Anda di halaman 1dari 11

TAUSIAH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Rabu, 23 Maret 2022, pukul 06.30


Thema : IMPLEMENTASI KEIMANAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Sub Thema : Membebaskan Diri Dari Kesombongan.

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin,
sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Robbana zidna
„ilma warzukna fahma. Allohumma arinal haqqo haqqon warzuqnat tibaa'ah, wa arinal
bathila bathilan warzuqnaj tinaabah. Bapak-bapak dan ibu-ibu serta saudara-saudara
sekalian mari kita pelajari apakah sombong itu dan gejalanya apa lalu kita coba
menghindari itu. Sombong adalah sikap batin seseorang yang menganggap diri sendiri
lebih tinggi derajatnya, lebih baik kualitasnya, lebih pintar kecerdasannya dan lebih
penting dari pada orang lain, jadi dia merasa posisinya selalu diatas. Kemudian sikap
bathin tersebut diekspresikan dalam bentuk perilaku yang menyanjung-nyanjung diri,
mengangkat dirinya tinggi dan menganggap orang lain rendah atau meremehkan orang
lain. Kalau ada orang yang berperilaku seperti itu (misal si B) terutama orang yang dekat
dengannya (misal si A) tentu si A tidak menyukai atau bahkan membenci si B karena
begitu ada orang lain (si B) yang menganggap penting maka dirinya (si A) dianggap tidak
penting lagi. Kalau dia merasa lebih pintar maka orang lain dianggap lebih bodoh,
padahal setiap orang itu diberi rasa harga diri, tentu setiap orang mempunyai kelebihan
dan kekurangan, tetapi tidak ada orang yang mempunyai kelebihan lengkap, umumnya
seseorang mempunyai kelebihan di satu bidang tetapi mempunyai kelemahan di bidang
lainnya, orang lain juga begitu sehingga diharapkan plus dan minus tadi bisa saling
mengisi dan saling menolong. Kalau ada orang mengangkat dirinya sendiri maka orang
lain dianggap lebih rendah, kalau orang lain dianggap lebih rendah maka dia pasti
tersinggung, siapapun orangnya, meskipun yang menyombongkan diri itu seorang
presiden dan yang disombongi itu rakyat jelata pasti tetap tersinggung karena harga diri
itu selalu ada pada seseorang. Olehkarena itu orang lain terutama yang dekat dengannya
itu tidak menyukainya bahkan bisa membencinya karena mereka merasa harga diri
mereka direndahkan, padahal menurut Islam tidak ada keunggulan diantara manusia
berdasarkan kesukuan, berdasarkan warna kulit, dsb, yang membedakan menurut Allah
dan RasulNya keunggulan manusia itu berdasarkan ketakwaannya. Bagian dari pidato
Rasulullah s.a.w yang panjang yang disampaikan di Padang arofah ketika Rasulullah
berhaji, karena Rasulullah (sejak menjadi Rasul) berhaji hanya sekali, maka itu adalah haji
pertama dan terakhir, tetapi orang-orang menyebutnya itu haji wada‟, karena itu pidato
itu juga dianggap sebagai pidato perpisahan. Rasulullah antara lain bersabda:

Rasulullah SAW, ditengah-tengah hari tasyriq, bersabda: "Wahai sekalian manusia! Rabb
kalian satu, dan ayah kalian satu. Ingat! Tidak ada kelebihan bagi orang arab atas orang
ajam (orang asing) dan bagi orang ajam atas orang arab, tidak juga bagi orang berkulit
merah atas orang berkulit hitam, bagi orang berkulit hitam atas orang berkulit merah
kecuali dengan ketakwaan.” {HR Ahmad dari Abu Nadlrah}.

Dari hadits tersebut menegaskan bahwa semua bangsa itu sama yang membedakan
adalah akhlaknya. Membebaskan diri dari kesombongan itu hukumnya wajib bagi setiap
orang mukmin (fardhu „ain), karena kalau orang itu di dadanya ada sedikit saja
kesombongan dia terancam masuk neraka dan tidak boleh masuk ke sorga. Rasulullah
s.a.w bersabda:

Nabi Muhammad bersabda: “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya
terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” {HR Muslim, Tirmidzi dan Ahmad dari
Abdullah bin Mas‟ud}.

