan nilai keterampilan metakognitif siswa, maka
semakin tinggi pula hasil belajar kognitifnya. Hasil penelitian ini
Coefficientsa sejalan dengan hasil penelitian Kristiani (2009) yang

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 515


Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

mengungkap adanya hubungan antara keterampilan akademis yang baik dibandingkan dengan siswa yang rendah
metakognitif dan hasil belajar kognitif. metakognisinya. Siswa dengan metakognisi rendah dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kontribusi mengambil manfaat dari pelatihan metakognitif untuk
keterampilan metakognitif yang tinggi terhadap hasil belajar meningkatkan metakognisi dan prestasi akademiknya. Dengan
kognitif pada pembelajaran saintifik. Hal ini membuktikan demikian, metakognisi berhubungan dengan keberhasilan
bahwa melatihkan keterampilan metakognitif dapat akademik siswa sehingga penting diberdayakan melalui
menyadarkan siswa untuk belajar, merencanakan belajarnya, pembelajaran.
mengontrol proses belajarnya, dan mengevaluasi sejauh mana O'Nils dan Abedi (1996) melaporkan bahwa ada
kemampuannya sendiri sebagai pebelajar serta merefleksi pengaruh yang signifikan pada semua dimensi keterampilan
pembelajarannya, termasuk menilai kelemahan dan metakognitif dengan penilaian kinerja. Temuan ini sejalan
kelebihannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan Camahalan & dengan Lin (2001) yang menyatakan bahwa metakognisi
Faye (2000) yang melaporkan adanya korelasi positif yang sebagai kemampuan untuk memahami dan memantau pikiran
signifikan antara prestasi akademik dengan penggunaan strategi sendiri dan asumsi serta implikasi dari kegiatan seseorang.
regulasi diri/ Self regulated dalam belajar. Metakognisi adalah kegiatan yang mengingatkan dan
Selanjutnya Livingstone (1997) menyatakan bahwa mengendalikan kognisi seseorang sehingga menurut Livingston
aktivitas metakognitif berupa perencanaan penyelesaian tugas, (1997) bahwa strategi metakognitif mungkin tidak berbeda dari
memantau pemahaman, dan mengevaluasi kemajuan dapat strategi kognitif.
mengontrol secara aktif proses kognitif peserta didik. Oleh Livingston (1997) menyatakan bahwa metakognisi
karena itu bagi siswa yang memiliki keterampilan metakognitif memegang salah satu peranan sangat penting agar pembelajaran
tinggi dapat dijamin hasil belajar kognitifnya tinggi. Hal ini berhasil. Oleh karena itu keterampilan metakognitif diperlukan
diperkuat oleh temuan Amnah (2011) yang melaporkan bahwa siswa untuk mengatur strategi yang efektif untuk belajar agar
pemberian latihan dengan strategi metakognitif efektif mereka terhindar dari ketidakmampuan belajar.
mengembangkan kontrol metakognitif sehingga dapat Metakognitif memiliki hubungan dengan hasil belajar
meningkatkan pemahaman siswa. Pemahaman ini merupakan kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang
prestasi yang akan dicapai siswa. terampil dalam metakognitif hasil belajar kognitifnya lebih baik
Prestasi belajar menurut Tegeh (2009) yang dikutipnya dibanding mereka yang tidak terampil dalam metakognitif
dari Gagne adalah kemampuan yang dimiliki siswa sebagai (Rivers, 2001; Schraw & Dennison, 1994). Bukti juga
akibat dari aktivitas belajar dan dapat diamati melalui menunjukkan bahwa meningkatnya metakognisi siswa dapat
penampilan belajar. Sejalan dengan ini Mardana (2011) menyebabkan peningkatan hasil belajar. Dengan demikian
menyatakan bahwa prestasi belajar berkaitan dengan metakognisi merupakan komponen penting dari kecerdasan dan
penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan kognisi serta pengaruh besar terhadap keberhasilan akademis.
tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh Adanya hubungan posistif antara keterampilan
dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. metakognitif dengan hasil belajar kognitif tidak lepas peran
Kemudian menurut Tegeh (2009) faktor-faktor yang pembelajaran saintifik. Pembelajaran saintifik mengingatkan kita
dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah: (1) faktor yang tentang metode ilmiah. Penggunaan metode ilmiah tetap
dapat diubah: (a) cara mengajar, (b) mutu rancangan, (c) model menjadi ikon dan mampu bertahan lama yang aktif membentuk
evaluasi, dan lain-lain, dan (2) faktor yang harus diterima apa guru dan peserta didik berpikir tentang praktek ilmiah (Bencze &
adanya: (a) latar belakang siswa, (b) intelegensi, (c) gaji, (d) gaya Bowen, 2001; Palmquist & Finley, 1997;. dan Simmons et al.,
belajar, (e) orientasi tujuan, dan lain-lain. Selanjutnya 1999).
dikemukakan bahwa ada lima jenis hasil belajar, yaitu: (1) Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang
informasi verbal, (2) keterampilan intelektual, (3) strategi khusus membantu kita mengatur pikiran kita tentang proses
kognitif, (4) sikap, (5) keterampilan. Kelima hasil belajar ini ilmiah. Skenario pembelajaran saintifik meliputi kegiatan 5M
dipengaruhi oleh faktor yang dapat diubah termasuk startegi yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan data, menganalisis
pembelajaran. Oleh karena itu peningkatan keterampilan data, dan mengomunikasikan layaknya metode ilmiah.
metakognitif dapat dicapai melalui penggunaan strategi Pembelajaran ini mencerminkan perspektif filosofis klasik
pembelajaran. berakar pada falsifiability (Popper 1968). Perspektif klasik ini
Metakognisi mengacu pada kesadaran dan pemantauan sudah diperluas oleh para filsuf kontemporer ilmu pengetahuan,
pikiran seseorang dan kinerja tugas, atau lebih sederhana, terutama dalam biologi dan ekologi .
berpikir tentang pemikiran seseorang (Flavell, 1979). Hal ini Pada kegiatan mengamati dari pembelajaran saintifik,
mengacu pada tingkat tinggi proses mental yang terlibat dalam siswa dilatih mengamati dengan indra (membaca, mendengar,
belajar seperti membuat rencana untuk belajar, menggunakan menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau
keterampilan dan strategi yang tepat untuk memecahkan tanpa alat. Kemudian pada kegiatan menanya, siswa dilatih
masalah, membuat perkiraan kinerja, dan kalibrasi tingkat membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi
pembelajaran. tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan
Metakognisi penting dalam pembelajaran dan merupakan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Pada kegiatan
prediktor kuat dari keberhasilan akademis (Dunning et al., 2003). nengumpulkan informasi /mencoba, siswa dilatih
Siswa dengan metakognisi yang baik menunjukkan prestasi mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan,

