Anda di halaman 1dari 13

PEMBUKA

Ass. Alhamdulillahirabbil’alamiin…………………………………
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kpd Allah SWT. yang Maha Segala-galanya. Dia juga yang
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, dan semoga kita senantiasa istiqomah dalam aturan
ini hingga Allah mewafatkan kita. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Nabi
besar Muhammad SAW. sebagai panutan dan tauladan kita hingga akhir zaman.
Jazakillah khair kepada Moderator yang telah memperkenan saya untuk sharing2 di seminar ini dalam
rangka menguatkan keimanan kita, kemudian mempererat ukhuwah kita bersama teman2 sekalian.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang memberi kelapangan waktu untuk kita bisa bersama
dalam webinar ini meskipun hanya lewat online ya insya Allah tetap semangat dong.
Teman2 bagaimana kabarnya? Semoga selalu diberikan kesehatan dan terhindar dari segala macam
wabah dan penyakit yang saat ini tengah melanda dunia, kita do’akan semoga pandemi ini cepat berlalu
dan jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan.
Saya pun disini bukan berarti adalah orang yang paling sholehah ya, tapi Insya Allah adalah manusia
yang selalu senantiasa berproses, utk mjd pribadi yg lebih baik lagi. Aamiin

Slide 1
Berbicara soal Hijrah, ya seperti tema kita pada hari ini : Hijrah is my choice. Kira2 ada yang tau
artinya? Hijrah adalah pilihanku. Ditengah derasnya arus hijrah, alhamdulillahnya banyaaaak banget
orang yang juga berhijrah. Mulai dari artis2 di dunia hiburan yang mungkin dulunya suka bermaksiat,
membuka aurat, tapi sekarang alhamdulillah bisa berubah semakin baik. Bahkan kita atau teman2
sekalian pasti sekarang juga sedang dalam proses hijrah dong. Dunia ini selalu dihadapkan pada suatu
pilihan dong? Yes or No? Misalnya apakah mau hadir di webinar hari ini, atau tidak? Mau sukses atau
gagal? Mau Maksiat atau Taat? Mau surga atau neraka? Ya kan?
Ya, pilihan ada ditangan kita. Tinggal bagaimana kita memilih mau yang membawa kepada kebaikan atau
keburukan? Yang pasti setiap pilihan itu punya yang namanya KONSEKUENSI/ resiko, apakah itu benar
or tidak. Dan setiap pilihan itu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Krn kita hari ini adalah
gambaran kita di masa depan.

Slide 2
Secara umum hijrah itu adalah berubah, dan perubahan itu suatu hal yang pasti dan wajar. Misal seperti
pada gambar dilayar kalian. Itu ada mesin tik dan ada laptop. Mungkin teman2 ada yang pernah liat mesin
Tik sebelumnya, ya. Ini digunakan oleh orang2 pada zaman dulu sebelum mengenal mesin2 ketik yang
ada sekarang. Seiring perkembangan waktu, teknologi juga semakin berkembang. Mesin Tik itu sudah
tidak efektif lagid dong untuk pengetikan surat atau dokumen lain. Karena sudah ada yang lebih praktis,
kemudian efisien. Karena kalo mesin Tik kan kalo ada kesalahan ketik, nah itu tidak boleh di Tipe-ex
terpaksa harus ganti lagi, ngulang lagi kan.
Nah, seperti itu juga dengan kehidupan. Artinya perubahan itu sesuatu yg pasti. Dari yang dulunya ahli
maksiat, ketika dia mau berubah Insya Allah akan menjadi orang yang lebih baik lagi. Terus, untuk
berubah/ hijrah. Kita harus tau dulu apasih itu Hijrah? Supaya tidak salah langkah kan?

Slide 3
Keadaan yang seperti apa? Ya keadaan yang berbeda dari kita sebelumnya. Hijrah itu bukan berarti kamu
tidak lagi menjadi Yourself, tidak lagi menjadi diri sendiri, Bukan. Karena kamu tetap menjadi diri
sendiri dengan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Sehingga kalo kita bilang kita berniat hijrah, atau kita sudah berhijrah, tapi faktanya kita masih diam saja
alias nggak tergerak untuk berbuat baik, itu belum masuk kategori hijrah menurut arti ini. Kita nggak
akan disebut hijrah, kalo kita masih tetap di tempat yang lama. Pun kita belum bisa dikatakan hijrah, kalo
ternyata kita masih sama dengan sebelum kita hijrah.

Slide 4
Man-teman, kalo menyimak hadits ini, apa yang ada dalam benakmu dan apa reaksimu? Ngerasa
tertampar, atau biasa-biasa aja? Hemm… harusnya sih kita merasa orang yang merugi kalo nyatanya kita
hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin. Sebaliknya, kita bakal bahagia banget kalo hari ini bisa lebih
baik dari hari kemarin. Nah, makanya itu berubah menjadi lebih baik dari hari sebelumnya harus jadi
komitmen kita. Karna hijrah itu setiap waktu, tak akan berhenti selama kita masih hidup. Ujungnya? Ya
ketika kita mati nanti.

