Oleh:
Oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta alam, yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran dan karena atas
taufik serta hidayahnya Sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan proposal
ini dengan baik. Shalawat dan salam tak lupa peneliti haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah mengubah cakrawala dunia dari zaman jahiliyah
hingga zaman kemajuan seperti saat ini.
Penyusunan proposal ini diajukan sebagai tugas akhir akademik dan sebagai
syarat dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum. Pada program studi hukum
ekonomi syariah, fakultas syariah IAIN Metro.
Bersama diiringi rasa syukur kepada Allah SWT dan atas partisipasi
berbagai pihak yang menjadikan proposal ini selesai dan terwujud, maka pada
kesempatan yang baik ini peneliti ingin menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA, selaku rektor Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro.
2. Bapak Husnul Fatarib, Ph.D selaku Dekan Fakultas Syariah.
3. Bapak Muhamad Nasrudin, M.H selaku ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah.
4. Bapak Agus Salim Ferliadi, M.H selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan waktu dan bimbingannya yang sangat berharga dalam
mengarahkan dan memberikan motivasi.
5. Kepada Kedua Orang Tua yang selama ini memberikan semangat,
motivasi serta do’anya.
6. Seluruh teman-teman jurusan hukum ekonomi syariah yang telah
memberikan bantuan dan do’a dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Almamaterku Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
iii
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan sarannya untuk
dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas penulisan proposal ini agar dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 4
D. Penelitian Relevan............................................................................. 5
v
BAB I
PENDAHULUAN
kegiatan sosial manusia, juga perlu diatur dengan hukum agar sumber daya
Jual beli menurut bahasa adalah tukar menukar sesuatu dengan sesuatu
menurut tata cara yang telah ditentukan. Adapun menurut fuqaha menukarkan
berakad, menghindari jual beli yang mana disitu terdapat unsur gharar atau
terdapat unsur-unsur penipuan. Transaksi jual beli dapat dikatakan mabrur jika
transaksi jual beli tersebut sesuai dengan ketentuan dalam syariat. Salah
1
Achmad Zurohman dan Eka Rahayu, “Jual Beli Online Dalam Perspektif Islam” 5, no. 1
(Januari 2019): hlm. 23.
2
satunya adalah berlaku jujur dalam melakukan suatu transaksi jual beli dan
Secara konsep akad jual beli menurut hukum islam harus terhindar dari
enam macam ‘aib, yaitu terhindar dari unsur ketidak jelasan (jihalah),
menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak, maka jual beli haruslah
kekeliruan dan yang lainya yang dapat menyebabkan kekecewaan atau alasan
penyesalan bagi kedua belah pihak, maka dari itu kedua belah pihak haruslah
pembayaran.3
Dalam jual beli terdapat nilai-nilai dasar prilaku yang secara umum
diakui sebagai norma yang harus dipatuhi. Norma tersebut biasa disebut
dengan Etika. Etika dalam masyarakat sering dipahami sebagai sopan santun,
etika secara umum adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai
menyangkut prinsip dan aturan tentang tingkah laku yang benar. Dengan kata
2
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2010), hlm, 190.
3
Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam,” Bisnis Dan Manajemen Islam 3, no. 2
(2015): hlm, 225.
3
lain bahwa etika menjadi kewajiban dan tanggung jawab moral setiap orang
Sebagaimana telah diketahui dalam Islam jual beli juga tidak hanya
syaratnya jual beli. Seperti hal nya jual beli mie ayam dengan menggunakan
daging imitasi yaitu prodela adalah protein nabati yang terbuat dari kacang
kedelai. Bahan yang terbuat dari kacang kedelai tersebut memiliki rasa yang
mirip seperti daging ayam. Tapi memiliki tekstur yang berbeda dengan daging
ayam asli, biasanya daging ayam asli yang disajikan untuk toping pada mie
ayam, itu memiliki serat yang banyak, sedangkan untuk daging imitasi
Berdasarkan hasil pra survey diketahui bahwa pedagang mie ayam yang
menggunakan campuran daging imitasi tersebut yaitu warung Bakso dan Mie
toping mie ayam nya, yaitu dengan mencampurkan 50% daging ayam asli dan
50% daging ayam imitasi yang terbuat dari kacang kedelai yang memiliki rasa
penelitian yang berjudul “Jual Beli Mie Ayam Dengan Campuran Daging
Imitasi Perspektif Hukum Islam, (Studi Kasus Pedagang Mie Ayam di desa
4
Wawancara dengan bapak toha selaku pemilik warung bakso dan mie ayam pak toha,
wawancara pada tanggal 25 juli 2022.
