Anda di halaman 1dari 11

TAUSIAH OLEH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Ahad, 27 Maret 2022. Pukul 05.30


Thema : MENGGAPAI HIDUP BAHAGIA BERSAMA AL-QUR‟AN.
Topik : Menyesuaikan Diri Terhadap Peristiwa Pembelahan Alam Untuk Menggapai
Kebahagiaan

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin, sayyidina
wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Robbana zidna ‘ilma warzukna
fahma. Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ah, wa arinal bathila bathilan warzuqnaj
tinaabah. Bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara sekalian, alhamdulillah kita dipertemukan
diakhir bulan Sya’ban in sya Allah kita sebentar lagi masuk bulan Ramadhan, mudah-mudahan
Allah memberkahi hidup kita di bulan ini dan memberikan kita tambahan umur setidak-tidaknya
sampai bulan Ramadhan sehingga kita bisa mendapatkan kesempatan yang baik yang
ditawarkan oleh Allah pada bulan Ramadhan. Kita diperintahkan oleh Allah untuk berpuasa di
bulan Ramadhan selama satu bulan penuh untuk memperingati dan menghormati turunnya Al
Qur’an di bulan itu, berarti betapa mulianya Al Qur’an itu sehingga kita diperintahkan untuk
selalu berpegang teguh dan selalu menggunakan Al Qur’an sebagai referensi perilaku kita
sehari-hari. Karena itu kita usahakan selalu mempelajari Al Qur’an termasuk yang kita pelajari
pagi ini. Saudara-saudara sekalian mari kita membahas kelanjutan dari pertemuan yang lalu
bahwa Allah menciptakan alam raya melalui pembelahan, dalilnya ada di surat Al Anbiya’(21)
ayat 30:

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya
dahulu adalah satu yang padu, yang kemudian Kami pisahkan antara keduanya.........”.

Dari kata kami pisahkan berarti Allah menciptakan alam raya ini melalui pembelahan. Kita tidak
tahu persis bagaimana cara Allah membelah tetapi logika itu mudah kita tangkap ketika kita
mempelajari matematika sederhana bahwa angka nol (0) itu adalah simbul dari tidak ada. Kalau
angka nol dibelah maka akan menjadi angka yang sama plus (+) dan minus (-) yaitu +1 dan -1
atau +99 dan -99 atau angka berapa pun yang sama dengan notasi plus dan minus. Angka + dan –
ini kalau digabungkan akan menjadi nol lagi. Jadi bagi Allah mudah sekali menciptakan alam
raya dari tidak ada (nol) menjadi ada dan nanti menjadi tidak ada lagi. Penciptaan alam melalui
pembelahan tersebut dampaknya besar bagi seluruh alam raya ini termasuk kehidupan kita.
Kalau kita memahami pengaruh pembelahan tadi terhadap peristiwa-peristiwa alam maka kita
akan bisa menyesuaikan diri dengan perilaku alam, atau dengan kata lain alam ini diciptakan oleh
Allah disertai dengan sistem yang padu dan harmonis yang satu dengan yang lainnya itu
mendukung, kemudian kalau kita berada disitu dan kita bagian dari alam itu maka jika kita tidak
menyesuaikan diri dengan perilaku alam dengan siste alam itu kita akan hancur. Karena itu sikap
yang baik adalah kita mempelajari impact dari pembelahan tadi yang berpengaruh terhadap
sistem atau operasional alamraya ini agar kita menyesuaikan diri dengan itu. Pagi ini kita bahas
bagaimana kita menyesuaikan diri dengan peristiwa pembelahan alam dengan tujuan untuk
menggapai kebahagiaan. Bahawa Allah membelah alam itu dilanjutkan terus telah dipelajari
oleh manusia denga cara dirunut kebelakang atau direstrukturisasi, Allah Berfirman dalam surat
Adz Dzariyat (51) ayat 47:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya”.

