Anda di halaman 1dari 11

TAUSIAH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Rabu, 18 Januari 2023, pukul 06.30


Thema : IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sub Thema : Serba Baik Untuk Orang Baik

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin,
sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Bapak-bapak dan
ibu-ibu serta saudara-saudara sekalian, alhamdulillah kita dipertemukan kembali, kita
usahakan kita ini selalu memperbaiki dan mengembangkan kepribadian diri kita yang
bersesuaian dengan keimanan. Karena kepribadian itu dibangun dari kebiasaan, maka
kalau kita mau memperbaiki diri maka kita harus membiasakan melakukan tindakan yang
baik-baik. Kita bisa membiasakan kalau kita mempunyai tujuan atau mempunyai prinsip
sehingga kita bisa berperilaku sesuai dengan prinsip atau tujuan tadi. Oleh karena itu
ketika kita mempelajari keimanan kita usahakan pemahamannya sampai dengan
bagaimana cara mengimplementasikannya atau cara menerapkannya. Pagi ini mari kita
bahas tentang topik tentang ”Serba Baik Untuk Orang Baik”, serba baik disini maksudnya
adalah nasibnya baik, urusannya baik, keluarganya baik dan lain-lainnya semuanya baik.
Untuk memperoleh kebaikan tadi kita harus membuat usaha supaya kita menjadi orang
baik jadi kita mulai dari diri sendiri dulu harus jadi orang baik. Allah menjanjikan
kehidupan yang baik dan longgar atau merdeka (bisa kesana kemari tanpa hambatan),
untuk orang yang biasa melakukan yang terbaik. Bandingkan dengan orang yang suka
korupsi atau suka menipu, dia kalau ketemu dengan orang yang kira-kira dia takut atau
yang dia tipu dia berusaha menghindar, jadi perilaku dia itu membatasi gerak dia sendiri
maka mereka menjadi tidak longgar atau tidak merdeka. Untuk melakukan yang terbaik
itu dimulai dari pemikiran (mindset) kemudian tujuan, tetapi berhenti ditujuan saja tidak
cukup perlu juga dimonitor atau disupervisi, biasanya orang yang makin cerdas dan
makin memahami banyak hal biasanya tidak perlu supervisor, tetapi sering kali kita butuh
supervisor untuk mengawasi kita, seperti pengawas di organisasi atau inspektorat di
pemerintahan. Jadi supaya kita bisa melakukan segala sesuatu dengan kualitas terbaik
maka kita harus ada supervisi dan supervisornya sudah ada setiap saat sepanjang waktu
tetapi kadang-kadang kita tidak menyadarinya dan tidak peduli karena tidak terlihat,
supervisor kita adalah Allah. Kalau kita mau melakukan sesuatu sambil merasa dan
menyadari bahwa kita selalu diawasi in syaa Allah kita mau melakukan yang terbaik, dan
kalau kita mau melakukan yang terbaik maka in syaa Allah nasib kita baik seperti Firman
Allah dalam surat Az Zumar (39) ayat 10:

“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu".


Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu
adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas”.

