Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS JUAL BELI GOLOK DENGAN CARA PANJAR DALAM PERSPEKTIF EKONOMI

SYARIAH DI PG. BINANGKIT KP. CIBEUREUM TANJUNGSIANG SUBANG

Abdul Hopid, Jalaludin, Ahmad Damiri


Ekonomi Syariah, STIES Indonesia Purwakarta
E-mail: abdulhopid48@gmail.com

ABSTRAK

Abdul Hopid, NPM 15461108. Analisis Jual Beli Golok Cara Panjar Dalam Perspektif Ekonomi Syariah Di
PG. Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang Subang. Program Studi Ekonomi Syariah, STIES Indonesia
Purwakarta, 1441 H/2019 M.
Dalam Islam bermuamalah adalah salah satu bentuk kemudahan bagi manusia untuk memenuhi segala
sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan hidupnya sehari-hari sebagai mahluk hidup maupun mahluk
sosial, diantara tindakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan materi ialah jual beli dengan sistem panjar,
namun beberapa masyarakat masih belum memahami tentang praktek jual beli dengan sistem panjar dalam
perspektif ekonomi syariah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan jual beli golok dengan sistem panjar di PG.
Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang, Tinjauan ekonomi syariah terhadap jual beli golok dengan
sistem panjar dan langsung di PG. Binangki Kp. Cibeuruem Tanjungsiang-Subang.
Kerangka pemikiran pada penelitian ini bahwa perjanjian jual beli golok dengan sistem panjar yang
dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang, dengan cara pembeli
memberikan uang muka untuk jaminan bahwa diwaktu yang telah ditentukan pembeli akan melunasi sisa
harga golok setelah dikurangi dengan uang muka untuk memiliki golok keinginan pembeli dengan perjanjian
yang telah disepakati.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan empiris, teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah obsevasi, wawancara, dokumentasi. Dalam penelitian ini sumber data terdiri dari
data primer yakni pengelola dan pemilik PG. Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang dan data
sekunder berupa catatan atau arsip yang ada di PG. Binangkit.
Mengenai jaul beli dengan sistem panjar fikih As-Syafi’i berpendapat tidak sah, berdasarkan hadis
yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib yang berbunyi, “dari amru bin Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya
meridhoi Allah akanya bahwa Nabi bersabda: Nabi saw melarang jual-beli ‘urban‛ (HR Abu Daud)”.
Pemahaman fiqh As-Syafi’i ini untuk menghidari dari isi kandungan surah an-Nisa ayat 29. Yang berbunyi.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” Sedangkan Pemahaman fikih
Hanbali tentang jual beli uang muka berpendapat bahwa jual beli tersebut adalah sah. Berdasarkan Hadis yang
diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam dan Atsar sahabat atau praktek sahabat Nabi saw, yaitu Umar yang
membeli bangunan penjara kepada Safwan bin Ummayyah. “Rasulullah Saw ditanya tentang jual-beli sistem
‘urbun, dan beliau membolehkannya.” Pendapat yang berhubungan erat di PG. Binangkit Cibeureum
Tanjungsiang tentang pelaksanaan jual beli golok dengan system uang panjar adalah pendapat fikih Hanbali
dimana praktek tersebut melakukan jual beli golok dengan memakai uang panjar karena jual beli yang terjadi
di PG. Binangkit Cibeureum Tanjungsiang adalah boleh karena hal tersebut untuk memastikan
keberlangsungan transaksi dan jaga-jaga atas jual beli golok. Selanjutnya tinjauan ekonomi syariah
berdasarkan hasil analisis peneliti maka transaksi jual beli golok baik dengan sistem panjar dan langsung di
PG. Binangkit sudah sesuai dengan syariah baik dari ketentuan terkait sighat al-aqd, para pihak yang berakad,
Mutsman/mabi’ (Objek),dan ketentuan terkait Tsaman atau harganya.

Kata Kunci : Panjar Menurut Perspektif Ekonomi Syariah, Fatwa Dewan Syariah Nasional.