Ancaman setiap manusia bersifat sombong juga Difirmankan oleh Allah dalam Al Qur‟an
di surat Az Zumar (39) ayat 72:
“Dikatakan (kepada mereka): "Masukilah pintu-pintu neraka Jahanam itu, sedang kamu
kekal di dalamnya". Maka neraka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang
yang menyombongkan diri”.

Oleh karena itu kita masing-masing wajib menghindari dari rasa kesombongan, karena
rasa kesombongan tersebut akan diekspresikan dalam bentuk perilaku. Jika kita ingin
membebaskan diri dari rasa kesombongan kita sebaiknya terlebih dahulu mempelajari
hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi sombong dan gejala-gejala yang menandai
seseorang itu tergolong sombong. Ini penting karena pada umumnya orang sombong itu
tidak merasa dirinya sombong, yang lebih hebat lagi gejala itu adalah orang makin
sombong makin tidak menyadari bahwa dirinya sombong. Kalau sombong itu dianggap
sebagai penyakit hati atau penyakit jiwa, maka penyakit itu harus diobati, namun
penyakit kejiwaan itu perlu usaha dari dirinya sendiri karena sombong itu ada pengaruh
dari pola pikir dari orang yang bersangkutan sementara orang lain tidak bisa mengubah
atau mengatur pola pikir dia, maka yang bisa mengubah dia sendiri. Olehkarena itu
orang lain yang ingin menolong orang yang sombong satu-satunya cara adalah dengan
memberi nasehat, sedangkan orang sombong itu tidak mau mendengarkan nasehat
karena dia merasa paling pintar, maka konsultan, psychologist atau ahli psikhiatri
dianggap dibawah dia. Kalau kita sudah mengetahui penyebab tumbuhnya rasa
sombong kita berusaha menghindari atau mengobati penyebabnya. Hal-hal yang
menyebabkan orang menjadi sombong itu intinya adalah pada kekaguman terhadap
kelebihan yang ada pada diri sendiri, kalau bahasa arabnya Al-„Ujbu yaitu mengagumi
diri sendiri yang kemudian diekspresikan dengan perilaku dan bicara seolah-olah minta
atau mengundang orang lain juga ikut kagum pada dirinya akhirnya menjadi sombong.
Kelebihan pada diri sendiri itu ada kalanya dibawa sejak lahir dan ada yang diperoleh
dari serangkaian aktivitas. Kekaguman terhadap diri sendiri berupa:
1. Kelebihan yang dibawa sejak lahir, seperti wajah cantik atau tampan, bersuara
merdu, keturunan dari orang terkenal apakah itu secara politik atau keilmuan, dsb
itu bisa menjadi kebanggaan. Misalnya juga lahir berkulit pitih, atau dia membawa
kecerdasan dengan IQ tinggi, dsb. Kalau orang-orang yang diberi kelebihan ini
kagum pada dirinya sendiri maka itu mendorong dirinya untuk menjadi sombong.
2. Kelebihan yang dicapai (achievement) setelah melakukan serangkaian aktifitas
kemudian mencapai suatu tingkat tertentu, misalnya pangkat (militer, polisi,
kepegawaian), kekayaan, jabatan, titel akademis, banyak pengikut (politik atau
medsos), dsb, itu semua mereka anggap sebagai suatu prestasi yang patut
dibanggakan sehingga dia merasa hebat dan mendorong dia bersifat sombong.
Begitu juga orang yang menguasai ilmu agama sehingga dipanggil kiyai, dipanggil
ustadz, atau kemampuan agama dan keturunan kemudian dipanggil “gus” yang
menandakan anaknya kiyai, hati –hati ini bisa menyebabkan orang sombong.
Gejala yang bisa menyebabkan sombong harus diketahui agar kita bisa menghindarinya,
namun pada dasarnya penyebab utamanya sama yaitu merasa dirinya diatas. Kalau
seseorang sombong dia merasa diatas sehingga dia tidak pernah minta saran karena kalau
dia minta saran maka dia sama saja mengakui dirinya bodoh. Setiap orang yang
mengemukakan ide selalu dipangkas dan dibantah, jadi dia suka bantah-bantahan karena
dengan begitu dia sekaligus menunjukkan bahwa dia lebih mengerti dari orang lain. Dan
yang lebih bahaya lagi orang sombong itu tidak bisa bersyukur, karena kalau dia
mengucapkan terimakasih itu sama saja mengakui jasa orang lain dan itu berarti orang
lain itu lebih tinggi, lebih bagus atau dia butuhkan sehingga di sulit berterimakasih. Itu
antara lain garis besarnya orang sombong umumnya dia selalu merasa diatas. Contoh
gejala orang sombong secara teknis adalah:
(1) Seseorang dianggap sombong jika dia merasa tidak membutuhkan orang lain.
Biasanya orang yang tidak membutuhkan orang lain itu kalau dia mau mengadakan
(memperoleh) apa saja gampang, kalau duitnya banyak dia mau kendaraan yang
bagus gampang diperoleh, mau rumah bagus gampang tinggal beli, dia merasa tidak
butuh orang lain, orang seperti itu sangat potensial menjadi sombong. Indikasinya
misalnya dia sedang sibuk dan jauh dari hp nya kemudian ada tilpun masuk dari si
fulan kemudian diberitahu oleh orang disekitarnya, dia tidak mau menilpun ulang
karena dia pikir si fulan yang butuh biar dia tilpun lagi. Padahal belum tentu kalau
orang tilpun itu membutuhkan dia, bisa juga dia memberitahu karena ada orang
yang akan mencelakakan dia kemudian si fulan memberitahu supaya dia siap siap
dan bisa menghindar, dsb, tetapi karena dia sombong maka dia tidak mau menilpun
baik, padahal itu sebetulnya kebutuhan dia. Karena dia merasa tidak membutuihkan
orang lain maka dia cenderung merampas hak orang lain, misalnya merampas hak
karyawan dengan memberi pekerjaan yang bebannya lebih besar dari gajinya,
karena dia menginkan keuntungan yang banyak. Allah Berfirman dalam surat Al
„Alaq (96) ayat 6-7:

