Anda di halaman 1dari 5

TABEL BAGIAN AHLI WARIS

No. Ahli Waris Bagian Keterangan


1. Suami 1/2 Istri tidak memiliki anak atau keturunan
1/4 Istri memiliki anak atau keturunan
2. Istri 1/4 Suami tidak memiliki anak atau keturunan
1/8 Suami memiliki anak atau keturunan
3. Anak Perempuan 1/2 Jika tunggal dan tidak ada anak laki-laki
2/3 Jika dua orang atau lebih dan tidak ada anak
laki-laki
‘ashabah Jika ada anak-laki
4. Anak laki-laki ‘ashabah
5. Cucu pr. dari anak lk 1/2 Jika tunggal dan tidak ada cucu laki-laki
2/3 Jika dua orang atau lebih dan tidak ada cucu
laki-laki
‘ashabah Jika ada cucu laki-laki
1/6 Jika ada 1 anak perempuan, tanpa cucu laki-laki
mahjub (1) ada anak laki-laki; atau (2) dua anak
perempuan atau lebih tanpa cucu laki-laki
6. Cucu Lk. dari anak lk. ‘ashabah Tidak ada anak laki-laki
mahjub Ada anak laki-laki
7. Bapak ‘ashabah Jika tidak ada anak laki-laki atau anak
perempuan
1/6 + ‘ashabah Jika hanya ada anak perempuan atau keturunan
perempuan
1/6 Jika ada anak laki-laki atau keturunan laki-laki
8. Ibu 1/3 Jika tidak ada (1) anak laki-laki, anak
perempuan, atau keturunan ke bawah (2) dua
orang saudara baik laki-laki atau perempuan
1/6 Jika ada (1) anak laki-laki, anak perempuan, atau
keturunan ke bawah (2) dua orang saudara baik
laki-laki atau perempuan
1/3 sisa Jika ahli waris hanya: bapak, ibu, suami/istri
9. Kakek ‘ashabah Jika tidak ada anak laki-laki, cucu laki-laki, dan
bapak
1/6 + ‘ashabah Jika hanya ada anak perempuan atau keturunan
perempuan, dan tidak ada bapak
1/6 Jika ada anak laki-laki atau keturunan laki-laki,
dan tidak ada bapak
1/6 warisan, atau Bagian ini pada kasus kakek bersama saudara,
1/3 sisa, atau disertai ahli waris lainnya. Kasus ini disebut
muqasamah masalah al-jadd ma‘a al-ikhwah.Dipilih salah
(yang lebih satu cara yang paling menguntungkan dari
menguntungkan bagian 1/6 warisan, atau 1/3 sisa setelah
kakek) diambil ahli waris lain, atau muqasamah.
Muqasamah (bagi rata) dengan saudara
kandung atau seayah, setelah diambil untuk ahli
waris lain. Apabila ada saudara perempuan
sekandung atau sebapak yang menjadi ‘ashabah
bil ghayr, maka diberlakukan 2:1.
1/3 atau Bagian ini pada kasus kakek bersama saudara,
muqasamah(yang tanpa ahli waris lainnya. Kasus ini juga disebut
lebih masalah al-jadd ma‘a al-ikhwah.Dipilih salah
menguntungkan satu cara yang paling menguntungkan dari
kakek) bagian 1/3 warisan atau muqasamah (bagi rata)
dengan saudara kandung atau seayah, jika tidak
ada ahli waris lain. Apabila ada saudara
perempuan sekandung atau sebapak yang
menjadi ‘ashabah bil ghayr, maka diberlakukan
2:1.
mahjub Jika ada bapak
10. Nenek dari Ibu 1/6 Bagian ini untuk satu nenek atau ketika bersama
nenek dari bapak
mahjub Jika ada ibu
11. Nenek dari Bapak 1/6 Bagian ini untuk satu nenek atau ketika bersama
nenek dari ibu
mahjub Jika ada (1) bapak; (2) ibu
12. Saudara Laki-laki ‘ashabah
Sekandung mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-lakiatau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) Bapak
13. Saudara Laki-laki ‘ashabah
Sebapak mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) Bapak;
(3) Saudara laki-laki sekandung (4) saudara
perempuan sekandung yang menjadi ‘aṣabah
ma‘a al-ghayr
14. Saudara Laki-laki Seibu 1/6 Jika seorang (kedudukan sama antara saudara
laki-laki seibu dengan saudara perempuan
seibu). Jadi dilihat jumlah satu orang ini,benar-
benar hanya satu saudara seibu baik laki-laki
atau perempuan.
1/3 Jika dua orang atau lebih (baik laki-laki atau
perempuan)
musyarakah Maksudnya bergabung menerima bagian 1/3
dengan saudara sekandung, dalam kasus ahli
waris lain hanya suami dan ibu/nenek. Sehingga
kasus ini disebut kasus
musyarakah/himariyah/hajariyah.
mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) anak perempuan;
(3) cucu laki-laki; (4) cucu perempuan; (5)
bapak; (6) kakek
15. Anak Laki-laki Saudara ‘ashabah
Laki-laki Sekandung mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr
16. Anak Laki-laki Saudara ‘ashabah