516 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya


Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, dan Hasil
sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari nara Belajar Kognitif Siswa di SMA Negeri Kota Pekan Baru
sumber melalui angket, wawancara, dan Riau. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: PPS Universitas
memodifikasi/menambahi/mengembangkan. Pada kegiatan Negeri Malang.
mengasosiasi melatih siswa untuk mengolah informasi yang Bencze, J. L., & Bowen, G. M. (2001, April ). Learner-
sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat controlled projects in science teacher education: Planting
kategori, mengasosiasi atau menghubungkan seeds for revolutionary change. Paper presented at the
fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan Annual Meeting of the American Educational Research
suatu pola, dan menyimpulkan. Sedangkan kegiatan Association, Seattle, WA.
mengomuniaksikan melatih siswa untuk mampu menyajikan Borich, G. (2007). Introduction to the thinking curriculum in
laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun Ong. A and Borich (eds) Teaching Strategies to Prounte
laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, Thinking, Singapore: Mcgroaw-Hill.
dan kesimpulan secara lisan. Rangkaian kegiatan 5M tersebut Camahalan, F.M.G. (2000). Effects of Self Regulated Learning
sarana melatihkan keterampilan metakognitif siswa. Oleh karena on Mathematics Achievement of Selected Southeast
itu pada penggunaan pembelajaran saintifik dapat Asian Children. Journal of Instructional Psychology, 33
memberdayakan keterampilan metakognitif sekaligus (3), 194‐205.
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini sejalan dengan Dunning, D., Johnson, K., Ehrlinger, J., & Kruger, J. (2003) Why
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang SKL, bahwa People Fail to Recognize their own Incompetence. Current
lulusan SMA harus memiliki pengetahuan faktual, konseptual, Directions in Psychological Science 12, 3, 83-87.
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, Flavell, J. H. (1976.) Metacognitive Aspect of Problem Solving.
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, In L. B. Resnick (Ed.), The Nature of Intelligence. Hillsdale,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta NJ: Erlbaum Association.
dampak fenomena dan kejadian.. Flavell, J. (1979) Metacognition and cognitive monitoring: A
new area of cognitive-developmental inquiry. American
4. KESIMPULAN Psychologist, Vol. 34: 907-11.
Kristiani, N. & Hudijono, H. (2008). Biology What a Wonderful
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan World For Grade X. Jakarta: PT Intermitra Pustaka
bahwa terdapat hubungan positif antara keterampilan Utama.
metakognitif dengan hasil belajar kognitif siswa pada Kristiani, N. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan
penggunaan pembelajaran saintifik dalam pembelajaran biologi Kemampuan Akademik Serta Interaksinya Terhadap
SMA Kurikulum 2013. Kemampuan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif
Berdasarkan kesimpulan di atas disarankan dan Siswa Kelas X di SMA Negeri 9 Malang. Tesis tidak
direkomendasikan untuk melakukan penelitian serupa pada diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas
penggunaan strategi pembelajaran yang direkomendasikan pada Negeri Malang.
implementasi Kurikulum 2013, misalnya pembelajaran inkuiri, Livingston, J. A. (1997). Metacognition: An Overview.
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis projek, http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuel/cep564/metacog.htm
dan pembelajaran discovery di samping strategi pembelajaran Lin, X. (2001). Designing metacognitive activities. Educational
lainnya. Technology Research and Development. Research, 33(2):
211-41.
5. UCAPAN TERIMA KASIH Moore, D. M., & Dwyer, F. M. (2001). The Relationship of Field
Dependence and Color-coding to female students'
achievement. Perceptual and Motor Skills, 93: 81-85.
Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih dan
Mardana, I., G. (2011). Pengaruh model pembalajaran berbasis
penghargaan setinggi-tingginya atas bimbingan, arahan, dan ijin
masalah (problem based learning) terhadap prestasi
melaksanakan penelitian kepada yang terhormat: belajar fisikadan keterampilan berpikir kritis ditinjau dari
Prof. Dra. Herawati Susilo, M.Sc, P.hD
bakat numerik. Tesis tidak diterbitkan. Program Studi
Prof. Dr. Aloysius Duran Corebima, M.Pd
Sains Pasca Sarjana Undiksha.
Dr. Fatchur Rohman, M.Si O’Neil, H.F. & Abed;i, J. (1996). Reliability and Validity of a
Drs. Supriyono, M.Pd (Kepala SMA Negeri 1 Malang)
State Metacognitive Inventory: Potential for alternative
Dra. Rulyati (Guru Biologi SMA Negeri 1 Malang)
Assessment. Unpublished manuscript, University of
California.
Popper, K.R. (1968). The Logic of Scientific Discovery. New
6. DAFTAR RUJUKAN York: Harper and Row.
Palmquist, B. C., & Finley, F. N. (1997). Pre-service teachers’
Amnah, S. (2009). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif TPS, views of the nature of science during a postbaccalaureate
Jigsaw, Kombinasi dengan Strategi Metakognitif dan science-teaching program. Journal of Research in Science
Kemampuan Akademik terhadap Kesadaran Teaching, Vol.34(6): 595 – 615.

Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015 517


Kristiani. Hubungan Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif

Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Penanya 2:


Kompetensi Lulusan. Naintyn Novitasari
Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Pembelajaran (Universitas Sebelas Maret)
pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Rivers W. (2001). Autonomy at All Costs: An Ethnography of Pertanyaan:
Metacognitive Self-Assesment and Self-Management Apakah metakognisi dapat diukur dengan tes? tes seperti apa
among Experienced Language Learners. Moderns yang baik?
Language Journal. Vol.86(2): 279-290. Jawaban:
Schraw, G., and Sperling-Dennison, R. (1994). Assessing Keterampilan metakognisi diukur dengan tes essay terintegrasi
metacognitive awareness. Contemporary Educational dengan tes hasil belajar kognitif yang disertai dengan rubric (0-7
Psychology, Vol.19: 460-470. diadaptasi Corebima 2008)
Sabilu, M. (2008). Pengaruh Penggunaan Jurnal Belajar dalam
Pembelajaran Multistrategi terhadap Kemampuan
Kognitif dan Metakognitif Siswa SMA Negeri 9 Malang. Penanya 3:
Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Mochammad Ardian Suryaji
Universitas Negeri Malang. (Universitas Nusantara PGRI Kediri)
Simmons, P. E., Emory, A., Carter, T., Coker, T., Finnegan, B.,
& Crockett, D., (1999). Beginning teachers: Beliefs and Pertanyaan:
classroom actions. Journal of Research in Science Rubrik 0-7 tidak operasional, apakah bisa mengembangkan
Teaching, Vol.36(8): 930 – 954. rubric sendiri?
Tegeh, I., M. (2009). Perbandingan prestasi belajar mahasiswa Jawaban:
yang diajar dengan menggunakan problem-based learning Rubrik 0-7 diadaptasi Corebima 2008. Jika akan
dan ekspositori yang memiliki gaya kognitif berbeda. mengembangakan rubik yang lain, saya kira dapat dilakukan
Desertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri asalkan ada dasar analisis dan validasinya.
Malang.

Penanya 1:
Samuel Agus Triyanto
(Universitas Negeri Malang)

Pertanyaan:
a. Apakah keterampilan metakognisi diintegrasikan pada
pembelajaran saintifik atau pembelajaran saintifik
memberikan pengalaman metakognisi?
b. Apakah 10 kelas dari populasi yang ada dikaji korelasi
keterampilan metakognisidenagn hasil belajar kognitif?
Jawaban:
a. Melalui pembelajaran saintifik dapat memberdayakan
strategi metakognisi diintegrasikan pada sintaks
pembelajaran saintifik.
b. Dari 7 kelas yang ada diambil 1 kelas tahap sampel.

518 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya

Anda mungkin juga menyukai