Anda di halaman 1dari 18
x, REPUBLIR INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2018 TTENTANG PENUNDAAN DAN EVALUASI PERIZINAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT ‘SERTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka peningkatan tata kelola perkebunan kelapa sewit yang erkelanjutan, memberikan kepastien hukum, menjaga dan melindungi keelestarin lingleangan termasulk penuranan emis Gas Rumah Kaca, serta ‘untuk peningkaten pembinaan petani kelapa awit dan peninglatan produltivitas perkebunan kelapa savit, dengan ini menginstrulsican: Kepada 1. Menteri Koordinator Bideng Perekonomian; 2. Menteri Linglangan Hidup dan Kehutanan; 3. Menteri Pertanian; 4. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional; 5, Mentesi Dalam Negeri 6. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 7. Para Gubernur; 8. Para Bupati/Walikota; ‘ntule kesau -Mentest Keordinator Bldang Pereleanamian tinniie 1. Melakukan koordinast penundean dan evaluast perisinan perkebunan elapa awit serta peningkatan produktivitas perkebunan kelapa savit 2. Dalam x REPUBLIK: INDONESIA 2 Delam renga pelaksansan — koordinasi sebagaimana dimaksud pada angka 1, dilaukan eogiaten: a, memverifzas! data pelepasan atau cukar menukar kawasan hutan untuk perkebunan eelapa sawit, peta Isin Usaha Perkebunan atau Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan, Inin Lokasi, dan Hak Guna Uscha OU); 1b. menetapkan standar minimum kompllas! data; ©, melakukan sinkronisasi dengan pelekesnsan Kebijakan Satu Peta yang berkaltan dengan ikeseeuaian: perizinan yang dikeluarkan oleh kementerian/lembaga dengan pemerintal aerah, [nin Usaha Perkebunan dengan HGU, dan keputusan penunjuiéan atsu penetapan ‘kawasan hutan dengan HOU; 4, menyampaiian hasil rapat koordinasi kepada enter, gubermur, dan/etau bupati/waikota terkeit dalam renga pengambilan keputusen ‘sesuai kewenangannya mengensi: 1) penetapan kembali greal yang berasal dori kawasan hutan yang telah ilakukan pelepasen atau tukar menviar kawasan utan sebagai awasan hutan; | 2) penetapan REPUBLIR NEONESIA 2) penetapan areal yang berasal dari Irawasan futan yang telah dilaicslcan pelepasan sebagal tanaln negara; 3) Norma, Standar, Prosedur, dan Koiteria (NSPK) zin Usaha Perkebunan atau _ Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan; 4) penetepen tanah terlantar dan. enghentian proses penerbitan atau pembatalen HGU; dan/atau 5) Jangkab-lengksh hukum — dan/atau tuntutan gant rugi ates penggunaan kawasan fratan untuk perkesbunan elapa sawit berdasarkan veritas! dats ddan evaluasi ats pelepasan stat: tukar menuker kawasn hutan untuk erkebunan kelapa sawit. 3, Membentule Tim Kerja dalam rangka peleksanaan koordinasi sebagaimana dimaksud pada angke 2 KEDUA :) Menteri Lingkungan Bidup dan Kehutanan untuk: 1, Melakeukan penundaan pelepasan atau tuker menuker kawassa hutan untuk perkebunan elapa eawit bagi &permononan baru; >. permohonan yang telah diajukan namun Dbelum melengkapi pereyaratan atau telah memenuhi persyaratan namun berada pada awasan hutan yang masth produkt; atau. . permebonan x REPUSLIE NSONESIA 4 ©. permohonan yang telah —-mendapat persetujuan prinsip namun behum ditata batas dan berada pada kawasan hutan yang masih produit Penundaan sebagaimana dimalsud pada angi 1, ‘ikecualikan untuk permohonan pelepasan statt tular menukar kawasan htan untuk perkebunsn eelapa savsit yang telah ditanam dan diproses Dberdasarkan ketentuan Pasa) SI Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2015 tentang Tate Cara Perubshan Perantulean dan Fungsi