Takwa dalam ayat diatas kalau diartikan secara pragmatis artinya takut kepada Allah,
tetapi sebetulnya takwa itu arti luasnya menjaga diri terhadap Allah, jadi tidak melanggar
dan menurut saja kepada Allah. Jadi bertakwa itu adalah berperilaku sebaik-baiknya dan
melaksanakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya. Sedangkan sabar dalam
ayat tersebut artinya tekun dalam melaksanakan tugas dan tangguh dalam menghadapi
rintangan serta tidak tergoda untuk melakukan pelanggaran. Orang yang ingin berbuat
baik butuh kesabaran karena kalau tidak sabar nanti kalau ada godaan sedikit saja mudah
hanyut, misalnya lagi butuh uang banyak untuk berobat atau butuh uang untuk partainya
suatu saat melakukan kecurangan dalam melaksanakan program pemerintah dengan
menggelapkan sebagian dana pemerintah. Orang semacam ini mudah di blackmail yaitu
dijadikan sasaran pemerasan dengan ancaman kasusnya akan dibongkar. Jadi ayat diatas
rangkumannya bagus sekali yaitu orang bertakwa itu baik, nasibnya baik dan orang
bertakwa itu mesti sabar. Ciri khas utama orang baik adalah dia selalu berusaha
melakukan apapun dengan cara yang terbaik (the best way we can) sambil menghindari
kesalahan karena dia merasa selalu dinilai dan diawasi oleh majikannya yang siap
memberi insentif jika dia ini melakukan tugas dengan baik dan siap menegur atau bahkan
menghukum jika dia tidak melakukannya dengan baik, ini sesuai dengan jawaban
Rasulullah S.A.W ketika ditanya oleh Malaikat Jibril ketika bertamu kepada Nabi
Muhammad dengan menampakkan diri sebagai manusia sehingga bisa dilihat oleh
sahabat-sahabat yang sedang disitu namun mereka tidak menyadari bahwa itu Malaikat
Jibril dikiranya manusia biasa, kemudian Malaikat Jibril mengajukan beberapa
pertanyaan dan salah satunya mengenai ihsan, ihsan itu adalah trying to do the best.
Haditsnya sebagian dikutip sesuai dengan topik ini adalah sbb:

Jibril bertanya: ”Apakah ihsan?” Rasulullah SAW menjawab: ”Engkau beribadah kepada
Allah seakan-akan Engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya
Ia melihatmu.” {HR Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khattab}.

Jadi kita hadirkan Allah di benak kita bahwa kita ini sedang diawasi oleh Allah, karena
kalau kita menjaga perilaku kita dan perilaku kita ini masih dipengaruhi oleh faktor luar,
diluar diri kita misalnya kita kerja baik kalau diawasi oleh mandor atau majikan, ini
berarti perilaku kita masih tergantung faktor eksternal, berarti kita bayangkan secara
perasaan bahwa Allah sedang mengawasi kita, nanti kalau sudah terlatih maka kita tidak
perlu lagi eksternal. Jadi dalam pikiran kita bertekad bahwa karena aku mencintai Allah,
merindukan Allah dan ingin dekat dengan Allah maka aku melaksanakan tugas ini dengan
sebaik-baiknya. Kalau sudah muncul rasa rindu itu berarti motifasinya sudah dari dalam,
tetapi tidak semua orang bisa langsung seperti itu jadi kita latihan dan kita mulai motifasi
dari eksternal dulu kemudian diusahakan diinternalisasi, kalau sudah motifasinya timbul
secara internal maka kita tidak akan tergoda dengan iming-iming apapun untuk kita.
Salah satu contoh ciri khas orang baik adalah bahwa mereka selalu memilih kosakata dan
intonasi yang terbaik dalam berkomunikasi dengan orang lain, karena merasa diawasi
oleh Allah sehingga apapun yang diucapkan dan emosi yang menyertai itu Allah tahu dan
Allah mendengar dan mereka menyadari bahwa mereka selalu diintai oleh syaiton
dengan dicari kelengahan dan kelemahan dia, kalau dia lengah dan salah ucap maka
syaiton masuk dan memanas-manasi supaya orang yang dia ajak bicara tersinggung lalu
memaki-maki kemudian dia membalasnya jadilah pertikaian. Orang yang ihsan yaitu
orang yang selalu berusaha melakukan apapun dengan cara yang terbaik ketika bercakap-
cakappun berusaha sebaik-baiknya, kosakata dipilih yang terbaik, materi yang
dibicarakan dipilih yang baik, emosinya juga dikontrol dengan baik dengan intonasi
rendah. Allah Memperingatkan dalam surat Al Israa (17) ayat 53:

“Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan


yang paling baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia”.