4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik jual beli Mie Ayam dengan Campuran Daging Imitasi
Timur?.
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktik Jual Beli Mie Ayam
1. Tujuan Penelitian
adalah:
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini meliputi dua
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
beli mie ayam dengan campuran daging imitasi, dan bisa menjadi
D. Penelitian Relevan
Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Daging Sapi Campuran (Studi
pencampuran antara daging sapi sehat dan daging sapi sakit. Pada
5
Khairudin Aziz, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Daging Sapi
Campuran Studi Kasus di Pasar Kota Metro Kecamatan Metro Pusat Kota Metro, Skripsi,
(Lampung: UIN Raden Intan, 2020).
6
campuran dan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu jual beli
daging sapi sedangkan pada penelitian saya objek nya adalah mie ayam.
Hukum Islam Terhadap Jual Beli Madu Campuran (Studi pada pedagang
bahan campuran seperti gula pasir, serbuk teh dan pengembang kue. Jual
agar mereka mendapat keuntungan yang lebih banyak. Jelas ini sudah
menyimpang karena yang seharusnya madu itu asli dan bisa digunakan
tidak asli bahkan yang mengkonsumsi madu tersebut bisa mengalami sakit
6
Saiful Mahdi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Madu Campuran Studi pada
pedagang pasar beureunuen kabupaten pidie, Skripsi, (Banda Aceh: UIN Ar-Raniry, 2021).
7
campuran dan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu jual beli
Madu campuran sedangkan pada penelitian saya objek nya adalah mie
ayam.
beras yang bagus dengan beras yang jelek dengan alasan ingin
karena adanya adanya kualitas beras yang tidak baik. Pada praktik ini jelas
pihak.
campuran dan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu jual beli
beras campuran sedangkan pada penelitian saya objek nya adalah mie
ayam.
Hukum Islam Tentang Jual Beli Tempe Dengan Bahan Dasar Campuran
7
Mazlizah Mustaming, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Penjualan Beras
Campuran Di Pasar Terminal Sungguminasa Gowa, Skripsi, (Makassar: UM Makassar, 2021).
8
bahan campuran. Pada prakteknya jual beli tempe yang dilakukan penjual
agak berbeda, yang biasanya tempe terbuat dari kedelai asli tetapi di sini
jual beli tempe yang menggunakan bahan dasar campuran akan merugikan
masyarakat.
campuran dan perbedaanya terletak pada variabel terikat yaitu jual beli
tempe dengan bahan dasar campuran sedangkan pada penelitian saya objek
8
Wiwin Azizah, Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Tempe Dengan Bahan Dasar
Campuran (Studi pada pasar tradisional sukarame bandar lampung), Skripsi, (Lampung: UIN
raden intan, 2017).
BAB II
LANDASAN TEORI
Jual beli dalam istilah fiqih disebut dengan al-bai’ yang berarti
berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli. Sedangkan menurut istilah
jual beli merupakan tukar menukar barang dengan barang atau barang
dengan uang dengan cara ijab qabul yang berakibat terjadinya pemindahan
kepemilikan.9
bahasa artinya memberikan sesuatu dengan imbalan sesuatu yang lain. al-
bai’ menurut syara’ artinya membalas suatu harta benda seimbang dengan
harta benda yang lain, yang keduanya boleh dikendalikan dengan ijab
Diterangkan juga dalam kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq jual
beli menurut bahasa artinya saling menukar. Adapun secara istilah jual beli
adalah pertukaran harta dengan harta, atau harta dengan barang atas dasar
9
Drs. Harun, Fiqh Muamalah (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2017), hlm,
66.
10
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, Kifayatul Akhyar Fii Halli Ghayatil Ikhtisar alih
bahasa Syarifudin Anwar dan Misbah Mustofa (Surabaya: CV Bina Iman, 1995), hlm, 534.
