Anda di halaman 1dari 9

Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Implementasi Akad Tabarru’ pada Pengolahan


Limbah Industri di Desa Wantilan Kecamatan
Cipeundeuy Kabupaten Subang
Widaningsih1, Rina Nurhayati2, Siti Rohmat3
Ekonomi Syariah, STIE Syariah Indonesia Purwakarta
1
nengwida63866@gmail.com
2
inamaza212@gmail.com
3
sitirohmat38@gmail.com

Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik akad tabarru’ pada
pengolahan limbah industri di Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang, untuk
mengetahui pengolahan limbah industry yang dijalankan di Desa Wantilan Kecamatan Cipeundeuy
dalam pandangan Ekonomi Islam, dan untuk mengetahui manfaat akad tabarru’ untuk pengrajin
anayaman Desa Wantilan Kecamatan Cieundeuy Kabupaten Subang. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Praktik pada pengolahan limbah industri di
desa Wantilan adalah akad tabarru’ dengan besaran kontribusi uang senilai Rp.10.000,- per
karungnya. Pada pengolahan limbah industri di Desa Wantilan terdapat dua akad tabarru’ dalam
Bentuk memberikan sesuatu (giving something) yaitu akad hibah yang sudah sesuai dengan
ketentuan syariah. Adapun manfaat akad Tabarru’ yang sudah dilakukan diantaranya adalah
Keuntungan hasil penjualan kerajinan cukup besar karena pengrajin tidak perlu membeli bahan baku,
Pengrajin dapat dengan mudah mendapatkan bahan baku karena sudah disediakan oleh pengelola,
Alat atau pengeluaran umum yang di perlukan oleh PKK untuk kemajuan bersama di bayarkan dari
dana tabarru’, adapaun keperluan tersebut diantaranya: pembuatan hangtag, keperluan pameran,
Pembelian bahan baku ke Perusahaan.
Kata Kunci: Akad Tabarru’, Pengolahan limbah, limbah industri

Abstract - The practice carried out in the processing of industrial waste in Wantilan village is
a tabarru contract 'with a contribution of IDR 10,000 per bag. In the processing of industrial waste in
Wantilan Village, there are two tabarru contracts in the form of giving something, namely a grant
agreement that is in accordance with Islamic regulations. The benefits of the Tabarru contract 'which
have been done include profit from the sale of handicrafts is quite large because craftsmen do not
need to buy raw materials, Craftsmen can easily get raw materials because they have been provided
by the manager, tools or general expenditures needed by the PKK to progress together in pay from
tabarru 'funds, as for those needs including: making hangtags, exhibition needs, purchasing raw
materials (to companies other than PT AMB).
Keywords: Contract Tabarru’, Waste Treatmen, Industrian Waste.

I. PENDAHULUAN Wantilan adalah salah satu Desa yang terletak di


Pembangunan Infrastuktur dan industri dari Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten subang,
tahun ke tahun sangat pesat, Jalan tol dan dimana Kecamatan Cipeundeuy ini merupakan
Perumahan banyak di bangun dimana-mana Kawasan Industri yang berada di Kabupaten
sehingga lahan tanah sedikit demi sedikit terus Subang. Perusahaan yang terletak di Desa
berubah bentuk menjadi bangunan. Desa Wantilan diantaranya yaitu PT. Jesi Jeson Surya
Makmur, PT. Anugrah Mutu Bersama (bango),
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

