Anda di halaman 1dari 117

SKRIPSI

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN


DIAPER RASH PADA BAYI

(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

DINI ROYDA
16212021

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

i
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
DIAPER RASH PADA BAYI

(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada


Program Studi Diploma 4 Kebidanan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

DINI ROYDA
16212021

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017

ii
iii
PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN

KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa

Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Nama Mahasiswa : Dini Royda

NIM : 162120021

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING


PADA TANGGAL, 12 JUNI 2017

Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes Irma Nurmayanti, SST., M.Kes


Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui,

Ketua STIKES ICME Jombang Kaprodi D4 Kebidanan

H.Bambang Tutuko, SH, S.Kep,.Ns, M Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes


NIK: 01.06.054 NIK: 02.03.014

iv
PENGESAHAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Dini Royda

NIM : 162120021

Program Studi : D4 Kebidanan

Judul : HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN

KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI (Di Desa

Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan penguji dan diterima
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
pada Program Studi Diploma 4 Kebidanan

Komisi Dewan Penguji,

Ketua Dewan Penguji : Sri Sayekti, SSi., M.Ked ( )

Penguji I : Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes ( )

Penguji II : Irma Nurmayanti, SST., M.Kes ( )

Di tetapkan di : Jombang

Pada Tanggal : 12 Juni 2017

v
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 09 Januari 1995 dari Bapak

Suyanto dan Ibu Tatik Endang Trisnawati. Penulis merupakan anak kedua dari

tiga bersaudara.

Tahun 2002 penulis lulus dari TK PKK Sawahan Turen, tahun 2008

penulis lulus dari SD Negeri Sawahan 1, tahun 2011 penulis lulus dari SMP

Negeri 1 Pagelaran, tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Turen dan tahun

2016 lulus Diploma 3 Kebidanan di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang.

Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan kuliah di STIKES Insan Cendekia Medika

Jombang. Dengan program Studi Diploma 4 Kebidanan hingga sekarang.

Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, Mei 2017

Dini Royda

vi
MOTTO

Jangan Mundur Ketika Melangkah, Setelah Melangkah Jalani dengan Cara

Terbaik

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, skripsi ini saya persembahkan untuk :

Kedua orang tua saya, adik tersayang, pembimbing skripsi serta saudara dan

sahabat-sahabat saya yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dengan

setulus hati memberikan bimbingan hingga skripsi ini terselesaikan

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Personal Hygiene

dengan Kejadian Diaper Rash Pada Bayi (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang)’’. Dalam penyusunan skripsi ini penyusun banyak

mendapatkan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penyusun

mengucapkan terimakasih kepada : H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep. Ns., MH

selaku ketua STIKES ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, S.SiT,. M.Kes Selaku

Ketua Program studi Diploma 4 Kebidanan dan pembimbing I, Irma Nurmayanti

SST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan dan

saran dalam penyusunan skripsi ini. Bapak ibu dosen prodi Diploma 4 Kebidanan

STIKES ICME Jombang beserta Stafnya, kedua orang tua saya, serta teman-

teman sejawat D4 Kebidanan yang telah memberikan semangat dalam

penyusunan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak

kesalahan serta kekurangan yang dimiliki peneliti. Untuk itu peneliti

mengaharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, dan semoga

skripsi dapat bermanfaat, amin.

Jombang, Juni 2017

Dini Royda

viii
ABSTRAK

HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIAPER RASH PADA BAYI


(Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Oleh:
Dini Royda

Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Langkah praktis biasanya ibu
lebih memilih popok sekali pakai, jika ibu kurang menjaga personal hygiene bisa mengakibatkan
gangguan kulit. Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu, diaper rash.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal 2 Maret 2017 dengan metode
wawancara terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi berumur 0-12 bulan didapatkan 7 bayi (70%)
mengalami diaper rash dan 3 bayi (30%) tidak mengalami diaper rash. Tujuan penelitian ini
adalah Mengetahui Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper Rash Pada Bayi di Desa
Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.
Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan rancangan survei cross sectional
Populasi peneletian adalah Semua ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, sejumlah 35 orang.
Sampel penelitian sejumlah 32 orang, diambil secara simple random sampling. Variabel
independent adalah personal hygiene. Variebel dependent adalah kejadian diaper rash pada bayi.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan observasi. Pengolahan data menggunakan
Editing, Scoring, Coding, Tabulating dan uji statistik Chi square.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki personal hygiene
yang baik sejumlah 21 responden (65.6%), personal hygiene tidak baik sejumlah 11 responden
(34.4%), sedangkan kejadian diaper rash sebagian besar responden tidak terjadi diaper rash
sejumlah 21 responden (65.6%), terjadi diaper rash sejumlah 11 responden (33%). Uji statistik
Chi square menunjukkan bahwa nilai signifikasi p = 0,000 < α (0,05), sehingga H1 diterima.
Kesimpulanya ada hubungan personal hygiene dengan kejadian diaper rash pada bayi
di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Kata kunci : Personal hygiene pada bayi, Diaper rash

ix
ABSTRACT

THE RELATION BETWEEN PERSONAL HYGIENE WITH DIAPER RASH TO THE


BABIES
(in Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District)

by:
Dini Royda

Diapers and babies are two things cannot be released. Practicaly usually mothers
choose disposable diapers, if the mother less to cared personal hygiene can cause skin disorders.
The most common skin disorder is diaper rash. Based on preliminary study conducted by
researcher on March 2, 2017 through interview 10 mothers who had babies aged 0-12 months got
7 babies (70%) had diaper rash and 3 babies (30%) did not experience diaper rash. The purpose
of this study is to know Hygiene Personal relation between Diaper Rash occur in Babies in
Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District.
This study used analytic survey with cross sectional survey design. The population are
mothers and babies aged 0-12 months, for about 35 people. The sample of the study were 32
people, taken by simple random sampling. The independent variable is personal hygiene.
Dependent variables are diaper rash. The researched of the instrument used questionnaire and
observation. The process of the data are editing, scoring, coding, tabulating and chi square
statistic test.
The result of the study showsed that most respondents had gooden personal hygiene of
21 respondents (65.6%), personal hygiene is not good, 11 respondents (34.4%), while the
incidence of diaper rash most respondents did not happen diaper rash of 21 respondents (65.6%),
There was diaper rash of 11 respondents (33%). Chi square statistic test shows that the
significance value p = 0,000 <α (0,05), so H1 accepted.
Conclusion there is a relationship between personal hygiene with diaper rash through
the babies in Ngelele Village Sumobito Sub district Jombang District.

Keywords: Personal hygiene to the Babies, Diaper rash

x
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL LUAR .......................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PERSETUJUAN SKRIPSI ........................................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Konsep Personal Hygiene ............................................................ 5
2.2 Konsep Diaper Rash .................................................................... 17
2.3 Konsep Bayi ................................................................................. 23
2.4 Penelitian-penelitian Yang Relevan ............................................. 25
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 28
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 28
3.2 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 29
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 30
4.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 30
4.2 Rancangan Penelitian ................................................................... 30

xi
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 30
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ................................................... 31
4.5 Kerangka Kerja ............................................................................ 33
4.6 Identifikasi Variabel ..................................................................... 35
4.7 Definisi Operasional..................................................................... 35
4.8 Pengumpulan Data dan Analisa Data ........................................... 36
4.9 Etika Penelitian ............................................................................ 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 45
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 45
5.2 Pembahasan .................................................................................. 51
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 61
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 61
6.2 Saran ............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

No Judul tabel Hal


4.1 Definisi Operasional hubungan personal hygiene dengan kejadian
diaper rash pada bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang ....................................................................... 36
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa
Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017 ............................................................................. 46
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa
Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017 ............................................................................. 46
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Ibu di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ....................................................... 47
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa
Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017 ............................................................................. 47
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di
Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada
tanggal 19- 20 Mei 2017 ................................................................ 48
5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah atau
Tidaknya Mendapat Informasi Tentang Personal Hygiene pada
Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ....................................................... 48
5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sunber Informasi
Tentang Personal Hygiene pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ..... 49
5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Personal Hygiene
pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ........................................ 49
5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diaper
Rash pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017 ........................................ 50
5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Personal
Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash pada Bayi di Desa Ngelele
Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20
Mei 2017 ........................................................................................ 50

xiii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Hal


3.1 Kerangka konsep hubungan personal hygiene dengan kejadian
diaper rash pada bayi di desa Ngelele Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang ....................................................................... 28
4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Personal Hygiene dengan
kejadian Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang....................................................... 34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 Surat Pernyataan Perpustakaan

Lampiran 3 Surat Pre Survey Data, Studi Pendahuluan dan Penelitian Lembar

Lampiran 4 Surat Dinas Kesehatan Jombang

Lampiran 5 Surat Balasan Puskesmas Jogoloyo

Lampiran 6 Surat Balasan Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Jombang

Lampiran 7 Permohonan Calon Responden

Lampiran 8 Persetujuan Sebagai Responden

Lampiran 9 Kisi-kisi Kuesioner Personal Hygiene

Lampiran 10 Kuesioner Personal Hygiene

Lampiran 11 Lembar Observasi Diaper Rash pada Bayi

Lampiran 12 Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas Personal Hygiene

Lampiran 13 Uji Validitas

Lampiran 14 Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Desa Ngelele

Lampiran 15 Lembar Konsultasi

Lampiran 16 Tabulasi Data Umum

Lampiran 17 Tabulasi Data Khusus Personal hygiene

Lampiran 18 Tabulasi Data Khusus Kejadian Diaper Rash pada bayi

Lampiran 19 Hasil Uji Statistik

Lampiran 20 Pernyataan bebas plagiasi

xv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Daftar Lambang
% : Persentase
± : Kurang Lebih
≥ : Lebih besar sama dengan
≤ : Lebih kecil sama dengan
< : Kurang dari
> : Lebih dari
α : Tingkat kemaknaan
& : Dan
- : Sampai dengan
= : Sama dengan
≤ : Kurang dari sama dengan
H1 : Hipotesis kerja
Daftar Singkatan
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
PNS : Pegawai Negeri Sipil
M.Kes : Magister Kesehatan
MH : Magister Hukum
MM : Magister Manajemen
R : Responden
S.Kep : Sarjana Keperawatan
S.SiT : Sarjana Sains Ilmu Terapan
SD : Sekolah Dasar
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SST : Sarjana Sains Terapan
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
TKTP : Tinggi Kalori Tinggi Protein
ICME : Insan Cendekia Medika

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Popok dan bayi adalah dua hal yang tak bisa dilepaskan. Popok bisa

membuat bayi tenang tapi bisa juga justru jadi sumber kerewelan mereka.

Langkah praktis biasanya ibu lebih memilih popok sekali pakai, popok sekali

pakai memang dapat menyerap lebih banyak cairan. Bayi bisa berkali-kali

buang air di popoknya dan popoknya tetap kering, tapi kulit bayi juga perlu

bernafas dengan cara diangin-anginkan, popok sekali pakai biasanya terbuat

dari bahan yang tidak menyerap keringat, ini menyebabkan kulit bayi

mengalami iritasi, jika ibu kurang menjaga personal hygiene dengan

mengganti popok sesering mungkin dan membersihkan daerah yang tertutup

popok bisa mengakibatkan gangguan kulit (Indivara, 2009).

Popok sekali pakai bisa terjadi reaksi alergi terhadap bayi karena ada

beberapa kandungan zat kimianya sehingga mengakibatkan gangguan kulit

(Aditya, 2014). Gangguan kulit pada bayi yang paling sering terjadi yaitu,

diaper rash (ruam popok). Ruam popok pada kulit bayi ditandai dengan

adanya ruam kemerahan pada tubuh bayi yang tertutup popok, sebagian besar

ruam popok terjadi di bagian pantat atau pinggang bayi ruam akan semakin

parah jika terjadi gesekan antara kulit bayi dengan popok (Sitompul, 2014)

Diaper rash merupakan salah satu masalah kulit pada bayi, penelitian di

libia 2016 dari 618 bayi yang menggunakan diaper sebanyak 70% dan yang

mengalami diaper rash 40% dan miliaria 2% (Elfiaturi, 2016). Berdasarkan

1
2

data dalam penelitian Arifudin pada tahun 2015 di Indonesia lebih dari 30%

bayi mengalami diaper rash. Berdasarkan data dalam penelitian Fauziah

tahun 2015 pada tahun 2014 di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang didapat jumlah kelahiran bayi 79 yang mengalami

diaper rash sebanyak 12 bayi. Data tahun 2016 di Desa Ngelele Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang dari 85 bayi dan terdapat kejadian diaper rash

sebanyak 25 bayi (21,25%) (Data Tahunan Polindes Desa Ngelele, 2016).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 2 Maret 2017 dengan metode wawancara terhadap 10 ibu yang

mempunyai bayi berumur 0-12 bulan didapatkan 7 bayi (70%) mengalami

diaper rash dengan pemakaian popok sekali pakai setiap hari, mengganti

popok setiap popok penuh dan setiap bayi BAB, memberikan bedak pada

pantat bayi dan 3 bayi (30%) tidak mengalami diaper rash dengan pemakaian

popok sekali pakai hanya waktu keluar rumah dan malam hari, ketika

dirumah pada pagi sampai sore hari hanya memakai popok kain, mengganti

popok setiap bayi BAK dan BAB, tidak memberikan bedak pada pantat bayi.