Langit adalah space atau ruang dimana materi yaitu planet-planet dan galaxy tinggal atau berada,
kalau galaxy berserta planet-planetnya makin hari makin menjauh maka space nya juga makin
luas, maka kalau dalam ayat diatas Allah menyebutkan meluaskan langit itu adalah konsekwensi
dari menjauhnya galaxy satu dengan galaxy yang lain yang setiap hari masih bergerak.
Pembelahan itu berpengaruh pada setiap unit yang ada di alamraya ini, salah satu unit dalam
alam raya ini adalah bumi dan kita bagian dari bumi itu. Dan kita mempelajari bahwa
pembelahan itu masih dilanjutkan oleh Allah yang bisa kita petik dari Al Qur’an surat Al An’am
(6) ayat 95:

“Sesungguhnya Allah yang membelah biji kecil tumbuh-tumbuhan dan biji besar buah-buahan.
Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup.
(Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”

Contoh dari ayat diatas, ayam (hidup) mengeluarkan telor (mati), kemudian telor itu menetas dari
barang mati menjadi anak ayam yang hidup, kemudian yang lain pohon (hidup) berasal dari biji
(mati). Sebagai akibat dari pembelahan tadi, kalau satu dibelah menjadi dua maka dua itu adalah
pasangan, Allah Berfirman dalam surat Adz Dzariyat (51) ayat 49:

“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran
Allah”.

Untuk manusia pasangan itu lelaki dan perempuan, dalam ayat tersebut disebutkan segala sesuatu
berpasangan agar kita menyadari kebesaran Allah, namun biasanya kita abai dengan segala
sesuatu di alam raya ini seolah-olah memang begitu adanya, padahal sekecil apapun ciptaan
Allah itu menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah. Yang kita kenal pasangan itu laki-laki dan
perempuan atau untuk binatang jantan dan betina sebetulnya pasangan itu banyak ragamnya
termasuk siang dan malam, panjang-pendek, kutub utara dan kutub selatan, di pohon ada benang
sari dan putik untuk pembuahan, dan pasangan itu ada kalanya terdiri dari dua benda terpisah
bisa juga dalam satu benda ada pasangan, seperti pohon ada yang terpisah sehingga kalau terjadi
pembuahan perlu bantuan fihak lain seperti burung, kumbang atau lebah yang diciptakan oleh
Allah untuk sekaligus membantu pembuahan pohon/tanaman, tetapi ada yang dalam satu pohon
sehingga tidak perlu bantuan fihak lain. Karena banyaknya ragam tentang pasangan itu sehingga
pengetahuan kita tentang pasangan itu terlalu sedikit, masih banyak yang kita tidak tahu, sebagai
mana diungkapkan Allah dalam surat Yaasiin (36) ayat 36:

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan semua pasangan-pasangan, baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.

Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa ilmu kita ini terlalu minim dibandingkan dengan ciptaan
Allah, maka pantas Allah menyebut dalam surat Al Isra’ (17) ayat 85:
“..........kalian diberi ilmu hanya sedikit”.

Kalau ilmu kita cuma sedikit jangan sok atau sombong, biasanya orang yang belajarnya makin
dalam makin tidak mau mengakui bahwa dia sudah ahli karena makin mengetahui bahwa lebih
banyak lagi yang belum diketahui. Karena itu ketika kita mempelajari mengenai pasangan-
pasangan itu kita tidak perlu mempelajari semua dengan detail, kita lihat yang relevan dengan
kita. Yang relevan dengan kita itu adalah ketika ada pasangan seperti itu maka dalam suatu
peristiwa pasti dalam peristiwa itu ada unsur baik dan ada unsur buruk. Misalnya hidup suami
istri ada baiknya dan ada buruknya, punya duit banyak juga ada baiknya dan ada buruknya dan
seterusnya, oleh karena itu kita diperingatkan oleh Allah untuk menghindari sisi buruk dari
peristiwa apapun dan dari benda apapun. Tetapi karena kita tidak selalu mengetahui maka kita
mesti rendah hati dengan mohon pertolongan Allah seperti dalam surat Al Falaq (113) ayat 1-2:

“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menciptakan dan mengatur pembelahan, dari
keburukan apapun yang Allah ciptakan”.