PT Hyundong dan lain-lain. Sebuah Industri kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad tabarru‟
Selain Memproduksi Sebuah Produk tentunya adalah dari Allah SWT, bukan dari manusia.
Menyisakan Limbah yang harus di kelola Namun demikian, pihak yang berbuat kebaikan
dengan baik agar tidak merusak Lingkungan tersebut boleh meminta kepada counter-part-nya
bahkan bisa di manfaatkan kembali menjadi untuk sekadar menutupi biaya (cover the cost)
sebuah Produk yang bermanfaat. Limbah Industri yang dikeluarkannya untuk dapat melakukan
yang bisa di manfaatkan kembali yaitu salah akad tabarru’ tersebut. Tapi ia tidak boleh
satunya Limbah Padat. Pemerintah tentunya sedikitpun mengambil laba dari akad tabarru’
sangat berperan dalam mengatur semua lingkup itu. Contoh akad-akad tabarru’ adalah qard,
yang ada di wilayahnya termasuk berperan aktif rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, wadi‟ah,
dalam pengolahan limbah. hibah, waqf, shadaqah, hadiah, dll.
Akad Tabarru’ adalah akad yang
dimaksudkan untuk menolong dan murni semata- B. Dasar Hukum Akad Tabarru’
mata karena mengharapkan ridha dan pahala dari Dalam al Quran Allah swt berfirman pada
Allah SWT, sama sekali tidak ada unsur mencari surat Al-Baqarah ayat 177:
ِ ۡ ۡ ۡ ِ ۡ
keuntungan. َ ‫َوءَاتَى ٱ ل َم َال َعلَ ٰى ُحبِّۦه ذَ ِوي ٱ لُق ۡرىَب ٰ َوٱ ليَٰتَ َم ٰى َوٱ ل َم َٰسك‬
‫ني‬
Bertujuan untuk mengurangi sampah dan
ِ َ‫ٱلرق‬
‫اب‬ ِّ ‫ني َويِف‬ ِِ َّ ‫ٱلسبِ ِيل و‬
mengoptimalkan potensi yang ada, Pemerintah َ ‫ٱلسٓائل‬ َ َّ ‫َوٱ ۡب َن‬
Desa Wantilan Mengelola Limbah dari industri
berupa Limbah Tali menjadi Produk Kerajinan “dan memberikan harta yang dicintainya kepada
yang kreatif dan mempunyai nilai ekonomi. kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
Melalui Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) miskin, musafir (yang memerlukan
Desa Wantilan Limbah Tali yang tadinya sampah pertolongan).”
kini di sulap menjadi tas, tempat Tisu, Pot Bunga C. Rukun dan Syarat
dan lainnya. Masyarakat sebagai Pengrajin a. Pihak penghibah, pihak penghibah
tentunya memiliki Pendapatan Tambahan dari disyaratkan:
Produk kerajinan tersebut sehingga Program ini 1. Penghibah harus sebagai pemilik
tentu bisa meningkatkan Pendapatan Masyarakat sempurna atas benda yang dihibahkan.
khususnya Ibu-ibu Pengrajin. 2. Penghibah harus seseorang yang cakap
Hal ini merupakan Pencapaian yang Luar serta sempurna yaitu baligh dan berakal.
Biasa bagi Pemerintah Desa wantilan karena 3. Penghibah hendaklah melakukan
Pemanfaatan Limbah industri pada pemerintahan perbuatan atas dasar kemauan sendiri
sebelumnya tidak maksimal, Anggota Pengrajin dengan penuh kerelaan dan bukan dalam
hanya menyetorkan uang kas (Dana Tabarru’) keadaan terpaksa.
kepada Bendahara Pembina Kesejahteraan b. Pihak penerima hibah. Pihak penerima hibah
Keluarga (PKK) kemudian bisa membuat disyaratkan sudah wujud, dalam arti yang
kerajinan untuk dijual, keuntungan dari hasil sesungguhnya ketika akad hibah
penjualan adalah untuk pengrajin itu sendiri. dilaksanakan.
A. Pengertian Akad Tabarru’ c. Objek yang dijadikan hibah. Syarat dari
Akad tabarru‟ (gratuitous contract) adalah objek yang dijadikan hibah yaitu:
segala macam perjanjian yang menyangkut not- 1. Benda yang dihibahkan harus milik
for profit transaction (transaksi nirlaba). sempurna dari penghibah.
Transaksi ini pada hakekatnya bukan transaksi 2. Benda yang dihibahkan sudah ada dalam
bisnis untuk mencari keuntungan komersil.1 arti sesungguhnya saat pelaksanaan akad.
Akad tabarru‟ dilakukan dengan tujuan tolong- 3. Objek yang dihibahkan merupakan
menolong dalam rangka berbuat kebaikan sesuatu yang dibolehkan dimiliki oleh
(tabarru‟ berasal dari kata birr dalam bahasa agama.
Arab, yang artinya kebaikan). Dalam akad 4. Harta yang dihibahkan harus telah
tabarru‟, pihak yang berbuat kebaikan tersebut terpisah secara jelas dari harta penghibah.
tidak berhak mensyaratkan imbalan apapun D. Fungsi dana Tabarru’
Akad tabarru‟ ini adalah akad-akad untuk
1
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: kencana mencari keuntungan akhirat, karena itu bukan
2012), 77
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

