Anda di halaman 1dari 6

Ketika hati

mempertanyakan diri
Soal sabar, sebenarnya hati kita ingin sabar, tapi diri kita tidak mau. Ketika hati mempertanyakan diri, itu
bukan keburukan, melainkan kebaikan. Sesungguhnya oranggg2 yang mengatakan rabb kami Allah,
mereka adalah lurus. Lurusnya siapapun dengan pernyataannya, akan turun kepada malaikat. Malaikat
turun untuk menyampaikan 3 hal,

1. Allaa takhaafuu. Jangan kalian takut


2. Walaa tahanuu Jangan kalian sedih
3. Wa absyiruu bil jannati… dan berbahagialah dnegan surga yang telah dijanjikan

Ketiga ini menjadi semacam rangkaian yang tidak putus dalam kehidupan kita. Bukankah kita mengenal
hidup, yang di sana kita dihidupkan, kemudian kita menjalaninya, mati, dan kemudian dihidupkan
Kembali.

Dan jangan susah, di saat mati. Karena memang tidak ada alas an bagi kita untuk susah saat mati.
Satu2nya alas an adalah kita senang Ketika mati. Yang susah adalah yang ditinggalkan. Yang mati itu
sebuah kesenangan karena ia akan segera bertemu kepada Allah. Berbahagialah dengan surga yang
telah dijanjikan saat akhirat telah ditentukan.

Bagaimana agar hidup lurus?

Hidup itu adalah perjalanan menyelesaikan keputusan Allah. Inilah sebenarnya misi dalam hidup.
Kadang hidup sering disebut sebagai menjalani keputusan Allah, sehingga ujungnya adalah selesai.
Segala sesuatu Ketika dijalani makai a akan selesai. Kalau hidup adalah perjalanan menyelesaikan
keputusan Allah,

1. Keputusan nama Allah dengan nama takdir


Berkenaan dengan kejadian yang mengenai hidup manusia. Kaitannya dnegan kejadian dan
peristiwa, bukan dengan amal.
2. Keputusan nama Allah dngan nama hukum
Keputusan Allah yang berkenaan perbuatan manusia, benar atau salah, baik atau buruk.

Baik takdir maupun hukum keduanya adalah keputusan Allah, dan harus diserahkan kepada Allah.
Sepenuhnya ada dalam gengggaman Allah. Manusia tidak bisa membuat takdir untuk sesamanya.
Adalah keliru Ketika manusia mengatakan bahwa seorangg yang memiliki kekuasaan, kemudian ia
mengatakan kepada bawahannya, “takdir kamu berada di bawah saya. Barangsiapa yang tidka menepati
hukum saya, makai a akan berhadapan dengan saya”, makai a telah dvalim.
Bicara tentang keputusan Allah, takdir dan hukum, masing-masing ada dua.

Takdir

1. Musayyar
Takdir yang tidak bisa diubah, tidak bisa diganti, tidak bisa ditinggalkan.
Missal orang tua. Ini tidak bisa ditolak. Memang takdirnya adalah orang tua yang kita miliki
sekarang adalah takdir musayyar bagaimanapun orang tua kita.
2. Mukhayyar
Takdir yang sifatnya pilihan. Artinya ktia memiliki kesempatan untuk memilih, walau dalam
kekuasaan Allah. Misalkan takdir jodoh. Kita mempunyai kesempatan untuk memilih jodoh kita.
Memilih untuk tinggal di mana, itu adalah pilihan untuk kita. Ketika kita tidakdirkan untuk
sekolah di jogja, itu memang sudah keputusan Allah, tap di baliknya kita telah diberi kesempatan
untuk memilih sekolah yang akan menjadi sekolah kita.

Hukum

1. Perintah
2. Larangan

Kesemuanya itu merupakan bagian hidup yang harus diselesaikan. Cara menyelesaikan urusan hukum
adalah hanya satu cara, yaitu taat kepada perintah Allah dengan melaksanakan dan mengamalkannya.
Taat dengan larangan Allah dengan cara menjauhinya.