Jadi dalam ayat tersebut Allah yang mengatur pembelahan dari awal seterusnya termasuk sisi
negatif dan sisi positifnya dan kita di perintahkan menghindari sisi buruknya dan memohon
kepada Allah untuk dihindarkan dari sisi buruk apapun. Misalnya kita menikah karena berfikir
bahwa ada sisi baik yang dapat membuat kita bahagia, tetapi juga harus waspada bahwa dalam
pernikahan juga ada sisi buruknya. Contohnya kalau suami memperlakukan istri dengan buruk
(ini sisi negatif yang diterima istri), maka istri kalau tidak tahan juga bisa membalas dengan lebih
kejam bahkan membunuh suaminya (ini juga sisi negatif yang diterima suami). Contoh lain
ketika kita mengerjakan sesuatu ada mudahnya juga ada sulitnya, tetapi keduanya bisa datang
bersamaan seperti pada surat Al Insyirah (94) ayat 5-6:

“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada
kemudahan”
Selalu begitu berpasangan dan ada secara bersama antar positv dan negativ. Orang yang
hartanya banyak dia diberi kemudahan membeli apapun bisa, tetapi ada kesulitan bagaimana cara
menyimpannya, saking sulitnya maka kadang-kadang dirumah ada satpamnya, sebaliknya yang
miskin tidak perlu satpam, pintu rumah tidak terkunci tidak masalah tidak ada kekhawatiran
barangnya hilang, jadi disetiap kemudahan pasti ada kesulitan dan disetiap kesulitan pasti ada
kemudahan. Untuk menghindari sisi buruk Allah menganjurkan kita untuk selalu berbuat baik
agar kita dapat memperoleh sisi baik dari suatu apapun. Jadi kalau kita disuruh berbuat baik
sebenarnya itu untuk diri kita sendiri karena akibatnya akan baik. Allah Berfirman dalam surat
Al Hajj (22) ayat 77:

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”.

Jadi kalau kita ingin mendapatkan kebaikan atau beruntung atau menang maka caranya lakukan
kebaikan atau berbuat baik saja, nanti insya Allah impact nya baik, jadi kita mendapatkan akibat
yang baik tidak mendapatkan akibat yang buruk. Jadi sebenarnya kalau kita berbuat baik
keuntungannya akan kembali ke kita, sebaliknya kalau kita berbuat buruk kembalinya juga ke
kita sendiri, seperti Firman Allah dalam surat Al Israa (17) ayat 7:

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat
jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri.................”.

Oleh karena itu mari kita berusaha melakukan yang baik ketika menghadapi peristiwa apapun
termasuk kalau ada orang yang memaki maki kita, kita pilih merespon dengan cara yang baik,
kalau ada orang sombong kita jangan merespon dengan sombong karena Allah melarang
kesombongan meskipun kesombongan itu sebagai balasan itu juga tidak boleh. Karena Allah itu
menciptakan makhluk-makhlukNya berpasangan, maka masing-masing lelaki dan perempuan itu
cenderung mencari pasangannya, itulah sebabnya pria mencari wanita untuk menikah dan
sebaliknya, setelah bertemu mereka mengharapkan kebahagiaan hidup, tetapi ketika mereka
mengalami kehidupan bersuami istri mereka harus membangun saling mencintai dan saling
menyayangi sesuai dengan ajaran Allah. Kalau mereka melakukan itu maka Allah akan memberi
kehidupan yang tenteram dan bahagia seperti Firman Allah dalam surat Ar Rum (30) ayat 21:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan


dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.

Jadi semua makhluk apapun akan selalu mencari pasangannya. Dalam ayat tersebut ada kata
mencintai dan menyayangi, penjelasannya kalau mencintai itu ada rasa egoistik tetapi kalau
menyayangi itu peduli kepada fihak lain tanpa mencari imbalan. Dalam ayat tersebut juga Allah
memberi tantangan bahwa apa yang dijelaskan dalam ayat tersebut berguna bagi orang yang
berfikir, tetapi sayang banyak orang yang malas berfikir, kalau ikut pengajian kebanyakan suka
yang tidak terlalu mikir tapi lucu, nanti setelah pengajian tidak ada bekasnya. Kalau kita ingin
membangun perasaan saling mencintai dan saling menyayangi itu bisa kita lakukan dengan
saling memberi, kalau kita memberi kepada orang lain maka orang lain itu menganggap kita
menguntungkan dia, dan bawaan manusia itu cenderung menyukai orang atau barang yang
menguntungkan kita, sebaliknya kita membenci barang atau orang yang merugikan kita,
contohnya kalau kita memakai baju tertentu kemudian banyak orang memuji kita, maka lain kali
kita akan memakai baju tersebut, begitu pula sebaliknya. Karena itu kalau kita ingin disukai
orang maka kita untungkan dia dengan cara kita kasih hadiah atau sesuatu yang orang tersebut
sukai, seperti hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari (hadits hasan):