Syetan itu kan anak buahnya iblis dan iblis itu dendam karena dikeluarkan dari surga
gara-gara Nabi Adam padahal syetan itulah yang melakukan lebih dulu, ini juga menjadi
ciri khas orang jahat, orang jahat itu biasanya dia menyakiti orang lain kemudian orang
lain itu merespon dengan cara yang kasar dan orang jahat itu menuduh orang lain itulah
yang memulai. Ciri khas orang baik juga ketika dia berhubungan dengan orang lain
dalam hal saling menghadiahi, kalau dia menerima apa saja maka dia berusaha membalas
dengan yang lebih baik, misalnya diberi oleh-oleh berupa hiasan dinding maka dia
membalas dalam bentuk lain tetapi yang nilainya lebih tinggi. Pemberian yang lebih
sering kita lakukan adalah do’a, orang Islam kalau ketemu biasanya saling mendo’akan.
Orang yang baik biasanya dia ketika menerima do’a yang baik tersebut berusaha
membalas dengan yang lebih baik atau setidak-tidaknya membalas dengan yang sama
baiknya, jadi kalau ada orang mengucapkan salam assalamu’alaikum, artinya mudah-
mudahan kamu selamat dibalas dengan wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh:
mudah-mudahan Allah menyelamatkanmu, merahmatimu dan memberkahimu, dsb,
Allah Berfirman dalam surat An Nisaa (4) ayat 86:
“Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu
dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah
memperhitungkan segala sesuatu”.

Dalam ayat tersebut disebutkan Allah menghitung segala sesuatu maksudnya adalah
semua yang ada di alam ini dihitung oleh Allah, termasuk beredarnya matahari, putaran
bumi, termasuk apa yang kita perbuat selama hidup juga dihitung. Cirikhas yang lainnya
bagi orang baik adalah jika dia berbeda pendapat dengan orang lain mereka lebih suka
mengembalikan perbedaan itu kepada Allah tidak dengan cara menghakimi. Allah
Berfirman dalam surat An Nisaa (4) ayat 59:

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan
Ulil Amri (yang mengurusi) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Ciri khas lain bagi orang baik adalah mereka cenderung lapang dada dan mudah
memaafkan. Disini point nya adalah memaafkan sebelum orang yang berbuat salah
kepada dia minta maaf di sudah memaafkan, hal ini dia sadari karena setiap orang
bermaksud baik tetapi mempunyai pemikiran berbeda-beda sehingga dalam
menyelesaikan masalah juga membawa konsep yang berbeda-beda, apalagi kalau
masalahnya dalam lingkup yang lebih besar misalnya masalah negara, maka konsepnya
untuk mengatasi masalah dari masing-masing ahli juga berbeda. Karena pola pikir
seseorang itu banyak dipengaruhi oleh berbagai variabel antara lain jenis dan tingkat
pengetahuan seseorang, situasi emosi, latar belakangt adat istiadat dan intelegensia juga
berbeda, maka cara mengatasi masalah juga berbeda-beda, karena itu orang yang baik
memahami itu dan memaafkan jika terjadi perbedaan pandangan. Allah menasehati kita
dalam surat Al Maidah (5) ayat 13:
“Maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik”.

Tentu saja orang yang baik perilakunya itu akan mengalami kehidupan yang baik, karena
dia setelah taat mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan Allah pasti dia disukai
oleh Allah, karena Allah satu-satunya yang menciptakan alam raya ini dan kita bagian
dari itu maka kalau Allah menyukai kita maka wajar kalau lingkungan kita juga menyukai
kita sehingga hidup kita menjadi lebih baik. Allah itu menciptakan segala sesuatu dengan
sebaik-baiknya, contohnya bayi yang lahir pada umumnya semua sistem dalam keadaan
baik, misalnya sistem pernafasan, sistim peredaran darah semua normal dan baik, otot-
ototnya berfungsi dengan normal, dan semua organ tubuh baik, begitu juga ciptaan Allah
yang lainnya seperti bumi dan matahari beredar dengan baik dan normal, maka kalau
kita berbuat baik maka sikap kita itu bersesuaian dengan kehendak Allah Yang Maha
Pencipta, sehingga Allah senang. Contoh lainnya, Allah suka memberi rizki, semua yang
hidup di dunia ini diberi rizki oleh Allah dengan berbagai cara, kalau Allah suka memberi
rizki kemudian kita sebagai hambanya juga suka menolong orang lain dengan membagi
rizki kita itu berarti kita meniru kebaikan Allah dengan keterbatasan kemampuan kita,
karena itu orang yang bersedekah itu pasti Disukai Allah. Allah Berfirman dalam surat Al
Baqarah (2) ayat 195:

“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat
baik”.

