Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN TAUSIAH OLEH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Rabu, tanggal 2 Juni 2021.


Thema : IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sub Thema : Ketangguhan Para Sahabat Nabi Waktu Perang Ahzab, Perlu Kita Teladani

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin,
sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Bapak-bapak dan
ibu-ibu, alhamdulillah kita bertemu lagi, in sya Allah kita membahas dalam payung topik
besar mengenai “Implementasi Keimanan dalam Kehidupan Sehari-hari”, dengan sub
Tema: ”Ketangguhan Para Sahabat Nabi Waktu Perang Ahzab, Perlu Kita Teladani”. Sub-
tema ni adalah contoh mempraktekkan keimanan dalam kehidupan sehari-hari ketika kita
menghadapi situasi yang tegang semacam perrang Ahzab, apa yang harus kita lakukan.
Kita bisa membahasa secara normatif, bisa juga membahas tentang success story ketika
Rasulullah dan para sahabat berhasil mengatasi situasi pada waktu perang Ahsab, mudah
mudahan bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Perang Ahzab terjadi pada
bulan Syawal tahun ke 5H di Madinah, jadi bulan ini adalah ulang tahun perang Ahzab
yang ke 1437. Yang kita bahas intinya adalah sikap orang-orangnya dalam menghadapi
perang ini, terutama ketangguhan dari para sahabat Nabi waktu itu. Waktu itu terjadi
penyerbuan secara besar-besaran dan mendadak, Rasulullah sudah mengetahui tetapi
waktunya sudah dekat, sehingga waktu persiapannya pendek sekali. Penyerbu tersebut
mengerahkan jumlah tentara yang besar sekali sampai sekitar 10.000 orang. Kronologis
penyebab terjadinya perang adalah sebagai berikut : Rasulullah s.a.w lahir di Mekkah,
dan ketika lahir sudah menjadi anak yatim, beberapa tahun kemudian Ibunya wafat, jadi
Beliau anak yatim piatu, yang artinya Beliau itu anak yang miskin, Beliau dirawat oleh
Kakeknya kemudian Kakeknya wafat lalu diasuh oleh Pamannya, jadi orang-orang
Mekkah menganggap Rasulullah ketika anak-anak dianggap biasa-biasa saja. Namun
Beliau keturunan darah biru, yaitu dari suku Quraish yang kalau diurut keatas sampai
pada Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim. Tetapi darah biru seperti itu kan banyak, jadi dia
punya saudara-saudara yang sama-sama keturunan Quraish atau keturunan Nabi Ibrahim
yang sering kali saudara atau kerabat itu saling bersaing. Seperti kita ketahui bahwa Nabi
Yacub mempunyai anak 12, mereka bersaing sehingga mereka ingin menyingkirkan salah
satu dari mereka yaitu Nabi Yusuf yang masih kecil. Dan persaingan anak cucu Nabi
Yacub yang disebut Bani Israil itu bersaing sengit bahkan mereka sampai saling perang, itu
sampai sekarang, misalnya seperti keturunan Nabi Yacub yaitu orang yahudi yang
kelihatannya kompak, namun sesungguhnya ada persaingan diantara mereka. Ini sebuah
contoh bahwa di semua suku atau kelompok keturunan saling bersaing itu sudah hal
biasa, karena itu ketika Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, maka banyak yang
tidak menyukai Baliau, terutama kerabat-kerabat Beliau, dan yang paling sengit
memusuhi beliau adalah paman-pamannya sendiri, yang khawatir kekuasaan dan
pengaruh mereka menjadi kurang. Kekhawatiran semacam itulah kemudian Rasulullah
s.a.w diintimidasi dan pengikutnya juga diintimidasi dan dipersekusi, saking beratnya
persekusi mereka, sampai pengikut-pengikut Rasulullah itu pernah menyingkir dua kali ke
Habasyah, yaitu sekarang di daerah etiopia, dan kemudian terakhir pindah secara
permanen dari mekah ke Madinah. Sudah pindah saja itu masih dikejar, kenapa
Rasulullah harus pindah..? karena persekusi itu akhirnya memuncak suatu saat mereka
(tokoh-tokoh kafir mekkah) berkumpul di darun nadwah, semacam gedung parlemen