Ruam popok terjadi dikarenakan kurangnya perawatan personal hygiene

yang benar pada bayi seperti terlambat mengganti popok, terutama ketika

bayi buang air besar karena tinja bayi bersifat asam daripada air seni bayi.

Bakteri dan amonia pada tinja serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang

bisa membuat iritasi kulit, ruam popok juga disebabkan karena kualitas popok

tidak baik atau terlalu kecil. Ruam popok yang tidak segera diatasi segera bisa

menyebabkan kondisi yang semakin parah seperti bintil-bintil kecil yang


3

melepuh dan pecah, jika sudah pecah bayi akan rentan terkena infeksi

(Sitompul, 2014).

Upaya untuk mencegah dan menanggulangi ruam popok dengan segera

membersihkan dan mengeringkan jika bayi BAB atau BAK, membersihkan

kulit secara keseluruhan, dan memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya

(Dwienda, 2014). Ganti popok 6 sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam,

jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang mengandung alkohol

dan parfum ketika membersihkan daerah popok, sebaiknya gunakan saja air

hangat dan kapas atau handuk untuk membersihkannya (Sitompul, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

lebih lanjut tentang Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper

Rash Pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper

Rash Pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper

Rash Pada Bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi Personal Hygiene pada bayi di Desa Ngelele

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang


4

2. Mengidentifikasi kejadian diaper rash pada bayi di Desa

Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

3. Menganalisis Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian

Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito

kabupaten Jombang

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah informasi untuk perkembangan ilmu kebidanan

tentang diaper rash, sebagai sumber bacaan, dan referensi dibidang

pendidikan serta dapat dijadikan bahan masukan yang berguna bagi

penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Bidan

Dapat menambah informasi tentang kejadian diaper rash pada

bayi dan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan

2. Bagi STIKES ICME Jombang

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

dan untuk menambah referensi di perpustakaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan acuan atau sumber referensi

untuk penelitian selanjutnya.


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Personal Hygiene

2.1.1 Pengertian personal hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal

yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal

hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kebutuhannya,

kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan

(Muhith, 2016).

2.1.2 Tujuan perawatan Personal Hygiene

1. Untuk mempertahankan perawatan diri baik secara sendiri

maupun dengan bantuan

2. Dapat melatih hidup sehat dan bersih

3. Menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan

kesehatan

4. Membuat rasa nyaman dan relaksasi (Ardhiyanti, 2014).

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene

Pemenuhan perawatan diri di pengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya:

5
6

1. Budaya

Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai

contoh orang Eropa, umumnya mandi sekali seminggu, karena

cuaca di Eropa yang memang dingin, dan perempuan di desa

yang biasa mandi disungai sehingga tergolong yang memiliki

personal hygiene yang buruk.

2. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mempengaruhi bagaimana personal

hygiene seseorang. Bagi individu yang memiliki tingkat

pengetahuan personal hygiene yang baik, akan melakukan

kebersihan diri yang optimal (Saryono, 2010).

Menurut Mubarak (2012), Pengetahuan dipengaruhi beberapa

faktor yaitu:

a. Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang maka tingkat

perkembangan akan berkembang sesuai dengan

pengetahuan yang pernah didapatkan dan juga dari

pengalaman sendiri. Usia mempengaruhi daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan

semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.

Sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Dilain sisi, pengalaman sebagai sumber

pengetahuan adalah salah satu cara untuk memperoleh


7

kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi masa lalu. Pengalaman merupakan suatu

kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

b. Intelegensia

Pengetahuan yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah

pengetahuan intelegen dimana seseorang dapat bertindak

secara tepat, cepat, dan mudah dalam mengambil

keputusan. Seseorang yang memiliki intelegensi yang

rendah akan bertingkah laku lambat dalam mengambil

keputusan.

c. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang

tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk

mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang

memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam

d. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal. Tidak

dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya pengetauan yang dimilikinya

akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki


8

tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan

informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan

e. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara

langsung maupun tidak langsung

f. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi yang dapat

mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang

baru. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal

maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka

pendek (immediate impact) sehingga mengahasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. majunya

teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini

dan kepercayaan seseorang. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru

bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

g. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang


9

kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut

menyenangkan, maka secara psikologis mampu

menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas

dalam emosi kejiwaan seseorang

3. Lingkungan pekerjaan, lingkungan keluarga

Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, ketersediaan air

panas dan lain-lain merupakan faktor yang mempengaruhi

personal hygiene keluarga. Suatu pekerjaan menuntut individu

lebih dalam melakukan personal hygiene. Perilaku anak

termasuk dalam hal kesehatan, sangat dipengaruhi oleh

lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai yang ada pada

lingkungan mereka. Apabila anak berada pada lingkungan yang

positif, maka perilaku yang terbentuk adalah perilaku yang

positif pula, begitupun sebaliknya

4. Ekonomi

Status ekonomi mempengaruhi tingkat personal hygiene yang

digunakan. Sebagai contoh, dalam membeli alat-alat mandi dan

fasilitas toilet yang lengkap

5. Body image/ citra tubuh

Penilaian tentang penampilan orang berbeda-beda, apakah

individu tersebut ingin potong rambut atau tidak

6. Pilihan pribadi
10

Tiap individu memiliki pilihan tersendiri kapan dia ingin

memotong rambut, menggunting kuku atau bahkan keinginan

untuk mandi 2 kali sehari atau tidak mandi

7. Kondisi fisik

Orang sakit lebih banyak membutuhkan kebersihan diri dan

personal hygiene perlu lebih hati-hati pada orang dengan luka

terbuka (Saryono, 2010).

2.1.4 Jenis perawatan diri berdasarkan tempat

1. Perawatan diri pada kulit

a. kulit

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang

dapat melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma,

sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam

mempertahankan fungsinya. Sebagai bagian dari organ

pelindung, kulit secara anatomis terdiri atas dua lapisan yaitu

lapisan epidermis (kutikula) dan lapisan dermis (korium).

Kulit secara umum mempunyai berbagai fungsi, diantaranya:

1) Melindungi tubuh dari masuknya berbagai kuman atau

trauma jaringan bagian dalam yang juga dapat menjaga

keutuhan kulit.

2) Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu

produksi keringat serta penguapan.


11

3) Sebagai alat peraba yang dapat membantu tubuh

menerima rangsangan dari luar melalui rasa sakit,

sentuhan, tekanan, atau suhu.

4) Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air,

garam, dan nitrogen.

5) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang

bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh secara

berlebihan.

6) Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai

penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet

matahari

b. Faktor yang mempengaruhi kulit

Perubahan dan keutuhan pada kulit dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, diantaranya:

1) Usia. Perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia

seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usia relatif

muda dengan konsisi kulit yang sangat rawan terhadap

berbagai trauma atau masuknya kuman. Sebaiknya pada

orang dewasa, keutuhan kulit sudah memiliki kematangan

sehingga fungsinya sebagai pelindung sudah baik

2) Jaringan kulit. Perubahan dan keutuhan kulit dapat

dipengarui oleh struktur jaringan kulit. Apabila jaringan

kulit rusak, maka terjadi perubahan pada struktur kulit


12

3) Kondisi atau keadaan lingkungan. Beberapa kondisi atau

keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan

kulit secara utuh, antara lain keadaan panas, adanya nyeri

akibat sentuhan serta tekanan, dan lain-lain (Ardhiyanti,

2014).

c. Tipe kulit seiring Usia

1) Bayi

Bayi memiliki kulit yang lebih tipis, dalam cahaya yang

terang warna kulit bayi akan terlihat merah, dan menjadi

kemerahan saat menangis. Kelenjar keringat bayi mulai

berfungsi pada usia 1 tahun

2) Anak

Pertumbuhan kulit pada anak lebih resisten terhadap

cidera dan infeksi. Karena kulit mulai menebal

3) Remaja

Kelenjar sebasea meningkat pada masa ini sebagai hasil

dari peningkatan kadar hormon androgen. Sehingga pada

masa ini banyak yang memiliki permasalahan pada

kulitnya seperti mudah timbulnya jerawat.

4) Lansia

Kulit lansia menjadi lebih tipis, kering, tidak elastis, dan

keriput

Kulit normal memiliki karakteristik berupa kulit halus dan

kering, kulit utuh tidak abrasi, terasa hangat saat dipalpasi,


13

perbahan yang terlokasasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada

permukaan kulit, kulit lembut dan fleksibel. Ada turgor yang

baik. Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh

yang lain dengan rentang coklat tua ke merah muda ke merah

muda yang terang.

d. Masalah pada kulit

a) Kulit kering : disebabkan kurang cairan. Lebih

terlihat pada kulit tangan, lengan, kaki

dan wajah

b) Jerawat : inflamatori,erupsi kulit

papulopostular. Terlihat pada wajah,

punggung, leher dan bahu. Skar

permanen dapat terjadi jika ditusuk

atau ditekan.

c) Hirsutisme : pertumbuhan rambut badan dan muka

yang berlebih terutama pada wanita

d) Ruam kulit : terjadi karena paparan matahari

(erithema) berlebih, pelembab atau reaksi alergi

e) Dermatitis : inflamasi kulit ditandai dengan letusan

kontak eritema, pruritus, nyeri dan lesi

bersisik

f) Abrasi : lapisan epidermis yang hancur atau

terpotong sehingga terjadi perdarahan

lokal dan mengeluarkan cairan serosa


14

(Saryono, 2010).

2. Perawatan diri pada kuku dan kaki

Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek

penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai

kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Dengan

demikian kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan

bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan

kuku, dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula.

Kondisi normal kuku ini dapat terlihat halus, tebal ±0,5 mm,

transparan, dan dasar kuku berwarna merah muda. Tujuan

perawatan kuku dan kaki adalah menjaga kebersihan kuku dan

mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku

3. Perawatan diri pada rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi

proteksi dan mengatur suhu. Indikasi perubahan status

kesehatan diri juga dapat dilihat dari rambut mudah rontok,

sebagai akibat gizi kurang. Secara anatomis, rambut terdiri atas

bagian batang, akar rambut, folikel rambut, serta kelenjar

sebasea. Masalah atau gangguan pada perawatan rambut.

Berbagai masalah yang terjadi pada rambut diantaranya:

1) Kutu

2) Ketombe

3) Alopecia (botak)

4) Saborrheic dermatitis (radang pada kulit di rambut)


15

4. Perawatan diri pada mulut dan gigi

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus

dipertahankan kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai

kuman dapat masuk melalui organ ini.

Masalah yang sering terjadi pada kebersihan gigi dan mulut

antara lain:

a. Halitosis, bau nafas tidak sedap yang dapat disebabkan

adanya kuman atau lainnya

b. Ginggivitis, radang pada daerah gusi

c. Caries, radang pada gigi

d. Stomatitis, radang daerah mukosa atau rongga mulut

e. Peridontal disease, gusi yang mudah berdarah dan bengkak

f. Glostitis, radang pada lidah

g. Chilosis, bibir yang pecah-pecah

Perawatan gigi dan mulut dengan membersihkan serta

menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuannya untuk

mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah

gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan, serta

menjaga kebersihan gigi dan mulut.

5. Perawatan diri pada alat kelamin

Merupakan perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri

atas mons veneris, terletak didepan simfisis pubis, labia

mayora, dua lipatan besar yang membentuk vulva, labia

minora, dua lipatan kecil diantara atas labia mayora, klitoris,


16

sebuah jaringan erektil yang sempurna dengan penis laki-laki,

kemudian juga bagian yang terkait uretra, vagina, perinium, dan

anus.

Perawatan diri pada alat kelamin perempuan dengan cara

vulva hygiene. Vulva hygiene merupakan tindakan pada pasien

yang tidak mampu membersihkan vulva tujuannya mencegah

terjadinya infeksi pada vulva dan menjaga kebersihan vulva

(Ardhiyanti, 2014).

