Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH KESEHATAN)


Menarik Diri
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Perilaku menarik diri merupakan perubahan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, klien menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dengan orang lain.
2. Etiologi
Kondisi ini biasa disebabkan karena individu mengalami harga diri rendah. Faktor
predisposisi terjadinya karena gangguan hubungan sosial, yaitu:
a. Faktor perkembangan
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman
selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang mempunyai
tugas yang harus terselesaikan bagi individu.
b. Faktor sosial budaya
Faktor sosial budaya dapat menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan
hubungan dengan orang lain.
3. Tanda dan gejala
a. Apatis, ekspresi; sedih, efek tumpul
b. Komunikasi ada tapi seperlunya
c. Menghindar dari orang lain
d. Ada kontak mata bila berinteraksi
4. Risiko yang dapat timbul
Dampak selanjutnya dari menarik diri menyebabkan stimulus eksternal berkurang
dan stimulus internal menjadi dominan. Klien lama-kelamaan kehilangan
kemampuan membedakan stimulus internal dan eksternal. Hal ini memicu
terjadinya halusinasi.
III. 1. POHON MASALAH

Resiko perubahan sensori persepsi: Halusinasi Efek

Core problem
Isolasi sosial: MD

Gangguan konsep diri: HDR Etiologi

2. MASLAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Risiko perubahan persepsi sensori: Halusinasi
DS: -
DO: Klien tampak lebih sering menyendiri
b. Gangguan interaksi social: Menarik diri
DS:
- Klien mangatakan lebih suka menyendiri
- Klien mangatakan malu berhubungan dengan orang lain
DO: Klien tampak lebih sering menyendiri
c. Harga diri rendah
DS:
- Klien mengatakan malu berhubungan dengan orang lain
- Klien mengatakan hidupnya sendiri dan tidak memiliki keluarga
DO:
- Kontak mata kurang
- Klien tampak lebih banyak menyendiri
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko perubahan persepsi sensori: Menarik diri
2. Isolasi sosial: Harga diri rendah
V. RENCANA TINDAKAN
TUM: Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK:
1. Membina hubungan saling percaya
2. Mengkaji penyebab menarik diri
3. Mendiskusikan dengan klien keuntungan bila berhubungan dengan orang lain
4. Membantu klien melakukan hubungan dengan orang lain secara bertahap
5. Mendorong klien mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
6. Memberdayakan keluarga untuk mendukung klien dalam melakukan hubungan
dengan orang lain.
INTERVENSI:
TUK: 1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama kesukaannya
d. Jelaslkan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Berikan perhatian pada klien
TUK:2. Kaji penyebab menarik diri
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan
c. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri
d. Berik pujian terhadap kemampuan klien
TUK: 3. Diskusikan denganm klien tentang keuntungan bila berhubungan dan kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement posistif terhadap manfaat berhubungan dengan orang lain
TUK: 4. Bantu klien melakukan hubungan dengan orang lain secara bertahap
a. Dorong klien menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap
c. Beri reinforcement posistif terhadap keberhasilan yang telah dicapai klien
TUK:5. Dorong klien mengungkapkan perasaan bila berhubungan dengan orang lain
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaannya berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement posistif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
berhubungan dengan orang lain
TUK: 6. Berdayakan keluarga untuk kemampuan klien dalam berhubungan dengan
orang lain
a. Diskusikan dengan klien tentang perilaku menarik diri
b. Dorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien berkomunikasi dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif atas hal yang telah dicapai oleh keluarga.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN I.
Klien dengan core problem: Menarik diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a. Klien duduk menyendiri di kursi