10
saling merelakan satu sama lain, atau memindahkan hak milik dengan
a. Imam Hanafi
Menurut Imam Hanafi jual beli adalah tukar menukar harta atau
barang dengan cara tertentu atau tukar menukar sesuatu yang disenangi
dengan barang yang setara nilai serta manfaatnya, dan tukar menukar
b. Imam Maliki
(timbal balik), atas selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati
kesenangan.13
c. Imam Hambali
Jual beli adalah saling menukar harta dengan harta dalam bentuk
d. Imam Syafi’i
Sehingga dalam hal ini Imam Syafi’i menyebut jual beli bisa dilakukan
jual beli adalah suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang
pihak, yang satu menerima benda atau barang, dan pihak lain menerima
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh syara’.
Jual beli pada dasarnya merupakan akad yang diperbolehkan, hal ini
A. 1. Al- Qur’an.
beragama. Dalam masalah jual beli ini terdapat beberapa penjelasan yang
yang berbunyi:
...الربٰو ۗا
ِّ َواَ َح َّل ال ٰلّهُ الَْبْي َع َو َحَّر َم
Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (Q.S Al-Baqarah: 275).
cara tersebut adalah riba. Sedekah adalah pemberian tulus dari yang
12
oleh ayat ini. Dalam ayat ini dinilai sebagai ayat hukum terakhir atau ayat
terakhir yang diterima oleh Rasulullah SAW. Umar Bin Khattab berkata,
yakni secara tuntas. Karena dalam ayat ini telah didahului oleh ayat-ayat
dan telah mengikuti hawa nafsunya, serta orang-orang yang memakan harta
orang lain dengan cara batil tanpa kerja keras atau usaha, maka mereka
tambahan dalam riba dan jual beli itu tidak sama baik secara praktis,
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: pesan, kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), hlm, 587.
17
Ahmad Irsal, Perspektif Al-Quran Tentang Kriteria Aktivitas Ekonomi Yang Diridhoi
Allah (Jakarta: Institut PTIQ, 2019), hlm, 65.
13
tekanan penyakit gila, artinya mereka tidak dapat berdiri dari kuburan
mereka pada hari kiamat kelak kecuali seperti berdirinya orang gila pada
waktunya. Dalam hal ini Allah sudah sangat adil, sebab Allah tidak akan
memberikan siksa bagi orang yang telah memakan riba sebelum adanya
َرةً عَنQونَ تِ ٰ َجQQ ِل ِإٓاَّل َأن تَ ُكQ ٰ َولَ ُكم بَ ۡينَ ُكم بِ ۡٱل ٰبَ ِطQ ۡأ ُكلُ ٓو ْا َأمQۡ Qَوا اَل تQ
ْ Qُٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن
اض ِّمن ُكمۡۚ َواَل ت َۡقتُلُ ٓو ْا َأنفُ َس ُكمۡۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َكانَ بِ ُكمۡ َر ِح ٗيما ٖ ت ََر
Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pada ayat ini Allah SWT. Melarang
sebagian lainnya dengan cara batil, yaitu dengan berbagai macam usaha
yang tidak syar’i seperti riba, judi, dan berbagai hal yang serupa yang
18
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir Al-Quran al-Hakim (Tafsir al-Manar), Jilid 4 (Mesir:
Dar al-Manar, 1376), hlm, 133.
14
riba. Sehingga Ibnu Jarir berkata: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang
seseorang yang membeli baju dari orang lain dengan mengatakan jika anda
namun jika dia tidak jadi membeli barang atau menyewa binatang maka
apa yang telah diberinya menjadi milikmu. Jual beli secara urban
sesudahnya, dan barang dikembalikan apabila masih utuh. Hal ini tidak
layak dan tidak boleh menurut para fuqaha berbagai negeri seperti fuqaha
hijaz, dan Irak, karena termasuk judi, penipuan, dan berbahaya, dan
19
DR. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu Katsir,
Jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003), hlm, 280.
20
Ahmad Rijali Kadir, Tafsir Al Qurthubi Jilid 5 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm 347-
348.
