Tugas KLP 8 (Bencana Transportasi)
Tugas KLP 8 (Bencana Transportasi)
Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Nur Fadila Sary (1904104010027)
2. SP Fhiloshofia (1904104010029)
3. Farid Maulana (1904104010032)
4. Widia Sanova (1904104010096)
5. Nur Afra Mahlian (1904104010105)
Segala puji hanya milik Allah SWT shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya serta di dorong
kemauan yang keras disertai kemampuan yang ada, kami selaku penyusun
akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah mengenai “Bencana
Transportasi Kereta Api (KA)” ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Umum
Pengetahuan Kebencanaan dan Lingkungan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, Kami
mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata pengantar................................................................................................ i
Daftar isi........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................ 3
2.1 Definisi Kereta Api.................................................................................. 3
2.2 Sejarah Transportasi Kereta Api.............................................................. 3
2.3 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kereta Api......................................... 4
2.4 Cara mencegah terjadinya kecelakaan kereta api.................................... 5
BAB 3 PENUTUP......................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 8
3.2 Saran........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belum hilang dari ingatan kita ketika lima belas nyawa melayang pada
16Juni 2003 akibat terjadinya tabrakan antara kereta api (KA) dan bus pada
perlintasan KA di daerah Gemolong, Sragen. Pasca tragedi tersebut,
kecelakaanKA dengan kendaraan umum terus-menerus terjadi. Keselamatan
perkeretaapianmerupakan aspek yang amat krusial dalam pengoperasian
kereta api (KA).Malfungsi terhadap pengoperasian perkeretaapian akan
mengakibatkan banyakterjadinya kecelakaan yang amat fatal dan potensial
merenggut nyawa manusia.
iii
1.3. Tujuan
1.3.1.Tujuan umum
a. Dapat memahami berbagai macam bencana kecelakaan transportasi
terutama pada kecelakaan kereta api
iv
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Kereta Api (KA)
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal
yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang
berjalan sendiri) dan rangkain kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan
kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas
sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Karena
sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat
baik di dalam kota, antarkota, maupun antar negara.
2.2 Sejarah Transportasi Kereta Api
Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunkan antara lain adalah tenaga
manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu barang-
barang yang dapat di gunakan rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang
ditempuh relatif lama. Namun setelah antara tahun 1800 hingga tahun 1860
transportasi telah mulai berkembang dengan baik karena telah mulai
dimanfaatkannya sumber tenaga mekanik seperti kapal uap dan kereta api, yang
dimana mulai banyak dipergunakan dalam dunia perdagangan dan dunia
transportasi. Dan kurang lebih pada tahun kisaran antara tahun 1860 sampai
dengan tahun 1920 mulai diketemukannya alat transportasi lainnya seperti
misalnya kendaraan bermotor dan pesawat terbang meskipun dengan banyak
keterbatasan dari teknologi yang ada pada saat itu, namun pada masa itu pada
angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting dalam
pengangkutan secara massal antar daerah pada suatu wilayah.
Kereta api mulai diperkenalkan di Indonesia, pada masa penjajahan Belanda,
oleh sebuah perusahaan swasta yang mempunyai singkata NV atau lebih dikenal
dengan nama Nederlandsch Indische Spoorweg Mij (NISM), berdiri kisaran tahun
1864. Proyek pertama yang dibuat adalah jalur kereta api pertama dibangun pada
17 juni 1864. Yakni jalur Kemijen-Tanggung, Kabupaten Semarang saat ini, jalur
yang dibuat kurang lebih sepanjang 26 km. Diresmikan oleh Gubernur Jenderal
L.A.J Baroon Sloet Van Den Beele. Kemudian tanggan 18 Februari 1870, NISM
membangun jalur umum Semarang-Solo-Yogyakarta. Dan tanggan 10 April 1869
pemerintah Hindia Belanda mendirikan Staats Spoorwegen atau lebih dikenal
dengan nama singkatan SS yang membangun jalur lintasan Batavia-Bogor.
Kemudian tanggal 16 Mei 1878, perusahaan negara luar ini membuka jalur
Surabaya-Pasuruan-Malang dan 20 Juli 1879 membuka jalur Bangil-Malang.
v
Pembangunan terus berjalan hingga ke kota-kota besar seluruh Jawa terhubung
oleh jalur kereta api.