Rasulullah SAW  bersabda, “Silakan kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling
mencintai.“ {HR Bukhari di kitab Al Adabul Mufrad, Abu Ya’la dan Baihaqi dari Abu
Hurairah}.
Jadi kita jangan saling egois, kalau kita mempunyai sesuatu yang bisa dibagi, maka kita bagi
kepada teman, kepada orang yang membutuhkan.
Impact lain dari pembelahan adalah yang mengakibatkan terbentuknya pasangan-pasangan tadi
maka di alam raya ini berlaku hukum keseimbangan. Satu menjadi dua atau nol menjadi minus
satu dan plus satu itu semuanya seimbang dan Allah suka keseimbangan, coba kita perhatikan
ciptaan Allah pada diri kita mata kita dua dan posisinya simetris, telinga kita dua dan bentuknya
simetris dan umumnya bentuknya serupa, pokoknya yang ada dua dibuat oleh Allah bentuk dan
posisinya simetris karena simetris itu membuat keseimbangan, keseimbangan itu termasuk
hukum alam yang diciptakan oleh Allah. Jadi karena alam itu dibuat oleh Allah maka hukum
alamnya pun juga dibuat oleh Allah, Allah Berfirman dalam surat Ar Rahman (55) ayat 7 :

“Dan Allah telah meninggikan langit (diatas) dan Dia meletakkan keseimbangan”.
Kalau langit diatas maka bumi dibawah, itu sebuah pasangan yang seimbang. Contoh
keseimbangan yang diciptakan Allah di alam raya ini adalah keseimbangan antara energi yang
masuk ke atmosfir bumi dan energi yang keluar dari atmosfir bumi jumlahnya selalu sama karena
itu bumi dan atmosfirnya ini seimbang sehingga suhu dan iklimnya bisa stabil. Kalau terlau
banyak energi yang masuk maka bumi makin hari makin panas, sebaliknya kalau banyak yang
keluar bumi makin lama makin dingin sehingga iklim kacau, tetapi Allah yang maha pengasih
dan penyayang membuat seimbang. Penjelasan tersebut dapat dilihat dari gambar berikut yang
diambil dari referensi berikut:
According to https://www.weather.gov, the earth-atmosphere energy balance is
achieved as the energy received from the Sun balances the energy lost by the Earth
back into space. In this way, the Earth maintains a stable average temperature and
therefore a stable climate.
Dari gambar dan penjelasan tersebut sudah selayaknya kita kagum bagaimana Allah mengatur
alam raya ini seimbang untuk menjaga kehidupan makhlukNya.
Dalam badan kita juga begitu, suhu badan kita yang sehat itu antara 36 °C ~ 37.5°C lebih tinggi
atau lebih rendah dari range tersebut kita sakit, dengan kasih sayang Allah maka suhu kita dijaga
konstan di kisaran range tersebut dengan mekanisme-mekanisme yang ada di tubuh kita yang
disebut homeostasis yaitu kecenderungan makhluk hidup untuk tetap mempertahankan kestabilan
diri di saat lingkungan di sekelilingnya mengalami perubahan, jadi kalau terlalu banyak panas
yang masuk dikeluarkan lagi, kalau diluar dingin badan kita pori-porinya mengecil sehingga
panas didalam tidak keluar dan seolah-olah bulu kulit kita berdiri ini sebenarnya Allah menutup
pori-pori kulit kita supaya kalorinya tidak keluar. Oleh karena itu Allah memperingatkan bahwa
karena alam raya ini dibuat seimbang maka kita tidak boleh melanggar hukum keseimbangan itu
dalam kehidupan, Allah Berfirman dalam surat Ar Rahman (55) ayat 8:

“Supaya kamu jangan melampaui batas dalam keseimbangan itu”.


Jadi kalau kita melanggar kesimbangan maka kita celaka sendiri, secara khusus Allah juga
memperingatkan dalam surat Al Rahman (55) ayat 9:

“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi timbangan itu”.