Abstract
Abdul Hopid, NPM 15461108. Analysis of Buying and Selling Machetes of the Advanced Method in the
Sharia Economic Perspective in PG. Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang Subang. Sharia Economics
Study Program, STIES Indonesia Purwakarta, 1441 H / 2019 M.
In Islam bermuamalah is one form of convenience for humans to fulfill everything related to their daily
needs as living creatures and social beings, among the actions of society to meet material needs is the sale and
purchase of the down payment system, but some people still do not understand about the practice of buying
and selling with an advance system in the perspective of Islamic economics.
This study aims to describe the implementation of buying and selling machetes with the down payment
system in PG. Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang, Sharia economic review of the sale and
purchase of machetes with an advance system and directly at PG. Binangki Kp. Cibeuruem Tanjungsiang-
Subang.
The framework of thought in this study is that the sale and purchase of machetes with the down
payment system is carried out by most people in Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang, by the way the buyer
provides an advance for a guarantee that at the time specified the buyer will pay the remaining price of the
machete after deducting the advance payment to have the buyer's desire machete with the agreed agreement.
This research is a type of qualitative research with an empirical approach, data collection techniques
used are observation, interviews, documentation. In this study the data source consisted of primary data,
namely the manager and owner of PG. Binangkit Kp. Cibeureum Tanjungsiang-Subang and secondary data in
the form of records or archives in PG. Binangkit.
Regarding the purchase of jaul with the system of fiqh advance As-Syafi'i argues that it is
invalid, based on the hadith narrated by Amru bin Syuaib which reads, "from Amru bin Syu'aib from
his father and his grandfather blessed Allah to him that the Prophet said: The Prophet forbade the
sale buy 'urban ‛(Abu Daud HR)". Understanding of As-Shafi'i fiqh is to avoid the contents of surah
an-Nisa verse 29. Which reads. "O you who believe, do not eat your neighbor's property in a false
way, except in the way of business that applies with mutual affection among you. and do not kill
yourself, Verily, Allah is the Most Merciful to you "While the understanding of the Hanbali
Jurisprudence regarding the sale and purchase of advances believes that buying and selling is
legitimate. Based on the Hadith narrated by Zaid bin Aslam and Atsar Companions or practices of
the Companions of the Prophet, namely Umar who bought the prison building to Safwan bin
Ummayyah. "The Messenger of Allah was asked about the sale and purchase of the Urbun system,
and he allowed it." Opinions that are closely related in PG. Binangkit Cibeureum Tanjungsiang
regarding the implementation of buying and selling machetes with the down payment system is the
opinion of Hanbali fiqh where the practice of buying and selling machetes using deposit is due to the
buying and selling that occurs in PG. The Cibeureum Tanjungsiang Binangkit is permissible because
it is to ensure the continuity of the transaction and the guard against the machete sale. Furthermore, a
review of sharia economics is based on the results of the analysis of researchers, the sale and
purchase of machetes both with the downward system and directly at PG. Binangkit is in accordance
with sharia both from the provisions relating to sighat al-aqd, the parties who have the intention,
Mutsman / mabi (object), and the provisions related to Tsaman or its price.

Keywords: Panjar According to Sharia Economic Perspective, National Sharia Council Fatwa

PENDAHULUAN muamalah lebih mengacu kepada aspek sosial


Secepat perkembangan manusia, secepat ekonomi saja dalam islam.2 Manusia adalah
itu pula manusia menghadapi perkembangan mahluk sosial yang hidup berkelompok yang
masalah yang harus dihadapinya, yang semakin senantiasa membutuhkan orang lain, oleh karena
hari semakin kompleks adalah masalah ekonomi. itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi
Orang memiliki banyak sekali kebutuhan, dengan manusia yang lain.3Adapun yang
keinginan, keperluan yang kesemuannya itu menyebabkan manusia selalu bermasyarakat antara
menghendaki pemenuhan. Dan pemenuhannya itu adanya dorongan kesatuan biologis yang terdapat
tidak lain adalah barang dan jasa. Untuk dalam naluri, misalnya: 1). Hasrat untuk
memecahkan masalah-masalah ekonomi yang memenuhi keperluan makan dan minum. 2). Hasrat
dihadapi sehari-hari, manusia haruslah bertindak untuk membela diri. 3). Hasrat untuk mengadakan
harus berbuat dengan tujuan memecahkan keturunan.
masalah-masalah ekonomi baik untuk mencukupi Hal ini dinyatakan semenjak manusia lahir
kebutuhan pribadinya.1 yang dinyatakan untuk mempunyai dua keinginan
Quraish Shihab menyatakan aktivitas antar pokok, yaitu: 1). Keinginan untuk menjadi satu
manusia termasuk aktivitas ekonomi terjadi dengan manusia sekelilingnya. 2). Keinginan
melalui istilah muamalah (interaksi), dimana
Mulyana, Ekonomi Syariah di Serambi Mekah
2

