Tugas Kelompok 20 Mei
Tugas Kelompok 20 Mei
“IDENTIFIKASI PENYIMPANGAN
NILAI-NILAI DASAR AKUNTABILITAS DAN NASIONALISME
DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA MILIK NEGARA”
Nama Kelompok 1 :
1. Andi Puspita Eka Putri Rasni, A.Md.KG
2. Dewa Ayu Putu Munikavilla, A.Md.Keb
3. Hefi Nurfadilah, A.Md.Kep
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/1411644/kpk-tahan-hadinoto-soedigno-tersangka-
kasus-korupsi-garuda-indonesia/full&view=ok
a. Diskripsi Singkat
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Direktur Teknik dan Pengelolaan
Armada Garuda Hadinoto Soedigno, tersangka kasus korupsi PT Garuda Indonesia. Pelaksana
Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri mengatakan, Hadinoto bakal ditahan di Rumah Tahanan KPK
cabang Pomdam Jaya Guntur. "Untuk 20 hari pertama sejak 4 Desember hingga 23 Desember,"
ujar dia melalui keterangan tertulis pada Jumat, 4 Desember 2020.
Hadinoto merupakan tersangka ketiga dalam kasus suap di Garuda. KPK lebih dulu
menetapkan bekas Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar dan Direktur Utama PT Mugi
Rekso Abadi, Soetikno Soearjo menjadi terasangka suap dan tindak pidana pencucian uang.
KPK menetapkan Hadinoto menjadi tersangka pada Agustus 2019. Bersama Emirsyah, KPK
menduga Hadinoto turut menerima suap pengadaan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls-
Royce PLC melalui Soetikno.
Mereka diduga menerima suap Euro 1,2 juta dan US$ 180 ribu atau senilai total Rp20 miliar
serta dalam bentuk barang senilai US$ 2 juta. Uang itu diduga berasal dari Rolls Royce dalam
pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014.
"Dalam proses penyidikan, KPK menemukan adanya perbuatan tersangka HDS menempatkan,
mentransfer, mengubah bentuk, menukarkan dengan mata uang atas uang suap yang
sebelumnya telah diterima oleh tersangka HDS yang diduga uang tersebut ditarik tunai dan
dikirimkan ke rekening-rekening lainnya antara lain anak dan istrinya serta termasuk rekening
investasi di Singapura," ucap Ali.
b. Penyebab Permasalahan
KPK menetapkan Hadinoto menjadi tersangka pada Agustus 2019. KPK menduga Hadinoto
turut menerima suap pengadaan mesin pesawat dari Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC melalui
soetikno. Mereka di duga menerima suap Euro 1,2 juta dan US$ 180 ribu atau senilai total Rp 20
miliar serta dalam bentuk barang senilai US$ 2 juta. Uang itu di duga berasal dari Rolls Royce
dalam pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014.
Jujur : Hadinoto tidak jujur dalam memberikan laporan kinerja terbukti dengan KPK
menemukan adanya perbuatan tersangka HDS menempatkan, mentransfer, mengubah bentuk,
menukarkan dengan mata uang atas uang suap yang sebelumnya telah diterima oleh tersangka
HDS yang diduga uang tersebut ditarik tunai dan dikirimkan ke rekening-rekening lainnya antara
lain anak dan istrinya serta termaksud rekening investasi di Singapura.
Kejelasan Target : Perencanaan yang awalnya untuk pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS
pada periode 2005-2014 tidak terealisasi, terbukti dengan ditemukannya bukti dari KPK bahwa
Hadinoto menyembunyikan asal usul uang suap tersebut guna menghindari pengawasan otoritas
berwenang yang ada di Indonesia.
Netral : Tidak menunjukkan sikap netralitas dalam menyelesaikan tugas pengadaan mesin
pesawat Airbus SAS dan Rolls-Royce PLC terbukti dengan Hadinoto mau menerima uang suap
dari pengadaan mesin pesawat Airbus SAS dan Rolls-Royce.
Adil : Sangat jelas perbuatan Hadinoto bukannya memberikan kepuasaan pelayanan dalam
bekerja pada masyarakat tapi justru melakukan hal yang diskriminatif bagi masyarakat Indonesia
dengan mengambil uang pengadaan pesawat untuk kepentingannya sendiri.
Transparan : Tidak adanya keterbukaan dalam melakukan kegiatan pengadaan pesawat Airbus
SAS dan Rolls-Royce. Yang membuat munculnya celah untuk mengambil keuntungan dari
pengadaan pesawat tersebut.
Konsisten : Tindakan menerima suap merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Partisipatif : Tidak ikut terlibat secara mental dan emosi pada pencapaian tujuan untuk
membelanjakan uang pengadaan mesin pesawat secara tepat dan benar tetapi justru mengambil
keuntungan pribadi dari pengadaan pesawat tersbut. Tidak ada rasa bertanggung jawab dalam
mengerjakan tugas yang telah di amanatkan .
Ketuhanan: Tidak menghadirkan Tuhan pada setiap perbuatan, sehingga berani menerima suap
tanpa memikirkan dosa serta akibat dari perbuatan yang telah dilakukan.
Kemanusiaan : Tidak tampak adanya sikap membela kebenaran dan keadilan. Terbukti dengan
diterimanya uang suap oleh Hadinoto. Padahal sudah sangat jelas perbuatan itu adalah perbuatan
yang tidak benar secara undang – undang yang berlaku.
Persatuan: Tidak terlihat adanya sikap rela berkorban untuk bangsa dan Negara Indonesia.
Tetapi justru memikirkan untuk menyembunyikan asal usul uang suap tersebut guna
menghindari pengawasan dari otoritas berwenang yang ada di Indonesia.
Keadilan Sosial: Tidak melaksanakan kewajiban sebagai pegawai yang amanah terbukti
dengan berani menerima suap uang pengadaan pesawat.