Slide 5
Kira2 apa yaa?
Apakah itu karena ingin dianggap baik, sehingga dapet jodoh yang baik?
Apakah ingin dapet rezeki yang banyak? Atau hanya ikut2an teman?

Slide 6
Krn INGAT DOSA.. Ternyata dosa itu mempengaruhi kehidupan kita, setiap mendapatkan hari yg buruk,
kejadian yg buruk, musibah, bencana, dll. Maka itu pasti wujud dari dosa-dosa yg kita lakukan. Kenapa??
Krn Allah ingin mengampuni dosa hamba-hamba-Nya dengan memberi musibah. Makanya sebagian
dosa2 kita itu gak dibales sama Allah, Allah biarin dulu supaya kita punya kesempatan bertaubat.
Seandainya dosa kita itu dibales terus menerus. Bisa saja misalnya kita ngeliat hal2 yg dilarang dibales
Allah dg kelilipan, kalonya Allah mau bales yg lebih dahsyat lagi sekali melihat yg tak baik bisa langsung
buta. Nah, Tp Allah itu sayang sama kita Dia membalasnya perlahan-lahan. Biar kitanya Ngeh/ sadar
bhwa itu teguran dari Allah.

Coba aja kita lihat pd diri kita. Bisa jadi byk sekali kemaksiatan. Dan parahnya lagi kita sendiri sudah tau
itu maksiat, tp mencari pembenaran terhadap maksiat yang kita lakukan. Misal: anak Kpopers.
kita tdk mau berubah, kita takut utk berubah. Takut ini dtgnya dari mana? Dari syaitan. Mereka selalu
mengawang-awangi kalo kamu hijrah nanti bakal gini, misalnya dijauhi teman2, dikatakan sok alim, dll.
Pertanyaannya sampai kapan kita mau dalam kondisi spt ini? Syaitan selalu menghiasi amal-amal
manusia, seolah-olah amal itu adalh baik, padahal itu maksiat yg sngat nyata. Misal ttg menutup aurat.
Mungkin sebagian prg merasa sdh menutup aurat. Tp ternyata dlm Islam itu tdk hanya sekedar menutup,
tp ada syarat2nya. Yakni harus syar’i.
Yg mungkin dulunya tidak menutup aurat secara Syar’I, pacaran, makan riba, bergaul bebas dengan non
Mahram/ laki-laki, dll. Krn dia sadar bahwa yg dia lakukan itu adalah salah dan DOSA. Sehingga dia
memutuskan untuk bertaubat serta hijrah ke jln yg benar. Tujuan kita memperbaiki diri adalah untuk
mencari ampunan Allah, mengharap agar Allah menghapuskan dosa-dosa kita yang lalu, juga
memberikan ridho-Nya kepada kita pada setiap apa yang telah dan yang akan diberikan-Nya pada kita.

Slide 7
INGAT MATI Emang kalo kita gak hijrah di hari ini, kita yakin di hari esok Allah masih kasih
kesempatan? Kalo hari ini adalah hari terakhir kita di dunia gimana? Kita mati dalam keadaan jahiliyah
dong? Coba pikirkan lagi ya teman2...
Makanya ada hadist yang mengatakan : Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa
mudamu sebelum datang masa tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, dan
hidupmu sebelum datang matimu”
Jangan sampai berpikir hidup foya-foya mati masuk surga. Enak banget…

Manusia itu berburu dengan waktu (KEMATIAN). Tak ada satupun dari kita tau kapan masa itu datang.
Maka jika ada kebenaran yang kita yakini itu datang dari Allah, maka segerakanlah untuk di kerjakan,
entah itu sedang trend atau tidak sekalipun. Karena standar hidup kita bukan apa yang masyhur di dunia,
tapi yang masyhur di akhirat..
Slide 8
Memang berat sih merubah kebiasaan kita yang dulunya ngenakin, yg dulunya berada di zona nyaman
kemudian harus kita tinggalkan. Dari yg dulunya berpacaran, ketika sudah tau bahwa itu haram dalam
QS. Al Isra ayat 32  “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” Mendekati aja kita tidak boleh apalagi sampai
berzina. Pacaran itu masuk mendekati ya..
Coba cek hati kita, tanyakan pada diri kita apakah kamu sudah hijrah? Yang dulunya suka
nonton2 acara gosip, atau yang masih suka menyombongkan diri dengan apa yang dimiliki, dan
penyakit hati lainnya.
"Hijrah itu Mudah." Hhmmm pernyataan itu gak sepenuhnya salah dan gak sepenuhnya bener,
(tergantung siapa yang menafsirkan hehehe). tapi yang pasti, Hijrah bisa dikatakan sulit, bila kita melihat
segala sesuatunya dari masalah yang akan datang.
.
Padahal Allah memiliki banyak sekali cara untuk kita keluar dari permasalahan yang ada, jika kita
berserah dan memohon kepadaNya. Lagi pula adakah orang yang hidup di dunia ini tanpa masalah?
.
Nah bedanya dengan kita yang sedang berhijrah adalah, masalah yang kita hadapi akan membawa
keberkahan jika kita hadapi dengan sabar dan istiqomah.
.
Maka dalam hal ini, hijrah yang benar itu pasti ada proses. Dan setiap proses yang baik, pasti terlihat
progressnya apakah menjadi semakin baik atau hanya stuck ditempat.
.
Slide 9
Disini saya coba sebutkan beberapa progress yang harus kita capai, yaitu pertama dengan berhijab.
Berhijab adalah langkah awal yang harus kita tempuh, karena itu adalah suatu perintah yang tidak bisa
ditunda-tunda jika sudah baligh. Kedua ikuti Kajian islami, agar kita bisa mengerti apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan oleh seorang muslimah. Ketiga, jangan terbesit untuk ingin berpacaran dengan
modus apapun, karena itu cara syaithan dalam mempermainkan nafsu yang ada dalam diri kita. Keempat,
segera lupakan mantan. Lebih baik nginget hafalan Al-Qur'an daripada ngladenin gombalan mantan
.
Dan.. point terakhir jangan sampai ketinggalan, hijrah bukan hanya sebatas apa yang saya sebutkan tadi,
tapi setelah melewati fase diatas, masih banyak lagi perbaikan yang harus kita lakukan. Semoga kita
semua terlindung dari panasnya api neraka ya teman2 😇

