Anda di halaman 1dari 13

Makalah

Komunikasi Efektif
“Komunikasi Perubahan Perilaku”

Disusun oleh :

Salsabilla Sevina Izdihar (10819002)

Husky Arya Yulankara (10819007)

Nur Azizah Arsania (10819010)

Hilmi Nur Widiyas Rama (10819013)

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

IIK BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper

komunikasi perubahan perilaku.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai komunikasi perubahan perilaku. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa

yang kami harapkan.

Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang

akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga paper sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya paper yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang

membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di

masa depan.

Kediri, 10 April 2020

Tim Penyusun,
Daftar Isi

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Pengantar

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

Bab 2 Pembahasan

2.1 Pemahaman Perilaku

2.2 Tentang Perubahan Perilaku

2.3 Pemahaman KPP

2.4 Unsur-Unsur KPP

2.5 Tahapan Penentu Perubahan Perilaku

2.6 Manfaat Komunikasi Perubahan Perikaku

2.7 Kiat-Kiat Perubahan Perilaku

2.8 Elemen Penghambat Perubahan

Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Daftar Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan kebutuhan setiap individu untuk hidup dalam suatu
lingkungan atau masyarakat. Setiap manusia akan menjalin hubungan dengan manusia
lainnya melalui komunikasi. Hal yang didapat dari sebuah komunikasi adalah
informasi, kesepakatan, terjalinnya hubungan dekat, hubungan kerja, dan lain
sebagainya.
Komunikasi terjadi dimanapun dengan tujuan yang berbeda pula, seperti
dalam sebuah kelompok, organisasi, keluarga, antara dua orang ataupun komunikasi
di dalam diri sendiri. Macam-macam komunikasi ini memiliki tujuan yang berbeda
pula. Namun tujuan utama dari terjadinya komunikasi yaitu tersampaikannya pesan
dari pengirim kepada penerima. Pesan itu baik berupa informasi maupun bujukan.
Komunikasi dalam masyarakat juga digunakan untuk merubah perilaku
termasuk perilaku sehat. Perilaku masyarakat dalam meningkatkan kesehatannya saat
ini masih rendah, meskipun di Indonesia paradigma sakit telah diganti dengan
paradigma sehat. Masyarakat sendiri masih melakukan kebiasaan lama yang
sebenarnya tidak baik untuk dilakukan. Seperti melahirkan dengan dukun beranak,
Buang Air Besar (BAB) disungai, dan lainnya. Saat ini meskipun telah banyak
penyuluhan yang memberikan informasi tentang dampak buruk dari kebiasaan lama
tersebut tetap saja masih terdapat masyarakat yang masih melakukannya.
Menurut Carl I. Hovland Komunikasi adalah proses yang memungkinkan
seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang
verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Dalam pengertian teresebut jelas bahwa
kegiatan komunikasi berusaha untuk mengubah perilaku seseorang. Seperti halnya
individu dalam proses komunikasi tersebut memiliki sikap ingin mempengaruhi.
Proses memberikan pengaruh kepada orang lain ini dilakukan melalui komunikasi
Dengan perilaku masyarakat saat ini dapat dilakukan komunikasi yang lebih
efektif lagi secara verbal maupun non verbal. Berkembangnya teknologi komunikasi
dapat dilakukan di media massa yang banyak masyarakat memiliki dan
mengethauinya. Sehingga akan lebih efektif memberikan penyuluhan atau
pengetahuan tentang perilaku hidup sehat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku?


2. Apa yang dimaksud dengan perubahan perilaku?
3. Apa yang dimaksud dengan komunikasi perubahan perilaku?
4. Apa saja tahapan-tahapan dalam komunikasi perubahan perilaku?
5. Faktor apa saja yang menentukan berubahnya perilaku?
6. Apa tujuan dari komunikasi perubahan perilaku?
7. Apa saja strategi yang digunakan dalam komunikasi perubahan perilaku?
8. Apa hambatan atau tantangan dalam komunikasi perubahan perilaku?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang perilaku


2. Untuk mengetahui tentang perubahan perilaku
3. Untuk mengetahui komunikasi perubahan perilaku/ KPP
4. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam komunikasi perubahan perilaku
5. Untuk mengetahui faktor -faktor yang menentukan perubahan perilaku
6. Untuk mengetahui manfaat dari komunikasi perubahan perilaku
7. Untuk mengetahui kiat-kiat yang digunakan dalam komunikasi perubahan perilaku
8. Untuk mengetahui hambatan atau tantangan dalam komunikasi perubahan perilaku
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemahaman Perilaku

Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu
rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)

Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.

