Anda di halaman 1dari 12

TAUSIAH OLEH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Ahad, 20 Maret 2022. Pukul 05.30


Thema : MENGGAPAI HIDUP BAHAGIA BERSAMA AL-QUR‟AN.
Topik : Memahami Kejadian Alam Dalam Kerangka Iman Kepada Kehidupan Di
Akherat

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin, sayyidina
wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Robbana zidna ‘ilma warzukna
fahma. Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj
tinaabah. Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara sekalian, alhamdulillah kita dipertemukan
kembali mari kita membahas mengenai kejadian alam namun bukan membahas secara astronomi
tetapi kita kaji melalui ayat ayat Al Qurán yang menerangkan kejadian alam yang kita bisa
menangkap logikanya atau rasionalisasinya bagaimana awal mula kejadian alam ini dan
bagaimana nantinya alam raya yang sebesar dan seluas ini nanti bisa hancur dan hilang. Jadi
alam ini asalnya tidak ada menjadi ada kemudian menjadi tidak ada lagi, setelah alam raya ini
tidak ada kita dihidupkan kembali tetapi dipindahkan ke alam yang berbeda yaitu di alam
akherat. Logikanya itu kita runut sesuai dengan firman Allah mengenai alam itu sendiri. Jadi ini
semacam pendahuluan untuk memahami kehidupan di akherat. Megimani kehidupan akherat itu
penting karena begitu kita dibangkitkan kembali di alam akherat kita akan dihisab, diminta
pertanggung jawaban dilihat kembali apa yang sudah kita lakukan di dunia ini, orang yang
berbuat baik dibalas dengan baik sedangkan orang yang berbuat buruk dibalas dengan keburukan
kemudian dimasukkan surga atau neraka. Mempelajari kehidupan akherat itu penting supaya kita
bisa bertanggung jawab atas perilaku kita di dunia ini. Bandingkan dengan orang yang tidak
mengimani Allah dan tidak menghimani hari kahir, mereka merasa tidak akan diminta
pertanggunggjawaban, maka mereka merasa bebas berbuat apa saja di dunia ini. Karena merasa
bebas maka mereka berpendapat yang penting hidup didunia itu senang meskipun kesenangan
dia itu harus merampok atau merampas hak orang lain. Sedangkan hak orang lain itu luas sekali,
antara lain hak memiliki harta, hak sehat, hak hidup dsb, kalau hak hidup yang dirampas berarti
mereka tega membunuh orang lain, mereka tidak takut akan balasan yang penting perbuatan
mereka tidak ketahuan. Dan kalau mereka mati mereka menganggap selesai kehidupannya.
Kalau kita beriman kepada Allah dan hari akhir maka insya Allah kita berperilaku secara
bertanggung jawab, kita akan berhati-hati dalam berperilaku sehingga kita hidup itu dilakukan
dengan baik karena kita hidup melaksanakan kewajiban kita dan otomatis akan menerima hak
kita. Karena mengimani hari akhir itu penting maka kita coba mempelajari proses-proses
kejadian alam ini sehingga kita dapat menangkap bahwa kita nanti akan dihidupkan kembali itu
adalah logis. Jadi mempelajari kejadian alam bukan mengupas pelajaran tentang kealaman atau
ilmu alam tetapi dalam rangka meningkatkan keimanan kita terhadap hari akhir. Iman kepada
kehidupan di alam akherat itu hukumnya wajib karena keimanan itu akan mendorong seseorang
untuk berperilaku baik, dia memahami dan meyakini bahwa kehidupan di kaherat adalah saat
Allah membalas jasa-jasanya yang baik dengan mengijinkannya tinggal di surga, tempat yang
kekal dengan segala macam fasilitas kenyamanan. Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah (2)
ayat 177:

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab dan para nabi...........................”.

Ayat ini konteksnya masalah kiblat. Jadi diayat tersebut bukan masalah kiblat yang penting
tetapi imannya, dengan demikian kalau orang itu tidak beriman maka dia akan sesat karena dia
tidak menjalankan perilaku yang baik dan besok di akherat akan mendapatkan siksaan, seperti
Firman Allah dalam surat Al Isra’(17) ayat 10:

“dan bahwa orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka
azab yang pedih”.