Mekkah mereka membicarakan rencana tindakan kepada Nabi Muhammad.s.a.w. hasil
pembicaraan menelurkan 3 opsi, yaitu: 1. Dipenjara, namun ada yang tidak setuju karena
khwatir pengikutnya nanti berkerumun disitu dan menjadi kekuatan yang besar, opsi ke
2. Diusir dari mekkah, tetapi ada juga yang tidak setuju karena khawatir Nabi
Muhammad.s.a.w nanti membangun kekuatan diluar kota, nanti kalau sudah kuat
berbalik menyerbu mekkah, kemudian opsi ke 3. Dibunuh. Waktu itu ada hukum
tradisional kalau ada satu anggauta clan atau Bani tertentu dibunuh oleh clan yang lain
maka clan yang anggautanya terbunuh bisa minta tebusan kepada clan yang membunuh
untuk mengambil pimpinan clan yg membunuh dengan dibalas dihukum mati. (Hukum
traditional ini tidak adil, maka Allah memerintahkan untuk mengubah dengan
menurunkan wahyu dalam Al Qur’an yang intinya yang dihukum mati hanya si
pembunuhnya itu, sehingga tidak ada hukuman mati kepada orang yang tidak melakukan
pembunuhan). Lanjutan dari keputusan tokoh2 mekah tersebut, mereka sepakat untuk
membunuh Nabi Muhammad s.a.w secara bersama-sama dengan mengerahkan para
pemuda dari berbagai suku dan berbagai golongan yang terampil dalam peperangan
kemudian mengepung Rasulullah s.a.w, rencananya kalau mereka berhasil menangkap
mereka akan memukul Rasulullah s.a.w secara bersamaan baik waktunya dan caranya,
sehingga tidak bisa dituntut. Namun Allah menyelamatkan Rasulullah s.a.w, meskipun
Beliau dikepung masih berhasil keluar tanpa terlihat para pengepung tersebut karena
dibuat tertidur oleh Allah. Setelah Rasulullah sudah berada di Madinah, ternya masih
tetap dikejar, dengan bukti mereka mengerahkan tentara untuk menyerang Madinah
setelah satu tahun Rasulullah dan para sahabat hijrah. Tetapi mereka gagal sampai di
Madinah karena mereka di perjalanan berpesta-pesta dan setelah pesta mereka malas
melanjutkan perjuangan mereka untuk menyerang Nabi Muhammad. Tahun berikutnya
mereka mengerahkan tentara kembali dan terjadi peperangan, kekuatannya pun tidak
seimbang karena mereka mempunyai kekuatan seribu lebih sedangkan Rasulullah
kekuatannya hanya 313 orang jadi hanya 1/3 nya, tetapi alhamdulillah dimenangkan oleh
Rasulullah dan para sahabat. Karena mereka merasa kalah maka tahun berikutnya
mereka mengirim tentara dengan jumlah yang lebih banyak lagi dengan strategi yang
lebih baik, terjadilah perang uhud. Di perang uhud tidak ada yang menang, tetapi dari
fihak kaum Muslimin korbannya banyak sekali sampai 70 orang, lalu itu menjadi
pelajaran bagi para sahabat bahwa ketaatan kepada komandan itu merupakan kewajiban
dan tidak boleh ditawar. Pada tahun ke dua setelah perang badar para sahabat itu
merasa bangga bisa mengalahkan musuh dari Mekah, ketika berbangga-bangga itu orang
yahudi yang tinggal di Madinah mengolok-olok dan menantang-nantang. Sebagaimana
kita ketahui di Madinah ada 3 suku utama yahudi yang tinggal di Madinah, yaitu bani
qainuqa, bani nadhir dan bani quraizhah, yang menyombongkan diri itu bani qainuqa,
mereka mengatakan: “Kalian jangan bangga-bangga mentang-mentang bisa mengalahkan
Mekkah, orang Mekkah itu tidak trampil perang, jadi kalau kamu bisa mengalahkan itu
tidak perlu dibanggakan, kalau kalian berani menghadapi kami, kami bisa membuktikan
ketangguhan kami” jadi kaum Muslimin ditantang, padahal ketika Rasulullah s.a.w
datang di Madinah, Beliau mengumpulkan kepala suku dan golongan disana diajak untuk
menandatangani piagam Madinah yang isinya intinya adalah kedamaian, tidak boleh
saling menyerang, tidak boleh berantem, dan kalau ada musuh dari luar semua harus
kompak menghadapi bersama, dengan biaya bersama, dengan adanya peristiwa itu
berarti bani qainuqa telah melanggar maka mereka diusir, jadi sekarang tinggal dua suku
yahudi. Setelah perang uhud, ganti bani nadhir yang melanggar, bani nadhir ini termasuk