Kewasan Huta, Melakukan penyusunan dan verifikasi data pelepasan steu tulear menuker kewasan hutan ‘untuk perkebunan kelapa ait yang menceleup: rama den nomor, lokasi, uss, peruntukan, dan tanggal penerbitan. Berdasarkan data sebagsimana dimakeud pada angle 3, melaleuken evaluasi terhadsp! fa, pelepasan atau tulear menular kawasen hutan yang dimanfsatkan sebagai perkebunan kelaps sawit yang belum dikerjakan/dibangun, masih berupa hutan produlcif, dan/atau terindixasi tidak sesuai dengan tujusn pelepasan atau tukar menukar dan dipindahtangankan pada pha lain b. perkebunan x uESIOEN REPUBLIR INDONESIA +8 , perlebunan kelapa sawit yang bereda dalam Ikawasan hutan tetapi belum mendapatkan pelepasan atau tukar menular kawesan bnutan; cc pelaksanaen pembangunan areal hutan yang ‘bermilal konservasi tingsi/ High Conservation Value Forest (HCVF} desi pelepasan kawesan putan untule perkebunn Kelapa savity sett menyampaikan hasil evalvasinya kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Melaicakan identifikasl perkebunan kelapa eawit yang terindlkasi berada dalam keawasan hutan. Menindaidanjuti haail —rapat! —koordinast sebagelmana dimalesud pada DIKTUM KESATU angka 2. mengenal: . penetapan Kembali areal yang berasal dari kawasan ten yang telah llakuken pelepasen atau tulkar menuikar kawasan hutan sebagal kawasan hutan; dan/stau , langkah-langkeh hukum dan/atau tuntuten gant rugi sesuaj ketentuan peraturan perundang-undangan tas penggunaan eawaean hitem wntwle pevkehunan kelaps wit berdasaran verifiasi data, evalussi tas pelepasan atau tuker menukar kawasan hnutan untule perebunan Kelapa saveit, 7. Meals x 6: Mehestan Henkes an sakanatan Tetrion ees 20% (im ph prea ve eke lg ten unt perebngs Kelas pelepasan kewasen KETIOA Menteri Pertanian untule 1 Melaleakan penyusunen dan verifkast data dan peta lin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan pendaftaran Surat Tanda Daftar Usshe Perkebunan Kelapa Sawit sccara nasional yang ‘mencakup: name dan nomor oka, las, tanggal penerbitan, peruntuken, luae tanam dan tahun tanam, Rerdasarken data sebagaimana dimaksud pada ‘angka 1, melaicukan evaluas! terhadap: 1a, proses pemberian Izin Us pendataran Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sait; 1 Perkebunan dan , nin Ussha Perkebunan dan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Kelapa Sawit yang telah diterbitkan; dan cc. pelakesnnan —kewajban—_perusahean perkebunan yang memillki Tain Usaha Perkebunan Kelapa Sawit atau isin usaha perkebunan untuk budidaya kelapa sauit untuk memfoslitasi pembengunan kebun masyaraleat paling Jeurang 20% (dua pulub perserattis} dari total Iuas areal Jahan yang usahalean oleh perusahaan perkebunsn: x JBL INDONESIA “7 serta_menyampaikan hasil evaluasinya kepada ‘Menterl Koordinator Bidang Perelonomian, 9, Menindaldanjuti hail rapat koordinasi mengenal NSPK Iain Usshe Perkebunan atau Surat Tenda Daftar Usaha Perkebunan. 4, Meningkatkan pembinaan Kelembagean petani awit dalam rangka optimalisas! dan intensifikast pemanfeatan lahan untuk —_peningkatan produletivitas sawit, 5, Memastikan setiap perkebunan Kelapa sawit ‘untae menerapkan standar —_Indonestan ‘Sustainable Pairs Oi (SPO). Menteri Agraria dan ‘Tata Ruang/Kepale Badan Pertanahen Nasional untuk: 1, Melaicakan penjusunen dan verifikasi data HOU yang mencaleap: nama dan nomor, lokasi, luas, tanggal penerbitan, dan peruntuleen. 