Dari ayat itu menunjukkan bahwa mengimani hari akhir itu wajib. Karena kehidupan di alam
akherat itu merupakan kelanjutan dari alam dunia ini maka kita perlu memahami urut-urutan
kejadian alam dunia sampai dengan kehancurannya yang kemudian diikuti dengan perpindahan
kita dari alam dunia ke alam akherat. Kita sekarang tinggal di alam ini yang kita bisa
menjangkau apapun yang ingin kita raih baik dengan tangan, dengan kulit (meraba) bisa juga
dengan mata yaitu pandangan dan bisa juga menangkap pendengaran dengan telinga, apapun
yang bisa kita tangkap itu dalam konsep pemahaman agama Islam itu dianggap dekat. Bintang-
bintang meskipun jaraknya jauh itu masih dianggap dekat karena masih bisa ditangkap oleh
indera kita, karena semuanya dekat maka disebut alam dunia (bahasa arab dunya), dunya berasal
dari kata dana artinya dekat, jadi alam dunya adalah alam yang dekat karena kita bisa
menangkapnya dengan indera. Nama lain dari alam dunya adalah alam “al uula”, seperti di
sebutkan dalam surat Ad Duha (93) ayat 4:

“kehidupan di akherat untuk kalian lebih baik dari pada kehidupan di dunia”.

Uula artinya awal atau yang pertama, jadi kita sekarang tinggal di alam dunia yang pertama, nanti
ada periode yang akhir dari kita akan hidup di alam lain yaitu alam akhirat atau istilah lain al
yaumil aakhir artinya masa yang akhir. Prinsip dasar yang harus kita fahami terlebih dahulu
adalah bahwa Allah menciptakan alam dunia yang terdiri dari langit dan bumi, ketika Allah
menciptakan itu Allah menciptakannya dengan benar dan serius, Allah tidak main-main dan
Allah tidak membuat kesalahan dalam penciptaan alam raya ini beserta mekanismenya, misalnya
seperti grafitasi (gaya tarik bumi) yang dapat membuat benda jika dilempar keatas jatuh ke bumi,
itu benar dan serius sehingga selalu benda jatuh kebumi bukan kadang-kadang jatuh kadang
tidak. Allah juga membatasi umur (life time) alam raya ini, maka semua bagian yang ada di alam
raya ini juga ada batasan umurnya, Firman Allah dalam surat Al Ahqaf (46) ayat 3:

“Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya melainkan dengan
(tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari
apa yang diperingatkan kepada mereka.............................”.

Yang dimaksud dengan “benar” dalam ayat tersebut adalah ketika Allah menciptakan itu dengan
perhitungan yang tepat sehingga siapapun yang mempelajari akan tahu ketepatannya dan
konsisten.
Termasuk prinsip dasar juga yaitu Allah itu menciptakan mahluknya termasuk alam raya ini
dengan memulai dari satu titik kemudian bergerak ke titik lain kemudian kembali lagi ke titik
asalnya. Dari tidak ada menjadi ada dan kembali tidak ada, dari lemah kemudian menjadi kuat
dan kembali menjadi lemah, jadi bisa mengulang kembali atau bisa membalikkan, kedua-duanya
dilakukan oleh Allah. Misalnya Allah menciptakan manusia, kemudian membuat lagi, membuat
lagi dan seterusnya sehingga jumlahnya miliaran. Allah Berfirman dalam surat Yunus (10) ayat
34:

“Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekutumu (tuhan-tuhan yg kamu sembah) ada yang dapat
memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?"
katakanlah: "Allah-lah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya
(menghidupkannya) kembali..................................."

Misalnya bumi dan langit diciptakan melalui pemisahan atau pembelahan, jadi Allah
menciptakan alam raya ini dari mulai pebelahan. Penjelasannya adalah kalau kita simulasikan
dengan matematika, maka angka nol itu ada karena kalau angka 1 dikasih nol menjadi 10, begitu
juga kalau kita lihat angkayang di sebelah kanan (lebih besar) dari nol dinotifikasikan sebagai
angka positiv (+) sedangkan yang disebelah kiri (lebih kecil) dari nol diberi notifikasi negativ (-),
misalnya +5 di jumlah dengan -5 hasilnya nol (0) berarti angka nol itu ada, berarti nol bisa
dibelah menjadi +5 dan -5 atau +1 dan -1 yang penting angka (+) dan (-) sama, jadi alam raya ini
asalnya nol (0) kemudian dibelah menjadi dua unsur plus dan unsur minus. Berkaitan dengan
penciptaan alam dengan pembelahan Allah Berfirman dalam surat Al Anbiya’ (21) ayat 30:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya....”.