Karena Allah menyukai orang baik maka Allah selalu menyertainya, maksudnya selalu di
monitor dalam kehidupan orang ini, kalau butuh sesuatu dikasih, kalau terancam bahaya
dilindungi, Allah siap merahmatinya saat dia memerlukan sesuatu dan lebih penting lagi
adalah Allah selalu membimbingnya dalam menghadapi segala keadaan dan peristiwa.
Dengan demikian kehidupan orang itu akan serba mudah dan menyenangkan, Allah
Berfirman dalam surat Al Ankabut (29) ayat 69:

“Dan orang-orang yang berjihad (kerja keras) untuk (mencari keridaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjuki mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik”.

Kalau orang itu berperilaku sesuai dengan ajaran Allah maka Allah akan memberi solusi
terhadap permasalahan yang orang tersebut hadapi, begitu dia menghadapi problem
selalu diberi petunjuk oleh Allah solusinya. Orang-orang yang tidak menyadari hal
semacam ini dianggap bahwa orang ini pinter padahal itu adalah inspirasi yang diberikan
oleh Allah kepada orang baik tersebut sehingga dia bisa menyelesaikan masalah.
Disamping membimbing orang baik, Allah juga memberi tambahan ilmu bagi orang baik
meskipun dia tidak sekolah tetapi ilmunya berkembang terus, karena disekolah itu
lingkupnya kecil sedangkan di luar sekolah lingkupnya jauh lebih luas, misalnya
bagaimana mengatasi problem rumah tangga, bagaimana mengatasi problem sosial, itu
tidak ada di sekolah tetapi dari pengalaman dan pergaulan serta utamanya ispirasi datang
dari Allah, jadi kalau kita berperilaku baik maka Allah akan selalu memberi inspirasi-
inspirasi, yang itu berarti ilmu. Contoh yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah Nabi
Musa, Nabi Musa itu tidak sekolah tetapi pandai sekali ada kesulitan apapun dalam
kehidupan sehari-harinya selalu bisa mengatasi. Dengan tambahan ilmu orang baik akan
lebih mudah dalam mengatasi masalah dan lebih mudah menggapai cita-cita. Jadi dalam
kehidupan sehari hari itu ada dua hal besar yang harus kita atasi, yaitu problem yang
datang tiap hari dan target cita cita masa depan, keduanya ini akan ditolong oleh Allah
bagi orang-orang baik dengan memberi inspirasi. Contoh dalam hal ini adalah Nabi
Musa dan juga Nabi Yusuf. Utuk Nabi Musa Allah Berfirman dalam surat Al Qashash
(28) ayat 14:
“Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya hikmah
(kebijaksanaan) dan ilmu. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang
yang berbuat baik”.

Untuk Nabi Yusuf Allah Berfirman dalam surat Yusuf (12) ayat 22:

“Dan ketika dia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya kebijaksanaan dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.

Nabi Yusuf ini juga fenomenal karena dia hidupnya terlunta-lunta, dia dibuang, dibeli
orang kemudian dipenjara tetapi dia mempunyai ilmu yang luar biasa dia bisa
menafsirkan mimpi-mimpi orang, tentu tidak ada sekolah untuk mempelajari mimpi jadi
itu ilmu dari Allah. Kalau orang baik itu selalu mendapatkan ilmu dan petunjuk dari
Allah berarti dia diberi bimbingan, dengan berpedoman bimbingan dan ilmu dari Allah
orang baik semacam ini berkecenderungan membangun dan berpegang teguh pada
prinsip yang kokoh setiap saat dia mengambil keputusan untuk mengambil suatu
tindakan, semua tindakan hanya dilakukan dalam rangka tunduk dan patuh kepada
Allah, jadi ujung-ujungnya selalu hanya mencari ridho Allah. Allah Berfirman dalam surat
Luqman (31) ayat 22:

“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang
berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.
Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan”.