15
Maka dalam hal ini Allah SWT. Melarang kita melakukan suatu
kegiatan ekonomi atau suatu transaksi jual beli dengan cara yang tidak
disyariatkan, yang terjadi dengan saling suka sama suka atau saling ridha
B. 2. As-Sunnah
mengistimbat suatu hukum. Diantara hadits yang menjadi dasar jual beli
antara lain yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-
Hakim, yakni:
Artinya: “Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a. Bahwa Nabi SAW. pernah ditanya,
Pekerjaan apa yang paling baik ?. Rasulullah SAW. menjawab,
pekerjaan seseorang yang dilakukan dengan tangannya sendiri
dan setiap jual beli yang baik.” (H.R Al-Bazzar) dan dinilai
shahih oleh Al-hakim.
juga dalam hadits ini bahwa pekerjaan yang paling baik dan paling utama
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َم ا َأ َك َل:صلَّى اللَّه َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ َال
َأح ٌد طَ َع ًام ا َ َع ِن الْم ْق َدام َرضي اللَّه َعْنه َع ْن َر ُسول اللَّه
َّ ط َخْي ًرا ِم ْن َأ ْن يَْأ ُك َل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه َوِإ َّن نَيِب َّ اللَّ ِه َد ُاو َد َعلَْي ِه
الس اَل م َك ا َن يَْأ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل ُّ َق
23
) (رواه البخاري.يَ ِد ِه
Artinya: “Dari Al-Miqdam r.a. Dari Rasulullah SAW. bersabda: Tidak ada
seorangpun yang memakan satu makanan yang lebih baik dari
makanan hasil usaha tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi
Allah Daud a.s. memakan makanan dari hasil usahanya sendiri.
(HR. Bukhari).
paling baik, yaitu apabila dia terlepas dari transaksi yang haram. An-
Nawawi juga mengatakan bahwa pekerjaan yang paling baik juga utama
adalah pekerjaan manusia dengan tangannya. Maka di dalam jual beli harus
dan hal-hal yang menyempurnakan jual beli, tidak adanya hal yang
mencegah dan hal-hal yang merusak syarat-syarat jual beli seperti halnya
22
Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syarah Bulughul Maram Jilid 4 (Jakarta: Pustaka
Azzam, 2006), hlm, 225.
23
Yoli Hemdi, Kitab Shahih Bukhari Hadis-Hadis Pilihan Pedoman Sepanjang Hayat
Muslim Sejati, Jilid 2 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2019), hlm, 8.
17
cacat disembunyikan.24
kita akan menjual atau membeli suatu barang yang diperjual belikan harus
halal dan jelas dan bukan milik orang lain, melainkan milik kita sendiri. Jadi
kita sebagai manusia harus berusaha dan semangat dalam bekerja, karena
islam mengajarkan manusia tentang bagaimana mencari usaha yang halal dan
Setelah diketahui pengertian dan dasar hukum Jual beli, maka harus
memperhatikan rukun dan syarat jual beli yang harus dipenuhi, sehingga di
dalam jual beli dapat dikatakan sah oleh syara’. Dan dalam menentukan rukun
dan syarat jual beli terdapat perbedaan pendapat ulama Hanafiyah, ulama
Menurut ulama Hanafiah rukun jual beli hanya satu, yaitu ijab dan
qabul, ijab adalah ungkapan membeli dari pembeli, dan qabul adalah
rukun dalam jual beli hanyalah sama-sama ridha dari kedua belah pihak untuk
Rukun jual beli menurut ulama Syafi’iyah hanya mencakup tiga, yaitu
Pertama, pihak yang mengadakan akad, Kedua, sighat (ijab dan qabul), dan
24
Abdurrahman Al Bassam, Syarah Bulughul Maram Jilid 4, hlm, 226.
25
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), hlm, 7.
18
Ketiga, barang yang menjadi objek akad. Namun beberapa ahli fiqih
membolehkan jual beli tanpa mengucapkan sighat apabila dalam hal barang
yang tidaklah mahal dan berharga. Madzhab Syafi’i membolehkan jual beli
Menurut Abdurrahman Al-Jaziri menyatakan rukun jual beli itu ada tiga
pembeli).
3. Ma’qud alaih (barang objek akad) terdiri dari barang dan harga.27
Akan tetapi Jumhur ulama menyatakan bahwa rukun Jual beli itu ada
empat, yaitu:
dari jual beli, peneliti berpendapat bahwa rukun jual beli itu ada empat yang
26
Retno Dyah Pekerti dan Eliada Herwiyanti, “Transaksi Jual Beli Online dalam Perspektif
Syariah Madzhab Asy-Syafi’i,” Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi (JEBA) Vol 20, no. 2 (2018): hlm,
6.
27
Abd. Rahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqh Ala Madzahibil Arba’ah, VI (Kairo Mesir, 1990),
hlm, 141.
28
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
hlm, 67.