Kalau ada yang tidka mau taat dengan hukum Allah, maka urusannya dengan hukum Allah itu belum
selesai. Termasuk dari perintah adalah sunnah. Kesempurnaan kita taat kepada Allah itu bukan hanya
terletak pada hal yang wajib, tetapi juga sunnah. Kalau ada yang baru bisa wajib, tetapi belum sampai
sunnah, sesungguhnya ia belum menyelesaikan urusan hukum Allah itu, terlebih bagi orangg yang
meremehkan ah cuma sunnah.

Menyelesaian urusan dengan Allah pada takdir

1. Musayyar
Caranya adalah menjalani dengan ridha. Rumus ridha disebutkan oleh Allah al Baqarah 216:
boleh jadi kalian menyenangi sesuatu padahal itu buruk bagi kalian. Boleh jadi kalian tidak
menyukai ssuati padahal itu baik bagi kalian.

2. Mukhayyar
Sebaik-baik pilihan adalah meminta dipilihkan oleh Allah. Dan ini berlaku untuk semua takdir
mukhayyar. Kalau sudah istikharah, kemudian yang mantepnya itu di salah satu pilihan (missal
kerja di banten), kemudian setelahnya ditetapkan, maka selanjutnya itu adalah takdir musayyar,
dan ridha dengan ketetapan itu, jalani dengan ridha. Dalam kenyataannya, ternyata merasa
tidak cocok, kemudian kita diberikan pilihan, tetap meneruskan atau keluar. Apa yang harus
dilakukan? Istikharah lagi? Tentu tidak. Kalau sudah begini, bkan istikharah, tetapi kemudian
yang harus dilakukan adalah, saya memilih terus dan tidak terus itu dengan ikhtiar. Wujud
ikhtiarnya adalah melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. Iitu proses
lanjutnya. Takdir yang di depan say aini, harus membuat saya tunduk dengan perintah Allah dan
menjauhi larangan Allah. Harus dengan ini.
Kalau ketidakcocokannya dikarenakan lingkungannya yang buruk, banyak maksiat, maka
kalaulah keluar, maka itu dalam rangka menaati perintah Allah menjauhi laranganNya. Untuk
keluar, itu bukan laggi meminta dipilihkan oleh Allah, tetapi dalam rangka taat dengan perintha
dan laranganNya.
Kalau missal ketidakcocokannya dikarenakan capek, maka apa yang harus dilakukan? Perintah
Allah nya adalah sabar. Tidak dengan keluar, karena kalau keluar justru malah menjadi tidka
melaksanakan perintah Allah.
Atau mungkin yang lbih dekat adalah jodoh. Aduh kok yang melamar banyak ya, 2 misalkan. Ini
masing-masing baik, kalaupun ada kekurangan dua2nya punya kekurangan. Apa yang harus
dilakuakan akhwat tadi? Missal jatuhnya ke si A. menikahlah dengan A. eh ternyata dalam
pernikahannya ia mengalami ketidak cocokan. Maka ia punya pilihan, meneruskan atau tidka
meneruskan. Kalau saya teruskan, adakah perintah Allah yang saya amalkan, adakah larangan
Allah yang kutingggalkan. Kalau tidka diteruskan, adakah perintah Allah yang dilakukan dan
larangan yang ditinggalkan. Tidka perlu istikharah lagi.
Kalau masalahnya dikarenakan suami melarang menggunakan jilbab, maka lebih baik
ditinggalkan.
Kalau masalahnya adalah suami tidak memiliki mobil. Istri seharusnya sabar, itu perintah Allah
nya. Kalau ia tidak meneruskan pernikahannya, justru ia telah meninggalkan perintah Allah
untuk bersabar.

Di dalam takdir Allah, ada hukum Allah yang harus ktia taati, dan di dalam hukum Allah ada takdir yang
harus kita jalani.

Misal, kita sedang makmum, imam membaca surat Panjang. Bagi si makmum ini adalah takdir musayyar.

Pastikan Ketika keluar, adakah perintah Allah yang dilanggar? Kalau ada yang dilanggar, maka jangan
keluar.

Karena itu, yang dibutuhkan adalah kata kunci, yaitu ikhlas.