Ciri khas lain orang yang baik itu dalam pergaulan dengan masyarakat pasti disukai oleh
kebanyakan orang, maka dia memiliki banyak teman sehingga jaringan pertemanannya
luas (networking) karena itu memudahkan dia dalam mengatasi semua urusan. Karena
dia selalu merespon dengan baik, maka orang yang semula memusuhinyapun bisa
berubah menjadi teman yang baik dan mereka menjadi siap tolong menolong dalam
kesulitan. Allah membandingkan antara orang yang bersifat baik dan yang buruk dalam
firmanNya di surat Fushshilat (41) ayat 34:

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang tadinya memusuhi kamu bisa berubah menjadi baik
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”.

Karena banyak disukai orang maka wajar orang yang baik itu mendapat posisi yang
kokoh dalam masyarakat, termasuk kemungkinan memperoleh jabatan yang kokoh,
seperti yang dialami oleh Nabi Yusuf, dimana dia selalu responya baik walaupun ketemu
dengan kakaknya yang dahulu membuang dia. Allah Berfirman dalam surat Yusuf (12)
ayat 56:

“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa
penuh) pergi menuju ke mana saja yang ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami
melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”.

Ciri khas orang baik yang lain yaitu karena dia disukai Allah maka kalau berdo’a
kemungkinan besar akan dikabulkan oleh Allah sebagai tanda bahwa Allah itu
mencintainya. Contohnya Nabi Zakaria, beliau sangat baik jadi ketika dia minta kepada
Allah langsung dikasih, buktinya walaupun dia dan istrinya sudah tua tetapi ketika dia
minta anak langsung dikabulkan oleh Allah, Firman Allah di surat Al Inbiya’ (21) ayat 90:
“Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan
Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang
khusyuk kepada Kami”.

Jadi kalau do’a-do’a kita ingin dikabulkan maka perbaiki dulu diri kita sehingga Allah
suka, kalau Allah sudah suka maka in syaa Allah do’a-do’a kita akan terkabul. Kalaupun
ada orang lain yang dengki dan memfitnah, orang baik akan tetap kokoh martabatnya
dan tidak mudah dijatuhkan karena mereka tidak melakukan kesalahan. Ciri khas orang
yang suka memfitnah dijelaskan dalam surat Ali Imran (3) ayat 120:

“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu
mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa,
niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”.

Atas ketekunan orang-orang baik dengan berpegang teguh kepada bimbingan Allah
dalam berperilaku sehari-hari, Allah akan membalas mereka di akherat dengan balasan
yang paling baik di Surganya yang abadi. Berkaitan dengan hal tersebut Allah Berfirman
dalam surat Al Nahl (16) ayat 96:

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Di Sorga, orang yang berperilaku baik ini akan mendapat penghormatan yang tinggi
karena mereka akan tinggal di tempat yang berdekatan dengan tempat tinggal para Nabi
termasuk tempat tinggal Rasulullah Muhammad S.A.W, beliau bersabda:
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan
yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang
akhlaknya paling bagus." {HR Tirmidzi dari Jabir}.

Jadi puncaknya dari orang baik yaitu kelak di akherat akan mendapatkan Surga.

RINGKASANNYA :

 Orang baik akan merasakan hidupnya serba baik dan merdeka.


 Tanda-tanda orang baik: Melakukan tugas secara optimal, berkomunikasi dengan
baik, merespon dengan lebih baik, mengembalikan perselisihan kepada Allah,
lapang-dada dan pemaaf.
 Allah menyukai, membimbing, membuat pandai, meneguhkan prinsip,
mengokohkan martabat, mengabulkan doa dan menyediakan surga untuk orang
baik.

Semoga Allah membimbing kita menjadi orang-orang baik yang Dia ridhai.,.....Aaamiiin.

~Semoga bermanfaat, mari kita implementasikan di kehidupan kita~

Anda mungkin juga menyukai