kelompok yang kuat tetapi licik sekali, mereka memprovokasi yaitu ada wanita muslimah
di pasar diledek dan disuruh membuka jilbabnya (bahasa Arab, jilbab=pakaian luar)
tentu dia tidak mau, terus ada seseorang yang mengikat baju wanita tadi, supaya nanti
kalau dia berjalan ketarik, ternyata terjadi betul, begitu wanita itu pergi bajunya ketarik
dan auratnya kelihatan, maka wanita itu marah-marah dan ketika ada seorang lelaki
muslim yang membela kemudian lelaki ini dikeroyok dan mati karena dibunuh, ini
berarti pelanggaran, maka Rasulullah s.a.w menuntut mereka ternyata mereka
menantang perang kemudian oleh Rasulullah dikepung dan diblokade supaya kehabisan
makanan, kemudian mereka menyerah sehingga tidak terjadi pertumpahan darah,
kemudian mereka diusir. Ketika diusir mereka pindah ke Khaibar, kira-kira 150-160 km
dari Madinah, di sana sudah banyak yahudi yang tinggal di sana dan mereka kaya-kaya.
Mereka bekerja sebagai pedagang, petani dan ada tukang pandai besi yang saat itu
sangat penting karena mereka kalau membuat pedang di pandai besi, jadi mereka bisa
membuat peralatan perang di pandai besi, jadi orang-orang yahudi persenjataannya
menjadi kuat sehingga mereka sombong dan menantang perang. Suku yang terusir ke
dua pimpinan mereka sekitar 20 orang pergi ke Mekkah untuk me lobby berbagai suku
di Mekkah termasuk suku Quraish, mereka mengatakan kepada para pimpinan suku
disana: ”Muhammad pengikutnya makin hari makin banyak kalau kamu tidak
menggunakan momentum ini kamu akan terlambat, kalau makin banyak jika
Muhammad menyerbu Mekkah kalian akan kalah, jadi sekarng kerahkan tantara
sebanyak-banyaknya dan seranglah Madinah secara mendadak dan bunuhlah
Muhammad”. Itu semua suku di Mekkah dihubungi sampai terkumpul sekitar 10.000
pasukan dari semua suku, kemudian para tokoh yahudi tersebut kemudian me lobby suku
yahudi yang masih ada di dalam Madinah (bani quraizhah) utuk membantu pasukan dari
Mekkah dengan memerangi dari dalam Madinah. Jadi peristiwa ini kita bisa memahami
bahwa tantara Rasulullah berat sekali menghadapi musuh karena ada sekitar 10.000
pasukan dari luar dan ada sekitar 700-1000 tentara dari dalam yaitu yahudi bani
quraizhah. Semula bani quraizhah tidak mau mendukung Mekkah, tetapi karena rayuan
pimpinannya Namanya Huyay akhirnya mau bersekutu dengan tentara Mekkah, lalu
datanglah tantara itu. Karena mereka bukan tantara professional, jadi persiapannya atau
rekruitmennya dengan cara menghubungi orang perorang sehingga rencana tersebut
bocor sehingga Rasulullah s.a.w mengetahui bahwa mereka sedang mempersiapkan
tantara yang akan berangkat, lalu Rasulullah mempersiapkan cara bagaimana
menghadapi mereka, waktu itu Rasulullah belum tahu bahwa yahudi tersebut
bersekongkol dengan mereka, lalu Rasulullah mengajak musyawarah dengan para
sahabat, berbagai usulan telah dilontarkan termasuk disambut perang diluar kota, perang
di dalam kota dan dikaji juga kelemahannya dan sebagainya, akhirnya diputuskan
menerima usulan dari Salman Al Farisi (sahabat Rasulullah yang merupakan pendatang
dari Persia yang sedang mencari agama yang benar) yaitu dengan membuat parit yang
mengelilingi Madinah, usulan ini didasari atas pengalaman bangsa Persia dalam
peperangan melawan kerajaan Romawi. Strategi perang tersebut belum dikenal oleh
orang-orang Arab, sehingga ide tersebut dianggap sebagai ide yang bagus dan Salman Al
Farisi makin disukai oleh Rasulullah termasuk para sahabat. Kaum Muslimin Madinah
hanya punya waktu 6 hari untuk membuat parit dan Rasulullah sendiri ikut terjun
membuat parit tersebut. Yang lain lapar, Rasulullah juga ikut lapar lalu Allah
membesarkan kaum Muslimin, kemudian diturunkanlah wahyu dalam surat Ali Imran (3)
ayat 12-13:

“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir, Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan
digiring ke dalam neraka jahanam, dan itulah tempat yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya
telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongaan
berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat
(seakan-akan) orang-orang Muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-
Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesunggahnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi
orang- orang yang mempunyai mata hati”.

Dengan turunnya ayat ini kaum Muslimin berbesar hati karena mereka akan menang. Di
fihak lain orang yahudi di dalam kota Madinah didukung oleh orang-orang munafik yang
mengatakan ke bani quraizhah bahwa mereka akan ikut perang mendukung bani
quraizhah dan kalau bani quraizhah diusir mereka akan ikut dan taat apapun yang kalian
kehendaki. Hal ini diceritakan dalam surat Al Hasyr (59) ayat 11:

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara
mereka yang kafir di antara ahli kitab: “Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan
keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk
(menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” Dan Allah
menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta”.

Dari ayat ini menjelaskan bahwa orang yahudinya ketipu dan orang Islam juga jangan
takut bahwa orang munafik akan menyerbu kaum Muslimin, tidak akan terjadi. Dan
kalau mereka ikut perang pasti dibelakang atau menghindar, dan ternyata mereka tidak
melaksanakan janji itu. Dalam proses penggalian parit tersebut ada peristiwa-peristiwa
sebagai berikut: penggalian parit ini dilakukan bersama-sama dan Rasulullah s.a.w
membagi setiap 10 orang harus berhasil menggali sepanjang 20 hasta, itu mereka lakukan
padahal mereka sedang tidak banyak makanan yang tersedia, dan sedang musim dingin
yang biasanya mereka banyak istirahat. Suatu saat sekelompok penggali menemukan
batu yang besar sekali dan mereka tidak mampu menghancurkan batu tersebut,
kemudian salah seorang melaporkan kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah turun ke
lokasi dan beberapa orang melihat (terutama sahabat Jabir bin Abdullah) bahwa
Rasulullah perutnya diganjal batu, ini indikasi bahwa Beliau sedang menahan lapar.
Ketika Rasulullah turun menuju batu yang belum dipecahkan ditemani oleh Salman Al
Farisi, dan Salman kagum karena melihat Rasulullah ketika memukul sekali batu tersebut
langsung hancur 1/3 bagian menjadi kecil-kecil seperti pasir, dan Ketika dipukul tadi juga
mengeluarkan sinar seperti kilat, kemudian Rasulullah memukul lagi dan hancur 1/3
bagian berikutnya dan keluar kilat lagi, sampai ke tiga kali hancur semuanya. Setelah
hancur kemudian Rasulullah duduk dipinggir parit, kemudian Salman menghampiri dan
menanyakan apa yang tadi terjadi ketika Rasulullah memukul batu karena setiap pukulan
mengeluarkan sinar, kemudian Rasulullah bercerita bahwa pukulan pertama Beliau
melihat sinar tersebut dan ada bayangan kerajaan Persia bersama bangunan-bangunan
disekitarnya, itu berarti suatu saat kalian akan mengalahkan Persia, mendengar itu para
sahabat yang mendengarkan itu langsung menyampaikan Ya Rasulullah doákan supaya
kami bisa menaklukkan Persia, Rasulullah meng iya kan. Kemudian Rasulullah
melanjutkan bahwa ketika pada pukulan kedua Rasulullah s.a.w melihat bangunan
kekaisaran dan rumah-rumah disekitarnya, ini berarti suatu saat kalian bisa menaklukkan
Romawi, serentak para sahabat juga minta di doákan dan Rasulullah s.a.w meng iya kan.
Kemudian Rasulullah menceritakan bahwa pukulan terakhir Beliau melihat Yaman (waktu
itu Yaman dibawah kekuasaan Habasyah) berarti kalian akan menaklukkan Yaman, sekali
lagi para sahabat minta didoákan dan di iyakan oleh Rasulullah s.a.w. Kemudian Jabir
yang melihat Rasulullah kelaparan minta ijin Rasulullah untuk pulang, kemudian sesampai
di rumah Jabir melihat ada anak kambing kemudian disembelih dan di minta istrinya
untuk memasak dengan sedikit gandum, setelah masakan matang, maka Jabir
mempersilahkan Rasulullah kerumahnya untuk makan, namun dia minta kalau Rasulullah
mengajak sahabat lain dua orang saja karena kambingnya kecil khawatir tidak cukup.
Kemudian Rasulullah berdiri dan mengumumkan ke semua orang untuk datang ke rumah
Jabir dan makan Bersama, tentu saja Jabir bingung dan lari pulang dan bilang sama
istrinya:”wah celaka kita, Rasulullah mengajak semua teman muhajirin dan ansor”
sebelumnya Rasullulah berpesan ketika Jabir pulang yang ke 2 :
“Katakan pada istrimu agar ia tidak memindahkan kwali dan roti dari tungku sampai aku datang,
nanti Aku yang membagi.”