1
Rosidi Suherman, Pengantar Teori Ekonomi (Aceh: Badan Arsip Perpustakaan, 2009), 15.
Pendekatan Pada Teori Ekonomi Mikro dan Makro 3
M. Chairul Basrun, Ilmu Sosial Budaya
(Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006), 49. (Maluku: Universitas Iqra Buru, 2014), 6.
untuk menjadi satu dengan suasana alam pernah disinggung didalam Al-Qur’an dan Hadist
sekelilingnya. secara langsung, maka hukumnya dikembalikan
kepada hukum asal muamalah, yaitu dibolehkan.
Bermuamalah adalah salah satu bentuk Para ulama menyebutkan hal tersebut dengan
kemudahan bagi manusia untuk memenuhi segala mengemukakan kaidah fiqih yang berbunyi :
ِ ِ
sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan ُ‫ص ُل يِف اْ َلع َادات اَل َْع ْف ُو فَاَل حَيْ َفظُْر مْنهُ اَاَّل َما َحَر َم اهلل‬
ْ َ ‫اَأْل‬
hidupnya sehari-hari sebagai mahluk individu
“Hukum asal dalam muamalat adalah
maupun mahluk sosial, seiring bergulirnya waktu
pemanfaatan, tidak ada yang diharamkan kecuali
dan berkembangnya zaman dalam hal
apa yang diharamkan Allah SWT”.6
bermuamalah di era globalisasi sekarang ini sangat
beragam dengan bermacam-macam cara untuk
Hukum asal dalam transaksi muamalah
memenuhi kebutuhan masing masing. Menurut
adalah halal. Semua transaksi yang tidak ada dalil
Abdul Rahman Ghazali aturan aturan Allah SWT
syariat yang mengharamkannya diperbolehkan.
untuk mengatur manusia dalam hidup dan
panjar berisi unsur kerjasama, tolong-menolong
kehidupan terdapat pada muamalah.4
dalam kebaikan dan taqwa, karena ia adalah salah
Setiap orang mempunyai perbedaan
satu cara memenuhi kebutuhan orang yang butuh
kemampuan karena fitrah manusia diciptakan
dan menolong mereka untuk menjauhi muamalat
dengan kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jika
terlarang. Sebagai sarana tolong menolong antara
mempunyai kelebihan pada suatu bidang tentu di
sesama umat manusia mampunyai landasan yang
sisi yang lain memiliki kekurangan. Untuk
kuat dalam Al-Qur’an. Dalam hal ini, Allah SWT
memenuhi kebutuhan yang tidak dimiliki adalah
berfirman, Q.S Al-Maidah ayat 2:
dengan jual beli dengan orang lain. Permasalahan        
        
yang timbul dari transaksi jual beli di masyarakat 
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam
sekarang ini adalah penerapan uang panjar atau
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
biasa disebut uang muka, DP (down of payment),
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
atau al-urbun.5
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,
Secara mutlak panjar adalah bagian dari adat
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.(QS.
dalam bidang muamalah. Dalam kegiatan
Al-Maidah : 2).7
muamalah dituntut untuk senantiasa berpegang
teguh pada ajaran-ajaran islam sebagai sumber
Untuk melakukan kegiatan jual-beli, Islam
etikanya yang didalamnya harus melibatkan
menghendaki agar dilakukan dengan cara yang
prinsip-prinsip muamalah. Panjar secara umum
sah. Kegiatan jual-beli hendaknya tidak dijadikan
termasuk muamalat yang belum
ajang bisnis yang kurang sehat, dalam arti pihak
yang mengadakan transaksi tidak merasa
dirugikan. Dalam hal ini, mempunyai landasan