Di luar Jawa, 12 November 1876, Staats Spoorwegen juga membangun jalur
Ulele-Kutaraja (Aceh). Selanjutnya lintasan Palu Aer- Padang (Sumatera Barat)
pada juli 1891, lintasan Telukbetung-Prabumulih (Sumatera Selatan) tahun 1912,
dan 1 Juli 1923 membangun jalur Makassar-Takalar (Sulawesi). Di Sumatera
Utara, NV, Deli Spoorweg Mij juga membangun lintasan Labuan-Medan pada 25
Juli 1886. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, selain Staats Spoorwegen
milik pemerintah, sudah ada 11 perusahaan kereta api swasta di Jawa dan satu
perusahaan swasta di Sumatera.
vi
2.4. Cara mencegah terjadinya kecelakaan kereta api
Standar Operasi Pengamanan (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
untuk melakukanan pelaksanan sarana dan prasarana serta peningkatan dan SDM
operator dan regulator untuk diklat guna mencegah kecelakaan kereta api dan
dilakukan audit keselamatan sarana dan prasarana kereta api, pelaksanaan random
check atau inspeksi secara rutin dan berkala dan adanya pembatasan batas
kecepatan.
Penggunaan sistem alarm pada lintasan
Di setiap lintasan kereta api baik yang memiliki, maupun yang tidak
dilengkapi palang pengaman disamping harus memasang rambu-rambu
juga memasang alarm/ serine, sebab seluruh panca indra yang paling
sensitif adalah telinga (pendengaran). Secara psikologis jika mendengar
alarm (Serine) maka akan kecenderungan untuk lebih berhati-hati.
Alarm atau sirene dipasang pada setiap lintasan terutama yang tidak
memiliki palang pintu pengaman. Untuk amannya sensor atau swith alarm/
lampu indikator dipasang 500 meter menjelang pelintasan, sehingga para
pendengar cepat mengetahui posisi kereta api, untuk mengambil langkah-
langkah pengamanan kecelakaan.
vii
Cara menghindari kecelakaan di lintasan rel kereta api, jika mesin
kendaraan tiba-tiba off
1. Bagi kendaraan roda empat, sebelum memasuki lintasan bukalah semua
jendela/ kaca mobil depan, tengah terutama mobil yang menggunakan
locker power window untuk mengantisipasi jika mesin mati tiba-tiba,
segera turun menyelamatkan diri jika berusaha di hidupkan tidak
berhasil.
2. Bagi kendaraan roda dua,begitu mesin berhenti tiba-tiba jangan
berupaya meng-starter/ menghidupkan mesin di kawasan rel kereta api,
dorong segera mungkin menjauh dari perkiraan benturan kereta.
3. Jika pernah mengalami mati mesin di lintasan kereta api, renungkan dan
jangan pernah mengulang lagi menerobos atau tidak memperhatikan
rambu/ tanda peringatan
4. Sampaikan peringatan kepada siapa saja bahwa melintas di rel kereta
menggunakan kendaraan bermotor bisa mesin tiba-tiba mati karena
pengaruh magnet buatan yang memiliki kekuatan daya tarik yang
besaar akibat pergesekan antara roda-roda baju kereta api dan rel baja.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
viii
Manusia merupakan faktor dominan penyebab kecelakaan kereta api. Secara
internal, kasus kecelakaan kereta api disebabkan oleh faktor manusia yang
mencapai 24 persen. Sedangkan 21 persen kecelakaan terjadi karena sarana dan
10 persen lainnya karena prasarana. Human error tidak bisa di prediksi akan tetapi
bisa diamankan.
Dibutuhkan sebuah sistem yang bekerja dari luar rangkaian kereta yang bisa
bekerja sama dengan sistem pengaman di dalam kereta untuk bisa mengamankan
perjalanan kereta. SOP dan K3 melakukan pencegahan kecelakaan kereta api
3.2 Saran
Hal utama yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pengolahan
transportasi kereta api serta mampu mengurangi tingkat kecelakaan adalah dengan
melakukan “peran pengawasan”. Dalam hal ini peran pengawasan dapat dilakukan
baik oleh pemerintah dan masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kereta_api
ix
https://bisnis.tempo.co/read/435747/kecelakaan-kereta-api-lebih-karena-faktor-
manusia/full&view=ok
https://joglosemarnews.com/2019/11/kecelakaan-maut-kereta-joglosemar-gasak-
mobil-pikap-di-perlintasan-ngebuk-gemolong-sopir-terpental-dan-tewas-di-lokasi-
kejadian/
https://heritage.kai.id/page/sejarah-perkeretapian