Kemudian Rasulullah mempersilahkan semua masuk tetapi jangan berjejal, in sya Allah
semua kebagian. Kemudian masing-masing dilayani sendiri oleh Rasulullah sebanyak
1000 porsi, inilah seorang Pemimpin yang hebat rela melayani anak buahnya. Semua
orang kebagian dan kenyang, kemudian istri Jabir melihat masih ada, dan Rasulullah
bilang ini untuk kamu. Jadi Rasulullah walaupun Beliau Guru, Nabi, komandan,
pemimpin, namun makannya belakangan bersamaan dengan keluarganya Jabir, Beliau
mendahulukan anak buahnya. Setelah mereka menggali parit selesai maka datanglah
tantara dari Mekkah, ketika mereka datang kaget karena orang Arab belum mengenal
parit, lalu mereka mengatakan :

“Sungguh ini siasat yang tidak dikenali oleh orang-orang Arab.”

Bangsa arab memang belum pernah manghadapi tantara Persia, mereka mau
menyeberang tidak berani, karena begitu turun ke parit mereka gampang sekali dipanah
atau di tombak, jadi mereka tidak berani menyeberang, ditambah lagi mereka melihat di
seberang parit itu dijaga ketat oleh tantara (kalau lihat di Al Qurán |Allah menurunkan
lebih dari 5000 tentara), tetapi ada seorang yang jagoan dari salah satu pimpinan
kelompok namanya Amr bin wud ditemani oleh Ikrimah anaknya abu jahal, dia sama
jahatnya dengan bapaknya, dan ditemani lagi oleh anaknya amr serta beberapa orang.
Sesampai di dalam amr menantang orang Muslim siapa yang berani untuk duel satu
lawan satu, kemudian Rasulullah mengumpulkan para sahabat dan menanyakan siapa
yang berani menandingi amr, ternyata tidak ada yang angkat tangan termasuk yang
senior Abubakar dan Umar yang terampil berperang juga tidak mengajukan diri, lalu
kemudian Ali yang angkat tangan, kemudian Rasulullah memkaikan jubah Beliau ke Ali
dan merestui untuk ber duel dengan amr. Akhirnya pertempuran dua orang ini terjadi
dan begitu sengitnya dan hebatnya perkelahian tersebut sampai debu yang berterbangan
disekitarnya menghalangi pandangan bagi orang disekitarnya, sehingga tidak dapat
dikenali mana Ali dan mana amr, perkelahian tersebut berlangsung lama sampai
menjelang matahari terbenam kemudian tiba-tiba Ali teriak Allahuakbar..! ternyata
keduanya tergeletak, Ali masih hidup dan kepala amr ada di pangkuan Ali dalam kondisi
sudah meninggal. Begitu amr meninggal, maka yang mengikuti dia takut semua termasuk
ikrimah yang tergolong jagoan tetapi takut sampai tombaknya tertinggal. Tentara
Mekkah yang diluar parit masih tetap mengepung sampai sekitar 3 minggu lebih dengan
harapan warga Madinah akan kehabisan bahan makanan, tetapi Rasulullah punya
mu’jizat-mu’jizat seperti saat di rumah Jabir ketika memberi makan seluruh sahabatnya
dimana makanan sedikit bisa menjadi banyak, sehingga tidak kelaparan. Misalnya ada
anak kecil perempuan lewat membawa kurma, kemudian ditanya Rasulullah anak
tersebut menjawab ada beberapa kurma yang akan diberikan paman dan ayahnya,
kemudian Rasulullah meminta diletakkan di tangan Beliau kemudian Rasulullah
meletakkannya di kain lalu kurma tersebut menjadi banyak sampai tumpah dari kain
tersebut, kemudian Rasulullah memanggil semua sahabatnya sehingga semuanya
kebagian. Hal semacam ini yang diluar perhitungan para penyerang dari Mekkah,