Dzajuli, Kaidah kaidah Hukum Islam dalam


6

4
Abdul Rahman Ghazaly, dkk., Fiqih menyelesaikan masalah masalah yang praktis ( Jakarta:
Muamalah (Jakarta: Kencana, 2010), 3. Kencana, 2007), 130.
5
A. Mas’adi,’Fiqh Muamalah Konstektual’ 7
Andi Subarkah, dkk., Syaamil Al-Qur’an
( Jakarta: Pt. Raja Grafindopersada, 2002), 7. (Bandung:Perpustakaan Nasional, 2012), 106.
yang kuat dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam dapat dimanfaatkan oleh si pembeli di dasarkan
Firman Allah SWT Q.S Al-Baqarah:275: atas saling rela.
‫َوأَ َح َّل هّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم ال ِّربَا‬ Sebuah fenomena yang cukup menarik,
“Sesungguhnya Allah SWT telah berhasil penyusun temui dari pengamatan terhadap
8
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. kegiatan jual beli golok dengan cara di panjar di
kampung Cibeureum. Pada kasus ini yang unik
ْ ‫ب‬
:‫أطيَبُ ؟ فَقَا َل‬ ِ ‫ أَيُّ ْال َك ْس‬:‫ُسئِ َل النَّبِ ُّي صلى هللا عليه وسلم‬ adalah keberadaan panjar dalam jual beli golok.
)‫(رواه ابزار والحاكم‬.‫َع َم ُل ال ّر ُج ِل بِيَ ِد ِه َو ُكلُّ بَي ٍْع َم ْبرُوْ ٍر‬ Ada pihak yang menganut pandangan bisnis bahwa
“Rasulullah SAW. Ditanya salah seorang panjar merupakan perjanjian, jika terjadi
sahabat mengenai pekerjaan (profesi) apa yang pembatalan transaksi uang tersebut tidak boleh
paling baik. Rasulullah saw. Menjawab: usaha dikembalikan adalah boleh. Ada juga yang
tangan manusia sendiri dan setiap jual beli yang menganggap praktek tersebut memanfaatkan
diberkati” (HR. Al-Bazzar dan Al-Hakim). kesempatan dalam kesempitan sehingga merugikan
salah satu pihak. Hal itu disebabkan tidak ada
Berdasarkan ayat dan hadist di atas bahwa bukti, atau surat perjanjian pada waktu
manusia dilarang memperoleh harta dengan jalan pembayaran uang panjar tentang kejelasan, tindak
bathil yang akan merugikan orang lain. Islam lanjut, ataupun aturan main yang harus ditaati oleh
mengajarkan kepada umatnya agar di dalam calon pembeli maupun penjual setelah transaksi
memperoleh harta dengan jalan yang baik dan panjar tersebut dilakukan.10
benar serta tidak merugikan orang lain. Setiap Jual beli yang dilakukan harus membawa
umat Islam boleh mencari nafkah dengan cara jual manfaat bagi kedua belah pihak dan tidak
beli, tetapi cara harus dilakukan sesuai dengan merugikan. Aktivitas jual beli juga harus
syariat Islam, tidak boleh merugikan orang lain, dilandasi oleh rasa suka sama suka. Apabila tidak
tidak saling menipu orang lain, kepentingan umum ada persetujuan dari pihak pembeli dan orang yang
dan bebas memilih sehingga tidak ada unsur menjual maka dianggap tidak sah karena bisa saja
memaksa.9 keputusan yang diambil hanya keinginan dari salah
Dari beberapa teori diatas dapat di pahami satu pihak. Penerapan uang muka bisa merugikan
bahwa inti Jual beli adalah suatu perjanjian tukar salah satu pihak dan mengurangi tujuan
menukar benda atau barang yang mempunyai nilai menciptakan kemaslahatan bagi sesama umat.
secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang Padahal Islam mengajarkan agar manusia saling
satu menerima benda-benda dan pihak lain tolong menolong dalam berbuat kebaikan dan
menerima sesuai dengan perjanjian atau ketentuan bukan pada perbuatan yang merugikan orang lain.
yang telah dibenarkan syara’ dan disepakati. Pada Adapun rukun jual beli menurut jumhur
dasarnya jual beli adalah memindahkan barang ulama ada empat, yaitu:
dari tangan penjual ke tangan pembeli barang yang 1. Ba’I (penjual)
2. Mustari (pembeli)