2.1.5 Langkah-langkah personal hygiene pada bayi

Menurut Pitriani (2014) yaitu:

1. Memandikan bayi setelah 6 jam untuk mencegah hipotermi

2. Memandikan bayi 2 kali setiap pagi dan sore

3. Mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah

atau kotor karena BAK/BAB

4. Menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan

kering

5. Menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat

6. Menjaga peralatan yang dipakai agar selalu bersih

Sedangkan menurut Rini (2016) yaitu:

1. Memandikan bayi

Tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga

kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan

rangsangan pada kulit. Yang harus diperhatikan pada saat

memandikan bayi adalah:


17

a. Mencegah kedinginan

b. Mencegah masuknya air kedalam mulut, hidung dan telinga

c. Memperhatikan adanya lecet pada pantat, lipatan-lipatan

kulit (keyiak bayi, lipatan paha, dan punggung bayi)

2. Memberikan pakaian pada bayi

Bahan pakaian yang akan dikenakan oleh bayi hendaknya yang

lembut dan mudah menyerap keringat

3. Personal hygiene pada bayi

Setiap kali buang air kecil dan besar, bersihkan pada

perinealnya dengan air dan sabun, serta keringkan dengan baik.

Karena kotoran bayi dapat menyebabkan infeksi sehingga harus

dibersihkan.

2.1.6 Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene

Menurut Rendy (2010) dampak yang bisa timbul adalah:

1. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik.

Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas

kulit, gangguan mukosa mulut, gangguan pada mata dan

telinga, gangguan pada kuku.

2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.


18

2.2 Konsep Diaper Rash

2.2.1 Pengertian Diaper Rash

Diaper rash adalah ruam popok yaitu akibat dari kontak

yang terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik

(Dwienda, 2014).

Diaper rash (Ruam popok) adalah ruam kemerahan, radang

atau infeksi kulit di sekitar area popok seperti paha dan pantat

pada bayi, yang umumnya disebabkan terpaparnya kulit bayi pada

zat amonia yang terkandung dalam urin atau fases bayi dalam

jangka waktu lama (Sitompul, 2014).

Diaper rash (Ruam popok) adalah iritasi yang terjadi pada

kulit bayi, ditandai dengan warna kemerahan didaerah yang

tertutup popok dan biasanya terasa gatal. Ruam ini juga bisa

terinfeksi. Tempat yang paling sering terjadi ruam adalah daerah

pantat bayi, sekitar kemaluan dan paha (Susanti, 2013).

2.2.2 Penyebab Terjadinya Diaper Rash

Menurut Susanti (2013) penyebab ruam bisa muncul karena

bayi terlalu lama memakai popok yang sudah basah, sehingga

bagian pantatnya menjadi lembab dan memudahkan jamur

tumbuh. Bisa juga disebabkan karena bahan yang tidak cocok

untuk kulit bayi.

Menurut Sitompul (2014) Penyebab ruam popok atau

diaper rash pada bayi adalah terlambat mengganti popok

terutama ketika bayi buang air besar karena tinja bayi bersifat
19

lebih asam daripada air seni bayi. Bakteri dan amonia pada tinja

serta air seni bayi dapat menghasilkan zat yang bisa melukai dan

membuat iritasi kulit bayi. Dan ruam popok bisa karena kualitas

popok yang tidak baik atau terlalu kecil karena kemungkinan

popok atau diaper bayi yang selama ini digunakan kualitasnya

tidak baik atau ukurannya terlalu kecil, ruam popok yang tidak

diatasi segera menyebabkan kondisi semakin parah seperti bintil-

bintil kecil yang melepuh dan pecah, jika sudah pecah bayi akan

rentan terkena infeksi.

Sedangkan menurut Dwienda (2014) penyebab terjadinya diaper

rash:

1. Kebersihan kulit yang tidak terjaga

2. Jarang ganti popok setelah bayi kencing

3. Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas

4. Akibat mencret

2.2.3 Tanda dan Gejala

Menurut Sitompul (2014) tanda dan gejala diaper rash

dengan ciri-ciri klit diarea popok terlihat merah, bengkak dan

meradang pada bagian bokong, paha, dan alat kelamin, pada

kasus tertentu timbul jerawat. Ruam popok membuat iritasi pada

bayi dan jika tidak ditangani akan berkembang menjadi sesuatu

yang lebih serius, termasuk infeksi-infeksi tertentu. Beberapa

gejala ruam popok lainnya adalah bayi merasa tidak nyaman,


20

menangis lebih sering dan keras, serta memperlihatkan ketidak

senangan secara umum.

1. Iritasi pada kulit yang terkena, muncul sebagai erythema.

2. Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat

kemaluan, perut bawah dan paha atas.

3. Keadaan lebih parah dapat terjadi papilla erythematosa

vesicular, ulcerasi.

2.2.4 Pencegahan

Menurut Sitompul (2014) pencegahan diaper rash:

1. Jagalah daerah popok agar tetap bersih dan kering. Ganti

popok 6 sampai 9 kali dalam kurun waktu 24 jam

2. Jangan gunakan tisu basah atau pembersih apapun yang

mengandung alkohol dan parfum ketika membersihkan daerah

popok. Sebab, alkohol membuat kulit bayi menjadi kering dan

parfum memungkinkan terjadi alergi pada kulit bayi yang

sensitif

3. Sedangkan kulit bayi yang kering dan sensitif akan

mempermudah terjadinya iritasi. Sebaiknya gunakan saja air

hangat dan kapas atau handuk untuk membersihkannya

4. Jangan menggosok kulit bayi ketika membersihkannya

dengan air. Lakukanlah gerakan menepuk untuk menghindari

gesekan yang dapat menimbulkan iritasi. Begitu juga ketika

mengeringkannya, gunakan lagi gerakan menepuk


21

5. Hindari produk orang dewasa untuk membersihkan daerah

popok. Produk kebersihan yang ditujukan untuk orang dewasa

biasanya mengandung bahan kimia yang keras

6. Sebelum memakai popok, oleskan krim atau petroleum jelly

pada daerah popok pada bayi

Sedangkan menurut Dwienda (2014)

1. Gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut

2. Jangan terlalu sering menggunakan diaper

3. Pasang diaper dengan benar dan tidak terlalu ketat sehingga

kulit bayi tidak tergesek

4. Ganti diaper segera bila terlihat sudah menggelembung

5. Bersihkan urin atau kotoran dengan baik, karena kulit yang

tidak bersih sangat mudah mengalami ruam popok.

2.2.5 Penatalaksanaan

Menurut Sitompul (2014) penanganan Diaper rash yaitu:

1. Rajin mengganti popok atau diaper sangat disarankan,

terutama segera ganti popok bayi ketika basah dan bayi

selesai buang air besar. Berikan krim anti ruam popok yang

mengandung zinc atau gunakan baby oil untuk melindungi air

seni tidak mudah meresap kedalam kulit. Bagian yang biasa

tertutup oleh popok sebaiknya diangin-anginkan agar kulit

cukup kering atau tidak terlalu lembab

2. Mengganti merek diapernya dengan yang memiliki kualitas

lebih bagus atau membeli popok yang ukurannya sesuai


22

dengan usianya. Cara pemakaiannya juga diperhatikan agar

tidak terlalu ketat agar kulit tidak tergesek.

Menurut Dwienda (2014) penanganan Diaper rash yaitu:

1. Daerah yang terkena diaper rash, tidak boleh terkena air dan

harus dibiarkan terbuka dan tetap kering

2. Untuk membersihkan iritasi dengan menggunakan kapas halus

yang mengandung minyak

3. Segera bersihkan dan keringkan bila bayi kencing atau berak

4. Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit atau

daerah yang iritasi

5. Usahakan memberikan makanan TKTP dengan posisi yang

benar

6. Memperhatikan kebersihan kulit dan bersihkan kulit secara

keseluruhan

7. Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya

8. Pakaian dan celana yang basah oleh air kencing harus

direndam dalam air yang dicampur acidum boricum

9. Kemudian dibersihkan dan tidak boleh menggunakan sabun

cuci langsung dibilas dengan bersih dan keringkan

Sedangkan Menurut Susanti (2013) penanganan Diaper rash yaitu:

1. Cepatlah mengganti popok bayi. Jangan tunggu hingga popok

penuh baru diganti


23

2. Untuk ruam yang biasa saja berupa kulit kemerahan, dan bukan

yang meradang, bisa dilakukan dengan membersihkannya

dengan air

3. Jangan mengusap rusam karena bisa menambah lecet. Juga

jangan memakai tisu basah

4. Saat membersihkan kotoran bayi, gunakan air bersih, alat

menyemprot (bidet atau botol semprot seperti untuk

menyemprot tanaman) untuk menurunkan kotorannya. Cuci

daerah pantat dan kemaluan dengan air dan sabun

5. Keringkan dengan menepuk pelan-pelan menggunakan handuk

lembut. Biarkan kulit bayi sebentar agar sentuhan dengan

udara, lalu lapisi tipis baby cream yang mengandung zync.

Tujuan agar kulit bayi tidak langsung kontak dengan bahan

popok

6. Jangan memakaikan bedak pada daerah kemaluan karena akan

menutupi saluran kencing dan akan menumpuk di daerah

kemaluan sehingga menjadi tempat tumbuhnya kuman.

2.3 Konsep Bayi

2.3.1 Pengertian bayi

Bayi adalah anak kecil yang belum lama lahir. Masa bayi

dimulai dari usia 0-12 bulan (Sutomo, 2013).

Bayi mempunyai batasan usia yaitu antara 0 sampai 1

tahun, kemudian dibagi lagi menjadi masa neonatal dini usia 0


24

sampai 7 hari, masa neonatal lanjut usia 8 sampai 28 hari, masa

pasca neonatal usia 29 hari sampai 1 tahun (Dwienda, 2014).

Satu tahun pertama adalah saat menakjubkan bagi

perkembangan bayi (Aditya, 2014).

2.3.2 Tumbuh kembang

Tumbuh kembang meliputi tiga hal yaitu:

1. Tumbuh kembang fisik

Misal: bertambahnya berat dan tinggi badan

2. Tumbuh kembang intelektual

Misal: kepandaian dalam berkomunikasi, keterampilan

dalam bermain, kemampuan berhitung dan membaca

3. Tumbuh kembang emosional

Misal: kemampuan mengelola kemarahan dan keinginan,

kemampuan membentuk ikatan batin, kemampuan

mengelola rasa gelisah, dll.

2.3.3 Perkembangan bayi

Tahap perkembangan yaitu:

1. Masa pra lahir

Terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringan

tubuh.

2. Masa neonatus

Terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim

dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan.

3. Masa bayi
25

Terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang

mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk

melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam

dirinya.

4. Masa anak

Terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,

minat, dan cara penyesuaian dengan lingkungan (Dwienda,

2014).

2.4 Penelitian-penelitian yang relevan

Beberapa penelitian terkait personal hygiene dan diaper rash pada bayi

sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Pitaloka, C., (2012) dengan judul Hubungan

Pengetahuan Ibu Tentang Personal Hygiene Genetalia Bayi dengan

Kejadian Diaper Rash di Desa Langensaru Kecamatan Ungaran Barat

Kabupaten Semarang”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan yang disignifikan antara pengetahuan ibu tentang

personal hygiene genetalia bayi dengan kejadian diaper rash di desa

Langensari, dengan p-value 0,003 < α (0,05).

2. Penelitian yang dilakukan Wulandari, N., (2010) dengan judul

“Hubungan Pengetahuan ibu tentang Perawatan Personal Hygiene Bayi

Dengan Kejadian Diaper Rash Di Puskesmas Kaliworo Wonosobo”

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu yang memiliki

bayi di wilayah kerja puskesmas Kaliwiro Wonosobo, pada bulan Juli

2010 sejumlah 56 responden. Instrumen yang digunakan dalam


26

penelitian ini adalah kuesioner dan observasi. Analisa data yang

digunakan secara deskriptif korelasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kejadian diaper rash sebanyak 11 bayi (19,64%) mengalami

diaper rash dengan 45 (80,36%) tidak mengalami diaper rash, dengan

menggunakan uji chi square dengan menggunakan uji chi square. Hasil

uji statistik menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan tentang

perawatan personal hygiene dengan kejadian diaper rash.

3. Penelitian yang dilakukan Candra, T.N., (2013) dengan judul

“Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit pada

Tuna Wisma Di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember”. Hasil

penelitian diketahui dari 64 responden tuna wisma yang personal

hygienenya cukup, 68,8%nya mengalami keluhan penyakit kulit, dari 3

responden yang mempunyai personal hygiene baik, 33,3%nya tidak

mengalami keluhan penyakit kulit. Uji statistik Fisher’s Exact diperoleh

hasil p-value= 0.000, α = 0.05, artinya terdapat hubungan antara

personal hygiene dengan kejadian penyakit kulit di Kecamatan Jelbuk

Kabupaten Jember. Personal hygiene menjadi faktor yang

mempengaruhi kejadian penyakit kulit sehingga diharapkan mampu

menjaga personal hygiene perseorangan. Hasil penelitian menunjukkan

faktor kebiasaan dan kondisi air bersih.