19
Para ulama fiqh sepakat bahwa orang yang melakukan akad jual beli
itu harus memenuhi syarat, yaitu: Pertama, baligh dan berakal sehat, oleh
sebab itu seorang penjual dan pembeli harus memiliki akal yang sehat agar
dapat melakukan transaksi jual beli dengan keadaan sadar. Jual beli yang
dilakukan oleh anak kecil yang belum berakal dan orang gila hukumnya
tidak sah. Kedua, atas dasar suka sama, yaitu kehendak sendiri dan tidak
ada paksaan dari pihak manapun. Ketiga, yang melakukan akad itu orang
yang berbeda, maksudnya seorang tidak dapat bertindak dalam waktu yang
Syarat yang terkait dalam ijab dan qabul, Pertama, orang yang
mengucapkan telah baligh dan berakal. Kedua, qabul sesuai dengan ijab,
apabila antara ijab dan qabul tidak sesuai maka jual beli tidak sah. Ketiga,
ijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis, maksudnya kedua belah
pihak yang melakukan jual beli hadir dan membicarakan topik yang
sama.30
sebagai berikut: Pertama, suci, dalam islam tidak sah melakukan transaksi
jual beli barang najis, seperti bangkai, babi, anjing, dan sebagainya.
Kedua, barang yang diperjual belikan merupakan milik sendiri atau diberi
29
Ibid, hlm, 69.
30
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, hlm, 9.
20
kuasa orang lain yang memilikinya. Ketiga, barang yang diperjual belikan
nyamuk, dan lain sebagainya. Barang-barang seperti ini tidak sah diperjual
belikan, akan tetapi jika dikemudian hari barang ini bermanfaat akibat
untuk diperjual belikan. Keempat, barang yang diperjual belikan jelas dan
akad berlangsung.31
Nilai tukar barang yang dijual (untuk zaman sekarang adalah uang)
Dengan demikian harga barang itu ada dua, yaitu harga antar pedagang
yaitu Pertama, harga yang disepakati kedua belah pihak harus jelas
hukum seperti pembayaran dengan cek dan kartu kredit, apabila harga
barang yang diharamkan oleh syara’, seperti babi, dan khamar, karena
mengandung unsur gharar atau penipuan, maka dalam jual beli itu harus sesuai
dengan rukun juga syarat jual beli. Ada jual beli yang dilarang dan hukumnya
tidak sah, yaitu jual beli yang tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Adapun
bentuk jual beli yang termasuk dalam kategori kegiatan jual beli yang dilarang
1) Barang yang dihukumkan najis oleh agama seperti anjing, babi, berhala,
Bukhari).
32
Drs. Ghufron Ihsan. MA, Fiqh Muamalat (Jakarta: Prenada Media Grup, 2008), hlm, 35.
22
5) Jual beli dengan munabadzah yaitu jual beli secara lempar melempar,
seperti harga yang paling besar itu yang akan mendapatkan barang
tersebut.
6) Jual beli muzabanah, yaitu menjual barang yang basah dan yang kering,
7) Jual beli muammasah, yaitu jual beli secara sentuh menyentuh kain
membeli.
8) Jual beli muhaqallah tanah, sawah, dan kebun maksudnya jual beli
tanah yang masih di ladang atau sawah yang belum pasti wujudnya.
9) Jual beli gharar yaitu jual beli yang samar sehingga kemungkinan
10) Larangan menjual makanan sehingga dua kali di takar, hal ini
pembeli.33
b. Jual Beli Yang Dilarang Sebab Sighat (Lafadz Ijab Qabul), yaitu:
1) Jual beli mu'athah, ialah jual beli yang telah disepakati oleh pihak akad,
qabul.
33
Munir Salim, “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam” 6, no. 2
(2017): hlm, 380-381.
23
2) Jual beli melalui surat atau utusan, ulama fiqih sepakat bahwa jual beli
surat atau utusan adalah sah, tempat berakad adalah sampainya surat
atau utusan dari aqid pertama kepada aqid kedua, jika qabul melebihi
tempat, akad tersebut dipandang tidak sah, seperti surat tidak sampai ke
3) Jual beli dengan isyarat atau tulisan, disepakati kesahihan akad dengan
dengan ucapan. Selain itu isyarat juga menunjukan apa yang ada dalam
hati aqid, apabila isyarat tidak dapat dipahami dan tulisannya jelek atau
4) Jual beli barang yang tidak ada ditempat akad, seorang muslim tidak
boleh menjual sesuatu yang tidak ada padanya atau sesuatu yang belum
5) Jual beli munjiz, ialah yang dikaitkan dengan suatu syarat atau
ditangguhkan pada waktu yang akan datang. Jual beli ini dipandang
1) Jual beli orang yang gila. Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli orang
yang gila tidak sah, begitu pula sejenisnya, seperti orang mabuk, dan
lain-lain.