b. Klien bicara seadanya
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial: Menarik diri
3. Tujuan khusus
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya melalui salam terapeutik
b. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik :”selamat pagi ibu/pak, perkenalkan nama saya suster “A”,
senang dipanggil “L”, nama ibu/bapak siapa dan senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi/validasi: bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini?
c. Kontrak yang akan datang:
Topik: “bagaimana kalu kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu?”
Waktu:”berapa lama waktu yang diperlukan beracakap-cakap? Bagaimana kalau
15 menit
Tempat:”dimana tempat menurut ibu/bapak yang cocok untuk kita bercakap-
cakap” bagaiamna kalau ditemapat ini saja?”
2. Fase kerja
a. Apa yang bisa ibu/bapak lakukan?
b. Teman yang paling dekat, “saat dirawat di RS, siapa?”
c. Bagaimana dengan pola tidur ibu/bapak
d. Hal apa yang paling ibu/bapak sukai?
3. Fase terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
1) Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu/bapak setelah kita bercakap-cakap?
2) Evaluasi objektif
“bisa ibu/bapak ceriterakan kembali apa yang telah kita bicarakan tadi?”
bagus jadi disini ibu/bapak paling dekat dengan siapa?
2) Rencana tindak lanjut
“baiklah bu/pa, nanti diingat-ingat lagi, siapa yang paling dekat dengan
ibu/bapak dan apa yang menyebabkan ibu/bapak dekat dengannya?
3) Kontrak yang akan datang
Topik : Masalah isolasi social: menari diri
Waktu: “bagaimana kalau kita berbincang-bincang 15 menit, tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain”.
Tempat:”dibangsal tempat yang sama ini saja ya?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PERTEMUAN II.
Klien dengan core problem: Menarik diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Kontak mata klien kurang, suara, menyebutkan nama, membalas salam, berjabat
tangan
2. Diagnosa keperawatan
Risiko perubahan persepsi sensori: Halusinasi penglihatan berhubungan dengan
menarik diri
3. Tujuan khusus
Klien dapat menyebutkan manfaat bila berhubungan dengan orang lain dan kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain
4. Tindakan keperawatan
a. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan dengan klien dengan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
c. Berikan inforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan tentang
manfaat bila berhubungan dan kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain.
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik :”selamat ibu/bapak?”
b. Evaluasi/validasi: “bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini?”bagaimana bu/pak!
Siapa yang paling dekat dengan ibu/bapak?”
c. Kontrak yang akan dating (topic, waktu, dan tempat)
Topik: “masih ingat apa yang kita bicarakan saat itu?, baiklah kita akan
membicarakan manfaat bila kita melakukan hubungan dengan orang lain dan
kerugian bila memutuskan hubungan dengan orang lain.
Waktu: ”berapa lama kita berbincang-bincang, bagaimana kalau tentang
perasaan ibu?”
Tempat: ”dimana tempat menurut ibu/bapak yang cocok untuk kita bercakap-
cakap” bagaiamna kalau ditempat ini saja?”
3. Fase kerja
“Nah, sekarang kita dengan manfaat berhubungan dengan orang lain menurut
ibu/bapak apa saja manfaat bila berhubungan dengan orang lain?” lalu apa lagi
“bu/pak” ya benar bu/pak. Menurut ibu/bapak apa kerugian bila tidak berhubungan
dengan orang lain?. “apakah ibu/bapak tidak merasa kesepian?”
4. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
1) Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu/bapak setelah kita berbincang-bincang?”
2) Evaluasi objektif
“seperti yang tadi ibu/bapak katakana manfaat berhubungan dengan orang n
kerugian lain?”
b. Rencana tindak lanjut
“ibu/bapak, nanti diingat-ingat lagi manfaat lainnya, bila kita berhubungan
dengan orang lain yang belum kita bicarakan tadi dan kerugian bila tidak
berhubungan, nanti dibicarakan bersama?”