4. Penelitian yang dilakukan Kusumaningrum, A.T., (2014) dengan judul

“Hubungan Sikap Orang Tua dan Tindakan Pencegahan Dengan

Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus” Desain penelitian ini cross

sectional, Sampel sebesar 30 orang tua dan bayi di Desa Kramat


27

Lamongan pada bulan Februari. Alat ukur menggunakan kuesioner

tertutup dan observasi. Setelah ditabulasi data dianalisis dengan uji

Rank Spearmen Correlation dan p <0,05. Hasil penelitian menunjukkan

seluruhnya orang tua mempunyai sikap kurang didapatkan sebanyak 13

(100%) dimana sebagian besar neonatus mengalami diaper dermatitis

ringan yakni 8 (61,5%), seluruhnya orang tua mempunyai tindakan

pencegahan kurang 12 (100%) dimana sebagian besar terjadi diaper

dermatitis ringan yakni 7 (58,3%). Hasil pengujian statistik diperoleh

ada hubungan sikap orang tua dengan kejadian diaper dermatitis,

dengan koefisien korelasi 0,642. Maka antara 0,60- 0,79 = kuat dan

tingkat signifikansi 0,000 (p<0,05) dan terdapat hubungan tindakan

pencegahan dengan kejadian ruam popok, dengan koefisien korelasi

0,389. Maka r antara 0.30-0.49 = moderat dan tingkat signifikansi

0,034 (p<0,05).
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan

variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka konseptual pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1

Baik
Faktor – faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene
personal hygiene
1. Budaya Tidak baik
2. Pengetahuan
3. Lingkungan
4. Ekonomi
5. Body image/ citra tubuh Tidak terjadi
6. Pilihan pribadi Diaper Rash
7. Kondisi fisik Kejadian Diaper Rash
Terjadi
Diaper Rash

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

: Menghubungkan

Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan personal hygiene dengan


kejadian diaper rash pada bayi di desa Ngelele Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang

28
29

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Ada hubungan personal hygiene dengan kejadian diaper rash pada bayi

di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang


BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini

akan diuraikan tentang: jenis penelitian, rancangan penelitian, waktu dan tempat

penelitian, populasi/ sampel/ sampling, jalannya penelitian (kerangka kerja),

identifikasi variabel, definisi operasional, serta pengumpulan dan analisis data

serta etika penelitian.

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu

terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau

antara faktor resiko dengan efek (Notoatmodjo, 2010).

4.2 Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu merupakan

rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada

saat bersamaan (sekali waktu) antara faktor risiko atau paparan dengan

penyakit (Hidayat, 2012).

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal sampai

penyusunan laporan akhir, sejak bulan Februari sampai bulan Juni

2017. Pengambilan data penelitian pada bulan Mei 2017.

30
31

4.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang

4.4 Populasi, Sampel, Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti. Populasi dalam penelitian harus ditentukan dengan jelas

kriteria atau batasan populasinya (Notoatmodjo, 2010).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu

dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu tidak mempunyai gangguan

mental dan bersedia menjadi responden di Desa Ngelele Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang sebanyak 35 orang.

4.4.2 Sampel

Sampel merupakan populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2012). Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian ibu dan bayinya yang

berusia 0-12 bulan di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang.

Jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebesar 35 responden.

Besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

sebagai berikut:

N
n
1  N (d 2 )

35
n
1  35 ( 0,052 )
32

35
n
1  35 ( 0,0025)

35
n
1  0,0875

35
n  32,18
1,0875

Keterangan

n = Besar Sampel

N = Jumlah Populasi

d = Standar error (0,05)

Jadi besar sampel adalah 32,18 atau dibulatkan menjadi 32

responden.

4.4.3 Sampling

Sampling adalah cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya,

dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi agar diperoleh

sampel yang representatif (Setiawan, 2010).

Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah simple

random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena cara

pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara

acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.

Metode ini, Setiap subyek dalam populasi mempunyai kesempatan

yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi

(Setiawan, 2010). Penelitian ini diambil sampel 32 ibu dan bayinya

yang berusia 0-12 bulan yang sesuai dengan kriteria acak.


33

4.5 Kerangka kerja

Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisis datanya (Hidayat, 2012).

Kerangka kerja penelitian tentang hubungan personal hygiene dengan

kejadian diaper rash pada bayi

Kerangka kerja pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1
34

Identifikasi masalah

Penyusunan proposal

Desain penelitian

Analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional

Populasi

Semua ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu tidak mempunyai gangguan mental dan
bersedia menjadi responden di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
sebanyak 35 orang.
Tehnik Sampling

Simple Random Sampling

Sampel

Sebagian ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu tidak mempunyai gangguan mental dan
bersedia menjadi responden di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
sebanyak 32 orang.

.
Variable independen Variable dependen

Personal hygiene pada bayi Kejadian Diaper Rash pada bayi

Kuesioner Observasi

Pengolahan Data

Editing, Scoring, Coding, Tabulating

Analisa Data

uji Chi square, α (0,05)

Penyusunan data

Penyusunan Laporan Akhir

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Personal Hygiene dengan


kejadian Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang.
35

4.6 Identifikasi Variabel

Variabel adalah karakteristik subjek penelitian yang berubah dari

satu subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke subjek lainnya

(Hidayat, 2012).

Dalam penelitian ini ada 2 jenis variabel penelitian, yaitu:

4.6.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen ini merupakan variabel yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel ini juga juga dikenal variabel bebas artinya bebas dalam

mempengaruhi variabel lain (Hidayat, 2012).

Variabel Independent pada penelitian ini adalah Personal

hygiene pada bayi.

4.6.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel Dependent ini merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat,

2012).

Variabel Dependent pada penelitian ini adalah kejadian diaper

rash pada bayi

4.7 Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasioanal berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional ditentukan

berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan


36

cara pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan diteliti

karakteristiknya (Hidayat, 2012).

Tabel 4.1 Definisi Operasional hubungan personal hygiene dengan kejadian diaper rash
pada bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Definisi Alat Skala


Variabel Parameter Skor/ Kriteria
operasional ukur Data
Personal Suatu Langkah-langkah personal K N Skor
hygiene tindakan hygiene pada bayi U O Selalu: 4
pada bayi untuk 1. Memandikan bayi 2 kali E M Sering: 3
(Variable memelihara setiap pagi dan sore S I Kadang-kadang: 2
Independe kebersihan 2. Mengganti pakaian bayi I N Tidak Pernah: 1
n) dan tiap habis mandi dan tiap O A
kesehatan kali basah atau kotor N L Kriteria
seseorang karena BAK/BAB E - Baik: bila Thitung
untuk 3. Menjaga pantat dan R responden ≥ Tmean
kesejahteraa daerah kelamin bayi agar - Tidak baik: bila
n fisik dan selalu bersih dan kering Thitung responden <
psikis 4. Menjaga tempat tidur bayi Tmean
selalu bersih dan hangat
5. Menjaga peralatan yang
dipakai agar selalu bersih
Diaper Iritasi yang Tanda dan gejala Diaper O N Kriteria
Rash pada terjadi Rash B O - Tidak terjadi
bayi pada kulit 1. Iritasi pada kulit yang S M diaper rash : tidak
(Variabel bayi, terkena, muncul sebagai E I didapati salah satu
Dependen) erythema. R N tanda-tanda diaper
ditandai
2. Erupsi pada daerah V A rash
dengan A L
kontak yang menonjol, - Terjadi diaper
warna S rash: terdapat salah
seperti pantat, alat
kemerahan kemaluan, perut bawah I satu atau lebih
didaerah dan paha atas. O tanda diaper rash
yang 3. Keadaan lebih parah
tertutup dapat terjadi papilla
popok erythematosa vesicular,
ulcerasi.

4.8 Pengumpulan data dan analisa data

4.8.1 Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Pada penelitian ini menggunakan kuesioner

yang dibuat sendiri oleh peneliti tentang personal hygiene pada

bayi dan observasi terjadinya diaper rash pada bayi.


37

4.8.2 Prosedur Penelitian

Langkah – langkah pengambilan data adalah sebagai berikut:

1. Mengurus perizinan surat pengantar penelitian di Stikes Icme

jombang.

2. Mengurus perizinan penelitian kepada Dinas Kesehatan di

Kabupaten jombang.

3. Mengurus perizinan penelitian kepada kepala Puskesmas

Jogoloyo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

4. Mengurus perizinan penelitian kepada kepala desa Ngelele

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

5. Menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan penelitian

dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk

menandatangani informed consent.

6. Melakukan observasi pada bayi yang menjadi responden untuk

menilai apakah kulit pantat bayi mengalami diaper rash

7. Membagikan kuesioner pada responden. Responden harus

mengisi semua daftar pernyataan dalam kueisoner yang telah

diberikan dan jika telah selesai kuesioner diserahkan kepada

peneliti.

8. Setelah kuesioner terkumpul peneliti melakukan analisis data.

9. Penyusunan laporan hasil penelitian.


38

4.8.3 Cara analisa data

1. Editing

Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuannya adalah

mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada di daftar

pertanyaan (Setiawan, 2010).

2. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor (Setiawan, 2010). Variabel

Independen yaitu personal hygiene menggunakan skala likert

dengan skor yang diberikan adalah:

a. Selalu: 4

b. Sering: 3

c. Kadang-kadang: 2

d. Tidak Pernah: 1

3. Coding

Coding adalah mengklasifikasi jawaban dari responden ke dalam

kategori (Setiawan, 2010).

Pada penelitian ini menggunakan kode sebagai berikut:

a. Data Umum

1) Responden

Responden 1 :1

Responden 2 :2

Responden 32 :32
39

2) Umur Bayi

0-7 hari :1

7-28 hari :2

29 hari-12 bulan :3

3) Umur Ibu

< 20 tahun :1

26-40 :2

26-40 :3

>40 tahun :4

4) Pendidikan terakhir ibu

SD :1

SMP :2

SMA :3

Perguruan tinggi :4

5) Paritas

Primipara :1

Multipara :2

Grandemultipara :3

6) Pekerjaan Ibu

Swasta :1

Wiraswasta :2

PNS :3

Ibu Rumah Tangga : 4

Lain-lain :5
40

7) Pernah mendapat informasi tentang Personal hygiene

atau perawatan kebersihan bayi

Pernah :1

Tidak pernah :2

8) Sumber informasi tentang Personal hygiene atau

perawatan kebersihan bayi

Tenaga Kesehatan : 1

Media Elektronik :2

Media Cetak :3

Lain-lain :4

b. Data Khusus

1) Personal hygiene

Baik :1

Tidak baik :2

2) Kejadian Diaper Rash

Tidak terjadi diaper rash : 1

Terjadi diaper rash :2

4. Tabulating

Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban

yang sudah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel

(Setiawan, 2010).

Adapun hasil pengolahan data dapat diinterprestasikan

dengan menggunakan skala kumulatif sebagai berikut ini

100% = Seluruhnya
41

76% - 99% = Hampir seluruhnya

51% - 75% = Sebagian besar

50% = Setengah responden

26% - 49% = Hampir setengahnya

1% - 25% = Sebagian kecil dari responden

0% = Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010)

4.8.4 Analisa data

Analisa data merupakan media untuk menarik kesimpulan dari

seperangkat data hasil pengumpulan (Setiawan, 2010). Analisa data

dapat dibedakan berdasarkan jumlah variabelnya yaitu:

1. Analisis Univariate

Pada analisis univariate, data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel dan ditribusi

frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik. Jika data

mempunyai distribusi normal, maka mean dapat digunakan

sebagai ukuran pemusatan dan standar devisiasi (SD) sebagai

ikuran penyebaran (Setiawan, 2010). Tujuan dari analisis

univariate adalah untuk menjelaskan karakterstik masing-

masing variable yang diteliti, pada penelitian ini adalah Personal

Hygiene.