akad bisnis. Jadi, akad ini tidak dapat digunakan secara tidak terstruktur, dimana penulis tidak
untuk tujuan-tujuan komersil. Bank Syariah menggunakan pedoman wawancara saat
sebagai lembaga keuangan yang bertujuan untuk mewawancarai sumber data. Tujuannya yaitu
mendapatkan laba tidak dapat mengandalkan untuk mendapatkan informasi lebih dalam karena
akad-akad tabarru‟ untuk mendapatkan laba. lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan
Bila tujuan kita adalah mendapatkan laba, maka oleh responden. Sumber data yang dipilih saat
gunakanlah akad-akad yang bersifat komersil, melakukan wawancara yaitu Kepala Desa
yakni akad tijarah. Namun demikian, bukan Wantilan yaitu Bapak Komarudin, S.Pd,
berarti akad tabarru‟ sama sekali tidak dapat Sekertaris Desa Wantilan yaitu bapak Lili
digunakan dalam kegiatan komersil. Bahkan pada Suherli,dan ketua kordinator pengolahan limbah
kenyataanya, penggunaan akad tabarru‟ sering industri yaitu ibu Yuyu Yunengsih.
sangat vital dalam transaksi komersil, karena B. Observasi
akad tabarru‟ ini dapat digunakan untuk Observasi adalah dasar semua ilmu
menjembatani atau memperlancar akad-akad pengetahuan. yang penulis lakukan adalah
tijarah. observasi parsitipatif . dalam observasi
partisipatif peneliti terlibat dalam kegiatan
II. TUJUAN PENELITIAN sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
Tujuan Penelitian ini yaitu untuk menjelaskan digunakan sebagai sumber data dan ikut
atau mendeskripsikan : merasakan suka dukanya.. dalam penelitian ini
1. Untuk mengetahui praktik akad tabarru’ pada penulis ikut melakukan apa yang sumber data
pengolahan limbah Industri di Desa Wantilan kerjakan, penulis ikut belajar menganyam
Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang. bersama pengrajin untuk memperoleh data yang
2. Untuk mengetahui pengolahan limbah industri lebih tajam dan mengetahui masalah apa yang
yang dijalankan di Desa Wantilan Kecamatan dihadapi oleh para pengrajin.
Cipeundeuy Kabupaten Subang dalam C. Dokumentasi
pandangan Ekonomi Islam. Dokumen adalah catatan peristiwa yang
3. Untuk mengetahui manfaat akad tabarru’ sudah berlalu.3 Dokumentasi sangat penting agar
untuk pengrajin anyaman Desa Wantilan hasil dari observasi dan wawancara lebih
Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Subang. kredibel. Adapun dokumentasi yang penulis
dapatkan beberapa diantaranya yaitu:
III. METODE PENELITIAN 1. Foto kegiatan pengrajin
Dalam penelitian ini metode yang di gunakan 2. Struktur organisasi Desa wantilan
adalah Pendekatan Kualitatif. Metode penelitian 3. Data masyarakat Desa Wantilan
kualitatif adalah metode penelitian yang Sumber data dalam penelitian adalah subyek
berlandaskan pada filsafat postpositivisme,di dari mana data dapat di peroleh. Apabila peneliti
gunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang menggunakan kuesioner atau wawancara dalam
alamiah, dimana peneliti adalah instrument pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
kunci, teknik pengeumpulan data di lakukan narasumber, yaitu orang yang yang merespon
secara triangulasi (gabungan), analisis data atau menjawab pertanyaan peneliti baik
bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif pertanyaan tertulis atau lisan. Apabila peneliti
lebih menekankan makna daripada generalisasi. menggunakan teknik observasi, maka sumber
Berikut ini ada beberapa teknik pengumpulan datanya berupa benda, gerak atau proses sesuatu.
data: Apabila peneliti menggunakan dokumentasi
A. Wawancara maka dokumen atau catatan yang menjadi
Susan Stainback dalam buku sugiono sumber data sedang isi catatan subjek penelitian
mengemukakan, dengan wawancara, maka atau variabel penelitian.4:
peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih 1. Data Primer
mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasidan fenomena yang
terjadi2. Wawancara pada penelitian ini dilakukan
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, 240.
4
Suharsimi Arikunto. “Prosedur Penelitian Suatu
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Pendekatan Praktik” (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
dan R&D (bandung :Alfabeta 2008), 232. 172.