Ibnu Rusyd, Terjemah Bidayatul-Mujahid,


10
8
Andi Subarkah, dkk., Syamil Al-Qura’an, 47. Diterjemahkan Oleh Abdurrohman dan A. Haris
9
Labib, Etika Bisnis Dalam Islam Abdulloh, Dari Buku Asli Bidayatul-Mujtahid, Asy-
(Surabaya:Bintang Pelajar Usaha Jaya, 2006), 16. Syifa, (Semarang: penerbit 2016), 26.
3. Shighat (ijab qobul) jika uang muka tidak dikembalikan, sebab
11
4. Ma’qud alaih (benda atau barang) perjanjian terdahulu telah disetujui bersama.
Allah SWT berfirman: Al-Maidah (5): 2. Berdasarkan kegelisahan terhadap
        permasalahan panjar tersebut, maka penyusun
      
      
        sangat tertarik untuk meneliti pandangan hukum
       
        Islam terhadap penerapan panjar dalam jual beli
        
   golok di Cibeureum, Desa Tanjungsiang
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
Kecamatan Tanjungsiang.
kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah dan jangan
METODE
melanggar kehormatan bulan-bulan haram jangan
Sumber data dalam penelitian adalah
(mengganggu) binatang-binatang had-ya dan
subjek dari mana data dapat diperoleh. 12 Dalam
binatang-binatang qalaa-id dan jangan (pula)
penelitian ini, data yang dibutuhkan peneliti
mengganggu orang-orang yang mengunjungi
diperoleh dari dua sumber, yaitu:
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan
1. Sumber data primer
keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
Sumber data ini adalah sumber
menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah
pertama di mana sebuah data dihasilkan. 13
berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
dengan wawancara langsung yang dilakukan
halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
kepada pemilik PG. Binangkit yang berada di
berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-
kampung cibeureum desa tanjungsiang
menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kabupaten subang. Orang-orang yang membeli
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
golok ke PG. Binangkit adalah sebagai pelaku
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
Sehingga mereka menjadi informan penting
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
dalam pelaksanaan jual beli. Selain itu peneliti
Allah Amat berat siksa-Nya)”
juga mengamati langsung pada situasi dan
kondisi objek yang diteliti.
Keputusan memang berada di tangan
2. Sumber data sekunder
pembeli, karena dari awal sudah tahu ada peraturan
Sumber data sekunder adalah sumber
bahwa uang muka tidak akan dikembalikan,
data kedua sesudah sumber data primer.
walaupun jadi atau batal dalam jual beli.
Fungsi sumber data sekunder adalah
Tergantung perjanjian awal antara kedua pihak
membantu memberi keterangan atau data
apabila terjadi pembatalan uang panjar tersebut
pelengkap sebagai bahan pembanding.14 Data
akan dikembalikan atau tidak. Jika sejak awal
sudah ada ketentuan bahwa tidak dikembalikan, 12
Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian:
Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI),Cet ke 13,
maka pihak yang batal membeli tidak boleh (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 129.
menuntut karena sudah menyetujui akad yang telah
13
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian
Sosial:Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif,
ditentukan semula. Pengelola tidak bisa disalahkan Cetke1, (Surabaya: Airlangga University Press,
2001),129.
14
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial:
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat
11
Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, Cetke1,
(Jakarta: Kencana Perdana Media Group 2010),52. (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),129.
pelengkap yang dikorelasikan dengan data berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 17
primer dapat berupa informasi dari orang lain, Menurut Bog dan dan Taylor, sebagaimana yang
dokumentasi, buku-buku, artikel di internet dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
atau di media massa. adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
1. Lokasi Penelitian deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
Lokasi Penelitian adalah tempat yang orang-orang dan perilaku yang diamati. 18
berkaitan dengan sasaran atau permasalahan Sementara itu, penelitian deskriptif adalah suatu
penelitian dan juga merupakan salah satu jenis bentuk penelitian yang ditujukan untuk
sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-
peneliti.15 Pemilihan lokasi atau site selectio fenomena yang ada, baik fenomena alamiah
nmenurut Sukmadinata berkenaan dengan maupun rekayasa manusia.19
penentuan unit, bagian, kelompok, dan tempat Adapun tujuan dari penelitian deskriptif
dimana orang-orang terlibat di dalam kegiatan adalah untuk membuat pencandraan secara
atau peristiwa yang akan diteliti.16 sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan
Penelitian ini mengambil lokasi di PG. sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini
Binangkit kampung Cibeureum Kecamatan digunakan untuk mengetahui bagaimana
Tanjungsiang Kabupaten Subang. Penelitian ini pelaksanaan jual beli dengan sistem panjar di
dilakukan di toko tersebut karena toko tersebut PG.Binangkit kampung ciberem kecamatan
merupakan salah satu toko yang menjual Tanjungsiang Kabupaten Subang.
berbagai macam perkakas seperti golok dan Pengertian teknik pengumpulan data
lain sebagainya. Memang di daerah Kecamatan menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat
Tanjungsiang terkenal dengan kerajinan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data,
tangannya seperti golok, arit, parang dan alat di mana cara tersebut menunjukan pada suatu yang
perkakas lainnya. Sehingga diharapkan abstrak, tidak dapat di wujudkan dalam benda yang
masyarakat yang kreatif disana dapat kasat mata, tetapi dapat dipertontonkan
tersalurkan bakat seni kerajinan tangannya. penggunaannya.20 Dalam hal pengumpulan data
2. Waktu Penelitian ini, penulis terjun langsung pada objek penelitian
Waktu Penelitian tentang penjualan untuk mendapatkan data yang valid, maka peneliti
golok dengan system panjar di PG. Binangkit menggunakan metode sebagai berikut:
Kampung Ciberem Kecamatan Tanjungsiang 1. Metode Observasi
Kabupaten Subang diadakan selama 3 bulan,
17
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif
yaitu pada bulan Juli 2019 sampai bulan Rancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi
September 2019. Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian
Pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan, dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian Humaniora, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.
I, 51.
kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan 18
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian
Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),3.
19
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian
15
utopo, Metodologi Penelitian Kualitatif, Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),17.
Surakarta: Sebelas Maret University Press, 2002,52. 20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
16
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta : PT.Rineka Cipta,
Bandung: Rosdakarya,2007,102. 2002, Cet.XII),134.
Observasi atau pengamatan dapat pewawancara menetapkan sendiri masalah
diartikan sebagai pengamatan dan dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
pencatatan secara sistematis terhadap diajukan untuk mencari jawaban atas
gejala yang tampak pada objek penelitian. rumusan masalah yang telah disusun.23
Observasi ini menggunakan observasi Dalam melaksanakan teknik
partisipasi, di mana peneliti terlibat wawancara (interview), pewawancara
langsung dengan kegiatan sehari-hari harus mampu menciptakan hubungan yang
orang yang sedang diamati atau yang baik sehingga informan bersedia bekerja
digunakan sebagai sumber data sama, dan merasa bebas berbicara dan
penelitian.21Dalam observasi secara dapat memberikan informasi yang
langsung ini, peneliti selain berlaku sebenarnya. Teknik wawancara yang
sebagai pengamat penuh yang dapat peneliti gunakan adalah secara terstruktur
melakukan pengamatan terhadap gejala (tertulis) yaitu dengan menyusun terlebih
atau proses yang terjadi didalam situasi dahulu beberapa pertanyaan yang akan
yang sebenarnya yang langsung diamati disampaikan kepada informan. Hal ini
oleh observer, juga sebagai pemeran serta dimaksudkan agar pembicaraan dalam
atau partisipan yang ikut melaksanakan wawancara lebih terarah dan fokus pada
proses penjualan golok dengan system tujuan yang dimaksud dan menghindari
panjar di PG.Binangkit tersebut.Observasi pembicaraan yang terlalu melebar. Selain
langsung ini dilakukan peneliti untuk itu juga digunakan sebagai patokan umum
