Admin
26 November 2019
Siaran Pers
883
Jakarta 25 November 2019, Pasca ditetapkan KPU sebagai Presiden terpilih periode 2019-2014,
dalam berbegai kesempatan, baik dalam pidato kenegaraan maupun dalam sambutan-sambutan
acara non kenegaraan Presiden Jokowi selalu menekankan keinginannya memperioritaskan
Investasi. Dalam periode Jabatan sebelumnya, Presiden Jokowi telah menunjukan
kecenderungannya mengedepankan iklim investasi dengan beberapa kebijakan, salah satunya
pengambilan diskersi presiden dalam proyek strategis nasional melalui Inpres No. 3 Tahun 2016
dengan pendekatan perizinan satu pintu, yang memungkinkan proses penerbitan izin lingkungan
untuk proyek strategis nasional tidak lebih dari 60 hari, ada juga Inpres nomor 1 tahun 2016
yang memerintahkan kementerian dan lembaga negara untuk melakukan akselerasi perizinan.
Neraca SDA dan LH : Adalah gambaran mengenai cadangan/aset sumber daya
alam dan lingkungan serta perubahanya, Pasal 1 angka (5), PP 46 Tahun 2017 Pasal 7
ayat (1) huruf a. dan huruf b.// Neraca Arus SDA dan LH : Adalah gambaran aliran
input alam dari lingkungan ke dalam ekonomi dan aliran limbah dari ekonomi ke
lingkungan, Pasal 1 angka (6).Neraca Arus SDA dan LH secara folosofis mulai
mengukur dan menghargai nilai input alam dari lingkungan, walaupun pada input
ekonomi terhadap lingkungan masih menggunakan cara pandang dampak dalam bentuk
polutan / limbah, belum mengukur angka kehilangan “Aset’ alam akibat ekonomi.
4. Sejalan dengan PP 46 Tahun 2017 diatas, melalui Peraturan Menteri No 24 Tahun 2018,
memang ada pengecualian kewajiban penyusunan AMDAL untuk daerah yang telah
mempeunyai RDTR, yang mana RDTR harus diawali dengan KLHS dan KLHS harus
berdasarkan Neraca SDA dan Neraca Arus SDA.
Pasal 4. P24 / 2018 anyat (2). Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting
terhadap lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dari
kewajiban menyusun Amdal apabila lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada
pada daerah kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR. Sedangkan di pasal 5
menjelaskan lebih rinci ; ayat (1) Pengecualian kewajiban penyusunan Amdal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut: (a). RDTR telah dilengkapi dengan KLHS yang dibuat dan
dilaksanakan secara komprehensif dan rinci; dan (b). RDTR telah mengintegrasikan hasil
KLHS sebagaimana dimaksud dalam huruf a. Sedangkan ayat (2). Pasal 5 diatas
menjelaskan Kriteria KLHS RDTR yang dibuat dan dilaksanakan secara komprehensif
dan rinci sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: pengkajian pengaruh
RDTR terhadap kondisi lingkungan hidup;
5. IMB, merupakan alat kontrol pemerintah atas tata ruang serta sebagai acuan penentuan
pajak dan retribusi daerah, penghapusan IMB akan membuat Tata Ruang tidak berguna
dan potensi penyalagunaan bangunan tanpa pajak akan meningkat