Anda di halaman 1dari 2

Di Balik Rencana Penghapusan IMB-Amdal,

Ada Apa?
SHARE

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum naiknya peringkat kemudahan usaha di Indonesia yaitu
dikarenakan banyaknya duplikasi aturan hingga lambatnya proses perizinan masih menjadi
kendala yang kerap dihadapi investor. Meski ada komitmen dari pemerintah untuk
mempermudah proses perizinan usaha di Indonesia, ternyata praktiknya masih belum optimal.

Menyadari hal tersebut, saat ini Pemerintah tengah menyusun peraturan Omnibus Law Cipta
Lapangan Kerja di mana salah satu hal yang diatur adalah kemudahan berinvestasi yaitu
mempermudah perizinan.

Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN Himawan Arief Sugoto dalam kesempatannya


menjadi narasumber pada acara Power Lunch yang diselenggarakan oleh CNBC Indonesia, di
Gedung Transmedia, Rabu (27/11) mengatakan saat ini dalam rangka memberikan kemudahan
berusaha, Kementerian ATR/BPN tengah mengkaji penghapusan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

"Penghapusan IMB-Amdal bukan berarti pemerintah mengenyampingkan kualitas penataan


ruang dan kelestarian lingkungan. Pemerintah tengah menyusun Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kabupaten/Kota. Apabila itu sudah ada di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia, maka
setiap wilayah akan jelas peruntukan ruangnya, dengan begitu tak lagi membutuhkan pengajuan
IMB-Amdal terkait investasi," ujarnya.

Himawan menjelaskan informasi RDTR ini lengkap. Seperti koefisien dasar bangunan, koefisien
lantai bangunan juga ada, sehingga dengan adanya RDTR ini dapat menggantikan IMB karena
terdapat kesamaan substansi yang diatur dalam kedua dokumen tersebut.

Selain itu yang juga menjadi perhatian Kementerian ATR/BPN dalam rangka meningkatkan
investasi adalah dengan pemberantasan mafia tanah. Himawan mengatakan Kementerian
ATR/BPN bekerja sama dengan POLRI membentuk Tim Terpadu untuk memberantas mafia
tanah.

Kewenangan yang dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN pada pencegahan dan pemberantasan
mafia tanah adalah dalam urusan administratif termasuk di dalamnya kepastian sumber data.
Sedangkan untuk penentuan pidana atau perdatanya menjadi kewenangan pihak Kepolisian. Oleh
karena itu Kementerian ATR/BPN bersinergi, bekerja sama untuk memberantas mafia tanah
yang meresahkan masyarakat.

Di samping pemberantasan mafia tanah lanjut Himawan, saat ini Kementerian ATR/BPN juga
terus melakukan digitalisasi data-data pertanahan, hal tersebut dilakukan dalam rangka
mendukung layanan pertanahan berbasis elektronik. Saat ini sudah ada 4 layanan, tahun 2020
akan ditambah lagi dan ditargetkan tahun 2024 seluruh pelayanan pertanahan dan tata ruang
sudah elektronik seluruhnya.

"Dengan adanya digitalisasi pertanahan dan dengan data yang akurat ke depan praktek mafia
tanah akan berkurang dengan sendirinya, karena dokumen pertanahan sudah tidak berbentuk
fisik yang sulit untuk dipalsukan, tentu dengan security keamanan data yang tinggi,"
pungkasnya.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20191129103247-4-118970/di-balik-rencana-penghapusan-imb-
amdal-ada-apa

Anda mungkin juga menyukai