Dalam ayat tersebut makna dipisahkan itu artinya dibelah, contohnya Allah menciptakan manusia
dalam rahim ibunya itu setelah terjadi pembuahan chromosome kepada sel telur menjadi satu
kemudian terjadi pembelahan dari 1 menjadi 2, dan masing masing menjadi 2 lagi secara terus
menerus sehingga jumlah yang kiri dan kanan sama menjadi manusia. Pola seperti ini dapat
disimpulkan bahwa semua yang ada di alamraya ini berpasangan yang asalnya satu karena itu
ada kecenderungan tarik menarik contohnya magnit kutup utara dan selatan saling tarik menarik.
Dari situ kita bisa memahami bahwa jika ada pria dan wanita bertemu ada daya tarik menariknya.
Memang kita tidak tahu persis bagaimana Allah membelah alam ini menjadi bumi dan langit,
tetapi para ahli mencoba merekonstruksi dan mempelajarai ternyata galaxi yang satu dengan
yang lain makin menjauh berarti dulunya dekat bahkan menempel jadi satu kemudian terpisah,
kemudian mereka berteori dengan adanya teori bigbang.

Ada ledakan yang dahsyat dan ledakan itu menghasilkan tenaga yang besar yang dapat
melemparkan bintang-bintang menjauh. Tenaga pelemparan ini sampai sekarang masih terasa
sehingga planet yang satu dengan yang lain makin hari makin menjauh. Adanya yang
melontarkan teori bigbang itu hanya perkiraan atau sekedar teori, bagi kita sebaiknya melihat apa
yang disampaikan oleh Al Qur’an, kalau di Al Qur’an memang mengatakan ada ledakan maka
kita bisa mengatakan teori bigbang itu mendekati kebenaran, kebenaran sesungguhnya hanya
Allah yang tahu. Dugaan kebenaran mengenai teori bigbang itu bisa kita lihat jejaknya atau
akibatnya yaitu bahwa alam masih dalam proses makin terbentang dimana planet sebagai materi
dan langit sebagai ruang (space). Langit dalam bahasa arab disebut sama’ sedangkan materi
disebut ard (bumi). Sama’ itu kata tunggal jamaknya samawaat sedangkan bumi bentuk
jamaknya sama yaitu tetap disebut ard. Jadi secara kolektif semua planet disebut ard termasuk
bumi. Karena galaxi-galaxi itu makin menjauh dan menjauhnya butuh tempat maka langitnya
juga makin meluas, Allah Berfirman dalam surat Adz Dzariyat (51) ayat 47:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya”.

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa proses memperluas langit masih berlangsung sampai
sekarang. Perluasannya tersebut suatu saat akan berhenti ketika energi akibat peledakan
(bigbang) habis. Karena energi habis maka galaxi-galaxi tersebut yang asalnya satu mereka
saling mempunya gaya tarik dan akan mendekat kembali dan akhirnya menyatu kembali dan
akan saling bertabrakan terjadilah ledakan dan dunia kiamat. Jadi mematikan manusia seluruh
dunia dalam detik yang sama itu mudah bagi Allah. Dari proses pembelahan alamraya tersebut
menghasilkan terbentuknya 7 macam (bukan 7 tingkatan) langit dan 7 macam (bukan 7 lapis)
bumi. Yang dimaksud macam ini adalah dimensinya berbeda yaitu dimensi ruang dan waktu,
jadi ruang satu dengan yang lain bisa berada ditempat yang sama tetapi tidak tabrakan karena
dimensinya berbeda. Jadi ledakan bigbang tadi materinya ada 7 macam dengan dimensi yang
berbeda-beda, Allah Menyebutnya dalam surat At Thalaq (65) ayat 12:

“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan
sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.