Kehidupan ini tidak ada yang stagnan atau berhenti, semua pasti akan mengalami perubahan, karena
manusia itu sifatnya memang dinamis.
.
Nah begitu halnya dalam proses hijrah, tidak mungkin seseorang bertahan pada posisi pertama hijrahnya
pasti ada perubahan dalam dirinya. Maka yang dipertanyakan adalah, apakah perubahannya itu semakin
baik atau justru mengalami kemunduran dalam hijrah?
Betul, jika hijrah itu butuh proses tidak serta merta mereka yang baru berhijrah langsung diharapkan hafal
5 juz Al Qur'an misalnya, tidaklah begitu. Hanya saja, setiap langkah yang diambil harus mengalami
progress, jangan hanya nyaman dengan satu perubahan yang diambil saja.
Misal dalam hal menutup aurat, banyak diluaran sana para perempuan yang sudah menutup. Tapi apakah
menutup saja cukup? pakai kerudung, terus celana, pakai baju. Dari segi aurat sih emang ketutup. Tapi
ternyata tidak sekedar menutup, harus sesuai dengan syarat2 menutup auran yang benar. Lihat QS. An-
Nur aya 31 “…dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya….” Ini dalil tentang
perintah berkerudung/ khimar. Kemudian lihat QS. Al-Ahzab; 59 “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-
isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbanya ke seluruh tubuh mereka….” Kemudian
pakai kaos kaki ketika keluar rumah, pakai mihnah, tidak bertabarruj, bagaimana kita seharusnya
berpakaian didalam rumah yang ada mahrom, dsb. Nah ternyata itu semua ada aturannya.
.
Karena aturan Islam itu haruslah Kaffah (menyeluruh). Dan kematian itu tidak menunggu kita, tapi kita
lah yang menunggu kematian. Maka jangan sampai, saat kematian itu hadir, kita dalam posisi yang tidak
siap untuk menghadapinya.

Slide 10
Buat mie instan saja ternyata gak instan kan? Masih ada step-step yang harus kita lakukan.
Nah pun dengan hijrah, dengan memahami agama ini. Kita perlu berproses, bersabar dan belajar.
Kalo kata Imam Syafi’I “Barang siapa yg tdk mampu menahan lelahnya belajar. Maka ia harus mampu
menahan perihnya kebodohan”
Maka nikmatilah prosesnya, sebab jika kita tdk mampu menikmatinya, kita akan terpogoh-pogoh.
Mulailah dari hal kecil dulu. Misalnya yang sholatnya masih bolong-bolong jadi 5 waktu. Yang
biasanya shalat diakhir waktu jadi di awal waktu. Yang biasanya sebelum makan difoto atau
selfie dulu, diganti jadi berdoa dulu.

Hijrah itu proses, karena itu nikmatilah prosesnya. Perbaiki dulu hubungan dengan Allah. Saat
hubungan kita dengan Allah sudah baik, pasti akan ada rasa malu jika berpenampilan &
berakhlak tidak seperti yang Allah inginkan

Jadi, sebelum hijrah, luruskan dulu niatnya karena Allah. Untuk perbaikan diri. Berpenampilan
syar’i itu juga penting, tapi bukan tujuan akhir dari penghijrahan. Tolak ukur dari hijrah adalah
bagaimana kita mudah menjalankan syari’at & taat kepada Allah.

Niat hijrah yang lurus akan menuntun kepada perbaikan akhlak. Akhlak yang baik pasti akan
mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai syari’at. Penampilan yang sesuai syari’at
biasanya akan membuat kita menjaga perilaku. Jadi, hijrah itu harus sepenuhnya, jiwa dan raga.