c. Kontrak yang akan datang
Topik: “baiklah, pembicaraan kita saat ini cukup, nanti kita akan berbincang-
bincang lagi, terserah ibu/bapak topiknya apa?.
Waktu: “Besok kita akan berbincang-bincang tentang ibu/bapak selama 15
menit”.
Tempat:”dibangsal yang sama ini saja ya bu/pa?”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PERTEMUAN III.
Klien dengan core problem: Menarik diri
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
a. Suara pelan, pembicaraan singkat, tersenyum pada perawat
b. Klien dapat berhubungan dengan orang lain
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial: Menarik diri
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien dapat berhn berubungan dan berkomunikasi dengan perawat
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dan teknik terapeutik
b. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
c. Dorong klien untuk mengungkapkan identitas diri
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik :”selamat pagi ibu/pak, masih ingat saya? Saya si“A”, mahasiswa
poltekkes Makassar prodi kep parepare.”
b. Evaluasi/validasi: bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini?
c. Kontrak yang akan datang:
Topik: “sesuai dengan janji kemarin, apakah ibu/bapak masih ingat dengan
keluarga ibu/bapak?”. “tidak” ya sudah sekarang kita adalah keluarga!
Waktu:”berapa lama ibu/bapak ingin bicara? ”bagaimana kalau 15 menit!
Tempat:”dimana kita bercakap-cakap” bagaiamna kalau diruangan ini saja?”
4. Fase kerja
“Nah, sekarang kita mulai” bagaimana perasaan ibu/bapak hari ini?, apa ada
perkembangan?, ibu/bapak sudah mengingat keluarga ibu/bapak!”
5. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan:
1) Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan ibu/bapak setelah kita berbincang-bincang?
2) Evaluasi objektif
“seperti yang ibu/bapak katakan ibu/bapak tidak memiliki keluarga?”
b. Rencana tindak lanjut
“baiklah bu/pa, kapan-kapan kita ketemu lagi dan ibu/bapak bisa
menceriterakan hal-hal yang menjadi beban ibu/bapak?.
“ibu/bapak juga harus mengingat tentang pentingnya berhubungan dengan
orang lain, saya berharap ibu/bapak tidak menutup diri untuk b/d orang lain.”
“bagaimana b/d orang lain sangat membantu untuk interaksi social”, dan
ibu/bapak bisa mendapat pengakuan dari orang lain.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : Masalah isolasi social: menari diri
Waktu: “bagaimana kalau kita berbincang-bincang 15 menit, tentang manfaat
berhubungan dengan orang lain”.
Tempat:”dibangsal tempat yang sama ini saja ya?”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny “P” DENGAN MASALAH
”HALUSINASI PENDENGARAN” DI RUANG PERAWATAN
KENANGA BPRS DADI MAKASSAR
Tanggal Masuk : 21 Maret 2013
Tanggal Pengkajian : 30 Maret 2013
No. register : 7234
Ruangan : Kenanga
Diagonosa Medis : Schizofrenia ytt
A. PENGKAJIAN
1. a. Identitas Klien:
Nama : Ny. “S”
Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP Tamat
Pekerjaan : -
Agama : Kristen Katholik
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Salluputti Kab. Tator sul-sel
b. Identitas Penanggung:
Nama : Ny. “Y”
Umur : 50 Tahun
Agama : Kristen Katholik
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SD Tamat
Hub. Dengan Klien : Ibui Klien
2. a. Alasan masuk Rumah Sakit:
Klien sering menangis sendiri secara tiba-tiba, lalu bicara sendiri serta klien
suka berteriak-teriak, hal ini dialami klien sejak 1 tahun yang lalu, dan
bertambah berat kurang lebih 6 bulan terakhir ini.
b. Keluhan Saat Dikaji:
- Klien mengatakan mendengar suara-suara dari orang yang jumlahnya tidak
jelas, dan keluhan ini klien alami pada malam hari sebelum tidur, serta sekali
dalam sehari
- Klien mengatakan suara tersebut mengatakan “kau jangan mau
ditekan/dibawahi oleh adikmu, kata-katamu yang harus didengar, dan hal itu
yang menyebabkan klien suka marah-marah
3. Faktor Predisposisi
a. Klien pernah dirawat di Puskesmas Cempae
b. Klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu, namun pengobatannya
kurang berhasil
c. Klien tidak pernah melakukan aniaya fisik dan aniaya seksual
