Adrian
No/Kelas : 18/9H
Perceraian merupakan satu-satunya perbuatan yang dihalalkan tapi dibenci oleh Allah.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. berikut:
َّ َأب َْغضُ ْال َحاَل ِل ِالَى هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل: صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم
الطاَل ُق َ َو َقا َل
Artinya: “Perkara halal yang sangat dibenci Allah ialah talak (cerai).”
Lalu jika bercerai adalah perkara yang dibenci oleh Allah, mengapa Allah menghalalkannya?
Seperti yang diungkapkan oleh Ustadz Dr. Muhamad Arifin Badri dalam salah satu
ceramahnya. Allah menciptakan iblis tetapi Allah benci kepadanya, Allah menciptakan babi
tetapi Allah mengharamkannya. Sehingga semua yang terjadi merupakan takdir Allah, yang
mana takdir tersebut ada yang dicintai Allah dan dibenci Allah.
Seperti yang kita tahu bahwa rezeki, jodoh, dan maut merupakan hal yang sudah
diatur oleh Allah Swt. Hal-hal tersebut merupakan jaminan-Nya. Lalu apakah pasangan yang
sudah lama menikah kemudian bercerai merupakan takdir Allah juga? Menurut pendapat
Ustadz Firanda Andirja dalam salah satu ceramahnya, beliau mengatakan bahwa semua
perkara yang ada di alam semesta ini sudah Allah takdirkan hingga hari kiamat kelak. Baik
itu rezeki, jodoh, pekerjaan, termasuk berpisah atau bercerai dengan pasangan, semuanya
sudah di takdirkan oleh Allah.
Jika ada seseorang yang ternyata tidak menikah hingga meninggal dunia maka bukan
berarti ia tidak ada pasangan. Adanya unsur kehendak dalam dirinya untuk tidak menikah
atau hal lainnya yang menjadikan ia tidak berjumpa dengan pasangannya. Intinya adalah
bahwa jodoh itu sudah takdir, namun manusia juga memiliki kehendak untuk mencarinya dan
menentukannya. Jika seseorang telah berusaha untuk mencari pasangan kemudian hingga
menikah maka itulah jodohnya. Jika ternyata kemudian ia bercerai dan menikah dengan
orang lain maka itupun takdirNya juga. Namun perceraian juga tidak lepas dari kehendak
manusia, kehidupan keluarga yang penuh dengan romantika, suka dan duka silih berganti,
gelombang dan prahara rumah tangga yang sering menerjang terkadang berakhir dengan
perceraian. Perceraian itu takdir ketika sudah terjadi, tetapi manusia memiliki kehendak
untuk melakukannya atau bersabar dan tetap mempertahankan keluarganya.
Maka dari itu manusia hanya sebagai pelaku atau pelaksana dari takdir yang telah
Allah tentukan. Arti dari pelaku atau pelaksana adalah manusia sebagai makhluk Allah hanya
diwajibkan untuk terus berusaha/berikhtiar dan hasil akhir dari usaha tersebut berada di
tangan Allah.
Lalu, apakah orang yang bercerai dikatakan “salah jodoh”? Mereka yang hidup
bersama selama bertahun-tahun tetapi akhirnya bercerai tidak dikatakan salah jodoh. Seperti
perkataan Ustadz Abdul Somad dalam salah satu ceramahnya, Ada yang bisa dipilih dan ada
yang tidak bisa dipilih. Seperti jodoh, seorang mukmin diberikan kuasa oleh Allah untuk
memilih siapa calon pendamping hidupnya. Maka dari itu seorang mukmin wajib berikhtiar
dan bermusyarawah untuk menentukan siapa calon pendaping terbaik untuknya. Setelah itu,
ia hanya bisa bertawakal atau berpasah diri kepada Allah. Lalu, ketika sudah menjalani
kehidupan berumah tangga dan akhirnya pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian
maka hal tersebut memanglah sudah takdir dari Allah.
Sumber:
https://youtu.be/R9_HBeHZZxM
https://youtu.be/Si2rEinnKME
https://youtu.be/JG0fT5M64fA
https://www.republika.co.id/berita/r46jm4320/mengapa-perceraian-perkara-yang-dibenci-
allah-swt
https://inais.ac.id/benarkah-jodoh-rezeki-kematian-dan-perceraian-adalah-takdir/