Dalam ayat tersebut disebutkan Allah memerintah, ini berarti sitemnya dibuat oleh Allah. Jadi
Allah membuat semuanya dari yang paling besar sampai partikel dan molekul yang paling kecil
dengan sistemnya masing masing, dan dimanapun mereka semua tidak pernah ada yang
dilupakan oleh Allah, tidak pernah lepas dari monitor Allah. Karena itu apapun yang manusia
lakukan dan bersembunyi dimanapun Allah pasti tahu dan selalu dicatat dan dihitung oleh Allah.
Langit adalah ruang yang selalu berada diatas, sedangkan bumi adalah planet yang mempunyai
gaya grafitasi dan selalu ada dibawah. Allah Berfirman pada surat Ar Rahman (55) ayat 7-10:
“Dan Allah telah mengangkat langit dan Dia meletakkan keseimbangan (keadilan). Supaya kamu
jangan melampaui batas tentang keseimbangan itu. Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan
adil dan janganlah kamu mengurangi keseimbangan itu. Dan Allah telah meratakan bumi untuk
makhluk(Nya)”.

Kesimbangan di ayat tersebut juga berlaku misalnya orang tua yang memperlakukan sama
kepada anak-anaknya atau presiden memperlakukan secara seimbang kepada rakyatnya, kalau
semua itu dilanggar maka keluarga akan hancur begitu juga negara akan hancur karena
melanggar kesimbangan. Begitu juga dalam business harus ada keseimbangan antara harga
barang dengan barangnya atau kualitas barangnya. Karena alam raya saja menjaga
keseimbangan sedangkan manusia merupakan isi dari alamraya ini maka harus sesuai dengan
alam raya yaitu menjaga keseimbangan. Batasan antara langit (space) dan bumi sebetulnya tidak
ada, dipermukaan bumi saja itu sudah langit karena merupakan suatu ruang (space). Jadi ruang
didepan kita itu sudah merupakan langit, seperti Firman Allah dalam surat Ibrahim (14) ayat 24:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”.

Disitu jelas sekali pohon saja yang hanya beberapa meter dari tanah cabangnya sudah disebut
berada di langit, jadi langit itu adalah ruang (space). Dari pemahaman semacam ini ini berarti
manusia hidup dalam langit/ruangan beralaskan bumi. Ini kalau kita memahami isra’ mi’raj yang
dilakukan Rasulullah s.a.w dimana Rasulullah masuk ke langit ke 2,3,4 itu tidak harus terbang
Beliau berjalan di langit (ruang) kemudian masuk dari duimensi 1 ke dimensi yang lain. Selain
itu bukti lain adalah hujan juga dikatakan turun dari langit padahal awan itu juga tingginya hanya
beberapa meter saja dari permukaan bumi padahal pesawat yang kita naiki biasanya diatas awan.
Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 22:
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan
sebagai rezki untukmu..............................”.

Berarti awan itu sudah disebut langit, dengan demikian bintang-bintang yang bagian dari galaxy
yang manapun itu masih bagian dari alam dunia sepanjang masih bisa kita lihat baik dengan mata
telanjang maupun dengan alat, berarti masih milik alam dunia. Allah Berfirman dalam surat Al
Mulk (67) ayat 5:

“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami
jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa
neraka yang menyala-nyala”.

Jadi kalau ada yang bilang langit yang ke tujuh itu adalah lapisan diatas langit, berarti bukan itu
karena Al Qur’an mengatakan bahwa bintang-bintang masih bagian dari dunia. Masing-masing
langit yang dimensinya berbeda-beda tersebut mempunyai hukum ruang dan hukum waktu
tersendiri, dengan demikian 7 langit dan 7 bumi itu adalam macam langit dan macam bumi yang
berbeda dimensi. Karena itu dalam Al Qur’an disebut 1 hari sama dengan 1000 tahun bumi atau
1 hari sama dengan 5000 tahun bumi itu artinya 1000 tahun di bumi yang kita injak sekarang di
dunia dibandingkan 1 hari di bumi yang di dimensi lain. Allah Berfirman dalam surat Fushshilat
(41) ayat 12:

“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya........................................”.