34
Zuhrotul Mahfudhoh dan Lukman Santoso, “Analisis Hukum Ekonomi Syariah Terhadap
Jual beli Melalui Media Online Dikalangan Mahasiswa,” Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis
Islam Vol 2, no. 1 (2020): hlm, 33.
24
2) Jual beli anak kecil. Ulama fiqih sepakat bahwa jual beli anak kecil
3) Jual beli orang yang buta. Jual beli orang yang buta dikategorikan
(diterangkan sifat-sifatnya.
orang yang terpaksa merasa bahwa sudah tidak terpaksa, maka jual
Maka dalam suatu transaksi jual beli itu harus sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan oleh syara’, dan jual beli yang mengandung unsur gharar atau
penipuan itu harus dihindari oleh setiap muslim. Karena jual beli yang seperti
itu dapat menimbulkan kerugian bagi orang lain, sebab jual beli yang tidak
sesuai dengan ketentuan syariat, seperti yang telah dijelaskan diatas itu banyak
mengandung kemudharatan.
1. Tempe Campuran
karena merupakan salah satu tanaman pangan penting setelah beras dan
35
Ibid, hlm, 32.
25
yang tinggi dan masih impor, membuat para pengrajin tempe untuk
kebutuhan akan kedelai tidak terlalu tinggi dan untuk menghemat biaya
2. Daging Imitasi
Daging yang berasal dari hewan adalah sumber protein hewani yang
disintesis oleh tubuh manusia secara langsung tetapi diperoleh dari luar.
Manfaat dari daging hewani itu sendiri sangat banyak diantaranya, sebagai
36
Fatih Bisyria (dkk), “Pengaruh Penambahan Berbagai Bahan Tambahan
Singkong,Pepaya, Nasi Aking Dalam Berbagai Perbandingan Terhadap Kualitas Tempe
Campuran”, Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, Vol. 1 No 2 Tahun 2015, h. 138.
37
Ibid, hlm, 139.
26
Daging tiruan adalah produk yang dibuat dari protein nabati yang
nilai gizinya lebih baik, dan lebih awet untuk disimpan, dapat diatur
sesungguhnya.39
dibuat dengan menggunakan bahan baku yang mudah dan banyak ditemui
dapat membentuk tekstur seperti daging asli, maka dari itu banyak
asli.
38
Meila Hutami Kenanga Wulan (dkk), Pemanfaatan Kacang Kedelai sebagai Daging
Analog dalam pembuatan Bistik Jawa, h.01.
39
Mentari Retno, dkk, ‘Formulasi Daging Analog Berbentuk Bakso Berbahan Kacang
Merah (Phaseolus Vulgaris) dan Kacang Kedelai (Glycine Max)”, Jurnal Teknosains Pangan, Vol
5 No 3 Tahun 2016, h. 32.
40
Edhi Nurhartadi, dkk, “Meat Analog Dari Protein Curd Kacang Merah (Phaseolus
Vulgaris) Dengan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) Sebagai Bahan pengisi sifat
fisikokimia”, Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol VII No 1 Tahun 2014, h.12.
27
3. Madu Campuran
manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau
bagian lain dari tanaman. Madu memiliki warna aroma dan rasa yang
pengembang kue.42
Maka hal ini yang membuat masyarakat menjadi ragu dan kurang
karena para pelaku usaha itu mengambil barang dari pihak lain, sehingga
41
Rustama Saepudin (dkk), “Kualitas Madu Yang Beredar Di Kota Bengkulu Berdasarkan
Penilaian Konsumen dan Uji Secara Empirik”, Jurnal Sain Peternakan Indonesia, Vol. 9 No 1
Tahun 2014, h. 30.
42
Ibid, hlm, 31.
28
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
data kualitatif dari lokasi penelitian untuk mengetahui fakta secara objektif
2. Sifat Penelitian
imitasi pada toping Mie Ayam nya yaitu dengan mencampurkan daging
asli dengan daging imitasi yang terbuat dari kacang kedelai yang memiliki
memberikan data yang sesuai dengan peristiwa dan kejadian dan juga
Beli Mie Ayam dengan Campuran Daging Imitasi di Warung Mie Ayam P
T. Hasil dari penelitian ini bukan berupa data secara statistik maupun
lapangan.