Hijrah itu artinya beranjak atau meninggalkan. Yaitu beranjak dari kebiasaan yang kurang baik
menuju kebiasaan baik & meninggalkan kemaksiatan menuju kepada ketaatan.
Hijrah itu mudah, jika niatnya benar. Yang bikin berat itu jika hijrahnya buat ngelupain mantan,
atau hijrah karena penampilan untuk jualan busana muslimah, atau ada juga yang ngaku hijrah
buat nyari jodoh. Ini hijrah yang salah niat.

Luruskan niat semata-mata hijrah karena Allah, untuk memperbaiki diri. Mulailah langkah
kecilmu & jadilah dirimu yang baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Slide 11
Pernah merasakan ibadah tak sekhusyu’ biasanya?
Nikmat ibadah tak terasa? Bahkan terasa berat?
Itulah salah satu musibah terbesar bagi kita.
Bagaimana mungkin kita medapatkan ketenangan hidup, sementara nikmatnya ibadah dicabut?
Itulah cara Allah menghukum kita, Allah ingin kita sadar diri.
Awal dari potensi sifat malas/ futur itu ada ketika kita mulai meninggalkan kebiasan-kebiasaan baik amal
shalih kita. Yang tadinya suka shalat berjamaah sekarang jadi shalat sendiri di rumah, yang tadinya rutin
tilawah Qur’an sekarang ditinggalkan, shalat sunah terlupakan, menuntut ilmu diabaikan.
.
ketika kebiasan-kebiasaan baik amal shalih itu mulai hilang, maka perlahan-lahan sifat futur akan ada dan
berpotensi dalam diri kita. Sifat futur yang ada dalam diri kita akan menyebabkan kita terbiasa kembali
dalam kelalaian dan kesalahan. Sampai jauh dari perintah Allah SWT.
.
Adanya futur itu memang wajar, tapi tak juga bisa menjadi alasan untuk semakin lalai. Oleh karenanya
segeralah beristighfar dan kembali bertaubat kepada Allah SWT. Ingat-ingat lagi bahwa tak Ada yang
lebih nikmat selain taat kepada Allah.

Slide 12
Hidup Itu Pilihan
Yang belum hijrah, tetep pada posisi semula. Mudahnya, yang hijrah sudah cicipi buruk dan baik, yang
belum hijrah cuma cicipi yang buruk. Yang dakwah susah, yang nggak dakwah juga sama susah.
Bedanya yang dakwah itu susahnya buat manfaat bagi yang lain, kalau yang nggak dakwah paling
susahnya dinikmati sendirian, dia nggak diingat sama orang lain, susahnya nggak jadi cerita.
Yang belajar bisa salah, yang nggak mau belajar pasti salah. Bedanya kalau kita mau belajar, salahnya
itu bagian pembelajaran, tapi kalau nggak mau belajar, salahnya itu bagian dari kelalaian, salahnya itu
karena nggak mau belajar. Kita baik, orang bisa jadi nggak suka, walau nggak mungkin semuanya nggak
suka, pasti ada yang juga mendukung dalam kebaikan. Tapi kalau kita tetep jahat dan ada yang masih
suka, dia pasti bukan orang baik, dan itu buruk bagi kita
Penipu juga nggak mau dibohongi, maka jujur itu lebih terhormat walau kadang kita yang sulit dalam
melakukannya, tapi setidaknya kita senang sama orang jujur

Slide 13
Betapa banyak orang yang sulit sekali berubah. Kenikmatan dan kemapanan telah membutakan mata
hatinya. Teguran dari Allah SWT. Sama sekali tak dihiraukan. Misalnya dia memperoleh rezeki dari hal
yang ribawi, hingga Allah beri dia musibah misalnya dengan kecelakaan Nauzuubillah, atau ditinggalkan
oleh orang tersayang. Itu bagian dari teguran dari Allah. Sadar gak nih.
Allah SWT. Membekali manusia dengan kebebasan berkehendak dan kesadaran dalam menentukan
pilihan. inilah yang kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Mahkamah Ilahi.

Slide 14
Apa resiko bagi orang taat? Misal ketika menutup aurat secara syar’i. dia dicemooh, dikatakan sok alim,
atau orang tua tidak menyetujui, atau mungkin dikatakan radikal.
Orang maksiat pun beresiko, misal berpakaian terbuka, bisa jadi diganggu oleh laki2.
Orang yang suka mencuri

Slide 15
Dia takut kepada Allah akan dosa2 yang dilakukan sebelumnya, sehingga dia bertaubat, dia berusaha
memperbaiki kehidupannya. Maka apa? Orang seperti ini akan selamat di akhirat kelak.