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia itu cenderung melampaui batas, karena dia


melihat dirinya serba cukup (tidak membutuhkan orang lain)”.

Orang yang merasa tidak membutuhkan orang lain itu berarti dia merasa punya
power, power membeli atau power memerintah dsb. Bagaimana cara
menghindarkan diri dari kesombongan semacam itu.? Cara untuk menghindarinya
antara lain adalah kita latihan untuk memperhatikan hak orang lain, orang tersebut
punya hak apa harus kita sampaikan. Dengan begitu kita menjadi terlatih
menghormati hak orang lain. Yang riskan itu biasanya terhadap orang yang dianggap
berada dibawahnya karena dianggap membutuhkannya, misalnya karyawannya,
suami terhadap istri, bapak terhadap anak, dosen terhadap mahasiswa atau atasan
terhadap bawahan. Contoh lain untuk latihan adalah ketika kita punya hutang
sebaiknya cepat kita bayar karena uang yang kita pinjam itu adalah hak nya yang
meminjamkan maka sebaiknya segera dikembalikan. Kalau kita jadi penjual maka hak
pembeli harus kita penuhi, kalau 1 kg 100 ribu rupiah maka ketika kita terima uang
100 ribu maka hak pembeli 1 kg harus kita penuhi, kalau kita kontraktor bangunan
maka spesifikasi kualitas harus sesuai dengan perjanjian, dengan kata lain kita hindari
korupsi. Allah Berfirman dalam surat Al Syu‟araa (26) ayat 181-182:

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang


merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang lurus”.
(2) Orang sombong biasanya suka buru-buru membantah atau buru-buru mengkritik ide
orang lain, sering tidak mau mendengarkan penjelasannya sampai selesai. Hal itu
dilakukan untuk menunjukkan bahwa dia lebih mengerti tentang ide itu, dan
bertanyapun juga tidak mau karena kalau bertanya sama dengan mengakui
kebodohannya, tetapi dia tidak mau menerima ide orang lain meskipun ide yang
disampaikan itu adalah wahyu dari Allah. Allah Berfirman dalam surat Ghafir (40)
ayat 56:

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa


ilmu dan otoritas yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka
melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan
mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.