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Sumber Primer yaitu sumber data yang perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek
langsung memberikan data kepada Pengumpul kembali apakah data yang telah diberikan selama
data.5 Sumber Primer yang memberikan data ini setelah dicek kembali pada sumber data asli
kepada penulis yaitu Bapak Kepala Desa atau sumber data lain ternyata tidak benar.
Wantilan, Komarudin, S.Pd. Bapak Sekertaris b) Ketekunan Pengamatan
Desa Wantilan, Bapak Lili Suherli dan Ibu Yuyu Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
Yunengsih sebagai Ketua UPPKS TP PKK pengamatan secara lebih cermat dan
(Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka
Sejahtera Tim Penggerak Pemberdayaan dan kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
Kesejateraan Keluarga) dalam Pengolahan direkam secara pasti dan sistematis.9
Limbah industri menjadi kerajinan dengan Meningkatkan ketekunan itu ibarat kita
melakukan wawancara, Observasi, dan mengecek soal- soal, atau makalah yang telah
dokumentasi. dikerjakan, apakah ada yang salah atau tidak.
2. Data Sekunder Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka
Sumber sekunder yaitu sumber yang tidak peneliti dapat melakukan pengecekan kembali
langsung mengumpulkan data kepada pengumpul apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
data.6 Sumber sekunder penulis memperolehnya tidak. Demikian juga dengan meningkatkan
dari dokumen desa, Dokumentasi pada saat ketekunan maka, peneliti dapat memberikan
observasi Buku, Jurnal para ahli yang membahas deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
tentang Akad tabarru’. apa yang diamati.10 Sebagai bekal peneliti untuk
Analisis adalah proses mencari dan meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
menyusun secara sistematis data yang diperoleh membaca berbagai referensi buku maupun hasil
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang
dokumentasi dengan cara mngorganisasikan data terkait dengan mekanisme akad tabarru’
ke dalam kategori, mejabarkan ke dalam unit- c) Triangulasi
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini
pola, memilih mana yang penting dan yang akan diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
lain.7 Penulis akan mendeskripsikan data yang sumber, triangulasi teknik pengumpulan data,
sudah di dapatkan, diantaranya yaitu: dan waktu.11Dalam penelitian ini menggunakan
1. Proses pelaksanaan akad tabarru’ di Desa triangulasi sumber. Triangulasi sumber
Wantilan digunakan untuk pengecekan data tentang
2. Manfaat akad tabarru’ bagi bagi pengrajn keabsahannya, membandingkan hasil wawancara
3. Akad tabarru untuk kemaslahatan masyarakat dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan
Keabsahan data dalam penelitian ini berbagai sumber data informasi sebagai bahan
ditentukan dengan menggunakan kriteria pertimbangan. Dalam hal ini penulis
kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang membandingkan data hasil observasi dengan data
relevan, maka peneliti melakukan pengecekan hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil
keabsahan data hasil penelitian dengan cara: wawancara dengan wawancara lainnya.
a) Perpanjangan Pengamatan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perpanjangan pengamatan berarti peneliti A. Praktik akad Tabarru’ pada pengolahan
kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, Limbah Industri di Desa Wantilan
wawancara lagi dengan sumber data yang pernah Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten
ditemui maupun yang baru.8 Dengan Subang
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D, 225.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif 9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
dan R&D, 225 dan R&D, 272.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif 10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
dan R&D, 244 dan R&D, 272.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif 11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif
dan R&D, 270. dan R&D, 273.
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