Slide 16
Orang2 fasik ini adalah mereka yang suka berbuat dosa,

Slide 17
Surga itu istimewa, tp orang biasa pun mampu mendapatkannya.
Surga itu luar biasa indahnya, akan tetapi orang yang tak elok rupa pun bisa merasakannya.
Kalo surga hanya layak untuk mereka yang kaya raya, maka QORUN lebih pantas untuk
mendapatkannya.
Kalo surga hanya diperuntukkan bagi mereka yang tinggi tahta, maka fir’aun jauh lebih pantas untuk
mendapatkannya.
Kalo surga hanya untuk yang indah rupa, maka Bilal tak akan pantas untuk masuk ke surga.
Tapi apa? Bahkan terompahnya Bilal itu sudah terdengar untuk masuk ke surga. MASYA ALLAH..
Kenapa bisa seperti itu? Krn surga dibeli bukan dengan harta, didapat bukan dengan tingginya tahta,
dirasakan bukan dengan eloknya rupa akan tetapi dengan TAQWA.

Slide 18
tantangan terberat setelah hijrah adalah ISTIQOMAH. Oleh karenanya, kenapa ada yang sudah berislam
tapi dia murtad. Karena banyak faktor yang ditinggalkan untuk menjaga keistiqomahan.

Mungkin ada ngeluh ya, Padahal aku udah berusaha untuk jadi lebih baik, tapi kok malah makin susah?
Kemudian Allah menjawab; “Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
‘kami telah beriman’ sedang mereka tak diuji?” (QS. Al-Ankabut:2)
.
Ternyata perjalanan menuju segala yang baik itu terjal ya? Iya, sebab kalau perjalannya mudah darimana
kita dapat pahalanya?
Tapi Allah memberikan ujian bukan untuk menyusahkan hamba-Nya, melainkan untuk menguji
keimanannya, sejauh mana ia akan istiqomah walaupun dalam keadaan tersulit? Setelah itu semua
terlewati kita akan tersenyum dikemudian hari dan sadar bahwa kita bisa melewatinya
Lalu dari sini kita paham, bahwa Allah tidak memberikan ujian diluar kemampuan hamba-Nya dan janji
Allah pada orang2 yang berhijrah itu PASTI
.
Kesusahan yang sebelumnya dirasakan satu-per-satu selesai
Mungkin mulai dari pekerjaan yang kita tinggalkan sebab kita tau pekerjaan itu tak lepas dari dosa riba,
kini Allah gantikan dengan pekerjaan yang lebih berkah
Teman2 bahkan sahabat sekalipun yang dulu dekat kemudian menjauh, kini Allah gantikan dengan
teman2 yang selalu mengingatkan dalam rangka ketaatan pada-Nya dan masih banyak lagi
.
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti
padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad)
Maka bersyukur pada Allah karena telah memudahkan semuanya, karena syukur mengikat nikmat yang
telah ada pada kita dan mengejar nikmat yang blm ada pada kita
Semoga kita bisa terus istiqomah menuju perbaikan diri dan Allah izinkan mengecap menikmati
manisnya iman Islam sampai waktunya kita dibangkitkan kembali

Inilah jalan kebenaran, jalan yang lurus tapi tak melulu mulus
kenapa?? karena akan banyak sekali bebatuan yang menghadang
Dan dengan batuan itu sebenarnya adalah ujian
Untuk membuat kita pada akhirnya bertahan atau membalikkan badan?

Saya teringat dengan kisah salah seorang sahabat Rasul yang kaya raya itu. Ada ingat? Abdurrahman bin
‘Auf , seorang konglomerat yang rela meninggalkan harta yang ia miliki demi memilih hijrah ke Madinah
bersama Rasul dan para sahabat lainnya.
Dari sini kita bisa belajar, sabar dalam setiap episode kehidupan yang terjadi terhadap diri kita, krn
begitulah yg dinamakan Ujian Keimanan.
Namun, ingat. Ujian bukan hanya yang sedih-sedih saja. QS.Al-Ankabut;35 (ttg menimpa orang yang gak
pernah sholat tp kaya raya, knp tak diuji?) justru disitulah letak Ujiannya bernama Istidraj (Jebakan
dari Allah) Allah beri kenikmatan kepadanya, dia lupa kepada Allah tak bersyukur hingga Allah balas
dihari akhir. Tapi kalo ia bersyukur dan ia bagikan harta itu kpd orang lain maka akan Allah tambahkan
nikmat tsb.

Slide 19
Hijrah itu sebenarnya mudah kok, yang susah itu istiqomahnya
Loh? Terus gimana caranya biar kita bisa terus istiqomah?
1. Berniat ikhlas ketika hijrah
Hijrahmu untuk apa? “Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan setiap
orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”
Niat merupakan salah satu syarat diterimanya sebuah amal.
Banyak faktor yang mendorongmu melangkah ke arah yang lebih baik. Secara kasat mata, ketika
orang lain melihat perubahanmu mungkin dinilai cukup mengesankan. Namun #tanyahati ..
Sudahkah hijrahmu diniatkan karena Allah? Atau sebatas materi dan dunia?
Azzamkan hati untuk ikhlas hanya mengharap ridho Allah semata. Karena dengan azzam ini Insyaa Allah
kita hanya fokus pada apa yang kita tuju dan lakukan, jadi apa yang dikatakan orang lain dan seperti apa
penilaian mereka terhadap kita ngga akan mempengaruhi keputusan hijrah yang kita ambil.
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali amal yang dilaksanakan dengan ikhlas dan
dilakukan karena mengharap ridho Allah semata”. (HR. An Nasai dan Abu Dawud)
Kenapa sih kita harus koreksi niat hijrah kita? Ya, kalo niat hijrah kita bener maka kita nggak capek alias
bisa istiqomah berhijrah. Nggak mood-moodan hijrah, kalo lagi mood aja semangat hijrah tapi, kalo lagi
bete, hijrahnya jadi futur. Nah, tentu kita nggak mau seperti itu kan? Makanya penting kita koreksi nih,
niat hijrah kita karena apa, atau karena siapa.