2, Berdasarkan data sebagaimana dimakeud pada angka 1, melaieuken evaluasi terhadap: a. kesesualan HOU perkebunan kelapa savit dengan peruntukan tata ruangs ', realigasi pemanfastan HGU perkebunan feelapa sawits . pevalihan HGU kepada pihake lain tanpa pendaftaran Badan Pertanahan Nasional; dan 4. pelaksenaan x REPUBLIK NSONESIA “8 4. pelakssnaan —perlindungan— dan/atau pembangunan areal huten yang bemnilal onservasi tinggi/HCVF dari pelepasan Heawasan hutan untuk perkebunan kelap awit; seria menyampailan hasil cvalussinya kepada ‘Menteri Keordinator Bidang Perekonomia, Menindakienjuti hasil rapat_—_koordinasi sebagaimane dimaksud pada DIKTUM KESATU angka 2 mengenai ‘4, penetapan tanah terlantar yang berasal dari pelepasen atau tuler mentkar kawasan ymutansesusi—ketentuan —_peraturan perundang-undangan; bb. penghentian proses penerbitan HOU dalam hhal proses perolehan halenys tidak dilalcakan sesusi Jetentuan peraturan perundang- ‘undangan atau pembatalan HGU perkebunan eelapa sawit yang telah ditetapkan sebagai tanah terlantar; © pengembalian tanah yang berasal dari pelepasen atau tuker menukar kawasen Tuten sebagal kawassn hutan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan apabila belum diproses dan/atau diterbitken Hale Atas Tanahaya; 4. penetapan tana yang berasal deri pelepasen Jkawasan hutan sebagai tenah negara sesuai eetentuan peraturan pemnding-undangan; dan «. pengembalian KELIMA KEENAM x REPUSLIK INDONESIA ° © pengembalian taneh yang berasal dari ppelepasen atau tukar menukar kawasan bhutan sebagai kewasan hutan sebagaimana imakesud dalam huruf edisampaikan kepada gubermur untuk dluguilan kepada Menteri Lingleungan Hidup dan Kehutanan menjedi kawagan huten, 4. Melaleukan percepatan penerbitan hak atas tanah ‘kepada masyarakat dalam rangka pelaisansan hak masyarakat schuas 20% (dua pula pereeratus) dari pelepasen kawasan hutan dan dari HGU perkebunan kelapa savit, ‘5, Melaisukan percepatan penerbitan hak atas tanah pada lahan-lehan perkebunan kelapa savit ralgat Menteri Dalam Negeri uotuk melalcuken pembinaan ddan pengawasen kepada gubernur dan bupati/wabkota dalam pelakesanaan penundaan dan evaluasi perizinan perkebunan kelapa awit, seria peningketan produldivites perkebunan kelapa sawit Kepale Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk menunda permehonan pensnaman modal baru untuk perkebunan Kelapa sawit atau perluasan perleebunan kelapa awit yang telah ada yang lahannyia bers pelepasan atau tulear menukar kawasan hutan, kecusli yang dlatur dalam Diktum KEDUA angie 2 I dari KETWJUH KETUJUH x REPUSLIK NBONESIA 210+ Gubermur untuk 1, Melaicukan penundaan penerbitan rekomendasi/ jin usaha perkebunan Kelapa eawit dan isin ‘pembukaan lahan perkebunan kelapa sewit bars yang berada pada kawasan hutan, kecuall yang ianur dalam Diltum KEDUA angka 2. 2. Melaitukan pengumpulan dan verfkast atas data dan peta Iain Lokasi dan lain Usahe Perlebunan atau Surat Tanda Daftar Usahé Perkebunan yang ‘mencekup: nama dan nomor, Iokasi, as, tanggal penerbiten, peruntukan, ues tanam dan tahun 3, Menyampaikan hasit pengumpulan dan verifeasi sebagaimana dimeksud pada angkn 2 kepada Mentert Pertanian yang menyangkut Icin Usaha Perkebunan dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanshen Nasional yang menyanglest Iain Laka 4, Menindaldanjuti rekomendasi basil rapat keoordinasl sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KESATU angka 2 mengenal pembatalan tein Usaha Perkebunan atau Surat Tenda Detter Usaha Perieebunan yang berada di dalam kawasan smutan, 5. Menyampalken usulan kepada Menteri Lingleungen Hidup den -Kehutanan untuk. penetapan areal yang berasal dart pengembslisn tanah deri pelepasan atau tukar menukar awasan hutan