d. Klien tidak pernah melakukan tindakan kriminal
e. Klien mempunyai anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:
Masalah Keperawatan: Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya
f. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan; klien mangatakan bahwa dia
sering dihina oleh temannya karena dia orang miskin
Masalah Keperawatan: Berduka Disfungsional
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
- TD: 110/70 mmHg - S: 36,80C
- Nadi: 72x/menit - P: 20x/menit
b. Pengukuran:
- TB: Tidak diukur - BB: Tidak diukur
c. Keluhan Fisik:
- Ya, klien pernah mengalami kejang-kejang (ada riwayat epilepsi)
- Masalah Keperawatan: Potensial terjadi injury.
5. Psikososial
a. Genogram 3 Generasi: (Gambar sesuai silsilah klien)
b. Konsep Diri:
- Citra Tubuh: Klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, khususnya klien
memandang rambutnya paling indah
- Identitas: Klien merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara
- Peran: Klien berperan membantu keluarga untuk mencari nafkah
- Ideal Diri: Klien ingin cepat pulang dan membantu ibu dirumah
- Harga Diri: Sejak masuk ke RS Jiwa, keluarga jarang dating menjenguk
sehingga klien merasa diirinya dijauhi oleh keluarganya.
c. Hubungan Sosial:
- Orang Yang Berarti: Klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam
hidupnya adalah ibu karena ayahnya telah meninggal dunia
- Peran Serta Dalam Kegaitan Kelompok/Masyarakat: Klien mangatakan
pernah menjadi salah satu pegawai/pekerja di Toko
- Hambatan Dalam Berhubungan Dengan Orang Lain: Klien jarang bergaul lagi
dengan temannya karena telah dihina sebagai orang miskin
Masalah Keperawatan: Isolasi sosial
d. Spritual:
- Nilai dan Keyakinan: Klien mangatakan bahwa penyakit yang dideritanya
adalah merupakan cobaan dalam hidupnya
- Kegiatan Ibadah: Klien mengatakan dirinya taat beribadah
Masalah Keperawatan: Distress spiritual
6. Status Mental
a. Penampilan: Penampilan klien sehari-hari yaitu pakaian kurang bersih, tidak
rapi, giginya tampak kotor, dan kulit tampak kering
b. Pembicaraan: Klien berbicara sesuai dengan topic pembicaraan tetapi lambat,
sulit memulai pembicaraan, menjawab pertanyaan dengan singkat
Masalah Keperawatan: Menarik diri
c. Aktivitas Motorik: Klien memperlihatkan perilaku yang lesu dan gelisah, klien
masih bisa beraktivitas dan kadang menyendiri dan tampak ngantuk
d. Alam Perasaan: Klien mangatakan sedih tidak ada keluarga yang menjenguknya
Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi social
e. Afek: Afek klien tumpul yaitu hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi social
f. Interaksi Selama Wawancara: Saat interaksi kontak mata tertunduk dan
menjawab pertanyaan dengan singkat
g. Persepsi: Klien mengatakan suara itu biasanya muncul pada waktu menjelang
tidur yaitu pada malam hari dan biasanya 1-2 kali, klien menagatakan
bila muncul suara itu perasaannya menjadi gelisah dan upayanya
yaitu menutup diri dengan sarung/menutup telinga.
Masalah Keperawatan: perubahan persepsi sensori, “halusinasi pendengaran”.
h. Proses Pikir: Pada saat wawancara klien dapat menjawab pertanyaan dengan
singkat. Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
i. Isi Pikir: Saat wawancara klien mengatakan hanya satu yang dia pikirkan yaitu
ingin cepat pulang kerumah berkumpul kembali dengan keluarganya
j. Tingkat Kesadaran: Saat wawancara klien tampak bingung dan disorientasi
waktu, tempat, dan orang
k. Memori: Gangguan daya ingat jangka panjang dan jangka pendek berkurang
l. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung: Saat melakukan wawancara klien kurang
berkonsentarsi sehingga lambat untuk menjawab pertanyaan dan jawabanya
cukup singkat
m. Kemampuan Penilaian: Klien masih dapat membedakan antara yang bersih dan
kotor
n. Daya Tilik Diri: Klien merasa bahwa dirinya tidak sakit, klien mangatakan bahwa
ia dibawa ke RS Jiwa karena kemauan orang tuanya.
Masalah Keperawatan: Gangguan daya tilik diri
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan: Klien mengatakan frekuensi makan sesuai dengan jadwal RS Jiwa