Yuk coba kita simak hadits berikut.

Dari Amirul mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khaththab ra. berkata,

“Aku mendengar Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Segala perbuatan tergantung pada
niatnya. Setiap orang akan mendapatkan (pahala) dari apa yang diniatkannya. Barangsiapa berhijrah
untuk mencari ridha Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa
berhijrah untuk mencari dunia atau untuk seorang perempuan yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya
hanya untuk itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama memasukkan hadits niat ini di awal pembahasan kitab-kitab mereka. Hal ini dilakukan tentu
bukan tanpa maksud dan tujuan. Bahkan hadits ini masuk dalam 70 bab masalah fiqh. Imam Syafi’i
rahimahullahu mengatakan bahwa hadits ini merupakan sepertiga dari ilmu. Dan Imam Abu Dawud
rahimahullahu bahkan mengkategorikan sebagai separuh dari agama. Abdullah Bin Mubarak berkata :
“Berapa banyak amal yang besar menjadi kecil karena niatnya, dan berapa banyak amalan yang remeh
menjadi besar karena niatnya”.

So, niat memiliki peranan penting dalam aktivitas kita sehari-hari. Karena niat meskipun letaknya di awal
dalam setiap perbuatan yang hendak kita lakukan, akan tetapi niat juga menentukan tujuan akhir dari
hidup kita. Ibarat kita berpergian, niat adalah bekal yang kita akan bawa, jika bekal yang kita bawa salah
dan kurang, maka akan memperburuk perjalanan dan bisa jadi nggak sampai pada tujuan yang benar.

Gimana niat itu penting apa penting banget? Pastilah penting banget ya, karena niat menjadi salah satu
komponen suatu aktivitas disebut perbuatan baik (khayr) ataukah buruk (syahr). Komponen yang lain
adalah kesesuaiannya aktivitas kita dengan perintah dan larangan Allah SWT. Dua komponen ini tidak
boleh terpisah satu sama lain. Salah satu saja tidak benar alias tidak sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan
al-Hadits, bisa tidak tergolong amal (perbuatan) yang shalih (amal baik). Misalnya, niatnya salah
meskipun aktivitasnya sudah sesuai dengan tuntunan, tetap aja nggak bisa terkategori amal shalih. Pun
sebaliknya, niatnya udah lurus mencari ridha Allah, tapi caranya nggak berkesesuaian dengan cara yang
dituntunkan oleh Allah dan Rasul-Nya, itu pun bukan amal shalih, tapi amal salah, hehe…

Jadi niat itu penting sekali apa penting banget? Penting banget ya, bukan penting sekali, kalau penting
sekali berarti pentingnya hanya sekali, hehe…. Makanya gimana cara kita tahu kalo niat kita hijrah itu
bener atau kagak? Yes, sesuai dengan hadits yang dikutip di atas tadi, bahwa niatkan hijrah kita karena
Allah, bukan karena seseorang atau karena sesuatu. Sebab kalo niat hijrah karena seseorang atau karena
sesuatu, ketika sesuatu itu nggak kita dapatkan atau sesuatu hilang, maka hilang pulalah niat atau
semangat kita untuk hijrah. Itu tanda yang paling mudah untuk mengetahui niat hijrah kita.

Nah, kenapa kita lelah berhijrah, putus asa atau putus di tengah jalan hijrah kita? Karena niat atau harapan
kita gantungkan kepada selain Allah. Maka benarlah apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib ra.
bahwa “Aku sudah pernah merasakan kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit adalah berharap
kepada manusia”. So, yuk luruskan niat kita hijrah semata-mata karena Allah.

What’s Next?

Trus, apa langkah selanjutnya biar hijrah kita istiqomah? Apakah cukup meluruskan niat? Nggak dong,
niat itu hanya sebagai langkah awal, selanjutnya kan kita pasti action. Nah, di tataran action ini kita harus
ngapain agar kita bisa istiqomah atau nggak lelah berhijrah?

Tapi sebelum itu, kita mau ngajak teman-teman semua sadar diri kira-kira selama ini posisi kita sudah
hijrah atau belum? Terutama ketika ngeliat fakta-fakta kerusakan yang ada disekitar kita. Jujur aja, setuju
banget kan kalo kita sampaikan bahwa fakta yang ada di sekitar kita ini rusak, wa bil khusus tentang fakta
remaja. Ada pergaulan bebas yang nggak bisa direm lajunya, narkoba, perkelahian antar sekolah,
pelecehan seksual, dan masih banyak lagi fakta rusak di sekitar kita.