Makna dari ayat tersebut bukan hanya timbangan yang berarti berat, tetapi dalam business nilai
produk dan harganya harus seimbang, kalau dikurangi itu sudah tidak seimbang lagi berarti
melanggar keseimbangan. Begitu juga dengan business di bidang jasa atau dibidang lainnya
harus sesuai atau seimbang antara nilai mutu dan harganya sesuai perjanjian, jangan dikorupsi.
Kita juga harus menjaga kesimbangan dalam membelanjakan harta jangan terlalu boros dan
jangan terlalu kikir, Allah Berfirman dalam surat Al Furqan (25) ayat 67:

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak
(pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”.

Misalnya suami yang uangnya banyak tetapi istrinya dikasih sedikit sedangkan suaminya minta
yang enak-enak, maka akan terjadi kegoncangan dalam berkeluarga. Ketika makanpun kita juga
harus menjaga keseimbangan dengan menahan diri jangan berlebihan, kalau berlebihan menjadi
tidak seimbang akibatnya terjadi obesitas dan kerawanan terhadap penyakit. Allah Berfirman
dalam surat Al A’raf (7) ayat 31:

“.............Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak


menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Karena berlebihan itu mengingkari hukum keseimbangan, berikut ini gambaran skematis dari
energy balance untuk tubuh kita:
Kesembangan dalam konsumsi pada tubuh kita (energy balance).
Kalau seseorang itu ingin menjaga badannya itu sehat, maka harus dijaga keseimbangan antara
energy in and energy out, kalori yang masuk harus sebanding dengan kalori yang keluar, kalau
itu bisa dijaga maka in sya Allah aman, kalau tidak maka bisa terlalu gemuk dan terlalu kurus.
Ketika kita mengelola atau memimpin kelompok manusia bisa berupa keluarga, perusahaan,
yayasan, pemerintahan dsb, kita harus menjaga keseimbangan, keseimbangan dalam kehidupan
sosial disebut adil, Allah memperingatkan dalam FirmanNya di surat Al Ma’idah (5) ayat 8:

“..........Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.................”.

Jadi keseimbangan itu berlaku dimana-mana termasuk beragama. Ketika kita beragama juga
mengambil posisi yang seimbang yaitu beragama yang lurus ditengah tidak miring ke kiri juga
tidak condong ke kanan tapi lurus. Kita setiap hari diperintahkan oleh Allah untuk memohon
diberi petunjuk ke jalan yang lurus dalam surat Al Fatihah (1) ayat 6-7:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat”.

Lalu ketika kita melaksanakan tugas ibadah kita juga menjaga keseimbangan yaitu dengan
menjalankan semampu kita tetapi bukan asal-asalan atau bermalas-malasan tetapi sebatas
kapasitas kita, kalau melebihi kapasitas berarti berlebihan, kalau kurang dari kapasitas namanya
malas. Begitu juga kalau kita tidak punya uang memaksakan diri pergi haji dengan berhutang
sana-sini itu juga tidak boleh karena melebihi kapasitas sehingga tidak seimbang, Allah tidak
menganjurkan itu. Berkaitan dengan ini Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah (2) ayat 286:

“Allah tidak membebani tugas kpada seseorang melainkan sesuai dengan


kesanggupannya.......................”.

Jadi akibat dari pembelahan ini yaitu banyak kejadian antara lain kesimbangan, berpasang-
pasangan, keadilan dan moderat atau yang tengah-tengah insya Allah selamat.

RINGKASNYA:
 Allah menciptakan alam raya melalui pembelahan.
 Akibat pembelahan, semua yang di alam berpasangan, termasuk baik-buruk.
 Allah menganjurkan kita mengambil sisi baik dan menjauhi sisi buruk.
 Pembelahan juga mengakibatkan keseimbangan.
 Allah menganjurkan kita menjaga keseimabangan dalam perkawinan, kepemimpinan,
belanja dan konsumsi.
 Termasuk menjaga keseimbangan adalah melaksanakan tugas sesuai dengan kapasitas.

Semoga Allah memudahkan kita menggapai kebaikan dan menjauhi keburukan..Aaamiiin.

~Mudah-mudahan bermanfaat~

Anda mungkin juga menyukai