2.2 Tentang Perubahan Perilaku

Apa itu perubahan perilaku? Perubahan perilaku adalah suatu pola pikir yang merespon bahwa
setiap individu akan berubah menirukan maupun memberontak sesuai apa yang mereka pelajari baik
itu dari lingkungan keluarga nya , teman , maupun dari cerita hidupnya sendiri/pengalaman.

2.3 Pemahaman KPP


Komunikasi perubahan perilaku atau yang sering disebut dengan KPP merupakan komunikasi
dengan menggunakan berbagai macam saluran atau media dalam memperbaiki perilaku terutama
perilaku pada kesehatan masyarakat.

Komunikasi perubahan perilaku ini adalah pengembangan dari KIE, akan tetapi lebih
menekankan terhadap perubahan perilaku sehingga bukan hanya berhenti pada peningkatan
pengetahuan serta sikap saja. Penggunaan istilah KPP digunakan dalam menegaskan jika komunikasi
tersebut wajib mengarahkan kepada perubahan maupun perbaikan dari perilaku
2.4 Unsur-Unsur KPP

UNSUR –UNSUR KPP

persiapan Analisis Situasi Melakukan kajian


farmatif/ Observasi

Pelaksanaan Mengembangkan Menyusun strategi


pemantauan
materi KPP

(Skema Tahapan KPP)

1. Persiapan yaitu melakukan preparing untuk memulai komunikasi perubahan perilaku


kepada masyarakat luar.

2. Melakukan tahapan analisis situasi , untuk mengidentifikasi dan mengenali masalah


pada kesehatan.

3. Melakukan kajian farmatif atau observasi , untuk menemukan sumber dan mengenali
persoalan yang berkaitan dengan masalah kesehatan tersebut serta factor pendorong
dan penghambatnya.

4. Menyusun strategi serta rencana komunikasi perubahan perilaku yang efektif dalam
rangka perbaikan ksehatan termasuk pengawasan dan evaluasinya.

5. Mengembangkan media komunikasi perubahan perilaku serta merancangnya

6. Pelaksanaan pemantauan terhadap komunikasi perubahan perilaku pada masyarakat.

2.5 Tahapan Penentu Perubahan Perilaku

Terdapat beberapa tahapan yang dilalui, sehingga kita dapat mengalami perubahan
perilaku. Tahap-tahap tersebut antara lain tahap mengetahui, memahami, mempraktekkan,
merangkum, serta tahap evaluasi.

Pada tahap pertama, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku adalah
pengetahuan (knowledge). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga).
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Tahap kedua adalah tahap memahami (comprehension), merupakan tahap memahami
suatu objek bukan sekedar tahu atau dapat menyebutkan, tetapi juga dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek.

Tahap selanjutnya, tahap ketiga, tahap aplikasi (application), yaitu jika orang yang
telah memahami objek yang dimaksud dapat mengaplikasikan prinsip yang diketahui
pada situasi yang lain.

Tahap ke empat adalah sintesis (synthesis). Tahap ini menunjukkan kemampuan


seseorang untuk merangkum suatu hubungan logis dari komponen komponen
pengetahuan yang dimiliki. Sintesis merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi
baru. Sedangkan tahap terakhir, berupa tahap evaluasi (evaluation). Tahap ini berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek.

2.6 Manfaat Komunikasi Perubahan Perilaku

1. Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit


Komunikasi dalam perubahan perilaku bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan tentang suatu penyakit. Penyakit yang dicari tahu ini biasanya terkait
penyakit yang dialami oleh dirinya sendiri atau penyakit orang lain. Dengan
mengetahui lebih dalam tentang penyakit tersebut, maka hal ini akan sangat
bermanfaat terkait meminimalisir terjadinya risiko yang bisa saja menimpa orang
tersebut bila tidak mengetahui tentang penyakitnya.
2. Meningkatkan persepsi terhadap risiko
Meningkatkan persepsi terhadap risiko disini yang dimaksud adalah melakukan
tindakan-tindakan yang bisa meminimalisir terjadinya risiko dengan maksimal. Risiko
tersebut adalah bahaya atau ancaman atau kerentanan dari suatu penyakit. Penting
sekali untuk melakukan tindakan yang tepat dalam mencegah terjadinya risiko agar
penyakit tidak semakin memburuk.
3. Meningkatkan demand / permintaan / kebutuhan terhadap layanan
Pelayanan kesehatan memang sangat penting untuk menunjang kesehatan
seseorang. Dengan pelayanan yang baik dan tepat maka masyarakat akan dimudahkan
dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang dideritanya. Hal ini juga supaya
untuk selalu memperbarui sistem yang dimiliki pelayanan kesehatan tersebut.
4. Meningkatkan kepercayaan diri untuk mengakses layanan kesehatan
Salah satu tujuan komunikasi perubahan perilaku adalah agar bisa meningkatkan
kepercayaan diri seseorang untuk mengakses layanan kesehatan. Dengan komunikasi
yang baik untuk pasien maka seseorang yang biasanya tidak percaya diri atau takut
bila pergi ke tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas untuk memeriksakan
keadaannya menjadi berani. Komunikasi ini berlaku juga bagi dokter dan tenaga
kesehatan lainnya agar pasien selalu percaya diri dan mau untuk memeriksakan
dirinya dengan jujur.