Nah, ngeliat fakta yang kayak gitu, kita memilih untuk hijrah, maksudnya hijrah dari perbuatan yang
kayak gitu, menjadi muslim yang lebih baik. Tapi persoalannya, kita hijrah nggak bisa dan nggak boleh
sendiri, berat, kamu nggak akan sanggup, makanya hijrah kudu rame-rame. Kalo kita sedang dan sudah
hijrah maka kita nggak boleh nafsi-nafsi mikirin diri sendiri, kita kudu peduli dengan keadaan sekitar kita,
teman-teman kita yang belum hijrah. Sebab, bisa jadi hijrahmu jadi berat atau lelah, karena masih
terpengaruh oleh keadaan atau teman-teman lama kamu. Makanya, kita nggak boleh cuek EGP sama
keadaan sekitar kita.

Kalo boleh diibaratkan, masyarakat kita ketika ngeliat fakta-fakta yang tadi disebutkan, bisa
dikelompokkan jadi 3: kelompok pemain, penonton, dan masyarakat luar.

Pertama “pemain”, mereka yang sadar dan siap serta udah bergerak bersama untuk menyelesaikan
masalah di atas. Bahkan mereka berjibaku, layaknya pemain bola professional, membina dan melatih
dirinya dalam ilmu, sehingga nanti ketika benar-benar terjun ke masyarakat bisa ngasih problem solving
persoalan masyarakat. Mereka inilah yang memilih Move On. Dalam khazanah Islam, mereka disebut
pengemban dakwah.

Kedua “penonton” alias komentator, mereka ngeliat sih fakta kerusakan di tengah masyarakat, tapi
mereka suka banget komentar terhadap perjuangan yang dilakukan oleh kelompok pertama. Ada yang
komentarnya mendukung, tapi nggak sedikit yang jorokin, sok pinter, sok jago, padahal dia sendiri
aksinya nggak pernah ada. Ada juga penonton di sini yang layaknya supporter fanatik, kalo menang ikut
senang, giliran kalah bikin ulah dan masalah.

Ketiga “masyarakat luar”, mereka nggak ngeliat atau bahkan cuek dengan kondisi di sekitarnya. Persis
kayak masyarakat di luar stadion yang nggak ambil pusing dengan apa yang terjadi di dalam stadion, saat
pertandingan berlangsung. Entah mau rusuh kek, menang kek, kalah kek, bodo amat, emang gue pikirin.
Nah, kira-kira begitu di kelompok yang ketiga ini, menyaksikan kerusakan masyarakat, cuek aja, “yang
penting nggak nimpa gue dan keluarga gue”, gitu pikirnya.

Idih jangan sampe ya, kita ada di kelompok ketiga maupun kedua, yang sekedar komentar apalagi cuek
dengan kondisi kerusakan di sekitar kita. Kita kudu di kelompok pertama, karena hijrah itu menunjukkan
care kita. Hijrah itu kontribusi yang bisa kita sumbangkan atas problematika di negeri ini. So, apakah kita
masih diam saja, layaknya kelompok ketiga tadi? Atau hanya jadi penonton, kayak kelompok kedua?
"Carilah lingkungan teman atau komunitas yang bisa mendukung perubahanmu ke arah yang
lebih baik. Berkumpul dengan orang-orang sholih akan menjaga dan mengistiqomahkan
kesholihan yang akan kamu mulai."

Merupakan tips kedua agar hijrah kita bisa istiqamah.

Mengapa demikian ???


Teman adalah Cermin

Tahu ngga kamu bahwa jaman dulu kala, cermin adalah salah satu tanda keborjuisan seseorang?
Wajar, karena pada masa itu, cermin merupakan barang mewah, dan hanya ada di rumah-rumah
bangsawan dan hartawan. Orang-orang yang ngga mampu bercermin, untuk melihat dirinya hanya
bisa melihat refleksinya di danau atau batuan obsidian yang mesti dipoles sehari-semalam.
Untuk apa sih kita ngaca? Ngga perlu rumit-rumit ngejawabnya, he he. Yang jelas, untuk melihat diri
kita sendiri. Kita pengen lihat rambut kita udah rapi atau belum. Kita pengen lihat bedak nya udah
rata atau belum. Kita pengen lihat jerawat yang ada di wajah kita udah hilang atau malah tambah
banyak.

Untuk itulah kita bercermin, sehingga kita bisa mengetahui apa saja kekurangan dalam penampilan
kita, dan kita bisa memperbaikinya.

Itu untuk penampilan kita. Lalu, bagaimana dengan amal kita? Pemikiran kita? Kepribadian kita? Apa
yang menjadi cermin sehingga kita bisa melihat kekurangan dan memperbaikinya?

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda,


“Seorang mukmin adalah cermin bagi saudaranya. Jika dia melihat suatu aib pada diri saudaranya,
maka dia memperbaikinya.” (HR Bukhari)

Teman bukan sekedar teman, melainkan TemanSurga.