1. Kontribusi tabarru’ itu. Contoh akad-akad tabarru’ adalah


Dalam wawancara tersebut Ibu Yuyu qard, rahn, hiwalah, wakalah, kafalah, wadi‟ah,
menjelaskan bahwa hibah, waqf, shadaqah, hadiah, dll.13
“Besaran kontribusi atau uang kas (hibah) yang Dari keterangan diatas penulis bisa simpulkan
dibayarkan adalah Rp. 10.000,-per karung. Uang bahwa Praktik yang di lakukan pada pengolahan
tersebut di bayarkan ketika pengrajin mengambil limbah industri ini adalah akad hibah.
bahan baku yang disediakan di kantor PKK 3. Alur Praktik Pelaksanaan Akad Tabarru
(Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Aturan Adapun jika digambarkan, alur praktik
tersebut sebelumnya sudah disepakati bersama pelaksanaan Akad ta barru’ adalah sebagai
karena tujuannya pun juga untuk kepentingan berikut:
bersama”.12 Bagan 4.1
Dalam pelaksanaan akad tabarru’ ini Alur pengolahan limbah industri di Desa
sebelumnya tidak ada syarat apapun untuk Tb
an
.D
i5
d
rs( b
b
em
p
k
tu
g
n
a
h
KK
aP
d
’ ru
/ru

em en
k
p
an
elik
:p
h
Wantilan
co
atn
u
riah
en
m
i k
d

erld
urlaP
p
im
h
g K
)
k
d4
bdanhibPKme4.B anrahdnerim d
.B
auntkeprlmghi n
tk yK
ad
eK
irm n n
h
.b
s1
u
p

.nPK.puy 1
rah
tou
k
sW tilanK
D
ty
ep
T
P
g
an d2
. L
e m
p
r ilk
.P
3
m
B
h
ab
g
en
k p
im
h
n
d
arR
.seb
0
ahd
b
im
tahD
.anh
erin
ter
jn
u
lo
sW

menjadi keanggotaan pengrajin selama orang


tersebut adalah masyarakat Desa Wantilan.Dana
hibah yang di bayarkan semuanya di kumpulkan
di Bendahara PKK Desa Wantillan, Ibu Yuliati
sebagai penerima hibah untuk disimpan dan
dikelola sebagaimana kesepakatan.
Dari keterangan diatas penulis menyimpulkan
bahwa aqid atau orang yang berakad adalah
pengrajin dan pengelola PKK. Pengrajin adalah
pihak penghibah tetapi dengan syarat orang
tersebut adalah masyarakat Desa Wantilan,
pengelola atau bendahara PKK adalah pihak
penerima hibah. Objek yang di jadikan hibah
adalah sebesar Rp.10.000,- dan bahan baku
pembuatan kerajinan.
2. Keuntungan Sumber: Hasil wawancara dan observasi penulis,
Dalam praktiknya kedua belah pihak tidak ada diolah oleh penulis, 2019.
yang dirugikan, pengelola hanya menghimpun
dana hibah tersebut untuk keperluan kegiatan Perusahaan yang menyalurkan Limbahnya
PKK itu sendiri. Pengrajin dengan mengeluarkan yaitu PT.Anugrah Mutu Bersama yang berlokasi
dana Hibah tersebut, bisa mendapatkan bahan di Desa Wantilan. Limbah tersebut adalah limbah
baku kerajinan sebanyak satu karung dan bisa di padat berupa tali yang bisa di anyam dan menjadi
produksi menjadi beberapa produk. produk tas, tempat tissue, pot, dan lain
Sebagaimana yang sudah di jelaskan pada bab sebagainya. Pengiriman dari perusahaan tidak
sebelumnya bahwa Akad tabarru’ dilakukan dikirim rutin, tapi sesuai dengan bahan yang
dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka dibutuhkan, jika sudah habis, maka pihak PKK
berbuat kebaikan (tabarru’ berasal dari kata birr menghubungi pihak perusahaan.
dalam bahasa Arab, yang artinya kebaikan). Setelah bahan baku kerajinan sudah tersedia,
Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat maka pengrajin boleh mengambil bahan baku
kebaikan tersebut tidak berhak mensyaratkan tersebut di kantor Desa Wantilan dengan
imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan memberikan dana hibah sebesar Rp. 10.000,- per
dari akad tabarru’ adalah dari Allah SWT, bukan karungnya untuk kemudian di produksi. Adapun
dari manusia. Namun demikian, pihak yang jika pengrajin tersebut tidak mampu dalam
berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada mengeluarkan uang hibah sebesar Rp. 10.000,-
counter-part-nya untuk sekadar menutupi biaya maka tidak apa-apa, pengrajin tetap boleh
(cover the cost) yang dikeluarkannya untuk dapat mengambil bahan baku kerajinan.
melakukan akad tabarru’ tersebut. Tapi ia tidak
boleh sedikitpun mengambil laba dari akad
Haqiqi Rafsanjani, Akad Tabarru’ dalam 13
12
Wawancara dengan ibu Yuyu pada sabtu 5 Transaksi Bisnis, Jurnal Perbankan Syariah, Vol 1 No. 1
oktober 2019 Mei 2016. 106.
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Berdasarkan wawancara dengan sekertaris