Cara pengukuran Personal Hygiene dengan menggunakan


Rumus:
= ∑
n
42

Keterangan:

: skor responden pada skala perilaku yang hendak diubah


menjadi Skor T

n : jumlah responden

Untuk mencari s digunakan rumus :

S = √∑

n1

Keterangan

s : deviasi standar skor kelompok

n : jumlah responden

T = 50 + 10 * +

Keterangan :

: skor responden pada skala perilaku yang hendak diubah


menjadi Skor T

: mean skor kelompok

s : deviasi standar skor kelompok (Azwar, 2011)

Kriteria Pengukuran personal hygiene sebagai berikut :

1. Baik jika nilai T hitung yang diperoleh responden dari


kuisioner ≥ Tmean
2. Tidak baik jika nilai T hitung yang diperoleh responden dari
kuisioner < Tmean
2. Analisis Bivariate

Analisis bivariate Analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoadmodjo, 2010).


43

Pada penelitian ini menggunakan uji Chi square. Uji tersebut

dapat menggunakan bantuan komputerisasi program SPSS

(Statistic Product Service Solution) for windows release 16.

Analisis yang digunakan untuk mengetahui Hubungan Personal

Hygiene dengan kejadian Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan pengambilan

keputusan sebagai berikut:

a. Bila p value ≤ α (0,05) = H1 diterima, maka ada Hubungan

Personal Hygiene dengan kejadian Diaper Rash pada bayi di

Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

b. Bila p value > α (0,05) = H1 ditolak, maka tidak ada

Hubungan Personal Hygiene dengan kejadian Diaper Rash

pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang

4.9 Etika Penelitian

4.9.1 Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum penelitian

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia diteliti harus

menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak


44

bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak responden

(Hidayat, 2012).

4.9.2 Tanpa nama (Anonimity)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2012).

4.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-

masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2012).


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan di

Desa Ngelele Kecamatan Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

pada tanggal 19 – 20 Mei 2017 dengan jumlah 32 ibu dan bayi. Hasil penelitian

ini disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum

menyajikan karakteristik responden berdasarkan umur bayi, umur ibu, pendidikan

terakhir ibu, paritas, pekerjaan ibu, informasi tentang personal hygiene, sumber

informasi personal hygiene. Data khusus menyajikan personal hygiene pada bayi,

kejadian diaper rash dan hubungan personal hygiene dengan kejadian diaper rash

pada bayi

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Data umum

Data umum menyajikan karakteristik responden berdasarkan umur

bayi, umur ibu, pendidikan terakhir ibu, paritas, pekerjaan ibu,

informasi tentang personal hygiene, sumber informasi personal

hygiene. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 19- 20

Mei 2017 di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

diperoleh data sebagai berikut:

1. Karakteristik responden berdasarkan umur bayi

Karakteristik responden berdasarkan umur bayi dikategorikan

menjadi tiga yaitu 0 sampai 7 hari, 8 sampai 28 hari dan 29 hari

sampai 12 bulan yang dapat dilihat pada tabel 5.1

45
46

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa


Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017
No Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
1 0-7 hari 0 0.0
2 8-28 hari 2 6.2
3 29 hari- 12 bulan 30 93.8
Jumlah 32 100.0

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden memiliki bayi yang berusia 29 hari- 12 bulan sejumlah

30 responden (93.8%).

2. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu

Karakteristik responden berdasarkan umur ibu dikategorikan

menjadi empat yaitu <20 tahun, 20 sampai 25 tahun, 26 sampai 40

tahun dan >40 tahun yang dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa


Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017
No Umur Frekuensi (n) Presentase (%)
1 <20 tahun 1 3.1
2 20-25 tahun 12 37.5
3 26-40 tahun 19 59.4
4 >40 tahun 0 0.0
Jumlah 32 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur 26-40 tahun sejumlah 19 responden (59.4%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu

dikategorikan menjadi empat yaitu SD, SMP, SMA dan perguruan

tinggi yang dapat dilihat pada tabel 5.3


47
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Ibu di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Pada tanggal 19- 20 Mei 2017
No Pendidikan Frekuensi (n) Presentase (%)
1 SD 1 3.1
2 SMP 10 31.2
3 SMA 19 59.4
4 Perguruan Tinggi 2 6.2
Jumlah 32 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden lulusan SMA sejumlah 19 responden (59.4%).

4. Karakteristik responden berdasarkan paritas

Karakteristik responden berdasarkan paritas ibu dikategorikan

menjadi tiga yaitu primipara, multipara dan grandemultipara yang

dapat dilihat pada tabel 5.4

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa


Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal
19- 20 Mei 2017
No Paritas Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Primipara 17 53.1
2 Multipara 14 43.8
3 Grandemultipara 1 3.1
Jumlah 32 100.0

Sumber : Data Primer 2017


Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden primipara sejumlah 17 responden (53.1%).

5. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu dikategorikan

menjadi lima yaitu swasta, wiraswasta, PNS, ibu rumah tangga

dan lain-lain yang dapat dilihat pada tabel 5.5


48

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di


Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada
tanggal 19- 20 Mei 2017
No Pekerjaan Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Swasta 2 6.2
2 Wiraswasta 2 6.2
3 PNS 0 0.0
4 Ibu Rumah Tangga 28 87.5
5 Lain-lain 0 0.0
Jumlah 32 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga sejumlah 28

responden (87.5%).

6. Karakteristik responden berdasarkan pernah atau tidaknya

mendapat informasi tentang personal hygiene pada bayi

Karakteristik responden berdasarkan pernah atau tidaknya

mendapat informasi tentang personal hygiene pada bayi

dikategorikan menjadi dua yaitu pernah dan tidak pernah

mendapat informasi yang dapat dilihat pada tabel 5.6

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pernah atau


Tidaknya Mendapat Informasi Tentang Personal Hygiene pada
Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
Pada tanggal 19- 20 Mei 2017
No Informasi Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Pernah 18 56.2
2 Tidak pernah 14 43.8
Jumlah 32 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden pernah mendapat informasi tentang personal hygiene

pada bayi sejumlah 18 responden (56.2%).


49

7. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

dikategorikan menjadi empat yaitu dari tenaga kesehatan, media

elektronik, media cetak dan lain lain yang dapat dilihat pada tabel

5.7

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sunber Informasi


Tentang Personal Hygiene pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan
Sumobito Kabupaten Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017
No Sumber Informasi Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Tenaga Kesehatan 15 83.3
2 Media Elektronik 3 16.7
3 Media Cetak 0 0.0
4 Lain-lain 0 0.0
Jumlah 18 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden mendapat sumber informasi dari tenaga kesehatan

sejumlah 15 responden (83.3%).

5.1.2 Data Khusus

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Desa Ngelele Kecamatan

Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada tanggal

19 – 20 Mei 2017 diperoleh data khusus sebagai berikut:

1. Personal hygiene pada bayi

Personal hygiene pada bayi dikeriteriakan menjadi dua yaitu baik

dan tidak baik yang dapat dilihat pada tabel 5.8

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Personal Hygiene


pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017
No Personal hygiene Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Baik 21 65.6
2 Tidak baik 11 34.4
Jumlah 32 100.0

Sumber : Data Primer 2017


50

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki personal hygiene baik sejumlah 21 responden

(65.6%).

2. Kejadian diaper rash pada bayi

Kejadian diaper rash pada bayi dikeriteriakan menjadi dua yaitu

tidak terjadi diaper rash dan terjadi diaper rash yang dapat dilihat

pada tabel 5.9

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diaper


Rash pada Bayi di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten
Jombang Pada tanggal 19- 20 Mei 2017
No Kejadian Diaper Rash Frekuensi (n) Presentase (%)
1 Tidak terjadi diaper rash 21 65.6
2 Terjadi diaper rash 11 34.4
Jumlah 32 100.0
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tidak terjadi diaper rash sejumlah 21 responden

(65.6%).

3. Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash Pada

Bayi

Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash Pada

Bayi yang dapat dilihat pada tabel 5.10

Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan


Personal Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash pada Bayi di
Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Pada
tanggal 19- 20 Mei 2017
Kejadian Diaper Rash
Personal Tidak Terjadi Terjadi Diaper Jumlah
Hygiene Diaper Rash Rash
∑ (%) ∑ (%) ∑ (%)
Baik 21 65.6 0.0 0.0 21 65.6
Tidak baik 0.0 0.0 11 34.4 11 34.4
Total 21 65.6 11 34.4 32 100.0
chi square p = 0,000 α (0,05)
Sumber : Data Primer 2017
51

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki personal hygiene baik dan tidak terjadi diaper

rash sejumlah 21 responden (65.6%).

Dengan analisa Chi square dengan tingkat kesalahan α=

0,05. Hasil uji Chi square didapatkan nilai signifikan 0,000 < 0,05

H1 diterima, maka ada Hubungan Personal Hygiene dengan

kejadian Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Personal Hygiene pada bayi

Hasil penelitian menunjukkan personal hygiene dari 32 responden

dengan pemberian kuesioner sebanyak 8 soal berupa pernyataan,

pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

memiliki personal hygiene baik sejumlah 21 responden (65.6%).

Hasil personal hygiene bayi, tingginya pernyataan pada soal nomer

1, nomer 2 dan nomer 6. Pada soal nomor 1 mendapatkan nilai rata-

rata persoal 4 dengan jenis pernyataan positif yaitu Memandikan bayi

2 kali sehari setiap pagi dan sore dari 32 responden 32 responden

menyatakan “Selalu”. Menurut peneliti ibu selalu memandikan bayi 2

kali sehari karena ibu ingin menjaga personal hygiene bayi sehingga

bayinya tetap bersih dan segar karena dengan bayi selalu dimandikan

akan menjaga kebersihan sehingga menghindarkan bayi dari berbagai

penyakit karena salah satu pencegahan dari suatau penyakit adalah

menjaga kebersihan bayi. Hal ini sesuai dengan teori Rini (2016),
52

tujuan dari memandikan bayi adalah untuk menjaga kebersihan,

memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit.

Pada soal nomor 2 mendapatkan nilai rata-rata persoal 3,7 dengan

jenis pernyataan positif yaitu Mengganti pakaian bayi setiap habis

mandi dari 32 responden 22 responden menyatakan “Selalu”. Menurut

peneliti ibu selalu mengganti pakaian bayi setiap habis mandi

dikarenakan ibu tidak mau bayinya terserang penyakit karena sumber

dari penyakit bisa dari pakaian yang dikenakan bayi karena pada

pakaian yang dikenakan bayi bisa saja terdapat banyak kuman jika

kuman masuk ke dalam kulit akan menyebabkan penyakit kulit pada

bayi sehingga ibu selalu mengganti pakaian bayi sehabis mandi

karena ibu ingin selalu menjaga personal hygiene bayi. Menurut

Pitriani (2014) salah satu langkah personal hygiene pada bayi adalah

dengan Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi

Pada soal nomor 6 mendapatkan nilai rata-rata persoal 3,6 dengan

jenis pernyataan positif yaitu Menjaga tempat tidur bayi tetap bersih

dari 32 responden 19 responden menyatakan “Selalu”. Menurut

peneliti ibu selalu Menjaga tempat tidur bayi tetap bersih karena jika

tempat tidur bayi kotor akan banyak kuman yang menumpuk pada

tempat tidur banyi sehingga akan menyebabkan suatu penyakit

sehingga salah satu personal hygiene yang dilakukan ibu kepada bayi

dengan Menjaga tempat tidur bayi tetap bersih. Menurut Pitriani

(2014) salah satu langkah personal hygiene pada bayi adalah dengan

Menjaga tempat tidur bayi tetap bersih


53

Faktor lain yang mempengaruhi personal hygiene pada bayi adalah

umur ibu, pendidikan, paritas, pekerjaan, pernah mendapat informasi

tentang personal hygiene pada bayi, dan sumber informasi tentang

personal hygiene pada bayi.

Faktor pertama yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berumur 26-40 tahun sejumlah 19 responden (59.4%) dan berdasarkan

tabulasi silang antara umur ibu dengan personal hygiene bayi bahwa

dari 19 responden berumur 26-40 tahun sebagian besar mempunyai

personal hygiene baik sejumlah 17 responden (53.1). Menurut peneliti

umur ibu menentukan suatu personal hygiene pada bayi karena

semakin bertambahnya umur akan bertambah pula kedewasaan, pola

pikir. Ibu dapat berfikir secara dewasa dan rasional tentunya akan

membentuk pengetahuan ibu menjadi lebih baik sehingga akan

melakukan hal yang positif pula. Menurut Mubarak (2012) dengan

bertambahnya usia seseorang maka tingkat perkembangan akan

berkembang sesuai dengan pengetahuan yang pernah didapatkan dan

juga dari pengalaman sendiri. Usia mempengaruhi daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya.