Pernah ngga kamu merasa paling tahu mengenai keburukan orang lain; oh si Fulan tukang gosip, oh
si Fulanah tukang nyontek; tapi ngga tahu apa keburukan diri ini? Siapa yang tahu, akan
memberitahu, dan mengoreksi keburukan kamu?

Pernah ngga kamu merasa sudah berusaha untuk hijrah menjadi lebih baik, tapi kok ngga bisa
berubah-ubah, dan kamu bingung apa yang salah pada diri? Siapa yang tahu, akan memberitahu, dan
mengoreksi kesalahan tersebut?

Jawabannya ngga lain ngga bukan adalah saudara mukmin,TemanSurga.

Keburukan diri itu ibarat jerawat yang menempel pada wajah, ganggu banget, dan membuat gemes
untuk dipencet, sementara saudara mukmin kita adalah cermin yang menuntun dan memberitahu,
mana keburukan yang harus kita hilangkan tersebut.

Layaknya cermin, semakin mengkilap maka semakin detail kita bisa bercermin. Sebaliknya, semakin
burem suatu cermin maka semakin susah pula kita bercermin.

Teman Surga layaknya cermin sempurna. Ia memberitahu kamu tanpa ada suatu kebohongan atau
ngga enakan, semata-mata karena rasa cintanya padamu.

Mereka lebih memilih memberitahu apa kesalahan kamu meskipun ada rasa yang tersakiti, karena
mereka lebih takut azab Allah menimpa dirimu di akhirat kelak.

3. Langkah awal ketika memutuskan hijrah adalah Ngaji dan bersatu dalam jama'ah.
.
sebenarnya bagi kita yang sudah mantep berhijrah langkah pertama yang harus dilakukan adalah ngaji
karena agar kita tau alasan misal kenapa harus berhijab? nah dalam kajian tersebut akan dijelaskan
ilmunya .
Dari ilmu tersebut kita akan mendapatkan keyakinan dan kekuatan atau bahkan semangat dalam hijrah
tersebut. lebih percaya diri dan tau apa yang hrus dilakukan. jadi yuk mulai sekarang yang udah berhijrah
agar hijrahnya ga diem aja di tempat yuk ngaji dan bersatu dalam jamaah .
Banyak hal yang akan kita dapati saat kita ngaji, bukan hanya ilmu tapi sahabat yang akan
mendukung hijrahkita akan kita dapati di kajian, mau tau asiknya kaya gimana ayolah cari info
kajian, dan ajakin temen-temen pergi ngaji juga ya.
4. Sedikit tapi rutin Insya Allah akan menjadi istiqomah

5. Rabbana laa tudziqquluubana ba’daidz hadaitana wahablana milladunkarahmah innaka antal


wahhabb. Yaa muqollibal qulub tsabit qalbi ‘alaa diinik. “Ya Allah yg Maha Membolak
Balikkan Hati,tetapkan hati kami atas keimanan kepada-Mu. Maka berdo’a kpd Allah agar ketika
engkau berhijrah dengan susah payah ini, ketika engkau meninggalkan apa2 yg dibenci Allah yg
susah payah ini. Allah jaga engkau dengan keistiqomahan ini.

Teruslah mendekat untuk taat pada Allah swt. Karena Allah-lah yang akan memberimu kekuatan
dan memudahkan segala urusanmu. “…Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya
Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya”. (TQS. Ath thalaq: 4)

Slide 20
Ketika kita meninggalkan kemaksiatan dan mendekatkan diri kepada Allah, maka akan datang kebaikan-
kebaikan yang juga menyertai kita.
.
Berikut ini janji Allah untuk orang yang bertaqwa :
1. Dijamin kesuksesan dan kebahagiaan (QS. Al-Baqarah:189)
2. Allah tambahkan ilmu dan pemahaman (QS. Al-Baqarah:282)
3. Mampul membedakan baik dan buruk (QS. Al Anfal:29)
4. Dijaga dari maksiat (QS. Maryam:18)
5. Dekat dengan Allah (QS. Yunus:62-63)
6. Diberi kemuliaan (QS. Al Hujurat:13)
7. Diberikan solusi untuk setiap masalahnya (QS. At Talaq:2-3)
8. Allah beri ketenangan dalam setiap ujian (QS. Ali Imran : 120

Slide 21
Sepanjang hidup, tugas kita adalah berhijrah, karena diri kita dari hari ke hari harus menjadi diri
yang lebih baik lagi dari hari sebelumnya. “minazzulumati ilannuur” “dari kegelapan menuju
cahaya Allah”

Jadilah hamba2 Allah yang kokoh dalam menjaga keimanannya sabar utk menjadi orang2 yang
baik, ajak teman2mu utk menjadi baik bersama-sama. Selamat menjadi diri yang istiqomah,
selamat menjadi diri yang sabar dan semoga kita menjadi hamba2 Allah yang masuk kedalam
Syurganya Allah. Aamiin yaa Rabbal ‘alamiin..

Anda mungkin juga menyukai