Desa Bapak Lili Hambali,
“Setiap RW di desa wantilan sudah ada
Bahan:
pengrajinnya, hanya saja ada yang fokus untuk di Limbah Tali, penjepit, Proses Menganyam Produk jadi
cetakan, gunting
kembangkan, ada juga yang hanya sekedar
belajar. Adapaun fasilitas yang diberikan oleh
Desa Wantilan juga mengadakan pelatihan secara
gratis. Asalkan ada kemauan dari masyarakat itu Sumber: hasil observasi penulis, 2019.
14
sendiri”.
Adapun dalam pengemasan produk, B. Pengolahan Limbah Industri yang
pengrajin sudah memiliki brand yang bernama Dijalankan di Desa Wantilan Kecamatan
‘jemari’ . jika penjualan memlalui pengiriman, Cipeundeuy Kabupaten Subang dalam
produk sudah dikemas dengan plastik supaya pandangan ekonomi Islam
terlihat rapi dan baru, meski terbuat dari limbah,
Tabel 4.1
produk tas yang dibuat sangat cantik.
Analisis Rukun dan syarat hibah
Karena sudah memiliki brand, tentunya
Pandangan
pengrajin sudah membuat hangtag untuk produk, Ketentuan
Ekonomi Syariah
hangtag ini berfungsi untuk melambangkan tentang para
Tidak
identitas dari produk tersebut. Hangtag harusnya pihak Syariah
Syariah
dibuat dengan rapi dari bahan yang tebal supaya
tetap kokoh Ketika di pasang pada produk. 1. Penghibah
Berikut adalah saran dan masukan dari penulis harus sebagai
untuk pembuatan hangtag pada produk jemari. pemilik

sempurna atas
Gambar 4.1 benda yang
Hangtag Produk dihibahkan
2. Penghibah
harus
seseorang
yang cakap