2.7 Kiat-Kiat Perubahan Perilaku


a. Inforcement (Paksaan):
Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau menggunakan peraturan
atau perundangan.Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk
sementara (tidak langgeng)

b. Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi.
Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1.
Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan
untuk alasan yang tidak baik
c. Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung.
Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge
(pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni
kesediaan, identifikasi dan internalisasi.
d. Education
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku
yang langgeng, tetapi makan waktu lama.

2.8 Elemen Penghambat Perubahan

Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Ada beberapa hal yang
mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang
disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar
dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Sedangkan aspek perilaku
berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.

Faktor-Faktor Penghambat Perubahan :

1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain


Manusia yang tidak pernah lepas dari hubungan manusia atau masyarakat lain
dalam suatu pergaulan. Kurangnya hubungan dengan masyarkata lain akan
mengakibatkan suatu masyarakat yang menjadi terasing dari pergaulan hidup dengan
masyarakat lainnya. Bila pergaulan saja sangat terbatas, maka yang terjadi ialah
keterbatasan pemikiran sehingga keinginan untuk berubah pun juga sangat minim.
2. Terlambatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Dengan adanya keterbatasan dalam pergaulan, bisa dipastikan perkembangan ilmu
pengetahuan juga akan terlambat. Sebab didalam kemajuan ilmu pengetahuan bisa
ditempuh diantaranya dengan metode learning by doing. Tidak adanya keinginan
untuk menambah wawasan dibidang ilmu pengetahuan hal ini akan mengakibatkan
pola pikir yang terbelakang dan ketinggalam zaman, sehingga timbul sebuah
pandangan miring adanya kelompok masyarakat yang enggan berubah.
3. Sikap masyarakat yang masih sangat tradisional
Sikap konservatif ini atau enggan untuk melakukan sebuah perubahan akan
membawa mentalitas yang buruk dalam sebuah kemajuan, karena itu sikap tersebut
harus dihindari bila seseorang hendak melakukan suatu perubahan.
4. Rasa takut terjadinya kegoyahan pada integritas kebudayaan
Ada beberapa anggota masyarkat yang takut atau khawatir terhadap perubahan
yang terjadi dimasyarakat karena menurut mereka perubahan itu akan menggoyahkan
integrasi dalam masyarakat. Misalnya : penggunaan traktor dalam pengolahan lahan
pertanian, mulanya hal itu ditolak karena bisa memudarkan gotong royong diantara
para petani, namum lambat tahun hal itu bisa diterima.
5. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest)
Nilai-nilai tradisonal akan memunculkansebuah kepentingan-kepentingan kolektif
yang tertanam kuat dalam diri masyarakat. Hal ini juga akan menghambat sebuah
perubahan sosial karena pada dasarnya suatu perubahan itu berusaha untuk
meninggalkan nilai-nilai lama guna menuju pada nilai-nilai yang baru yang lebih
bermanfaat dan sesuai dengan keadaan masyarakat saat sekarang. Oleh karena itu
seseorang yang menginginkan sebuah perubahan harus berani membuang jauh nilai-
nilai kepentingan semacam ini.
6. Adanya sikap tertutup dan prasangka terhadap hal baru/asing
Selain nilai-nilai kepentingan, prasangka buruk terhadap hal yang baru akan
mengganggu proses perubahan sosial. Setiap ada hal yang baru datang, sepertinya ada
semacam ketakutan dari sekelompok masyarakat yang tidak menghendaki perubahan,
lalu sekelompok orang tadi berusaha memengaruhi kelompok yang lain, hal ini harus
disingkirkan apabila seseorang akan melakukan perubahan sosial.
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
Suatu perubahan didalam masyarakat akan sulit terjadi bila berbenturan dengan
ideologi atau paham yang dianut oleh masyarakat tersebut. Misalnya : kebiasaan-
kebiasaan yang ada dimasyarakat.
8. Adat atau kebiasaan yang telah mengakar
9. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
(pandangan pesimistis)

2.9 Cara-Cara Perubahan Perilaku

Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :

1. Dengan Paksaaan.

Ini bisa dengan :

a. Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman huluman kalau tidak mentaati
instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya : instruksi atau peraturan tidak membuang
sampah disembaerang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jikatidak mentaatl.
b. Menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita kalau tidak
mengerjakan apa yang dianiurkan Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya
bisa mati kalau tidak diberi oralit waktu mencret.