mereka mengira warga Madinah akan kehabisan makanan, ternyata malah penyerang
sendiri yang kehabisan makanan termasuk makanan untuk binatang mereka, sehingga
onta mereka banyak yang mati. Ditengah situasi seperti itu ada seorang yang datang
namanya Nu’aim bin Mas’ud, dia salah satu tokoh dari bani Ghathafan yang terkenal di
Mekkah dan terkenal juga di Madinah karena kenal baik dengan para yahudi, dia
menyusup ke parit dan minta ijin bertemu Rasulullah kemudian berkata: "Wahai
Rasulullah, sungguh aku telah benar-benar masuk Islam. Dan kaumku tidak mengetahui
bahwa aku telah masuk Islam. Perintahkanlah kepadaku perintah apa saja yang dapat aku
laksanakan". Rasulullah menjawab, "Engkau hanya seorang dari pihak kami, kembalilah
kepada kaummu! Lakukanlah apa yang bisa kamu lakukan. Sesungguhnya perang itu
adalah tipu daya.” Jadi Nu’aim diberi kebebasan tapi dengan kata kunci diakhir kalimat
tersebut. Tipu daya disini maksudnya adalah strategi perang untuk mengelabuhi musuh.
Lalu Nu’aim mengambil inisiatif pergi dulu ke yahudi, Nu’aim segera berangkat menuju
ke kubu Bani Quraidzah, kemudian dia berkata :
“Kalian kan sudah mengetahui cinta saya kepada kalian.”
“Betul”
“(Begini), orang-orang Quraisy tidaklah sama dengan kalian. Negeri ini adalah negeri
kalian, di sana ada harta, anak dan istri kalian. Kalian tidak bisa berpaling meninggalkan
negeri ini. Berbeda dengan suku Quraisy dan Ghathfan yang datang ke sini untuk
memerangi Muhammad dan sahabatnya, dan kalian membantu mereka untuk itu. Kalau
mereka memperoleh kesempatan, mereka akan menang. Tapi kalau mereka kalah,
mereka kembali ke negeri mereka meninggalkan kalian bersama Muhammad. Dengan
demikian, Muhammad bisa membalas dan mengalahkan kalian.”
“Lalu apa yang bisa kami lakukan, Nu’aim?”
“Jangan berperang bersama (membela) mereka sampai mereka mau menyerahkan
jaminan (berupa tokoh mereka)”
“Wah, ide yang bagus.”
Kemudian Nu’aim kembali ke kelompoknya dan ditemui dahulu suku Quraish, dan dia
berkata : “Kalian kan sudah mengetahui cinta dan nasihat saya kepada kalian.”
“Betul”
“Orang-orang yahudi sungguh telah menyesali tindakan mereka mengingkari perjanjian
dengan Muhammad dan sahabatnya. Mereka akan mengirim utusan untuk meminta
kalian menyerahkan jaminan (tokoh yang ditawan), lalu mereka akan menyerahkannya
kepada Muhammad. Setelah itu mereka akan berpaling dari (meninggalkan) kalian.
Karena itu, kalau mereka meminta jaminan, jangan mau menyerahkannya kepada
mereka.” Kemudian Nu’aim menemui suku yang lain dan mengatakan hal yang sama.
Sesudah itu ternyata benar, orang yahudi menemui suku Quraish dan Ghathfan dan
mengatakan seperti apa yang dikatakan Nu’aim tadi : “kelompok kami akan tetap
mendukung kalian dengan syarat kalian memberi jaminan”. Pembesar Quraish dan
Ghathfan menolak dan seperti apa yang mereka denganr dari Nu’aim mereka curiga
nanti jaminannya akan diserahkan ke Nabi Muhammad s.a.w. jadi orang mekkah
mengatakan bahwa Nu’aim benar dan orang yahudi juga mengatakan Nu’aim benar, ini
berarti persekutuan mereka pecah karena terjadi krisis kepercayaan sehingga hati kecilnya
menjadi ketakutan. Di sisi lain Rasulullah berdo’a kepada Allah :
Rasulullah berdo’a:

“Wahai Allah Yang Maha Penentu dan Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, kalahkanlah pasukan
gabungan (ahzab). Wahai Allah, kalahkanlah mereka dan goncangkanlah mereka.”

Ahzab adalah jama dari hisbun yang artinya tentara, jadi arti ahzab adalah beberapa
kelompok tentara. Kita tahu kalau Rasulullah berdo’a selalu dikabulkan, dan kemudian
Allah mengirimkan tentara dari malaikat juga mengirim angin yang kencang sekali dalam
waktu yang lama sehingga terjadi badai pasir, pasir itu melukai mata mereka dan juga
melukai mata kuda serta onta mereka. Jadi mereka merasa tidak bisa melihat dan tidak
mungkin melakukan perang dalam kondisi seperti itu, sudah begitu yahudi juga telah
mengingkari mereka, akhirnya mereka meutuskan untuk pulang, jadi malam hari mereka
pulang dan pagi hari sudah kosong diluar parit. Kemudian Allah berFirman di surat Al
Ahzab (33) ayat 22

“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan ni'mat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu
ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan
tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu
kerjakan”.
Orang-orang madinah tidak melihat angin tersebut karena badai pasir hanya terjadi
diluar parit, di dalam parit tidak ada angin dan peperangan jaman dahulu kalau malam
istirahat sehingga tidak tahu juga kalau malam itu ada angin diluar parit. Kemudian
Rasulullah mengatakan kepada para sahabatnya :

“Sekarang kita yang akan memerangi mereka dan mereka tidak akan memerangi kita. Kita nanti
yang mendatangi mereka.”

Seperti kita ketahui sejak itu tidak terjadi peperangan dan 3 tahun kemudian Rasulullah
datang ke Mekkah sama sekali tidak ada perlawanan dan mereka sudah takut oleh
karena itu tidak ada pertumpahan darah yang berarti.

Pelajaran-pelajaran dari perang Ahzab :


1. Kita harus selalu waspada terhadap kemungkinan datangnya musuh. Jika musuh
datang, kita tetap tenang sambil menyusun strategi.
2. Kebersamaan harus selalu dijaga di bawah kepemimpinan orang yang jujur, tulus
dan berempati kepada anakbuah/rakyat.
3. Ketika menghadapi masalah bersama, kita mencari solusi dengan musyawarah dan
menghargai pendapat para peserta.
4. Ketika memimpin masyarakat dalam usaha mencapai tujuan bersama, kita
terapkan kepemimpinan partisipatif, ikut serta dalam melaksanakan tugas.
5. Ketika memimpin, kita tunjukkan optimisme akan keberhasilan dalam mencapai
tujuan.
6. Melakukan usaha yang optimal sambil berdoa dan berserah diri kepada Allah.
7. Kita perkuat kesabaran dan tidak pernah putus asa dalam perjuangan.
8. Waspada terhadap musuh dalam selimut (orang-orang munafik) – orang-orang
yang pura-pura mendukung kita padahal mereka sebenarnya bermaksud
memperlemah kita melalui berbagai cara. Turunnya surat almaidah ayat 51.
Semoga Allah menjauhkan musuh dari kita dan memberi kita ketangguhan dalam
menghadapi permasalahan hidup, baik secara pribadi maupun secara kemasyarakatan.
Aamiiin.

~Semoga bermanfaat, dan mari kita implementasikan dalam kehidupan kita~

Anda mungkin juga menyukai