Faktor kedua yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden lulusan SMA

sejumlah 19 responden (59.4%) dan berdasarkan tabulasi silang antara

pendidikan ibu dengan personal hygiene bayi bahwa dari 19


54

responden lulusan SMA hampir setengahnya mempunyai personal

hygiene baik sejumlah 13 responden (40.6). Menurut peneliti

pendidikan SMA tergolong pendidikan menengah. Pendidikan

menengah lebih tinggi dibandingkan pendidikan dasar hal ini dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang dalam melakukan personal

hygiene pada bayi karena semakin tinggi pendidikan maka wawasanya

akan lebih luas sehingga akan membuat seseorang lebih menjaga

personal hygiene. Menurut Mubarak (2012) Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat

memahami suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi

pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya pengetauan yang dimilikinya akan

semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat

pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan

sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai

yang baru diperkenalkan

Faktor ketiga yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden primipara

sejumlah 17 responden (53.1%) dan berdasarkan tabulasi silang antara

paritas dengan personal hygiene bayi bahwa dari 17 responden

primipara sebagian kecil dari responden mempunyai personal hygiene

baik sejumlah 7 responden (21.9). Menurut peneliti jumlah anak

berkaitan dengan tingkat pengalaman yang dimiliki ibu, semakin

banyak jumlah anak maka pengalaman dan pengetahuan ibu dalam


55

melakukan personal hygiene bayi semakin luas karena dengan

bertambahnya usia dan jumlah anak pengalaman ibu dalam

melakukan personal hygiene semakin banyak begitupun sebaliknya.

Menurut Mubarak (2012) Pengalaman adalah suatu kejadian yang

pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.

Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara

psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan

membekas dalam emosi kejiwaan seseorang

Faktor keempat yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

tabel 5.5 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden berprofesi

sebagai ibu rumah tangga sejumlah 28 responden (87.5%) dan

berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan personal

hygiene bayi bahwa dari 28 responden berprofesi sebagai ibu rumah

tangga sebagian besar mempunyai personal hygiene baik sejumlah 18

responden (56.2). Menurut peneliti ibu rumah tangga hanya

menghabiskan waktunya di rumah sehingga akan lebih banyak waktu

luang sehingga lebih fokus dan lebih memperhatikan dalam mengurus

bayinya dari pada ibu yang bekerja, hal ini akan mempengaruhi

personal hygiene ibu pada bayi. Menurut Mubarak (2012),

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak

langsung
56

Faktor kelima yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah

mendapat informasi tentang personal hygiene pada bayi sejumlah 18

responden (56.2%) dan berdasarkan tabulasi silang antara pernah atau

tidak pernah mendapat informasi tentang personal hygiene bayi

bahwa dari 18 responden pernah mendapat informasi tentang personal

hygiene pada bayi hampir setengahnya mempunyai personal hygiene

baik sejumlah 14 responden (43.8). Menurut peneliti Menurut peneliti,

ibu umumnya sebagian besar pernah mendapat informasi tentang

personal hygiene sehingga personal hygiene bayi cenderung baik,

sumber informasi mengenai personal hygiene sangatlah penting

karena jika banyak mendapat informasi ibu akan mendapat

pengetahuan yang banyak tentang personal hygiene sehingga dengan

pengetahuan itu akan menciptakan personal hygiene yang baik

Menurut Mubarak (2012) Kemudahan untuk memperoleh suatu

informasi yang dapat mempercepat seseorang memperoleh

pengetahuan yang baru. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal tersebut.

Faktor keenam yang mempengaruhi personal hygiene berdasarkan

tabel 5.7 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mendapat

sumber informasi dari tenaga kesehatan sejumlah 15 responden

(83.3%) dan berdasarkan tabulasi silang antara sumber informasi

tentang personal hygiene bayi bahwa dari 15 responden mendapat


57

sumber informasi dari tenaga kesehatan sebagian besar mempunyai

personal hygiene baik sejumlah 12 responden (66.7). Menurut peneliti

tenaga kesehatan merupakan orang yang mampu menjelaskan dengan

detail cara personal hygiene pada bayi, responden merasa lebih yakin

dan percaya akan penjelasan dari tenaga kesehatan, sehingga

responden dapat melakukan personal hygiene yang baik pada bayi.

Menurut Mubarak (2012) Informasi yang diperoleh baik dari

pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga mengahasilkan

perubahan atau peningkatan pengetahuan. majunya teknologi akan

tersedia bermacam-macam media massa seperti televisi, radio, surat

kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.

5.2.2 Kejadian Diaper rash

Hasil penelitian menunjukkan kejadian diaper rash dari 32

responden dengan observasi sebanyak 3 soal berupa pernyataan, pada

5.9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak terjadi diaper

rash sejumlah 21 responden (65.6%).

Faktor yang mempengaruhi kejadian diaper rash, pada tabel 5.1

menunjukkan bahwa hampir seluruh responden memiliki bayi yang

berusia 29 hari- 12 bulan sejumlah 30 responden (93.8%).

Berdasarkan tabulasi silang antara umur bayi dengan kejadian diaper

rash pada bayi dari 30 responden yang mempunyai bayi berusia 29

hari- 12 bulan dengan kejadian diaper rash sejumlah 10 responden


58

(31.2). Menurut peneliti bayi yang berusia 29 hari- 12 bulan adalah

masa pasca neonatal yang dimana usia bayi itu sudah lebih bertambah

dari masa neonatal dini karena masa neonatal dini usia 0 sampai 7 hari

dan masa neonatal lanjut usia 8 sampai 28 hari jadi di umur 29 hari-12

bulan daya tahan tubuh bayi akan semakin baik terhadap suatu

penyakit seiring bertambahnya usia bayi begitupun dengan kulit bayi

semakin betambahnya umur bayi keutuhan kulit sudah semakin baik

sehingga fungsinya sebagai pelindung semakin baik sehingga kuman

akan sulit masuk ke dalam kulit dan jika umur bayi semakin muda

kulit bayi itu akan semakin tipis sehingga kuman akan mudah masuk.

Menurut Ardhiyanti (2014) perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia

seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usia relatif muda dengan

konsisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau

masuknya kuman.

5.2.3 Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Diaper Rash Pada Bayi

Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki personal hygiene baik dan tidak terjadi diaper

rash sejumlah 21 responden (65.6%).

Pengolahan data dengan SPSS dengan uji chi square dengan

tingkat kesalahan 95% alpha (0,05), didapatkan personal hygiene

dengan kejadian diaper rash pada bayi menunjukkan nilai

signifikannya adalah p = 0,000 yang lebih kecil dari alpha (0,05) H1

diterima, maka ada Hubungan Personal Hygiene dengan kejadian


59

Diaper Rash pada bayi di Desa Ngelele kecamatan Sumobito

Kabupaten Jombang.

Menurut peneliti personal hygiene yang baik pada bayi seperti

Memandikan bayi 2 kali setiap pagi dan sore, mengganti pakaian bayi

tiap habis mandi dan tiap kali basah atau kotor karena BAK atau

BAB, menjaga pantat dan daerah kelamin bayi agar selalu bersih dan

kering , menjaga tempat tidur bayi selalu bersih dan hangat, menjaga

peralatan yang dipakai agar selalu bersih, tidak akan mengakibatkan

kejadian diaper rash karena dengan personal hygiene yang baik maka

badan bayi akan menjadi bersih sehingga kuman-kuman penyakit sulit

untuk masuk ke dalam tubuh bayi sehingga bayi tidak rentan terhadap

suatu penyakit. Menurut Dwienda (2014) penyebab terjadinya diaper

rash adalah kebersihan kulit yang tidak terjaga, jarang ganti popok

setelah bayi kencing, udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas,

akibat mencret. Menurut Pitriani (2014) Langkah-langkah personal

hygiene pada bayi adalah Memandikan bayi 2 kali setiap pagi dan

sore, mengganti pakaian bayi tiap habis mandi dan tiap kali basah

atau kotor karena BAK atau BAB, menjaga pantat dan daerah kelamin

bayi agar selalu bersih dan kering , menjaga tempat tidur bayi selalu

bersih dan hangat, menjaga peralatan yang dipakai agar selalu bersih.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

Pitaloka, C., (2012) dengan judul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang

Personal Hygiene Genetalia Bayi dengan Kejadian Diaper Rash di

Desa Langensaru Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang”.


60

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

disignifikan antara pengetahuan ibu tentang personal hygiene

genetalia bayi dengan kejadian diaper rash di desa Langensari,

dengan p-value 0,003 < α (0,05). Didukung pula dengan hasil

penelitian yang dilakukan Wulandari, N., (2010) dengan judul

“Hubungan Pengetahuan ibu tentang Perawatan Personal Hygiene

Bayi Dengan Kejadian Diaper Rash Di Puskesmas Kaliworo

Wonosobo” Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu

yang memiliki bayi di wilayah kerja puskesmas Kaliwiro Wonosobo,

pada bulan Juli 2010 sejumlah 56 responden. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan observasi.

Analisa data yang digunakan secara deskriptif korelasi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kejadian diaper rash sebanyak 11 bayi

(19,64%) mengalami diaper rash dengan 45 (80,36%) tidak

mengalami diaper rash, dengan menggunakan uji chi square dengan

menggunakan uji chi square. Hasil uji statistik menunjukkan ada

hubungan tingkat pengetahuan tentang perawatan personal hygiene

dengan kejadian diaper rash.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper Rash. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 19-20 Mei 2017 di Desa Ngelele

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpukan sebagai berikut:

1. Personal Hygiene di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang sebagian besar memiliki personal hygiene baik

2. Kejadian Diaper Rash di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten

Jombang sebagian besar tidak terjadi diaper rash

3. Ada Hubungan Personal Hygiene dengan kejadian Diaper Rash pada bayi

di Desa Ngelele kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi Bidan

Diharapkan bidan dapat meningkatkan pemberian KIE kepada ibu yang

memiliki bayi tentang pentingnya personal hygiene pada bayi setiap

kegiatan posyandu dan ketika bayi berkunjung ke BPM

2. Bagi STIKES ICME Jombang

Diharapkan penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi dan acuan

pembelajaran pada mata kuliah ASKEB neonatus

61
62

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengulas lebih dalam faktor-faktor

personal hygiene seperti kebersihan daerah kelamin bayi yang

menyebabkan timbulnya diaper rash pada bayi


DAFTAR PUSTAKA

Aditya, N., 2014, Panduan Lengkap Merawat Bayi Baru Lahir, Stiletto Book,
Yogyakarta

Ardiyanti, Y., dkk., 2014, Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I,


Deepublish, Yogyakarta

Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta,


Jakarta

Arifudin, A.F., 2015, Perilaku Ibu Dalam Mencegah Diaper Rash (Ruam Popok),
http://eprints.umpo.ac.id diakses tanggal 25 februari 2017

Azwar, S., 2011, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

Candra, T.N., 2013, Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Penyakit Kulit
pada Tuna Wisma Di Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember,
http://digilib.unmuhjember.ac.id diakses tanggal 2 Maret 2017

Dwienda, O.R., dkk., 2014, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita
dan Anak Prasekolah Untuk Bidan, Deepublish, Yogyakarta

Elfaitury, S.S., Diaper Rash Frequency, Causes and Type of Inflamation Among
Under Five Old Libryan Pedriatic Patients. Volume 1 Issue 1,
Medwinpublishers.com diakses tanggal 5 April 2017

Fauziah, I., 2015, Asuhan Kebidanan Pada Neonatus “A” umur 15 hari dengan
Diaper Rush, http://eprints.unipdu.ac.id diakses tanggal 25 februari 2017

Hidayat, A.A.A., 2012, Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data,
Salemba Medika, Jakarta

Indivara, N., 2009, 200 Tips Ibu Smart Anak Sehat, Pustaka Anggre, Yogyakarta

Kusumaningrum, A.T., 2014, Hubungan Sikap Orang Tua dan Tindakan


Pencegahan Dengan Kejadian Diaper Dermatitis Pada Neonatus,
http://stikesmuhla.ac.id diakses tanggal 2 Maret 2017

Mubarak, W.I., 2012., Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan, Salemba Medika,


Jakarta

Muhith, A., & Siyoto, S., 2016, Pendidikan Keperawatan Gerontik, Andi,
Yogyakarta

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

61
62

Pitaloka, C., 2012, Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Personal Hygiene


Genetalia Bayi Dengan Kejadian Diaper Rash Di Desa Langensari
Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang, http://perpusnwu.web.id
diakses tanggal 2 Maret 2017

Pitriani, R., & Andriyani, R., 2014, Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Normal (ASKEB III), Deepublish, Yogyakarta

Rendy, M.C., 2010, Keterampilan Dasar Bidan dan Perawat, Nuha Medika,
Yogyakarta

Rini, S., 2016, Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice, Deepublish,
Yogyakarta

Saryono & Widianti, A.T., 2010, Kebutuhan Dasar Manusia (KDM), Nuha
Medika, Yogyakarta:

Setiawan, A., & Saryono, 2010, Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1
dan S2, Nuha Medika, Yogyakarta

Sitompul, E.M., 2014, Buku Pintar Ibu dan Anak, Arena Kids

Susanti, F.S., 2013, 132 Jawaban Dokter Untuk Perawatan & Perkembangan
Bayi (0-12 bulan), Anak Kita, Jakarta

Sutomo, B., 2013, Kumpulan Resep MPASI Harian Untuk Bayi (6-24 bulan),
Anak Kita, Jakarta

Wulandari, N., 2010, Hubungan Pengetahuan ibu tentang Perawatan Personal


Hygiene Bayi Dengan Kejadian Diaper Rash Di Puskesmas Kaliworo
Wonosobo, http://perpusnwu.web.id diakses tanggal 2 Maret 2017
63

LAMPIRAN

Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “INSAN CENDEKIA MEDIKA” JOMBANG 2017

Minggu ke
No. Jenis Kegiatan Februari 2017 Maret 2017 April 2017 Mei 2017 Juni 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi judul dan dan studi kepustakaan
2. Studi pendahuluan
3. Menyusun & konsultasi BAB 1
4. Menyusun & konsultasi BAB 2
5. Menyusun & konsultasi BAB 3
6. Menyusun & konsultasi BAB 4
7 Sidang proposal
8. Revisi proposal
9. Pengambilan data
10. Pengolahan data
12. Konsultasi tabulasi
13. Menyusun & konsultasi BAB 5 & 6
14. Konsultasi abstrak dan meneliti
kelengkapan sidang hasil skripsi
15. Sidang hasil skripsi
64

Lampiran 2
65

Lampiran 3
66

Lampiran 4
67

Lampiran 5
68

Lampiran 6
69

Lampiran 7

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan Hormat,

Saya sebagai mahasiswa progam studi Diploma 4 Kebidanan STIKES ICME

Jombang :

Nama : Dini Royda

NIM : 162120021

Judul : Hubungan Personal Hygiene Dengan Kejadian Diaper Rash Pada

Bayi (Di Desa Ngelele Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Mengajukan dengan hormat kepada ibu untuk bersedia menjadi responden

penelitian saya. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Personal

Hygiene Pada Bayi

Untuk itu saya mohon kesediaan untuk menjadi responden dalam

penelitian ini dan kerahasiaan responden dalam penelitian ini akan saya jamin.

Jombang, April 2017

Peneliti

(Dini Royda)
70

Lampiran 8
71

Lampiran 9

KISI-KISI KUESIONER

PERSONAL HYGIENE

No Parameter Jumlah Soal Pernyataan


1 Memandikan bayi 2 kali setiap 1 1
pagi dan sore
2 Mengganti pakaian bayi tiap 2 2,3
habis mandi dan tiap kali basah
atau kotor karena BAK/BAB
3 Menjaga pantat dan daerah 2 4,5
kelamin bayi agar selalu bersih
dan kering
4 Menjaga tempat tidur bayi selalu 1 6
bersih
5 Menjaga peralatan yang dipakai 2 7,8
agar selalu bersih
72

Lampiran 10

KUESIONER

Mohon ibu berkenan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut, perlu

diketahui pertanyaan ini diajukan untuk keperluan penelitian dan bukan

dimaksudkan mencampuri urusan pribadi ibu, atas perhatian dan bantuanya

saya ucapkan terima kasih.

A. Petunjuk pengisian

B. Berikan tanda ceklis ( ) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan

anda

C. Pertanyaan dijawab sendiri atau tidak boleh diwakilkan

Tanggal Pengisian :

No. Responden :

1. Umur bayi

0-7 hari

8-28 hari

29 hari- 12 bulan

2. Umur Ibu

< 20 tahun

20-25 tahun

26-40 tahun

>40 tahun

3. Pendidikan terakhir ibu

SD
73

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

4. Jumlah anak ibu

2-4

≥5

5. Pekerjaan Ibu

Swasta

Wiraswasta

PNS

Ibu rumah tangga

Lain-lain

6. Apakah ibu pernah mendapat informasi tentang Personal hygiene atau

perawatan kebersihan bayi?

Pernah

Tidak pernah

7. Jika pernah mendapat informasi tentang Personal hygiene atau

perawatan kebersihan bayi?

Tenaga kesehatan (Bidan, perawat, dll)

Media elektronik (Tv, radio, dll)

Media cetak (Koran, majalah, dll)

Lain-lain
74

Kuesioner Personal Hygiene Pada Bayi

Berikan tanda ( ) pada jawaban yang tersedia sesuai dengan pilihan anda

No Pernyataan Selalu Sering Kadang- Tidak

kadang Pernah

1 Memandikan bayi 2 kali sehari setiap pagi dan

sore

2 Mengganti pakaian bayi setiap habis mandi

3 Mengganti pakaian bayi setiap kali basah dan

kotor

4 Menjaga daerah pantat tetap bersih dan kering

5 Membersihkan daerah kelamin bayi dengan air

dan sabun setiap buang air kecil atau buang air

besar

6 Menjaga tempat tidur bayi tetap bersih

7 Menjaga popok dan pakaian bayi agar selalu

bersih

8 Pakaian bayi menggunakan bahan yang lembut

dan mudah menyerap keringat


75

Lampiran 11
Lembar Observasi Diaper Rash pada Bayi

No. Responden:

No Pernyataan Ada Tidak ada

1 Erythema.

2 Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat,

alat kemaluan, perut bawah dan paha atas.

3 Papilla erythematosa vesicular, ulcerasi.


76

Lampiran 12

TABULASI DATA

VALIDITAS DAN RELIABILITAS PERSONAL HYGIENE

PERNYATAAN
Resp. Total
1 2 3 4 5 6 7 8

1 3 3 3 2 3 2 3 2 21

2 3 2 2 2 2 2 2 3 18

3 2 2 2 2 2 2 2 3 17

4 4 3 3 3 3 4 4 4 28

5 3 2 2 2 2 2 2 2 17

6 3 3 2 3 3 2 2 3 21

7 3 3 3 2 2 3 2 4 22

8 3 2 2 3 3 2 4 4 23

9 3 3 4 4 3 3 4 4 28

10 3 2 2 2 2 3 2 3 19
77

Lampiran 13

UJI VALIDITAS

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total
P1 Pearson Correlation 1 ,447 ,333 ,333 ,447 ,667* ,497 ,299 ,643*
Sig. (2-tailed) ,195 ,347 ,347 ,195 ,035 ,144 ,402 ,045
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson Correlation ,447 1 ,745* ,447 ,600 ,447 ,333 ,267 ,680*
Sig. (2-tailed) ,195 ,013 ,195 ,067 ,195 ,347 ,455 ,031
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson Correlation ,333 ,745* 1 ,556 ,447 ,556 ,580 ,398 ,779**
Sig. (2-tailed) ,347 ,013 ,095 ,195 ,095 ,079 ,254 ,008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson Correlation ,333 ,447 ,556 1 ,745* ,333 ,745* ,598 ,818**
Sig. (2-tailed) ,347 ,195 ,095 ,013 ,347 ,013 ,068 ,004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson Correlation ,447 ,600 ,447 ,745* 1 ,149 ,778** ,267 ,732*
Sig. (2-tailed) ,195 ,067 ,195 ,013 ,681 ,008 ,455 ,016
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson Correlation ,667* ,447 ,556 ,333 ,149 1 ,414 ,598 ,701*
Sig. (2-tailed) ,035 ,195 ,095 ,347 ,681 ,234 ,068 ,024
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson Correlation ,497 ,333 ,580 ,745* ,778** ,414 1 ,535 ,848**
Sig. (2-tailed) ,144 ,347 ,079 ,013 ,008 ,234 ,111 ,002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P8 Pearson Correlation ,299 ,267 ,398 ,598 ,267 ,598 ,535 1 ,705*
Sig. (2-tailed) ,402 ,455 ,254 ,068 ,455 ,068 ,111 ,023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Pearson Correlation ,643* ,680* ,779** ,818** ,732* ,701* ,848** ,705* 1
Sig. (2-tailed) ,045 ,031 ,008 ,004 ,016 ,024 ,002 ,023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel.


Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10
maka r tabel = 0,632 (r tabel pada n = 10 dengan uji dua sisi).
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid
78

Reliability
[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Valid 10 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 10 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,876 8
79

Lampiran 14
80

Lampiran 15
81
82
83

Lampiran 16

Tabulasi Data Umum

No. Umur Umur Pekerjaan Sumber


Responden Bayi Ibu Pendidikan Paritas Ibu Informasi Informasi umur bayi
1 3 3 3 1 4 2 - kode 1: 0-7 hari
2 3 2 3 1 4 2 - kode 2: 8-28 hari
3 3 2 3 1 4 1 1 kode 3: 29 hari-12 bulan
4 3 2 3 1 1 2 - umur ibu
5 2 3 3 2 4 1 1 kode 1: <20 tahun
6 3 3 3 2 4 1 1 kode 2: 20-25 tahun
7 3 3 1 2 4 2 - kode 3: 26-40 tahun
8 3 3 3 2 4 2 - kode 4: >40 tahun
9 3 2 2 2 4 1 1 pendidikan terakhir ibu
10 3 2 3 1 2 2 - kode 1: SD
11 3 2 2 1 4 2 - kode 2: SMP
12 3 3 4 1 4 1 1 kode 3: SMA
13 3 3 2 2 4 1 1 kode 4: Perguruan tinggi
14 3 3 4 1 4 1 1 Paritas
15 3 3 3 2 4 1 1 Kode 1: Primipara
16 3 3 3 2 4 1 1 Kode 2: Multipara
17 3 3 3 1 2 1 1 Kode 3: Grandemultipara
18 3 2 3 1 4 1 2 pekerjaan ibu
19 3 2 2 1 4 1 1 kode 1: swasta
20 3 3 3 2 4 1 2 kode 2: wiraswasta
21 3 3 2 3 4 1 1 kode 3: PNS
22 2 3 3 1 4 1 1 kode 4: ibu rumah tangga
23 3 3 3 2 1 1 1 kode 5: lain-lain
24 3 2 3 1 4 1 1 informasi
25 3 3 2 2 4 2 - kode 1: pernah
26 3 2 2 1 4 2 - kode 2: tidak pernah
27 3 3 2 2 4 2 - sumber informasi
28 3 3 2 2 4 2 - kode 1: tenaga kesehatan
29 3 2 3 1 4 2 - kode 2: media elektronik
30 3 2 3 1 4 2 - kode 3: media cetak
31 3 1 2 1 4 1 2 kode 4: lain-lain
32 3 3 3 2 4 2 -
84

Lampiran 17

Tabulasi Data Khusus Personal Hygiene

No. Pernyataan ̅ T- Personal


̅
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 ̅ ̅ ̅ s ( ) 10 ( ) T-Skor Mean Hygiene
1 4 4 3 3 3 4 3 4 28 27 1 1 2,4 0,416667 4,166666667 54,16667 50 1
2 4 4 3 3 2 4 3 3 26 27 -1 1 2,4 -0,41667 -4,166666667 45,83333 50 2
3 4 4 3 3 2 4 4 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
4 4 3 3 3 2 3 3 3 28 27 1 1 2,4 0,416667 4,166666667 54,16667 50 1
5 4 4 3 3 3 4 4 4 29 27 2 4 2,4 0,833333 8,333333333 58,33333 50 1
6 4 4 4 3 2 4 3 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
7 4 3 3 3 2 3 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2
8 4 4 3 3 3 3 3 4 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
9 4 4 3 3 3 3 3 4 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
10 4 3 2 3 2 4 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2
11 4 3 2 3 2 3 3 3 23 27 -4 16 2,4 -1,66667 -16,66666667 33,33333 50 2
12 4 4 4 4 3 4 4 4 31 27 4 16 2,4 1,666667 16,66666667 66,66667 50 1
13 4 4 3 3 3 4 3 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
14 4 4 4 4 3 4 4 4 31 27 4 16 2,4 1,666667 16,66666667 66,66667 50 1
15 4 4 4 4 3 4 3 4 30 27 3 9 2,4 1,25 12,5 62,5 50 1
16 4 4 4 4 2 4 4 3 29 27 2 4 2,4 0,833333 8,333333333 58,33333 50 1
17 4 4 4 4 3 4 4 4 31 27 4 16 2,4 1,666667 16,66666667 66,66667 50 1
18 4 4 3 3 2 4 4 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
19 4 3 3 3 2 3 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2
20 4 3 4 3 3 3 4 4 28 27 1 16 2,4 0,416667 4,166666667 54,16667 50 1
21 4 4 4 4 3 4 4 4 31 27 4 16 2,4 1,666667 16,66666667 66,66667 50 1
85