Dalam ayat tersebut disebutkan dalam dua masa artinya masa/waktu di dimensi lain bukan waktu
di bumi yang kita injak ini. Sedangkan yang dimaksud “urusannya” adalah sistem di langit
tersebut masing-masing berbeda, karena itu lamanya waktu di suatu langit berbeda dengan di
langit yang dimensi lain. Allah Berfirman dalam surat Al Hajj (22) ayat 47:

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan
menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut
perhitunganmu”.
Ada ayat yang lain yang menyebutkan 1 hari sama dengan 50.000 tahun dalam surat Al Ma’arij
(70) ayat 4:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya
limapuluh ribu tahun”.

Kalau dikatakan bahwa langit ada 7 macam dan bumi ada 7 macam maka satu pasang bumi dan
langit disebut satu alam, seperti kita hidup sekarang berada di satu alam sepasang bumi dan
langit dan setelah kita mati kemudian dihidupkan kembali dipindahkan ke alam yang lain disebut
alam akhirat karena periode akhir dari kehidupan kita. Alam dimana kita bisa menangkap
dengan indera disebut alam syahadah, sedangkan alam yang tidak bisa kita lihat disebut alam
ghaib. Allah Berfirman dalam surat As Sajdah (32) ayat 6:

“Yang demikian itu ialah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang”.

Alam akherat itu sudah ada tetapi kita tidak bisa melihat maka disebut alam ghaib dan alam kita
sekarang ini disebut alam syahadah karena kita bisa menyaksikannya. Allag Berfirman dalam
surat Maryam (19) ayat 61:
“Yaitu surga 'Adn yang telah dijanjikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah kepada hamba-hamba-
Nya, sekalipun (surga itu) tidak nampak (ghaib). Sesungguhnya janji Allah itu pasti akan
ditepati”.

Jadi dengan demikian kita bisa memahami bahwa itu riil tetapi kita tidak punya akses kesana,
hanya orang tertentu saja yang diberi izin oleh Allah kesana, contohnya Nabi Muhammad s.a.w.
waktu Mi’raj diberi izin untuk memasuki alam ghaib. Seperti dalam hadith nya Rasulullah s.a.w
didampingi malaikat Jibril mengetuk pintu langit ke 7 berarti ada pintunya dan penjaga pintunya
juga tidak bisa melihat alam lain diluar dia berada. Bisa masuk ke alam yang lain karena ada
perintah atau ijin dari Allah. Sallah Berfirman dalam surat Ali Imran (3) ayat 179:

“..........Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan
tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya...........”.

Di alam yang ke 7 itulah Rasulullah s.a.w dapat melihat surga dan neraka. Allah Berfirman
dalam surat Al Jinn (72) ayat 26-27:

“(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada
seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya
Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya”.

Rasulullah s.a.w berada di sidratul muntaha lalu disinya ada surga, seperti Firman Allah dalam
surat An Najm (53) ayat 13-15:

“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu
yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal”.

Allah mengijinkan Rasulullah melihat surga dan neraka karena sudah memiliki iman yang kuat.
Kalau imannya seseorang belum cukup seandainya diijinkan melihat alam ghaib dikhawatirkan
malah menyangka yang macam-macam malah tidak beriman, Allah Berfirman dalam surat Al
Hijr (15) ayat 14-15:

“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu
mereka terus menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata: "Sesungguhnya pandangan
kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir."

Bagi kita salah satu dari orang yaitu Rasulullah s.a.w pergi kesana sudah cukup untuk mengimani
bahwa surga dan neraka itu ada

RINGKASNYA:
 Untuk memantapkan iman kita kepada Alam Akhirat, kita perlu memahami proses
kejadian alam raya.
 Allah menciptakan segala sesuatu dari suatu titik lalu membalikkannya lagi.
 Allah menciptakan alam raya melalui pembelahan sehingga menjadi tujuh pasang bumi-
langit.
 Langit (ruang) cenderung di atas dan bumi (materi) cenderung di bawah.
 Masing-masing pasangan bumi-langit memiliki dimensi rung dan waktu yng berbeda-
beda.
 Alam di mana kita tinggal disebut Alam Syahadah dan alam yang lain disebut Alam
Ghaib.

Semoga Allah memantapkan iman kita kepada Hari Akhir dan membimbing kita ke jalan yang
lurus.......Aaamiiin.
~Mudah-mudahan bermanfaat~

Anda mungkin juga menyukai