Jadi kita disuruh jangan sampai membantah ayat-ayat Allah, Allah Maha Mendengar
dan Maha Mengetahui. Cara menghindari sikap sombong seperti ini adalah latihan
menjadi pendengar yang baik yaitu mendengarkan sambil diam dan pikirannya
konsentrasi, ini penting karena kalau tidak menjadi pendengar yang baik kita tidak
bisa menangkap pesan yang disampaikan bahkan tidak dapat menangkap latar
belakang dari kalimat yang diucapkan. Allah Berfirman dalam surat Al A‟raf (7) ayat
204:

“Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah


dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”.

Agar kita bisa sering melakukan latihan mendengarkan dengan baik dan sekaligus
latihan rendah hati kita ajak diskusi atau ngobrol dengan orang yang selama ini kita
anggap lebih rendah dari kita. Misalnya suami mengajak ngobrol dengan istri,
orangtua dengan anak atau cucu dan lain lain, dengarkan mereka sampai selesai dan
biarkan mereka mengungkapkan idenya dengan tenang dan jangan buru-buru
dipotong. Kalau mereka kesulitan mengungkapkan maka kita bantu dengan
pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk memancing. Kalaupun ternyata ide itu
terlalu sederhana atau berbeda dengan pikiran kita kita coba cari dari sisi yang
berbeda barangkali ada kelebihannya ide dia. Allah Berfirman dalam surat An Nisa'
(4) ayat 19:

“...........Para suami bergaullah dengan baik dengan istri-istrimu. Kemudian bila kamu
tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Mungkin cara pandangnya dari sudut yang berbeda sehingga tidak nampak kebaikan,
coba kita fahami dari sudut yang berbeda maka bisa jadi terlihat baiknya.
(3) Orang yang sombong hampir tidak pernah mengutarakan terimakasih baik secara
lisan maupun secara tindakan (body language) karena berterimakasih bagianya sama
dengan mengakui kebutuhannya terhadap orang lain dan sekaligus mengakui bahwa
orang lain tersebut memiliki kelebihan. Cara menghindari kesombongan jenis ini
adalah mengakui adanya saling ketergantungan diantara masyarakat. Caranya
dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan setiap orang dan dipakai untuk
saling menutupi diantara kita, kemudian kita latihan selalu menyampaikan
terimakasih kepada siapapun yang berbuat sesuatu kemudian hasil perbuatannya itu
menguntungkan kita baik dia melakukannya sengaja maupun tidak sengaja. Contoh
yang tidak sengaja misalnya begini: misalnya kita ketemu teman di jalan kemundian
ngobrol dan cerita yang menyenangkan padahal kita tadinya dirumah lagi galau
sekarang jadi senang dan bersemangat, teman tadi tidak sengaja menghibur kita
namun kita tetap mengucapkan terimakasih. Orang yang paling berjasa kepada kita
itu orangtua kita, maka kita biasakan mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu
kita baik secara lisan maupun secara tindakan. Secara tindakan adalah dengan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada orangtua kita, karena kita dulu
dirawat, dididik, dibiayai sampai kalau orangtua kita mau membeli sesuatu ditunda
karena mengutamakan kebutuhan anak, sekarang waktunya kita melayani mereka.
Allah Berfirman dalam surat Luqman (31) ayat 14:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-
tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada
dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”.

Anak wajib bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orangtuanya karena
kenikmatan dari Allah kepada anak itu melalui kedua orangtuanya, kalau
orangtuanya sudah meninggal maka kita do‟akan setiap hari. Yang lebih penting lagi
kita mengucapkan terimakasih itu kepada Allah yang telah banyak sekali memberikan
kebaikan kepada kita, Allah memberikan kita banyak sekali kenikmatan setelah
berusaha, tetapi lebih banyak lagi kenikmatan yang kita peroleh walaupun tanpa
usaha atau gratis seperti oksigen yang kita butuhkan untuk bernafas yang disediakan
oleh Allah gratis dan berlimpah, kemudian pelumas pada persendian tulang-tulang
kita, kemudian otot kita yang elastis tetapi kuat, kita bisa melihat, bisa mendengar,
bisa berfikir dan juga organ-organ vital kita seperti jantung, paru-paru, ginjal dan
pencernaan semua itu diberikan gratis oleh Allah dan digerakkan oleh Allah secara
otomatis kita tidak usah menggerakkan sendiri. Kita latihan berterimakasih kepada
Allah dengan merenungi semua pemberian Allah tersebut kemudian bersyukur kepada
Allah. Ini ada contoh yang baik yang di ambil dari cerita Nabi sulaiman yang relevan
dengan pelajaran ini diambil ucapannya Nabi Sulaiman dan kemudian Difirmankan
oleh Allah dalam surat An Naml (27) ayat 40:
“Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:
"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."