Ikhlas menyelesaikan takdir, ikhlas melasanakan hukum

Pengaruh ikhlas bagi hidup dan kehidupan

- Menjadikan takdir apapun sebagai keempatan beramal baik. Wujudnya adalah melaksanakan
perintah Allah atau meninggalkan larangan Allah. Ini hanya akan bisa dilakukan oleh orang yang
benar-benar ikhlas
- Apapun amal baiknya, dilakukan semata-mata antara diri dengan Allah.

Kalau Langkah hidup kita tercariasi oleh kedua ini, maka insyaaAllah hidup kita akan selesai dengan baik,
semata-mata antara kita dengan Allah.
Bagaimana kitab isa tau, apakah dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah?

Ketika kehidupan kita dalam kondisi suasana ikhlas. Kita tidak mengulagi dosa kita. Kalau ada orang yang
berdosa, kemudian taubat, kemudian setelah itu ia ridha terhadap takdir, apapun takdirnya, ia
melakukan hal baik, insyaaALlah itu merupakan tanda dosa kita diampuni oleh Allah.

Batas antara takdir dan perbuatan dalam kendali kita. Musayyar itu takdir, perbuatan itu mukhayyar,
kita memiliki pilihan. Kita meminta petunjuk kepada Allah, kemudian kita Ketika tidak merasa cocok,
maka kita berikhtiar untuk menimbang apakah itu masih dalam ketaatan terhadap Allah tau tidak.

Allah telah memanu kita di surat al hasyr, akhir dari kehidupan seseorang itu adalah sepenuhnya pilihan
manusia. Allah telah memerintahkan utnuk bertakwa keada Allah, dan sehendakknya setiap diri itu
melihat apa yang telah dilakukannya di masa-masa yang lalu. Melihat masa lalu untuk apa? Untuk hari
esok. Apa makna lighad di sini, masa esok di sini apa maksudnya?

Bukan akhirat, tetapi maut. Karena bukankah besook kita akan mati?

Ayat ini memandu kita, untuk melihat apakah yang telah saya lakukan ini bermanfaat bagi kematian
saya, bernilai untuk kematian saya. Missal menonton hiburan, menyenangkan? Iya. Tapi apakah ada
manfaatnya untuk kematian? Tidak. Lalu kalau tidak ada manfaatnya, untuk apa? Untuk apa saya
melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk kematian saya?

Kita memiliki hak untuk memilih, melakukan atau tidak melakukan. Ayat ini memandu kita, melihat amal
yang katanya amal baik, tapi apakah itu bermanfaat untuk kematian kita?

Missal Ketika seseorang yang baik ditanya. Kenapa engkau baik kepada suamimu? Karena agar suamiku
berbuat baik kepadaku. Berarti ia berbuat baik untuk hidupnya, bukan matinya. Kuliah jungkir balik, itu
untuk hidup atau mati? Untuk mendapat ijadvah dan diakui lulus S1?

Al maut

- Suul khatimah
- Husnul khatimah

Kedua ini merupakan pilihan dari setiap manusia itu sendiri. Allah tidak pernah berbuat dvalim. Allah
telah memberikan arahan, perintah dan larangan.

Ketika ada Ikhwan yang memilih untuk shalat di rumah saya, tidak di masjid, itu bagaimana?

Ada imam qari’ ada imam awwam

Imam qari’ : bacaannya fasih, makhraj dan Panjang pendeknya

Makmum qari’ tidak boleh bermakmum kepada makmum yang awwam. Karena harusnya makmum qari’
ini yang menjadi imam.

Kalau ia (seornag yang qari’) memilih untuk tidka shalat di masjid, karena imam di sana (imam awwam)
memang sudah beliau sejak lama, maka ia telah menaati perintah Allah untuk shalat di rumah.

Tuma’ninah, batasannya adalah berhenti sebentar, selama minimal membaca subhanallah.


Tiktok

Ini masalahnya adalah kesukaan pada hal buruk. Yang harus dikuatkan adalah menyampaikan kepada
anak bahwa itu adalah buruk, apa saja keburukannya. Yang membuat senang kepada keburukan adalah
syaitan, membuat manusia untuk menyukai keburukan.

Tavyin – melihat yang buruk.