22 4 3 3 3 2 3 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2


23 4 4 4 4 3 4 4 4 31 27 4 16 2,4 1,666667 16,66666667 66,66667 50 1
24 4 3 3 3 3 3 3 3 25 27 -2 9 2,4 -0,83333 -8,333333333 41,66667 50 2
25 4 4 3 3 3 4 3 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
26 4 3 3 3 2 3 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2
27 4 4 3 3 2 4 3 4 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
28 4 4 3 3 3 4 3 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
29 4 4 3 3 2 3 3 3 25 27 -2 4 2,4 -0,83333 -8,333333333 41,66667 50 2
30 4 4 3 3 2 3 3 3 25 27 -2 4 2,4 -0,83333 -8,333333333 41,66667 50 2
31 4 3 3 3 2 3 3 3 24 27 -3 9 2,4 -1,25 -12,5 37,5 50 2
32 4 4 3 3 3 4 3 3 27 27 0 0 2,4 0 0 50 50 1
865 203 1604,167
Jumlah 128 118 103 103 80 115 106 108 32 31 32
Rata-rata
Soal 4 3,69 3,22 3,22 2,5 3,59 3,31 3,38 27,03125 6,548387 50,13021

Keterangan:
personal hygiene
Kode 1: baik
Kode 2: Tidak baik
86

Lampiran 18

Tabulasi Data Khusus Kejadian Diaper Rash

Pernyataan
No. kejadian
Responden 1 2 3 jumlah diaper rash
1 0 0 0 0 1
2 1 0 0 1 2 kejadian diaper rash

3 0 0 0 0 1 kode 1: tidak terjadi diaper rash

4 0 0 0 0 1 kode 2: terjadi diaper rash

5 0 0 0 0 1
6 0 0 0 0 1
7 1 0 0 1 2
8 0 0 0 0 1
9 0 0 0 0 1
10 1 0 0 1 2
11 1 0 0 1 2
12 0 0 0 0 1
13 0 0 0 0 1
14 0 0 0 0 1
15 0 0 0 0 1
16 0 0 0 0 1
17 0 0 0 0 1
18 0 0 0 0 1
19 1 0 0 1 2
20 0 0 0 0 1
21 0 0 0 0 1
22 1 0 0 1 2
23 0 0 0 0 1
24 1 0 0 1 2
25 0 0 0 0 1
26 1 0 0 1 2
27 0 0 0 0 1
28 0 0 0 0 1
29 1 0 0 1 2
30 1 0 0 1 2
31 1 0 0 1 2
32 0 0 0 0 1
87

Lampiran 19

Frequencies
Statistics
umur_bayi
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.94
Median 3.00
Std. Deviation .246
Minimum 2
Maximum 3

umur_bayi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 8-28 hari 2 6.2 6.2 6.2
29 hari-12 bulan 30 93.8 93.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
Statistics
umur_ibu
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.56
Median 3.00
Std. Deviation .564
Minimum 1
Maximum 3
umur_ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid <20 tahun 1 3.1 3.1 3.1
20-25 tahun 12 37.5 37.5 40.6
26-40 tahun 19 59.4 59.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
pendidikan_ibu
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.69
Median 3.00
Std. Deviation .644
Minimum 1
Maximum 4
88

pendidikan_ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 1 3.1 3.1 3.1
SMP 10 31.2 31.2 34.4
SMA 19 59.4 59.4 93.8
Perguruan Tinggi 2 6.2 6.2 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
Paritas
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.50
Median 1.00
Std. Deviation .568
Minimum 1
Maximum 3

Paritas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid primipara 17 53.1 53.1 53.1
Multipara 14 43.8 43.8 96.9
Grandemultipara 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
pekerjaan
N Valid 32
Missing 0
Mean 3.69
Median 4.00
Std. Deviation .859
Minimum 1
Maximum 4
89

pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Swasta 2 6.2 6.2 6.2
Wirawasta 2 6.2 6.2 12.5
Ibu Rumah Tangga 28 87.5 87.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
informasi
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.44
Median 1.00
Std. Deviation .504
Minimum 1
Maximum 2

informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Pernah 18 56.2 56.2 56.2
Tidak pernah 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
sumber_informasi
N Valid 32
Missing 0
Mean 2.84
Median 2.00
Std. Deviation 1.953
Minimum 1
Maximum 5

sumber_informasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tenaga kesehatan 15 46.9 46.9 46.9
Media elektronik 3 9.4 9.4 56.2
Tidak ada 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
90

Statistics
personal hygiene
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.34
Median 1.00
Std. Deviation .483
Minimum 1
Maximum 2

personal hygiene
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 21 65.6 65.6 65.6
tidak baik 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

Statistics
kejadian diaper rash
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.34
Median 1.00
Std. Deviation .483
Minimum 1
Maximum 2

kejadian diaper rash


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak terjadi diaper rash 21 65.6 65.6 65.6
terjadi diaper rash 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
91

Crosstabs
umur_bayi * personal hygiene Crosstabulation
personal hygiene
baik tidak baik Total
umur_bayi 8-28 hari Count 1 1 2
% within umur_bayi 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
29 hari-12 bulan Count 20 10 30
% within umur_bayi 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 62.5% 31.2% 93.8%
Total Count 21 11 32
% within umur_bayi 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

umur_ibu * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
umur_ibu <20 tahun Count 0 1 1
% within umur_ibu .0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% 3.1% 3.1%
20-25 tahun Count 4 8 12
% within umur_ibu 33.3% 66.7% 100.0%
% of Total 12.5% 25.0% 37.5%
26-40 tahun Count 17 2 19
% within umur_ibu 89.5% 10.5% 100.0%
% of Total 53.1% 6.2% 59.4%
Total Count 21 11 32
% within umur_ibu 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

pendidikan_ibu * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
pendidikan_ibu SD Count 0 1 1
% within pendidikan_ibu .0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% 3.1% 3.1%
SMP Count 6 4 10
% within pendidikan_ibu 60.0% 40.0% 100.0%
% of Total 18.8% 12.5% 31.2%
92

SMA Count 13 6 19
% within pendidikan_ibu 68.4% 31.6% 100.0%
% of Total 40.6% 18.8% 59.4%
Perguruan Count 2 0 2
Tinggi
% within pendidikan_ibu 100.0% .0% 100.0%
% of Total 6.2% .0% 6.2%
Total Count 21 11 32
% within pendidikan_ibu 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

Paritas * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
Paritas primipara Count 7 10 17
% within Paritas 41.2% 58.8% 100.0%
% of Total 21.9% 31.2% 53.1%
Multipara Count 13 1 14
% within Paritas 92.9% 7.1% 100.0%
% of Total 40.6% 3.1% 43.8%
Grandemultipara Count 1 0 1
% within Paritas 100.0% .0% 100.0%
% of Total 3.1% .0% 3.1%
Total Count 21 11 32
% within Paritas 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

pekerjaan * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
pekerjaan Swasta Count 2 0 2
% within pekerjaan 100.0% .0% 100.0%
% of Total 6.2% .0% 6.2%
Wirawasta Count 1 1 2
% within pekerjaan 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
Ibu Rumah Tangga Count 18 10 28
% within pekerjaan 64.3% 35.7% 100.0%
% of Total 56.2% 31.2% 87.5%
Total Count 21 11 32
% within pekerjaan 65.6% 34.4% 100.0%
93

pekerjaan * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
pekerjaan Swasta Count 2 0 2
% within pekerjaan 100.0% .0% 100.0%
% of Total 6.2% .0% 6.2%
Wirawasta Count 1 1 2
% within pekerjaan 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
Ibu Rumah Tangga Count 18 10 28
% within pekerjaan 64.3% 35.7% 100.0%
% of Total 56.2% 31.2% 87.5%
Total Count 21 11 32
% within pekerjaan 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

informasi * personal hygiene Crosstabulation


personal hygiene
baik tidak baik Total
informasi Pernah Count 14 4 18
% within informasi 77.8% 22.2% 100.0%
% of Total 43.8% 12.5% 56.2%
Tidak pernah Count 7 7 14
% within informasi 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 21.9% 21.9% 43.8%
Total Count 21 11 32
% within informasi 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

sumber_informasi * personal hygiene Crosstabulation

personal hygiene

baik tidak baik Total


sumber_informasi Tenaga kesehatan Count 12 3 15
% within
80.0% 20.0% 100.0%
sumber_informasi
% of Total
37.5% 9.4% 46.9%

Media elektronik Count


2 1 3
94

% within
66.7% 33.3% 100.0%
sumber_informasi
% of Total
6.2% 3.1% 9.4%

Tidak ada Count


7 7 14

% within
50.0% 50.0% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 21.9% 21.9% 43.8%

Total Count 21 11 32
% within
65.6% 34.4% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

umur_bayi * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
umur_bayi 8-28 hari Count 1 1 2
% within umur_bayi 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
29 hari-12 bulan Count 20 10 30
% within umur_bayi 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 62.5% 31.2% 93.8%
Total Count 21 11 32
% within umur_bayi 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

umur_ibu * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
umur_ibu <20 tahun Count 0 1 1
% within umur_ibu .0% 100.0% 100.0%
% of Total .0% 3.1% 3.1%
20-25 tahun Count 4 8 12
% within umur_ibu 33.3% 66.7% 100.0%
% of Total 12.5% 25.0% 37.5%
26-40 tahun Count 17 2 19
95

% within umur_ibu 89.5% 10.5% 100.0%


% of Total 53.1% 6.2% 59.4%
Total Count 21 11 32
% within umur_ibu 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

pendidikan_ibu * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
pendidikan_ibu SD Count 0 1 1
% within
.0% 100.0% 100.0%
pendidikan_ibu
% of Total .0% 3.1% 3.1%
SMP Count 6 4 10
% within
60.0% 40.0% 100.0%
pendidikan_ibu
% of Total 18.8% 12.5% 31.2%
SMA Count 13 6 19
% within
68.4% 31.6% 100.0%
pendidikan_ibu
% of Total 40.6% 18.8% 59.4%
Perguruan Count 2 0 2
Tinggi
% within
100.0% .0% 100.0%
pendidikan_ibu
% of Total 6.2% .0% 6.2%
Total Count 21 11 32
% within
65.6% 34.4% 100.0%
pendidikan_ibu
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

Paritas * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
Paritas primipara Count 7 10 17
% within Paritas 41.2% 58.8% 100.0%
% of Total 21.9% 31.2% 53.1%
Multipara Count 13 1 14
% within Paritas 92.9% 7.1% 100.0%
% of Total 40.6% 3.1% 43.8%
96

Grandemultipara Count 1 0 1
% within Paritas 100.0% .0% 100.0%
% of Total 3.1% .0% 3.1%
Total Count 21 11 32
% within Paritas 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

pekerjaan * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
pekerjaan Swasta Count 2 0 2
% within pekerjaan 100.0% .0% 100.0%
% of Total 6.2% .0% 6.2%
Wirawasta Count 1 1 2
% within pekerjaan 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 3.1% 3.1% 6.2%
Ibu Rumah Tangga Count 18 10 28
% within pekerjaan 64.3% 35.7% 100.0%
% of Total 56.2% 31.2% 87.5%
Total Count 21 11 32
% within pekerjaan 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

informasi * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
informasi Pernah Count 14 4 18
% within informasi 77.8% 22.2% 100.0%
% of Total 43.8% 12.5% 56.2%
Tidak pernah Count 7 7 14
% within informasi 50.0% 50.0% 100.0%
% of Total 21.9% 21.9% 43.8%
Total Count 21 11 32
% within informasi 65.6% 34.4% 100.0%
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%
97

sumber_informasi * kejadian diaper rash Crosstabulation


kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
sumber_informasi Tenaga kesehatan Count 12 3 15
% within
80.0% 20.0% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 37.5% 9.4% 46.9%
Media elektronik Count 2 1 3
% within
66.7% 33.3% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 6.2% 3.1% 9.4%
Tidak ada Count 7 7 14
% within
50.0% 50.0% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 21.9% 21.9% 43.8%
Total Count 21 11 32
% within
65.6% 34.4% 100.0%
sumber_informasi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%
98

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
personal hygiene * kejadian
32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
diaper rash

personal hygiene * kejadian diaper rash Crosstabulation


Count
kejadian diaper rash
tidak terjadi terjadi diaper
diaper rash rash Total
personal hygiene baik 21 0 21
tidak baik 0 11 11
Total 21 11 32

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 32.000a 1 .000
Continuity Correctionb 27.721 1 .000
Likelihood Ratio 41.183 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
31.000 1 .000
Association
N of Valid Casesb 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,78.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 20 99

Anda mungkin juga menyukai