Anda di halaman 1dari 11

Tingkatan ahli waris menurut

Syiah
• Ahli waris ialah orang yang berhak mendapat
bagian dari harta peninggalan.
• Ada tiga golongan ahli waris menurut ajaran
kewarisan bilateral, yaitu dzul faraidh, dzul
qarabat, dan mawali.
Dzul faraidh
• Yaitu ahli waris yang mendapat bagian warisan tertentu
dalam keadaan tertentu.
• Alquran menjelaskan mereka yang menjadi dzul faraidh
adalah:
1. Anak perempuan yang tidak didampingi oleh anak
laki-laki.
2. Ibu.
3. Bapak dalam hal ada anak.
4. Duda.
5. Janda.
6. Saudara laki-laki dalam hal kalalah
7. Saudara laki-laki dan saudara perempuan bergabung
bersyirkah dalam hal kalalah
8. Saudara perempuan dalam hal kalalah
• Penamaan dzul faraidh untuk golongan ahli
waris pertama ini dipergunakan oleh semua
pihak yang mengemukakan ajaran mengenai
hukum kewarisan dalam Islam.
• Dzul artinya mempunyai, adakalanya disebut
dzawul atau dzawu.
• Al-faraidh kata jamak dari al-faridha, artinya
bagian.
• Dzul faraidh berarti orang yang mempunyai
bagian tertentu.
• Diantara dzul faraidh tersebut ada yang selalu
menjadi dzul faraidh saja, dan ada pula yang
sesekali menjadi dzul faraidh dan dalam
kesempatan yang lain menjadi ahli waris yang
bukan dzul faraidh.
• Mereka yang selalu menjadi dzul faraidh ialah:
1. Ibu
2. Duda
3. janda
• Ahli waris yang sesekali menjadi dzul faraidh dan
pada kesempatan lain menjadi ahli waris yang
bukan dzul faraidh adalah
1. Anak perempuan
2. Bapak
3. Saudara laki-laki
4. Saudara perempuan
• Semua pihak dalam ajaran kewarisan Islam
mengenal dan mengakui adanya golongan ahli
waris dzul faraidh, baik ajaran Syafi’i (golongan
ahli sunnah waljamaah menurut sebutan
Prof.Hazairin), ajaran kewarisan bilateral Hazairin,
maupun dari ajaran kewarisan Syi’ah.
Dzul qarabat
• Yaitu ahli waris yang mendapat bagian warisan
yang tidak tertentu jumlahnya atau disebut juga
memperoleh bagian terbuka atau disebut juga
memperoleh bagian sisa. Hal tersebut kalau
dilihat dari segi jumlah perolehannya dalam
warisan.
• Kalau dilihat dari segi hubungannya dengan
pewaris, maka dzul qarabat adalah orang yang
mempunyai hubungan kekeluargaan dengan si
pewaris, dapat melalui garis laki-laki dan juga
dapat melalui garis wanita secara serentak tidak
terpisah (hubungan garis keturunan bilateral).
• A-Qur’an menjelaskan mereka yang mendapat
bagian warisan yang tidak tertentu dan yang
disebut dzul qarabat adalah
1. Anak laki-laki
2. Anak perempuan yang didampingi anak laki-
laki
3. Bapak
4. Saudara laki-laki dalam hal kalalah
5. Saudara perempuan yang didampingi
saudara laki-laki dalam hal kalalah.
• Diantara dzul qarabat tersebut yang tetap
memperoleh bagian tidak tertentu atau menjadi
dzul qarabat saja adalah anak laki-laki.
• Ahli waris yang menjadi dzul qarabat dan bisa
juga menjadi dzul faraid adalah
1. Anak perempuan yang didampingi anak laki-laki
2. Bapak
3. Saudara laki-laki
4. Saudara perempuan yang didampingi saudara
laki-laki dalam hal kalalah.
• Perumusan dzul qarabah atas ahli waris golongan
kedua ini diambil oleh kewarisan bilateral berdasar
kepada sebutan-sebutan ahli waris dalam al-Qur’an.
• Hubungan kewarisan tersebut dalam al-Qur’an disebut
dengan penamaan “al-walidaani wa al-aqrabuuna”
yang berarti ibu bapak dan keluarga dekat.
• Ibu bapak padanannya adalah anak. Sedangkan
aqrabuun padanannya adalah aqrabuun yang lain,
keluarga yang terdekat satu sama lainnya.
• Dari kata-kata aqrabuun inilah diambil kata-kata
qarabat dan dzul qarabat atau dzawul qarabat yang
dalam hal ini berarti mereka yang mempunyai
hubungan keluarga dekat atau terdekat.
Mawali
• Mawali adalah ahli waris pengganti. Yaitu ahli waris
yang menggantikan seseorang untuk memperoleh
bagian warisan yang tadinya akan diperoleh orang yang
digantikan itu.
• Sebabnya ialah karena orang yang digantikan itu adalah
orang yang seharusnya menerima warisan kalau dia
masih hidup, tetapi dalam kasus bersangkutan dia telah
meninggal lebih dahulu dari si pewaris.
• Orang yang digantikan tersebut hendaknya merupakan
penghubung antara dia yang menggantikan dengan
pewaris yang meninggalkan harta peninggalan.
• Mereka yang menjadi mawali ialah keturunan anak
pewaris, keturunan saudara pewaris atau keturunan
orang yang mengadakan semacam perjanjian mewaris
(bentuknya dapat saja dalam bentuk wasiat) dengan si
pewaris.

Anda mungkin juga menyukai