Laki-laki Sebapak mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr; (8) anak laki-laki dari saudara sekandung
17. Saudari Sekandung 1/2 Jika sendiri, tidak bersama saudara laki-laki
sekandung
2/3 Jika dua orang atau lebih, tidak bersama
saudara laki-laki sekandung
‘ashabah ma’al Jika satu orang atau lebih bersama dengan anak
ghayr perempuan atau keturunan perempuan satu
orang atau lebih, dan tidak ada saudara laki-laki
sekandung
‘ashabah bil Jika bersama saudara laki-laki sekandung
ghayr
Mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) Bapak
18. Saudari Sebapak 1/2 Jika sendiri, tidak bersama saudara laki-laki
sebapak
2/3 Jika dua orang atau lebih, tidak bersama
saudara laki-laki sekandung
1/6 Jika bersama satu saudari sekandung sebagai
pelengkap 2/3 (takmilah al-thuluthayn), dan
tidak ada saudara laki-laki sebapak.
‘ashabah ma’al Jika satu orang atau lebih bersama dengan anak
ghayr perempuan atau keturunan perempuan satu
orang atau lebih, dan tidak ada saudara laki-laki
sebapak
‘ashabah bil Jika bersama saudara laki-laki sebapak
ghayr
Mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) Bapak;
(4) Saudara laki-laki sekandung; (5) saudara
perempuan sekandung dua orang atau lebih,
jika tidak menjadi ‘aṣabah bil ghayr dengan
saudara laki-laki sebapak; (6) satu saudara
perempuan sekandung bersama anak
perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-
laki sebagai ‘aṣabah ma’al ghayr
19. Saudari Seibu 1/6 Jika seorang (kedudukan sama antara saudara
laki-laki seibu dengan saudara perempuan
seibu). Jadi dilihat jumlah satu orang ini,benar-
benar hanya satu saudara seibu baik laki-laki
atau perempuan.
1/3 Jika dua orang atau lebih (baik laki-laki atau
perempuan)
musyarakah Maksudnya bergabung menerima bagian 1/3
dengan saudara sekandung, dalam kasus ahli
waris lain hanya suami dan ibu/nenek. Sehingga
kasus ini disebut kasus
musyarakah/himariyah/hajariyah.
mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) anak perempuan;
(3) cucu laki-laki; (4) cucu perempuan; (5)
bapak; (6) kakek
20. Paman (saudara laki-laki ‘ashabah
bapak) Sekandung mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr; (8) anak laki-laki dari saudara laki-laki
sekandung; (9) anak laki-laki dari saudara laki-
laki sebapak.
21. Paman (saudara laki-laki ‘ashabah
bapak) Sebapak mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr; (8) anak laki-laki dari saudara laki-laki
sekandung; (9) anak laki-laki dari saudara laki-
laki sebapak; (10) paman sekandung.
22. Anak Laki-laki Paman ‘ashabah
Sekandung mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr; (8) anak laki-laki dari saudara laki-laki
sekandung; (9) anak laki-laki dari saudara laki-
laki sebapak; (10) paman sekandung; (11)
paman sebapak.
23. Anak Laki-laki Paman ‘ashabah
Sebapak mahjub Jika ada (1) anak laki-laki; (2) cucu laki-laki atau
keturunan laki-laki dari jalur laki-laki; (3) bapak;
(4) kakek; (5) saudara laki-laki sekandung; (6)
saudara laki-laki sebapak; (7) saudari sekandung
atau sebapak yang menerima ‘ashabah ma’al
ghayr; (8) anak laki-laki dari saudara laki-laki
sekandung; (9) anak laki-laki dari saudara laki-
laki sebapak; (10) paman sekandung; (11)
paman sebapak; (12) anak laki-laki paman
sekandung
Keterangan:

1. ‘Ashabah adalah ahli waris yang menerima sisa setelah diambil untuk
bagian dzawil furudh.
2. Mahjub adalah tertutupnya hak kewarisan atau ahli waris bersangkutan
tidak mendapatkan harta sedikitpun. Jadi maksud mahjub dalam tabel
lebih diarahkan pada hijab hirman.
3. Dimaksud keturunan (cucu, cicit, buyut, dan seterusnya) adalah yang
berasal dari jalur laki-laki. Contoh: cucu laki-laki dari anak laki-laki, cucu
perempuan dari anak laki-laki. Tidak termasuk keturunan jika berasal dari
jalur perempuan, seperti cucu laki-laki dari anak perempuan. Keturunan
dari jalur perempuan disebut sebagai ghayru warits (bukan ahli waris).
4. Kakek adalah kakek dari jalur bapak. Kakek dari jalur ibu bukan sebagai ahli
waris

Anda mungkin juga menyukai