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh,
merupakan hasil pencatatan baik yang berupa fakta dan angka yang dijadikan
data kepada pengumpul data.44 Data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari responden atau objek yang diteliti atau ada hubungannya
dengan objek yang diteliti. Data tersebut bisa diperoleh langsung dari
personal yang diteliti dan dapat pula berasal dari lapangan.45 Adapun
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2017), hlm. 225.
45
Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 57.
31
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah penjual , karyawan dan
memberikan data kepada pengumpul data.46 Data ini diperoleh dari pihak-
artikel, jurnal dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Jual Beli Mie
1. Wawancara
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, hlm. 225.
47
Sugiyono, hlm. 72.
48
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah, hlm.
39.
32
pembeli.
2. Dokumentasi
akan digunakan yaitu berupa catatan penjualan yang ada di Warung Mie
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
pola, memilih yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan. Sehingga dapat
49
Abdurrahmat Fatoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), hlm. 112.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 401.
33
Analisis data merupakan salah satu prosedur yang harus ada dalam
sebelumnya. Data yang diperoleh dari penjual dan pembeli merupakan data
kualitatif oleh karena itu teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
data yang telah dikumpulkan dan menyajikan dalam susunan yang baik
Abd. Rahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqh Ala Madzahibil Arba’ah, VI (Kairo Mesir,
1990)
Achmad Zurohman dan Eka Rahayu, “Jual Beli Online Dalam Perspektif Islam”
5, no. 1 (Januari 2019)
Ahmad Rijali Kadir, Tafsir Al Qurthubi Jilid 5 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008)
DR. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu
Katsir, Jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2003)
Drs. Ghufron Ihsan. MA, Fiqh Muamalat (Jakarta: Prenada Media Grup, 2008)
Edhi Nurhartadi, dkk, “Meat Analog Dari Protein Curd Kacang Merah (Phaseolus
Vulgaris) Dengan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)
Sebagai Bahan pengisi sifat fisikokimia”, Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, Vol VII No 1 Tahun 2014
Fatri Sagita, “Analisis Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Online Oleh
Mahasiswa STAIN MAJENE,” Syariah dan Hukum, Vol 2, no. 2 (2021)
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah Kontemporer (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2016)
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya Ilmiah
Khairudin Aziz, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Jual Beli Daging Sapi
Campuran Studi Kasus di Pasar Kota Metro Kecamatan Metro Pusat Kota
Metro, Skripsi, (Lampung: UIN Raden Intan, 2020).
Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
Muhammad al- khatib al-Syarbini, Mughni al-Muhtaj Ila Ma’rifati Ma’ani al-fadz
al-Manhaj, Juz 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1994)
Munir Salim, “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam” 6, no.
2 (2017)
Retno Dyah Pekerti dan Eliada Herwiyanti, “Transaksi Jual Beli Online dalam
Perspektif Syariah Madzhab Asy-Syafi’i,” Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi
(JEBA) Vol 20, no. 2 (2018)
Rustama Saepudin (dkk), “Kualitas Madu Yang Beredar Di Kota Bengkulu
Berdasarkan Penilaian Konsumen dan Uji Secara Empirik”, Jurnal Sain
Peternakan Indonesia, Vol. 9 No 1 Tahun 2014
Saiful Mahdi, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Madu Campuran Studi
pada pedagang pasar beureunuen kabupaten pidie, Skripsi, (Banda Aceh:
UIN Ar-Raniry, 2021)
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah XII, alih bahasa Kamaludin A Marzuki (Bandung: PT
Al-Ma’arif, 1989)
Shobirin, “Jual Beli Dalam Pandangan Islam,” Bisnis Dan Manajemen Islam 3,
no. 2 (2015)
Sohari Sahrani dan Ruf’ah Abdullah, Fikih Muamalah (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011)
Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, Kifayatul Akhyar Fii Halli Ghayatil
Ikhtisar alih bahasa Syarifudin Anwar dan Misbah Mustofa (Surabaya:
CV Bina Iman, 1995)
Wiwin Azizah, Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Tempe Dengan Bahan
Dasar Campuran (Studi pada pasar tradisional sukarame bandar
lampung), Skripsi, (Lampung: UIN raden intan, 2017)