b. BAB/BAK: Dikamar mandi dan setelah iru membersihkan diri tanpa bantuan
orang lain
c. Mandi: Klien mengatakan mandi 2 kali sehari dan menggunakan sabun mandi
d. Pakaian: Klien kadang-kadang berpakaian tidak rapid an bila berpakaian klien
dapat melakukan sendiri.
e. Istirahat dan Tidur: Klien mengatakan biasa gelisah sehingga tidak dapat tidur
dan sebelum masuk ke RS Jiwa waktu tidurnya cukup.
f. Penggunaan Obat: Klien mengatakan minum obat sesuai dengan aturan RS
Jiwa.
g. Perawatan Lanjutan: Klien menyadari akan pentingnya minum obat.
h. Kegiatan didalam Rumah: Klien mengatakan selalu membantu ibunya di rumah,
seperti menyapu dan memasak.
i. Kegaitan diluar Rumah: Klien mengatakan ia pernah ikut dalam kegiatan
keagamaan dan pernah bekerja di Toko untuk mencari nafkah.
8. Mekanisme Koping:
a. Klien mengatakan jika punya masalah klien pergi ke temannya untuk curhat
(berbicara dengan orang lain)
b. Jika klien gelisah, ia tidak bisa tidur
9. Masalah Psikososial dan Lingkungan:
a. Masalah dengan dukungan kelompok , spesifik: klien merasa keluarga atau
teman menjauhi dirinya setelah sakit.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik: klien mengatakan kurang
mengikuti kegiatan social/lingkungan
c. Masalah dengan Pekerjaan, spesfik: Klien mengatakan pernah bekerja di Toko
untuk mencari nafkah.
d. Masalah Ekonomi: Biaya RS klien ditanggung oleh JPS (jarring pengaman social)
Masalah Keperawatan: - Kerusakan interaksi social - Harga diri rendah
10. Pengetahuan:
Klien mengatakan kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialaminya yaitu
gangguan jiwa Masalah Keperawatan: Kurang pengetahuan
11. Aspek Medik (psikofarmaka):
a. Diazepam 5 mg : 3x1 sehari
b. Haloperidol (HLP) 1,5 mg 3x1 sehari
- Efek terapi : Gangguan dalam menilai realita
- Efek samping: Sedativa, hipotensi, kesulitan miksi dan defekasi
c. Trihekpenidine (THP) 2 mg 3x1 sehari
- Efek terapi: segala jenis penyakit Parkinson
- Efek samping: mulut kering, pandangan kabur, pusing, mual, dan muntah
d. Chloropromazine (CPZ) 100 mg 3x1 sehari:
- Efek terapi: Hendaya dalam menilai realita
- Efek samping: Sedativa, hipotensi, dan mukosa kering
12. Daftar Masalah Keperawatan:
a. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
b. Berduka disfungsional
c. Potensial injury
d. Gangguan konsep diri; harga diri rendah
e. Isolasi social; menarik diri
f. Kerusakan interaksi social
g. Perubahan persepsi sensori; halusinasi pendengaran
h. Gangguan tingkat kesadaran
i. Gangguan daya ingat
j. Gangguan daya tilik diri
k. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialami.
B. ANALISA DATA
DATA MASALAH KEPERAWATAN
Data Subjektif: 1. Perubahan persepsi sensori;
Klien mengatakan masih mendengar suara suara halusinasi pendengaran: MD
sehingga klien kadang-kadang berbicara sendiri
Data Objektif:
- Klien Nampak gelisah
- Klien ingin selalu menyendiri
- Suara klien pelan
Data Subjektif: 2. Gangguan konsep diri; harga diri
- Klien mengatakan merasa sedih karena tidak rendah (HDR)
ada keluarga yang menjeguknya
- Klien mengatakan pernah dihina oleh temannya
karena orang miskin
Data Objektif:
- Kontak mata kurang
- Klien selalu ingin menyendiri
- Bicara lamban
- Ekspresi wajah tenang
Data Subjektif: 3. Isolasi sosial; menarik diri:HDR
- Klien mengatakan dirinya kadang suka
menyendiri dan gelisah
- Klien mengatakan ibunya yang paling berarti
dalam hidupnya
- Klien mengatakan dirinya tidak bisa bergaul
sementara berhubungan dengan penyakit yang
dialaminya
- Klien kadang termenung
Data Objektif:
- Klien selalu ingin berbaring
- Ekspresi wajah tampak tegang

C. POHON MASALAH (problem tree)


Pohon Masalah

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan Efek


lingkungan: Halusinasi pendengaran

Perubahan persepsi sensori; halusinasi


pendengaran Core problem

Isolasi sosial: HDR Etiologi

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan: Halusinasi pendengaran
2. Perubahan persepsi sensori: Menarik diri
3. Isolasi sosial; menarik diri: Harga diri rendah

Anda mungkin juga menyukai