2. Dengan memberi imbalan.

lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi blsa juga imbalan yang
tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.

Contoh:

- kalau ibu-ibu membawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang dan diimunisasi,


maka anaknya akan sehat, (ini juga imbalan non materi)

Dalam hal ini orang berbuat sesuatu karena terdorong atau tertarik oleh imbalan
tersebut, bukan karena kesadran atau keyakinan akan manfatnya.

3. Dengan membina hubungan baik.

Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan
masyarakat. biasanya orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita untuk
berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita. Misal: Pak
Lurah membuat jamban karena tidak ingin mengecewakan petugas kesehatan yeng sudah
dikenalnya dengan baik Jadi bukan karena kesadarannya akan pentingnya jamban
tersebut.

4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.

Salah satu sifat manusia ialah ingin meniru Karena itu usahakanlah agar Puskesmas
dengan lingkungannya bersih, para petugas nampak bersih, rapi dan ramah. Selain itu,
para petugas juga berperilaku sehat. misalnya tidak merokok, tidak meludah disembarang
tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Dibeberapa tempat
disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang sampah sembarangan.
Dengan contoh seperti ini biasanya orangakan ikut berbuat yang serupa yaitu berperilaku
sehat

5. Dengan memberikan kemudahan.

Misalnya kita ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas


didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga masyarakat.
mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. dan
sebagainya. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan
masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas. ltulah sebabnya mengapa
Puskesmas berlokasi dekat dengan masyarakat, ditambah pula dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling.

6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi


Dalam hal ini individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi pengertian yang benar
tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun
tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo, gambar, atau ceritera,
bagaimana bahayanya perilaku yang lidak sehat , dan apa untungnya kalau berperilaku
sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku
hidup sehat Selanjutnya berkali-kali disampaikan ataupun ditunjukkan kepada mereka
bahwa telah makin banyak orang yang berperilaku sehat tersebut dan sekaligus
ditunjukkan atau disampaikan pula keuntungan-keuntungannya, hingga mereka akan
tergerak untuk berperilaku sehat.

Cara ini memang memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali
berhasil. maka ia akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya.

Dari keenam cara diatas dapat disimpulkan bahwa sesorang atau kelompok akan
terdorong untuk berbuat sesuatu kalau di sadari bahwa dengan berbuat sesuatu kalau
sisadari bahwa dengan berbuat sesuatu itu, kebutuhan nya bisa terpenuhi. Atau
kebutuhannya terancam kalau tidak berbuat.

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi Perubahan Perilaku / KPP (Behavior Change Communication /


BCC) adalah suatu proses interaktif untuk merancang beragam pesan menggunakan berbagai
macam media dan saluran untuk mempromosikan, mengubah, mengembangkan dan
memelihara perilaku yang positif, khususnya perilaku kesehatan masyarakat dan memiliki.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian
terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Ada beberapa hal
yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam individu sendiri yang
disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya
yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Sedangkan aspek perilaku berupa aspek
fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. Meningkatkan persepsi terhadap risiko, meningkatkan
demand / permintaan / kebutuhan terhadap layanan, dan meningkatkan kepercayaan diri
untuk mengakses layanan kesehatan. Jadi, komunikasi perubahan perilaku sangat bermanfaat
bila diterapkan karena KPP dipergunakan untuk menegaskan bahwa komunikasi tersebut
harus mengarah pada perubahan atau perbaikan perilaku.
3.2 Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika paper diatas masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca . kami juga berharap
dengan adanya paper ini para pembaca menjadi sadar akan adanya perbuahan perilaku yang
dimana sudah kami simpulkan dan jelaskan bila perubahan perilaku menjadi lebih baik tentu
yang kami harapkan. Semua penghambat maupun hal hal yang memperngaruhi terjadinya
perubahan perilaku akan paham kesehatan yang baik sudah disebutkan dan semoga kedepan
dengan diterbitkannya paper ini akan menjadi tolak ukur dan pandangan bagi masyarakat
yang masih tergolong susah untuk memahami perubahan yang lebih baik. Akhir kata dari
kami para penulis bilamana ada salah kata yang terdapat pada paper ini kami ucapkan beribu
maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih. Saran dan kritik yang
membangun dari kalian para pembaca sangat kami tunggu agar kami juga semakin berinovasi
lebih baik untuk membuat paper. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-menurut-ahli.html

https://pusdiklatpemendagri.co.id/bimtek-kpp-komunikasi-perubahan-perilaku/

https://www.academia.edu/37304362/MAKALAH_KOMUNIKASI_PERUBAHAN_PERILAKU_KPP_-
_KOMUNIKASI_KESEHATAN.8.docx

Anda mungkin juga menyukai