Asosiasi perusahaan shipyard Batam atau Batam Shipyard Offshore Association (BSOA)
mencatat, saat ini sudah ada 20 dari 50 anggota galangan kapal yang gulung tikar karena sepinya
pesanan. Kondisi suram industri galangan kapal ini diperburuk oleh tarif jasa kepelabuhanan
yang melambung. Tarif terbaru yang dirilis Badan Pengusahaan (BP) Batam dinilai sangat
memberatkan. Tarif utama yang dianggap tinggi adalah tarif labuh tambat. Memang untuk tarif
kapal berbendera Indonesia masih kompetitif. Namun untuk kapal berbendera asing sangatlah
tinggi.
"Ya kami ingin tarifnya diturunkan untuk mengundang kapal besar masuk ke Batam,"
jelas Suri Teo, Sekretaris BSOA.
Ia menjelaskan Malaysia berwacana akan menerapkan tarif labuh tambat nol persen
untuk kapal yang akan melakukan perbaikan. "Seharusnya kita bisa lebih dulu menolkan tarif
tersebut," jelasnya. Dengan begitu, maka kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan dunia maritim
akan bergerak. "Kru kapal akan isi minyak, air, dan akan berbelanja sehingga ekonomi bisa
hidup," ujarnya.
Sedangkan Anggota Tim Teknis Dewan Kawasan (DK) Pelabuhan dan Perdagangan
Bebas Batam, Taba Iskandar, mengatakan permasalahan tarif jasa pelabuhan harus didudukkan
antara lembaga BP Batam dan para pengusaha pelayaran.1
"2017 ini saja sudah 31 perusahaan yang tutup. Ada 1.889 pekerja yang dirumahkan.
Ekonomi kita memang sedang lemah sejak tahun 2014," ungkap Amsakar kepada Batam Pos
(Jawa Pos Group).2
1
https://www.jawapos.com/jpg-today/16/04/2017/miris-20-galangan-kapal-di-batam-tutup-akibat-merosotnya-
pesanan
2
https://www.jpnn.com/news/duh-industri-galangan-kapal-sudah-184-perusahaan-yang-tutup
Solusi Masih Buntu!
"Kondisinya seperti apa kami belum tahu. Ini masih kami kumpulkan datanya, termasuk
data jumlah industri galangan yang ada di Batam," ujar Hatanto. Dia mengaku masih sebatas
membahas dengan Pemko Batam untuk membentuk tim khusus pencari pokok persoalan.
"Kami sudah ketemu dengan Pemko. Ini akan bentuk timsus masing-masing untuk
mencari data dan persoalannya. Setelah tahu pasti persoalannya maka akan ditentukan langkah
selanjutnya," ujar Hatanto.
Timsus yang dibentuk itu nantinya, jelas Hatanto, akan mempelajari baik itu pokok
persoalan melemahnya geliat industri galangan kapal ataupun membuat data pembanding antara
perusahaan yang sudah bangkrut dan yang masih bertahan.
"Karena bagaimanapun masih cukup banyak juga yang bertahan. Kiat-kiat mereka
(perusahaan yang masih bertahan) akan kami kumpulkan. Kalau bagus bisa dijadikan acuan
solusi atasi persoalan ini," ujar Hatanto.3
3
https://www.jpnn.com/news/duh-industri-galangan-kapal-sudah-184-perusahaan-yang-tutup?page=2
Daftar Pustaka :
https://www.jpnn.com/news/duh-industri-galangan-kapal-sudah-184-perusahaan-yang-tutup
https://batampos.co.id/2017/07/13/pemko-bp-batam-bentuk-tim-khusus-untuk-cegah-galangan-
kapal-mati-total/
https://www.jawapos.com/jpg-today/16/04/2017/miris-20-galangan-kapal-di-batam-tutup-akibat-
merosotnya-pesanan