(4) Orang yang sombong itu biasanya mudah marah kepada orang lain yang dirasa
menambah kerepotan baginya. Jadi ketika ada orang yang tidak sengaja berbuat
sesuatu tetapi merepotkan dia maka orang sombong itu akan marah-marah.
Contohnya ketika dia lewat kemudian di jalan ada orang parkir yang mempersempit
jalan dia akan marah-marah merasa terganggu, bahkan orang sombong itu bisa
marah juga kepada suami yang membelikan sayur atau membelikan makanan,
sesampai dirumah bukannya berterimakasih tetapi malah marah karena merasa
diperalat untuk mengerjakan memasak makanan tersebut jadi dibilang ngrepotin,
dsb. Orang sombong ini bisa marah-marah kepada siapa saja yang dianggap bisa
merepotkan dia. Cara mengatasi kesombongan tipe ini adalah dengan berlapang
dada dan memaafkan orang lain. Allah Memebri nasehat dalam surat Al Nuur (24)
ayat 22:

“Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin
bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang”.

Jadi kalau kita kepengen diampuni Allah maka kita harus banyak memaafkan orang
lain
(5) Orang menjadi sombong setelah berhasil mengumpulkan harta dalam jumlah
banyak. Jadi dia membanggakan harta tersebut sebagai simbul prestasi, orang yang
membanggakan harta semacam ini biasanya gejalanya kikir dan tidak mau
bersedekah kepada fakir miskin karena dia berpendapat bahwa kalau dia bersedekah
koleksinya berkurang karena dia mengumpulkan dari sedikit demi sedikit. Ayat
berikut ini mengaitkan kesombongan dengan kikir, Allah Berfirman dalam surat An
Nisaa (4) ayat 36-37:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-


banggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir
dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka”.

Cara mengatasi kesombongan macam ini adalah dengan menaruh perhatian kepada
derita orang-orang miskin dan berilah bantuan kepada mereka dengan sedekah
dengan niat semata-mata untuk mencari ridha Allah mumpung belum kedahuluan
datangnya ajal. Allah Berfirman dalam surat Al Munafiqun (63) ayat 10-11:

“Dan sedekahkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum
datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Tuhanku,
mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang
waktu kematiannya”.

Maka mumnpung kita masih hidup dan kita masih punya kelebihan kita bersedekah
supaya kita tidak menganggap itu sebagai prestasi kita, kemudian kita kikir. Klau kita
kikir sama dengan kikir pada diri sendiri karena kita tidak mau harta kita menolong
kita besok di akherat.
RINGKASANNYA :
 Setiap Mukmin wajib membebaskan diri dari kesombongan, karena
kesombongan menghalangi kita masuk sorga.
 Cara menghindari kesombongan:
 Bangun kesadaran akan saling-membutuhkan, dan memenuhi hak orang lain.
 Dengarkan baik-baik ide orang, jangan buru-buru mengritik.
 Nyatakan rasa terima kasih untuk menghargai peran orang lain.
 Sadari bahwa semua kelebihan semata-mata karunia dari Allah, bukan
prestasi kita.
 Berlapang-dada dan memaafkan agar tidak mudah marah.
 Perbanyak sedekah untuk mengatasi kekikiran akibat cinta harta.
Semoga Allah menjauhkan kita dari kesombongan............Aamiiin.

~Semoga bermanfaat, dan mari kita implementasikan dalam kehidupan kita~

Anda mungkin juga menyukai