mengoptimalkan data mengenai dan dapat dikembangkan peneliti melalui
pelaksanaan penjualan golok di pertanyaan yang muncul ketika kegiatan
PG.Binangkit, interaksi penjual dan wawancara berlangsung.24
pembeli dalam bertransaksi, keadaan Metode wawancara peneliti gunakan
tempat penjualan, serta proses panjar untuk menggali data terkait pelaksanaan
tersebut. jual beli golok dengan system panjar di
2. Metode Wawancara (Interview) PG. Binangkit. Adapun informannya
Wawancara adalah percakapan antara lain:
dengan maksud tertentu yang dilakukan a. Staf karyawan, untuk mendapatkan
oleh dua pihak, yaitu pewawancara informasi tentang pelaksanaan
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan penjualan golok di PG. Binangkit.
dan yang diwawancarai (interviewee) yang b. Kepala Balai, untuk mendapatkan
memberikan jawaban atas pertanyaan. 22 informasi tentang profil PG. Binangkit.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan
wawancara terstruktur, di mana seorang
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; 23
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian
Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D , Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
(Bandung: Alfabeta, 2006),310. 138
22
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian 24
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2000),135. 2002, Cet.XII),203.
c. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan Pada umumnya, praktek panjar berlaku di
perolehan data dalam penulisan skripsi segala penjuru, mengenai jual beli golok dengan
ini. memakai uang panjar atau uang muka, awal
3. Metode Dokumentasi mulanya transaksi ini untuk memperjelas
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang perjanjian dalam kesepakatan. Seorang pembeli
artinya barang-barang tertulis. Dalam pelaksanaan melihat dulu barang yang ia inginkan, beberapa
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- golok ia cek untuk memastikan golok tersebut
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, bagus atau tidak untuk di gunakan sehari-hari.
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, Adapun beberapa jenis perkakas yang di jual di
catatan harian dan sebagainya.25 Melalui metode PG. Binangkit tersebut. Seperti parang, arit,
dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali kujang, cangkul dan lain sebagainya.
data berupa dokumen terkait dengan penjualan Bai’ al Urbun yakni seseorang membeli
golok di PG. Binangkit. sesuatu dengan membayar sebagian harga kepada
pihak penjual. Jika pembeli megurungkannya
HASIL PENELITIAN maka sebagian harga yang telah dibayarkan
Di zaman yang modern ini telah muncul tersebut berlaku sebagai hibbah.26
berbagai macam praktik jual beli, diantaranya jual- Menurut kalangan Hanabilah berpendapat.
beli golok dengan cara panjar (persekot) akad Mereka menyatakan jual-beli semacam ini boleh
salam. Jual-beli ini sudah tidak asing lagi bagi hukumnya. Sebagaimana di jelaskan dalam kitab
masyarakat dan sudah menjadi kebiasaan disemua Al-Mughni;
kalangan. Praktik jual beli golok dengan cara ‫ا أو‬ƒƒ‫ائع درهم‬ƒƒ‫دفع إلى الب‬ƒƒ‫والعربون فى البيع ىو ان يشتًى السلعو في‬
panjar akad salam ini dilakukan sebagaimana jual ‫و من الثمن وإن لم‬ƒƒ‫ إحتسب ب‬، ‫فصل إن أخاذالسلعة‬: ‫ على انو‬، ‫غتَه‬
beli pada umumnya. Praktek yang tejadi di PG. ‫ ال بئس بو‬: ‫ قال أحمد‬، ‫يأخذ ىا فذالك للباع يقال العربون‬
Binangkit Cibeureum Tanjungsiang bahwa jual “Jual beli dengan uang panjar adalah untuk
beli golok dengan cara panjar akad salam antara membelikan sesuatu dari si penjual, maka harus
penjual dan pembeli. Pembeli menyerahkan dibayar kepada penjual satu dirham atau lebih, atas
sejumlah uang kepada penjual, maka uang muka bahwasanya jika mengambil si penjual,
ini sebagai bagian dari harga, pembeli memberikan menghitung denganya dari pada harga, dan jika
uang kepada penjual dan mengatakan uang tidak mengambilnya bagi pembeli, maka yang
tersebut uang tanda jadi. Kemudian penjual demikian di sebutlah jual beli urbun dan berkata
memberikan jangka waktu yang telah ditentukan Imam Ahmad: membolehkan jual beli sistem
27
untuk pembayaran penuh dengan harga golok yang ‘Urbun”.
di sepakati dan juga membuat kesepakatan apabila
pembeli membatalkan atau tidak jadi membelinya Pendapat ini juga disandarkan kepada ‘Umar
maka uang panjar menjadi milik penjual. ibn Al-Khaththab dan putranya, radhiyallahu

