PRAKTIK ACARA PIDANA
CASE STUDY REPORT
PEMBACAAN PUTUSAN PADA PERKARA PIDANA NO. 86/PID.B/2021/PN
JKT.PST
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM SARJANA
DEPOK
2021
I. PENDAHULUAN
Pada hari Rabu tanggal 14 April 2021, Penulis melakukan observasi terhadap
Pembacaan Putusan Perkara No. 86/Pid.B/2021/PN Jkt.Pst di Ruang Sidang Soebekti
2 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan R Bernadette Samosir, S.H.,M.H., sebagai
Hakim Ketua ; Buyung Dwikora, S.H., M.H. dan Bambang Sucipto, S.H., M.H.
sebagai Hakim Anggota, dan MARDIANA,SH. selaku Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
a. Rumusan Masalah
i. Bagaimana proses pembacaan putusan dalam persidangan perkara pidana
sesuai dengan KUHAP dan UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman?
ii. Bagaimana kesesuaian proses pembacaan putusan perkara 86/Pid.B/2021/PN
Jkt.Pst dengan KUHAP dan UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman?
b. Kasus Posisi Perkara
Bahwa berawal pada tanggal 15 November 2018 bertempat di PT. BUANA
BAJA BINA SEMESTA Jl. Letjen Suprapto 150 A Jakarta Pusat, Terdakwa selaku
Direktur PT. CAHAYA HAFIS CONTRUCTION yang beralamat di Jl. Kauman
Rt. 004 / 007 Kel. Adipala Kec. Adipala Cilacap, Jawa Tengah yang bergerak
dibidang kontruksi sipil, elektrikal, mekanika menghubungi Saksi Hendra selaku
direktur PT. BUANA BINA BAJA SEMESTA melalui sales lepas yaitu saksi
Lawrencius Benedic selaku distributor besi dari Jakarta dan terdakwa besi beton
polos 8 mm sebanyak 42.200 batang untuk pekerjaan proyek saluran sungai maos
di Cilacap, Jawa Tengah dan saluran sungai di Magelang, Jawa Tengah dan jika
perkerjaan tersebut sudah selesai dan mendapatkan pembayaran uang proyek maka
terdakwa akan membayarkan besi tersebut padahal terdakwa mengetahui
pengerjaan irigasi di Cilacap pada April 2018 sampai Oktober 2018, kemudian
terdakwa meyakinkan Saksi Hendra akan melakukan pembayaran menggunakan
Cek mundur selama 30 hari dari waktu terbit sehingga terjadi penawaran antara
Terdakwa dengan Saksi HENDRA secara lisan dengan harga Rp. 2.100.294.000,-
(dua milyar seratus juta dua ratus sembilan puluh empat ribu rupiah) sehingga saksi
Hendra memberikan Purchase Order sebanyak 2 kali pemesanan dari Terdakwa
yaitu:
1. Purchase Order Nomor : 001/CHC/XI.2018 pada tanggal 13 Nopember
2018 pemesanan Besi Beton Polos ukuran 8 ml, sebanyak 21.100 batang,
total Rp. 1.050.147.000,- (satu milyar lima puluh juta rupiah seratus empat
puluh tujuh ribu rupiah) yang ditanda tangani oleh Tersangka;
2. Purchase Order Nomor : 002/CHC/XI/2018 pada tanggal 15 Nopember
2018 pemesanan Besi Beton Polos ukuran 8 ml, sebanyak 21.100 batang,
total Rp. 1.050.147.000,- (satu milyar lima puluh juta rupiah seratus empat
puluh tujuh ribu rupiah) yang ditanda tangani oleh tersangka;
Sehingga total keseluruhan biaya pembelian besi beton sebesar Rp. 2.100.294.000,-
(dua milyar seratus juta dua ratus Sembilan puluh empat ribu rupiah). Kemudian
terdakwa mengirimkan foto berupa 4 (empat) cek mundur Bank Mandiri Syariah
kepada saksi Hendra, sehingga saksi Hendra semakin yakin lalu kedua Purchase
Order dibuatkan Sales Order dan Delivery Order untuk masing-masing Purchase
Order.