serta
sempurna
yaitu baligh
Sumber: hasil observasi penulis, 2019. dan berakal
3. Penghibah
Adapun alur pembuatan produk kerajinan dari hendaklah
bahan baku sampai menjadi produk yang melakukan
bermanfaat dan bernilai ekonomi seperti tas, perbuatan atas
tempat tissue, pot bunga dan lainnya tidak terlalu dasar kemauan
sendiri dengan √
rumit hanya membutuhkan teknik menganyam penuh
dan kesabaran. Bahan baku yang dibutuhkan kerelaan dan
yaitu limbah tali yang sudah dibersihkan, bukan dalam
penjepit, cetakan tas (dibuat custom sesuai keadaan
keinginan, bisa dari bahan apa saja) dan gunting. terpaksa
4. Pihak √
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
penerima
Gambar 4.2 hibah
Proses pembuatan Kerajinan disyaratkan
sudah wujud,
dalam arti
yang
14
Wawancara dengan bapak Lili Hambali pada 29 sesungguhnya
September 2019.
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Pandangan Pandangan
Ketentuan Ketentuan
Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah
tentang para tentang objek
Tidak Tidak
pihak Syariah hibah Syariah
Syariah Syariah
ketika akad sudah ada,
hibah dalam arti
dilaksanakan sesungguhnya
Sumber: diolah oleh penulis, 2020 saat
Ketentuan pertama terkait penghibah harus pelaksanaan
sebagai pemilik sempurna atas benda yang akad
dihibahkan sudah sesuai syariah. Karena 3. Harta yang
dihibahkan
berdasarkan hasil analisis dan wawancara bahwa harus terpisah √
penghibah di Desa Wantilan adalah pemerintah secara jelas dari
desa wantilan. harta penghibah
Ketentuan kedua terkait penghibah harus Sumber: diolah oleh penulis, 2020
seseorang yang cakap serta sempurna yaitu Ketentuan pertama terkait objek hibah Benda
yang dihibahkan harus milik sempurna dari
baligh dan berakal sudah sesuai Syariah . karena
penghibah sudah Syariah. Karena berdasarkan
berdasarkan hasil analisis dan wawancara bahwa hasil analisis dan wawancara bahwa objek hibah
penghibah adalah Lembaga yang di dalamnya adalah milik pemerintah desa wantilan.
adalah orang-orang baligh dan berakal. Ketentuan kedua terkait benda yang
Ketentuan ketiga terkait penghibah hendaklah dihibahkan sudah ada, dalam arti sesungguhnya
saat pelaksanaan akad sudah Syariah. Karena
melakukan perbuatan atas dasar kemauan sendiri
berdasarkan hasil analisis dan wawancara objek
dengan penuh kerelaan dan bukan dalam keadaan hibah langsung diberikan kepada penerima hibah.
terpaksa sudah sesuai Syariah . karena Ketentuan ketiga terkait harta yang
berdasarkan dari hasil analisis dan wawancara dihibahkan harus terpisah secara jelas dari harta
bahwa penghibah tidak melakukan hibah dengan penghibah sudah Syariah. Karena berdasarkan
hasil analisis dan wawancara objek hibah terpisah
terpaksa.
jelas dari harta lain pemerintah desa wantilan.
Ketentuan keempat pihak penerima hibah Tabel 4.3
disyaratkan sudah wujud, dalam arti yang Analisis Rukun dan syarat hibah
sesungguhnya ketika akad hibah dilaksanakan Ketentuan Pandangan Ekonomi
sudah sesuai Syariah. Karena berdasarkan hasil tentang Akad Syariah
atau ijab qobul Tidak
analisis dan wawancara bahwa penerima hibah Syariah
hibah Syariah
menerima objek hibah secara langsung. Dari akad sudah
disepakati di
Tabel 4.2 awal dan
Analisis Rukun dan syarat hibah √
dilakukan pada
Pandangan saat akad
Ketentuan
Ekonomi Syariah berlangsung
tentang objek
Tidak Sumber: diolah oleh penulis, 2020
hibah Syariah
Syariah
1. Benda yang Ketentuan terkait Akad atau Ijab qobul sudah
dihibahkan Syariah. Karena berdasarkan analisis dan
harus milik √ wawancara bahwa ijab qobul sudah dilaksanan
sempurna dari oleh pemerintah desa wantilan dam masyarakat
penghibah desa wantilan.
2. Benda yang