menjadi kawasan hutan KEDELAPAN KEDELAPAN x REPUELIE INDONESIA ue Bupati/Walikota untuk: 1 Melakukan fenundaan penerbitan rekomendasi/ izin weaha perkebunan kelapa sewit dan izin pembulaan lahan perkebunarf kelapa sawit bara yang berada peda kewassn hutan, kecuali yang dlatur dalam Diktum KEDUA angka 2 Melakuian pengumpulan data dan pemetaan atas seluruh fea perkebunan pada wilayah kabupatennya yang diusshakan oleh badan ussha maupun perseorengan, yang’ mencaleup peruntulkan, lues tanam dan tahun tanam. Melalaakan pengumpulan data dan peta serta veriftasi stas Icin Lokasl dan tin Useha Perkebunan atau Surat Tanda Daftar Usshe Perkebunan yang mencaleup: nama dan nomor, Tokai, luss, tanggal penerbitan, peruntukan, Iuas tanam dan talsun tansm. ‘Mengumpullean data dan’pets perkebunan rakyat pada wilayah kabupatennya yang berada pada kawaean htutan dan di luar kwasan huten (Are Penggunaan Lain) Menyampaiken hasil pengumpulan data ‘sebagalmeana dimaksud pada angka 2, angka 3, ddan angka 4 kepada gubernur dengan tembusan kepada Menteri Pertanian, Menteri Lingleangan Hidup dan Kehutanan, den Menteri Agraria dan ‘Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 6, Menindakanjutt KESEMBILAN KESEPULUH, KESEBELAS KBDUABELAS x REPUSLIK INDONESIA 12 6 Menindadanjuti rekomendasi asl rapat ‘koordinast sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KBSATU angka 2 mengenal pembatalan t2in Ussha Perieebunan stau Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan yang berada di dalam kawasan, butan, ‘Mentert Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan ppelakesnaan Instruksi Presiden ini kepada Presiden secara berkala setiap 6 (enam) bulan atau sewaktu- ‘waktu dipertulan. Mekanisme pelaksanaan penundasn dan evaluasi perlainan perkebunan Kelapa sawit serta peningkatan produltivitas perkebunen Kelapasawit oleh ménteri/kepala lombaga, —gubemmur, dan, Dbupati/walikota mengikuti alur proses sebagaimena tercantum dalam Lampiren yang merupakan bagian tidaleterpisahean dari Instralsl Presiden ini Pelaksanaan penundssn perizinan perkebunan Kelape sawit dan evaluasi stes peririnan perkebunan Kelapa ‘wit yang telah diterbiiean dilaculsan poling lama $ (tiga) tahun sejale Instrukesi Presiden ini dikeluarkan ddan pelaksanaan peningkatan produlcivitas kelapa ‘savit dilaleulean seoara terus menerus. Mclaksanaken Instruks! Presiden ini dengan penuh tanggung javrab, Instr x REPUSLIE NBONESIA 13- Instruksi Presiden ini mulaf berlalea pada tanggal dikeluariesn. Diketuarkan di Jakarta pada tanggal 19 September 2018 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ted, JOKO WiDODO Salinan sesual dengan eslinya, SEKRETARIAT KABINET RI x PRESIOEN REPUSLIK NSONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR @ TAHUN 2018 TENTANG PENUNDAAN DAN EVALUASI PERIZINAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SERTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERKESUNAN KBLAPA SAWIT [MEKANISME PELAKSANAAN PENUNDAAN DAN BVALUASI PERIZINAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SERTA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 1, Gubernur dan Bupati/Walikota 2. Mentert. @ REPUBCIE OONESIA 2, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8, Menteri REPUBLIK INDONESIA de 8. Mentest Pertanian 4. Menteri a9 REPUSLIE NOONESIA 4. Menteri Agraria dan Tats Ruang/Kepala Badan Pertanahen Nasional 5. Menteri x PRESIDEN REPUSLIK INDONESIA 'S. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ta, oxo wiboDo Salinan sesua dengen astinya SEKRETARIAT KABINET RI

Anda mungkin juga menyukai