26
Gufron A. Mas’adi, Fiqh Muamalah
Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian 2002),135.
27
Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, Ahmad bin Qudamah, Al-Mughni, Juz V,
2002, Cet.XII),149. (Beirut-Lebanon: Dar Al-Kutb AlIlmiyah, t,th.), 331.
‘anhuma. Hanabilah juga mengajukan riwayat Pemahaman fiqh As-Syafi’I ini untuk
yang menunjukkan bolehnya jual-beli ini. ‘Abdur menghidari dari isi kandungan surah an-Nisa ayat
Razzaq meriwayatkan dalam Mushannaf-nya dari 29. Yang berbunyi.
Zaid ibn Aslam, ia menyatakan: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah
‫ا ِن فِي‬ƒƒَ‫لَّ َم ع َْن ْالعُرْ ب‬ƒ‫ ِه َو َس‬ƒ‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬ƒ‫ص‬
َ ِ ‫و ُل هَّللا‬ƒ‫أَنَّهُ ُسئِ َل َر ُس‬ kamu saling memakan harta sesamamu dengan
‫ْالبَي ِْع فَأ َ َحلَّه‬ jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
“Rasulullah Saw ditanya tentang jual-beli yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
sistem ‘urban, dan beliau membolehkannya.” kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
Uang muka bersifat sebagai ganti rugi jika kepadamu”
calon pembeli tidak jadi membeli golok yang
diperjanjikan karena uang mempunyai kesamaan Sedangkan Pemahaman fikih Hanbali
dengan sistem booking (pemesanan). tentang jual beli uang muka berpendapat bahwa
KESIMPULAN jual beli tersebut adalah sah. Berdasarkan Hadis
Praktek yang tejadi di PG. Binangkit yang diriwayatkan oleh Zaid bin Aslam dan Atsar
Cibeureum Tanjungsiang Kabupaten Subang sahabat atau praktek sahabat Nabi saw, yaitu Umar
bahwa jual beli golok dengan cara uang panjar yang membeli bangunan penjara kepada Safwan
akad salam antara penjual golok dan pembeli. bin Ummayyah.
Pembeli menyerahkan sejumlah uang kepada “Rasulullah Saw ditanya tentang jual-beli
penjual, maka uang muka ini sebagai bagian dari sistem ‘urban, dan beliau membolehkannya.”
harga, pembeli memberikan uang kepada penjual
dan mengatakan uang tersebut uang tanda jadi. Pendapat yang berhubungan erat di PG.
Kemudian si penjual memberikan jangka waktu Binangkit Cibeureum Tanjungsiang antara
dua minggu untuk pembayaran penuh dengan pendapat fikih As-Syafi’i dan fikih Hanbali
harga tanah yang di sepakati dan juga membuat tentang pelaksanaan jual beli golok dengan system
kesepakatan apabila pembeli membatalkan atau uang panjar adalah pendapat fikih Hanbali dimana
tidak jadi membelinya maka uang panjar/uang praktek tersebut melakukan jual beli golok dengan
muka menjadi milik penjual. memakai uang panjar karena jual beli yang terjadi
Pendapat fikih As-Syafi’i mengenai jual beli di PG. Binangkit Cibeureum Tanjungsiang adalah
uang muka adalah tidak sah berdasarkan, Hadis boleh karena hal tersebut untuk memastikan
yang diriwayatkan oleh Amru bin Syuaib yang keberlangsungan transaksi dan jaga-jaga atas jaul
berbunyi. beli golok.
“dari amru bin Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya Berdasarkan tinjauan ekonomi syariah hasil
meridhoi Allah akanya bahwa Nabi bersabda: analisis peneliti maka transaksi jual beli golok baik
Nabi saw melarang jual-beli ‘urban‛28 (HR Abu dengan sistem panjar sudah sesuai dengan syariah
Daud)” baik dari ketentuan terkait sighat al-aqd, ketentuan
terkait para pihak, ketentuan terkait Mutsman

28
(mabi’),dan ketentuan terkait Tsam
Muhamad al-Khatib as-Syarbaini, Mugniy al-
Muhtaj, Juz 2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1978), 316.

Anda mungkin juga menyukai