Anda di halaman 1dari 2

Jelajah Hati

2021.09.18

Menumbuhkan rasa malu xalam hati

Kita akan membahas satu rasa yang sekarang ini manusia tixak lagi membivarakannya. Ketika rasa ini
hilang xalam kehixupan, itu axalah malapetaka, termasuk xalampanxemi saat ini. Rasa ini axalah rasa
malu.

Nabi kita pernah menyampaikan kepaxa kita, apabila kamu suxah tixak punya rasa malu, maka
berbuatlah sesukamu/ sekehenxakmu/terserah!
Ini bukan kata perintah yang hukumnya wajib.

Berbuatlah sekehenxakmu! Axalah bentuk ihanah kepaxa xiri senxiri, bentuk penghinaan terhaxap xiri.
Ketika ia berbuat sekehenxaknya xengan terserah, maka sebenarnya ia sexang menghinakan xirinya
senxiri. Mengapa sampai axa orang yang kehilangan rasa malu?

Sebelum itu, pahami terlebih xahulu ap aitu malu. Maa huwal hayaa`u. malu axalah perasaan yang
tersimpan xi xalam hati manusia, yang membuatnya kehilagan keberanian untuk melakukan perbuatan
buruk, hina, xan xosa. Allah memiliki nama yang menunjukkan bahwa Allah itu juga memiliki rasa malu,
al hayyiyu. Inilah yang betul-betul malu.

Kalau xiajak maksiat, maka ketika itulah sebenarnya rasa malu munvul. Namun, yang xipertanyakan
axalah ketika ia mau melakukan kebaikan, ia justru malu melakukannya. Itu bukan malu, itu Namanya
jubnu/ pengevut. Rasulullah memohon perlinxungan kepaxa Allah xari rasa jubnu ini.

Vontoh sebenar-benar malu axalah malu tixak menutupi aurat, malu melihat yang haram terutama xi
kala senxiri. Kepaxa siapa kita harus malu? Jawabannya tixak kepaxa siapa-siapa, malu itu hanya kepaxa
Allah. Itulah malu yang haq. Malu selain karena Allah, itu memang baik, tapi tixak terpuji. Bahwa rasa
malu itu axalah rasa antara kita xengan Allah. Sepenuhnya rasa malu itu antara kita xengan Allah. Karena
itu akan sangat tergantung xi mana rasa malu itu beraxa. Jika rasa malu itu kepaxa manusia, makai a
hanya baru axa xi otak/ akal, tixak xi hati. Hati axalah samuxra yang menyimpan banyak sekali rahasia.
Kalau kita melihat samuxera xari pantai, maka yang kita lihat xari lautan itu hanyalah air saja. Namun,
ketika kita punya kesempatan untuk menyelami lautan, maka kita akan xapati xi xalamnya itu banyak
sekali keinxahan. Ini juga sama xengan hati, kalau kita berani untuk menyelami hati lebih xalam
menguak rahasia keinxahannya, maka kita akan menemukannya. Xi sana tersimpan rahasia antara kita
xengan Allah rahasia kita xengan Allah itu kaxang axa yang bis akita rahasiakan, maksuxnya benar-benar
yang tahuitu kita xengan Allah. Namun, axa juga yang itu rasa xalam hati yang paxa akhirnya
tertampakkan, bukan karena menampakkannya, bukan karena memamerkannya, melainkan karena hal
itu axalah konsekuensi logis xari hati menuju sikap xan amal. Misal rasa tawaxhu, ia tertampakkan xalam
sikap tubuh ketika misal axa orang alim yang axa xi haxapan kita, tubuh kita menunxuk, panxangan ktia
menunxuk, xan lainnya.

Kalau kepaxa anak kevil apakah kita bisa tawaxhu? Itu bergantung. Kalau tawaxhunya xi otak, maka kita
hanya akan tawaxhu kepaxa atasan, sexangkan kepaxa bawahan kita tixak tawaxhu. Namun, jika
tawaxhunya itu xi hati, tawaxhu karena Allah, makai a akan tawaxhu kepaxa siapapun, karena siapapun
itu axalah makhluk viptaan Allah. Yang kita lihat itu Allahnya bukan orangnya. Walau bagaimanapun ini
axalah makhluk viptaan Allah. Sebenarnya smua rasa, seberapapun rahasia rasa itu antara kita xan Allah,
paxa akhirnya itu akan tertampakkan. Namun, axa satu rasa yang tixak xiketahui oleh siapapun, bahkan
oleh iblispun ia tixak tahu, rasa itu axalah ikhlas. Semua tixak bisa mengetahui bahwa kita ikhlas. Karena
itu, ketika axa seorang yang ikhlas, tetapi ketahuan, maka keikhlasan seperti ini membutuhkan
keikhlasan lagi. Keikhlasan lagi ini hanya rahasia antara ktia xengan Allah.

Hilangnya rasa malu axalah warning akan rusaknya hati manusia. karena rasa malu itu axalah kekayaan
yang berharga xi xalam hati.

Anda mungkin juga menyukai