Ighwa- menjadi senang terhadap yang buruk

Ini yang di yuwaswis/ dibisikkan oleh syaitan kepada manusia. Sampaikan hal-hal yang logis di mana
letak keburukannya. Ini butuh logika yang sangat kuat sekaligus pendekatan yang pas.

Mncontoh dari Rasulullah, beliau berhasil mengubah seseorang yang senang dengan keburukan menjadi
jauh dengannya. Rasul bertemu dengan seorang sahabat, kemudian sahabat itu meminta ivin kepada
Rasulullah untuk berdina. Sahabat di sekeliling, marah. Rasulullah berkata, dekatkanlah ia kepadaku.
Jangan dibenci anak muda seperti ini, karena kalau dibenci dan dikatai, maka mereka akan semakin
menyenangi keburukan mereka. Ketika didekati, dan ktia lembut padanya, ia akan tersentuh hatinya,
terbuka pada Rasulullah. Baik, kalau kamu mau vina, vina itu berarti kan Bersama perempuan. Kamu
punya ibu? Punya rasul. Kalau ibumu divinai, bagaimana pendapatmu? Saya tidak terima ya rasul. Kalau
bibimu divinai, bagaimana pendapatmu? Tidak terima rasul. Sudah cukup ya rasul, itu merupakan
perbuatan buruk yang tidak dapat diterima.

Dosa syirik itu tidak bisa diampuni kalau belum sampai meminta ampun dan taubat selama hidup.

Kalau sama-sama mukmin, kemudian ia mendoakan, baik masih hidup ataupun sudah meninggal, maka
itu diterima oleh Allah.

Astaghfirullahal ‘avhim, lii waliwaalidayya,

Untukku, untuk orang tuaku, untuk orang yang punya hak atasku (suami dan anak-anak), untuk guru2ku,
untuk muslimin dan muslimat.

Suami, berbuat baik kepada orang tuanya, padahal ia kaya,, tetapi tidak berbuat baik kepada mertuanya,
padahal mertuanya miskin. Berdalih bahwa kewajibannya hanya pada orang tua sehingga tidak
memberikan kepada mertua.

Kadang kita suka tanpa sadar, sunnah itu sebagai sesuatu yang dipedulikan. Padahal, bisajadi nilai
sunnah itu lebih tinggi nilainya dibandingkan yang wajib. Menjawab salam itu wajib, menyapa denggan
salam itu sunnah, tetapi ia memiliki pahala yang lebih banyak.

Didiskusikan dengan suami, dengan baik-baik.


Niatkan pindahnya ktia adalah untuk mencegah orang lain berbuat vhalim. Hati-hati Ketika meniatkan
untuk lari dari kevhaliman.

Ketika masalah tidak kunjung selesai datangnya, maka yakinilah, barangkali inilah jalan surga saya.

Dengki:

Menjadi jalan keuntungan bagi orang lain, maka sungguh itu bukan sebuah kerugian, itu adalah
keuntungan yang besar. Kita telah dipilih oleh Allah, itu sungguh keuntungan yang tiada terkira. Yang
diberikan kepadanya adalah keuntunggan material, sedangkan yang kita terima adalah keuntungan
spiritual.

Jaga keyakinan ktia kepada Allah, kemudian lakukan yang terbaik. Tugas kita adalah berusaha, soal hasil
Allah yang menentukan. Tetaplah berusaha, hilangkan pikiran bahwa ini berat, ini tidak munggkin, tugas
saya bukan mengejar hasil, tugas saya berikhtiar yang terbaik. Tugas saya melakukan yang bisa saya
lakukan, biar Allah melakukan untuk saya apa yang tidak bisa saya lakukan.

Allah memberikan kita kesempatan untuk beramal, dan Allah memberikan kekuatan kepada kita, pada
porsi yang tidak bisa kita gapai.

Jangan sampai kita merasa dan berpikiran sesuatu yang tidak sesuai dengan keagungan Allah dan
kesempurnaan Allah.

Ketika kita merasa kita sudah baik, Allah hadirkan seseorang yang mengkritik kita. Pasti ada hikmahnya,
gali hikmah itu. Ujung dari galian tersebut adalah pokok bagaimana kita taat kepada Allah, menuju
husnul khatimah

Anda mungkin juga menyukai