Kemudian bagian Purchase Ordercmembuka Purchase Order untuk pembelian
besi tersebut menggunakan pengiriman dari PT. Jaya Baru Mandiri Perkasa. Lalu
PT. Jaya Baru Mandiri Perkasa melakukan pengiriman besi beton polos 8 mm
sebanyak 42.200 batang dengan 3 (tiga) kali pengiriman yang mana pengiriman
pertama besi diambil dari Gudang Marunda dibongkar di gudang Cilacap
menggunakan 1 (satu) mobil triler, pengiriman kedua besi diambil dari Gudang
Cikande Serang bongkar di gudang Cilacap menggunakan 2 (dua) mobil triler, dan
pengiriman ketiga besi diambil dari Gudang Cikande Serang bongkar di gudang
Magelang menggunakan 1 (satu) mobil triler. Sehingga keseluruhan besi tersebut
diterima oleh saksi Faisal selaku anak terdakwa yang bertugas mengurus
administrasi di PT. CAHAYA HAFIS CONTRUCTION dan saksi Faisal langsung
menandatangani surat jalan dengan perintah dari Terdakwa. Kemudian terdakwa
mengirimkan cek mundur kepada saksi Hendra yaitu:
1. Cek Bank Mandiri Syariah Nomor : F334988 senilai Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) tanggal 14 Desember 2018
2. Cek Bank Mandiri Syariah Nomor : F334990 senilai Rp. 500.000.000,-
(lima ratus juta rupiah) tanggal 16 Desember 2018
3. Cek Bank Mandiri Syariah Nomor : F334991 senilai Rp. 50.147.000,- (lima
puluh juta seratus empat puluh tujuh rupiah) tanggal 16 Desember 2018
4. Cek Bank Mandiri Syariah Nomor : F334993 senilai Rp. 500.000.000,-
Namun setelah saksi Hendra mencoba kliring, kliring ditolak karena dana di
cek yang diberikan Terdakwa masih tidak mencukupi. Terdakwa akhirnya hanya
melakukan pembayaran secara bertahap kepada saksi Hendra sejumlahRp
330.000.000,- (tiga ratus tiga puluh juta rupiah). Bahwa terdakwa mengakui besi
beton polos 8 mm sebanyak 31.550 batang yang diturunkan di Cilacap Terdakwa
gunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek saluran induk maos Cilacap
sebanyak 8000 batang yang merupakan pekerjaan dari PT. NINDIA KARYA dan
Terdakwa mendapatkan uang sebesar Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah)
dari pekerjaan tersebut, namun pengerjaan pengairan irigasi di maos Cilacap
kontraknya habis sejak bulan Oktober 2018 yang dimulai dari bulan April 2018
sehingga Terdakwa selaku PT. CAHAYA HAFIS CONSTRUCTION sudah tidak
mengerjakan proyek tersebut lagi karena kekurangan dana, kemudian sisa besi
sebanyak 23.550 batang Terdakwa jual kepada sdr GONDRONG seharga Rp.
600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) dan besi yang diturunkan di Magelang
sebanyak 10.550 batang
Terdakwa menjual kepada Sdr RUDI sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus
juta rupiah). Sehingga total uang yang Terdakwa terima sebesar Rp.
1.600.000.000,- (satu milyar enam ratus juta rupiah) dan uang tersebut Terdakwa
gunakan untuk bisnis pribadi pengadaan Hand Phone namun Terdakwa merugi
karena penipuan sebesar Rp. 900.000.000,- (Sembilan ratus juta rupiah) dan sisa
uang sebesar Rp. 700.000.000,- (tujuh ratus juta rupiah) Terdakwa gunakan untuk
melakukan pembayaran besi beton sebesar Rp. 330.000.000,- (tiga ratus tiga puluh
juta rupiah) kepada Saksi Hendra dan sisa uang sebesar Rp. 400.000.000,- (empat
ratus juta rupiah) Terdakwa gunakan untuk keperluan sehari – hari Terdakwa.
Sehingga total yang dikuasai Terdakwa kepada Saksi HENDRA senilai Rp.
1.770.000.000,- (satu milyar seratus tujuh ratus tujuh puluh ribu rupiah) hingga
saksi Hendra memberikan somasi sebanyak 2 kali namun tidak ada jawaban dari
somasi tersebut. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut mengakibatkan saksi
HENDRA mengalami kerugian kurang lebih sebesar Rp. 1.770.000.000,- (satu
milyar seratus tujuh ratus tujuh puluh ribu rupiah).
II. ISI
Lalu, Pasal 196 Ayat (1) KUHAP menjelaskan bahwa pembacaan putusan
wajib dihadiri terdakwa. Pasal 196 Ayat (1) KUHAP merupakan penegasan dari
Pasal 154 Ayat (1) KUHAP yang melarang pemeriksaan perkara di sidang
pengadilan tanpa dihadiri pihak terdakwa. Pasal 196 Ayat (1) KUHAP berlaku bagi
perkara memiliki terdakwa yang hanya terdiri dari seorang saja. Ketentuan ini
kemudian juga diatur dalam Pasal 12 Ayat (1) UU No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman bahwa pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara pidana dengan kehadiran terdakwa kecuali undang – undang menentukan
lain. Dalam perkara No. 86/Pid.B/2021/PN Jkt.Pst hanya memiliki satu orang
Terdakwa, yaitu Bambang Sutanto sehingga Pasal 196 Ayat (1) KUHAP berlaku.
Faktanya, pada hari Rabu tanggal 14 April 2021, Terdakwa Bambang Sutanto benar
adanya hadir dalam persidangan menghadap Majelis Hakim sehingga dalam hal ini
perkara No. 86/Pid.B/2021/PN Jkt.Pst memenuhi ketentuan dalam Pasal 196 Ayat
(1).