dihibahkan
Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Banyak ayat Al-Qur’an dan hadits nabi yang Hibah dengan besaran kontribusi uang senilai
mendorong umat Islam bekerja mencari nafkah Rp.10.000,- per karungnya.
secara halal. Pada pengolahan limbah industri di Desa
ِ ِِ ‫يِف‬ ۡ ِ َّ
َ ‫ل لَ ُك ُم ٱ لأَ ر‬+َ +‫ َج َع‬+‫و ٱلذي‬+َ ‫ه‬+ُ Bentuk memberikan
‫واْ من‬++ُ‫ا َو ُكل‬+‫ه‬+َ ‫واْ َمنَاكب‬+ ‫واُل فَٱ مۡ ُش‬+ ُ‫ض ذَل‬ ۡ Wantilan terdapat dua akad tabarru’ dalam
sesuatu (giving something)
ِ
‫ور‬ ُ ‫ ِّر ۡزق ِۦۖه َوإِلَ ۡيِه ٱلن‬yaitu akad hibah dan infaq yang sudah sesuai
+ُ ‫ُّش‬
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi dengan ketentuan syariah.
kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya Adapun manfaat akad Tabarru’ yang sudah
dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan dilakukan diantaranya adalah:
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) 1. Keuntungan hasil penjualan kerajinan cukup
dibangkitkan.” (Q.S Al-Mulk: 15) besar karena pengrajin tidak perlu membeli
Hadits: bahan baku.
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba- 2. Pengrajin dapat dengan mudah mendapatkan
Nya yang bekerja. Barang siapa yang bekerja bahan baku karena sudah disediakan oleh
keras mencari nafkah yang halal untuk pengelola.
keluarganya maka sama seperti mujahid di jalan 3. Alat atau pengeluaran umum yang di perlukan
Allah” (HR Ahmad).15 oleh PKK untuk kemajuan bersama di bayarkan
Dari wawancara yang dilakukan dengan dari dana tabarru’, adapaun keperluan tersebut
Bapak Komarudin, S.Pd sebagai Kepala Desa diantaranya: pembuatan hangtag, keperluan
Wantilan. pameran, Pembelian bahan baku (ke perusahaan
“Sebagian besar pengrajin adalah ibu rumah selain PT AMB).
tangga yang memiliki waktu luang dan kemauan 2. Saran
untuk berkreasi”. 16 Adapaun setelah penulis melakukan
Di tangan beliau, para pengrajin di dampingi penelitian terkait akad tabarru’ yang dilakukan di
hingga pernah melakukan pameran ke tingkat Desa Wantilan, penulis mempunyai saran dan
kabupaten dan provinsi. Adapun pemasaran yang mungkin bisa di jadikan masukan agar
dilakukan saat ini selain melalui online di media pengolahan limbah industrI ini bisa berkembang
sosial, juga melalui kumpulan kegiatan ibu-ibu dan terus bermanfaat untuk masyarakat,
dari bhayangkari, koramil dan ibu-ibu pejabat diantaranya yaitu:
lainnya yang tertarik serta mendukung dengan Praktik yang dilaksanakan sudah cukup baik,
produk tas yang di buat oleh masyarakat Desa hanya saja untuk penjelasan akad tabarru’ belum
Wantilan. Tidak hanya dalam penjualan, bapak semuanya tau, agar kedepannya dilaksanakan
kepala Desa Wantilan juga mengijinkan bagi secara tertulis. Perlu di jelaskan bahwa akad
siapa saja yang ingin belajar membuat tas dari tabarru’ adalah akad tolong menolong yang
limbah sendiri. Masyarakat di Desa Wantilan keuntungannya akan diberikan langsung oleh
boleh ikut pelatihan secara grati s. Pelatihan ini Allah SWT.
biasanya di koordinir oleh ibu yuyu sebagai ketua Produk kerajinan sudah bagus dan rapi, sangat
kordinator. layak dijual. Pemasaran bisa diperluas lagi
dengan di bantu pemerintah Desa bisa melalui
V. PENUTUP market place, sebagai oleh-oleh khas wantilan
1. Kesimpulan yang di pajang di kantor desa, atau sebagai
Setelah dilakukan kajian, analisis dan produk wajib bagi setiap masyarakat agar tidak
pembahasan pada bab seselumnya atas lagi menggunakan kantong plastik.
permasalahan yang dirumuskan dan sesuai Sebagai masukan, hangtag yang dibuat bisa di
dengan tujuan penelitian, dapat ditarik desain dengan apik sebagai identitas dari
kesimpulan sebagai berikut: pengrajin itu sendiri ketika produk tersebut
Praktik yang dilakukan pada pengolahan dipakai oleh konsumen. Gambar sebelah kiri
limbah industri di desa Wantilan adalah akad berbahan dari kertas biasa dan gambar sebelah
kanan adalah masukan dari penulis, kertas
berbahan tebal dengan logo dan warna mustard
15
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari
teori ke praktik, 10 (lihat gambar 4.2).
Wawancara dengan bapak Komarudin,S,Pd pada
16

tanggal 19 September 2019 VI. DAFTAR PUSTAKA


Widaningsih Implementasi Akad Tabarru’ pada…

Antonio, Muhammad syafi’I (2001). Bank


Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani.
Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik”.Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mardani (2012). Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta:
kencana.
Sugiyono (2014). “Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif”.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Rafsanjani, Haqiqi. Akad Tabarru'dalam
Transaksi Bisnis. Jurnal Masharif Al-
Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah, 2016, Vol.1. No.1.
Wawancara dengan Ibu Yuyu pada 5 Oktober
2019.
Wawancara dengan Bapak Lili Hambali pada 29
September 2019.
Wawancara dengan Bapak Komarudin, S.Pd
pada 19 September 2019

Anda mungkin juga menyukai