Anda di halaman 1dari 11

TAUSIAH OLEH USTADZ RIKZA ABDULLAH

Ahad, 6 februari 2022. Pukul 05.30


Thema : MENGGAPAI HIDUP BAHAGIA BERSAMA AL-QUR‟AN.
Topik : Orang-orang Yang Terkabulkan Do‟anya
Bagian-1: Berkaitan dengan diri kita sendiri.

Alhamdulillahi Robbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil ambiya'i wal mursalin,
sayyidina wa maulana Muhammadin, wa 'ala alihi wasohbihi ajma'in. Alhamdulillah
bapak-bapak, Ibu-ibu dan saudara-saudara sekalian, alhamdulillah kita dipertemukan
kembali mudah-mudahan Allah memberkahi pertemuan kita. Pagi ini kita akan
membahas tentang orang-orang yang terkabul do‟anya. Pada pertemuan yang lalu kita
sudah membahas pentingnya berdo‟a sebagai pengakuan dihadapan Allah bahwa hanya
Allahlah yang memiliki kekuatan dan memiliki kekuasaan, sehingga tanpa pertolongan
Allah kita tidak mungkin bisa memperoleh apapun yang kita perlukan atau yang kita
inginkan. Kita juga sudah membahas tentang apa saja yang sebaiknya kita mohonkan
kepada Allah tentu yang kita mohonkan yang baik-baik. Mari kita membahas apa saja
yang harus kita lakukan agar do‟a-do‟a kita dikabulkan oleh Allah. Ada beberapa
ketentuan agar do‟a kita dikabulkan oleh Allah, setidak-tidaknya ada 4 hal yaitu :
Ketentuan doa yang terkabulkan:
1. Berkaitan dengan diri kita sendiri: Kita usahakan mendekatkan diri dengan Allah.
2. Berkaitan dengan apa yang kita mohonkan: Kita memohon hanya hal-hal yang baik.
3. Berkaitan dengan cara kita memohon: Kita menerapkan prosedur yang baik, yang
biasanya disebut adab atau sopan santun berdo‟a.
4. Berkaitan dengan sikap batin kita: Kita meyakini bahwa Allah bijaksana dalam
menentukan apa yang sebaiknya Dia berikan kepada kita dan kapan.
Pada pertemuan hari ini kita konsentrasi pada ketentuan nomor 1, yaitu yang berkaitan
dengan diri sendiri. Bahwa Allah akan mengabulkan do‟a orang-orang yang sedang
mendekatkan diri kepadaNya. Maka kalau kita berdo‟a jangan sambil lalu apalagi kalau
sambil melakukan maksiat kemungkinan dikabulkan kecil sekali. Jadi mendekatkan diri
kepada Allah ini juga termasuk adab berdo‟a atau sopan santun berdo‟a. Dengan
mempelajari ini kita berharap kita akan terdorong menyampaikan permohonan kita pada
saat kita mendekatkan diri kepada Allah. Saat-saat mendekatkan diri itu ada beberapa
waktu (moment) terutama bagi bapak-bapak dan ibu-ibu yang setiap hari berusaha
mendekatkan diri kepada Allah. Makin banyak usaha kita mendekatkan diri kepada
Allah berarti kesempatan untuk memperoleh dikabulkannya do‟a lebih besar. Kalau
seseorang mendekatkan diri kepada Allah hanya sekali sehari maka dia hanya punya
kesempatan sekali itu saja, makain sering dan makin lama kita berusaha mendekatkan diri
kepada Allah maka kesempatan do‟a kita terkabul makin banyak. Contoh waktu atau
saat yang baik untuk berdo‟a ketika mendekatkan diri kepada Allah adalah:
1. Diantara adzan dan ikomah. Diantara waktu yang baik untuk berdo‟a adalah antara
lain pada saat sholat berjamaah di Masjid saat kita menunggu berjamaah itu
pahalanya dianggap sama dengan sholat. Buktinya Rasulullah pernah menegur
seseorang yang sedang duduk-duduk menunggu sholat tetapi tangannya di lilitkan
satu sama lain (ngapu rancang-bhs jawanya) Rasulullah bersabda :” tangan kamu
jangan begitu karena kamu sedang sholat” ini berarti menunggu itu meskipun tidak
baca apa-apa pahalanya sama dengan sholat. Hadits Rasulullah s.a.w :

“Nabi Muhammad bersabda, "Doa antara azan dan ikamah tidak akan ditolak." {HR
Nasai dan Ibnu Hibban dari Ana bin Malik}

Penjelasannya karena orang yang menunggu sholat itu sedang mendekatkan diri
kepada Allah yaitu ingin sholat berjamaah. Apa lagi kalau sholat subuh berjamaah,
disamping mendapatkan pahala sholat subuh dia juga dapat pahala tambahan yaitu
seperti sholat sunnah semalam penuh. Jadi kalau kita berdo‟a di saat antara adzan
dan ikomah maka kemungkinan dikabulkannya besar sekali.
2. Doa yang kita panjatkan pada waktu bersujud. Kemungkinan besar do‟a kita
dikabulkan ketika kita dalam keadaan sujud karena posisi ini adalah posisi yang sangat
dekat dengan Allah karena kita sedang merendahkan diri dihadapan Allah, kita
menghormati Allah secara maksimum. Secara fisik kita simbulkan wajah kita yang kita
anggap paling mulya dari kita rela kita taruh di lantai demi menghormati Allah. Maka
kita bisa memahami kalau Rasulullah s.a.w menganjurkan kita memperbanyak do‟a
pada saat sujud. Hadits nya adalah sbb:

“Nabi bersabda: "Saat paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah saat ia
sujud, maka perbanyaklah berdoa." {HR Muslim dari Abu Hurairah}

Pada umumnya di Indonesia memperbanyak do‟a di sujud terakhir, padahal


sebenarnya di setiap sujud boleh karena saat itu adalah yang paling dekat dengan
Allah. Caranya bisa bacaan Subhanallah diperbanyak bisa juga ditambah do‟a yang
biasa kita kenal seperti Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah
waqina „adzabannar, atau tasbih saja diperbanyak juga boleh karena seperti yang kita
pelajari sebelumnya bahwa memuji Allah nilainya lebih tinggi dari pada do‟a.
Rasulullah s.a.w bersabda :

"Ketahuilah, aku dilarang membaca Al Quran dalam keadaan ruku‟ atau sujud. Maka,
pada saat ruku‟, agungkanlah Rabb, dan pada saat bersujud, berusahalah dengan
bersungguh-sungguh dalam berdoa, sehingga layak dikabulkan untukmu." {HR Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Abbas}

Jadi tidak boleh membaca Al Qur‟an saat ruku‟ dan sujud karena bukan pada
tempatnya. Kita ketika ruku‟ itu kita agungkan Allah, kita menghormati Allah secara
fisik dengan membungkukkan badan kita dan ketika sujud juga mengagungkan Allah
dengan merendahkan diri kita serendah-rendahnya dihadapan Allah. Karena itu kita
tidak boleh membungkuk untuk menghormati selain Allah dalam posisi seperti ruku‟
termasuk kepada orang tua maupun terhadap ulama, jadi posisi ruku‟ hanya kepada
Allah. Dalam hadits tersebut Rasulullah s.a.w menganjurkan bersungguh-sungguh
untuk berdo‟a dalam sujud, tetapi harus dalam bahasa Arab dan sebaiknya yang
sudah dicontohkan Rasulullah dan kita pilih yang baik dan umum tidak spesifik serta
dengan sikap yang rendah hati dihadapan Allah dengan khusyu‟.
3. Do‟a yang kita panjatkan pada saat setelah baca tahiyat akhir dan sholawat sebelum
salam. Do‟a yang sebaiknya kita baca adalah mohon ampun dan boleh ditambah
yang lain asal bahasa arab. Ada cerita dari Abdullah bin Mas‟ud bahwa dulu ketika
sholat dan baca tahiyat akhir kemudian membaca 'ASSALAAMU 'ALAALLAH sebelum
mengucapkan salam kepada Rasulullah dan hamba-hambaNya dan salam untuk
manusia lain seperti Bapak Ibu lalu ditegur oleh Rasulullah s.a.w :

“Nabi SAW bersabda: "Janganlah kalian mengucapkan: 'ASSALAAMU 'ALAALLAH


(Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada Allah) ', karena sesungguhnya Allah,
Dialah As-Salaam. Akan tetapi bacalah: 'ATTAHIYYAATU LILLAHI
WASHSHALAAWAATU WATHTHAYYIBAAT ASSALAAMU 'ALAIKA
AYYUHANNABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH ASSALAAMU
'ALAINAA WA 'ALAA 'IBAADILLAHISH SHAALIHIIN (Segala penghormatan hanya
milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan
terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan berkah-Nya. Semoga
kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang
shalih). Karena apabila kalian mengucapkan seperti ini, maka berarti kalian telah
mengucapkan salam kepada seluruh yang ada di langit atau yang berada di antara
langit dan bumi." (Dan lanjutkanlah dengan bacaan): 'ASYHADU ALLAA ILAAHA
ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH (Aku
bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya)'. Lalu ia (boleh) memilih doa yang paling
ia sukai kemudian berdoa dengannya." {HR Bukhari dari Abdullah bin Mas‟ud}

Rasulullah melarang mengucapkan salam kepada Allah karena keselamatan itu Allah
sendiri yang membuat, jadi Allah itu sumber keselamatan maka tidak layak kalau
mendo‟akan Allah, jadi jangan mengucapkan salam kepada Allah. Setelah sholawat
dipersilahkan berdo‟a apa saja asalkan dalam bahasa arab dan sebaiknya jangan
terlalu detail.
4. Berdo‟a setelah sholat selesai sebelum beranjak dari tempat duduk. Jadi setelah
selesai sholat jangan beranjak dari posisi itu karena kalau kita berdo‟a dalam posisi itu
nilainya sama dengan sholat meskipun sudah selesai sholat. Hadits Rasulullah:

“Setelah Rasulullah selesai shalatnya, beliau memohon ampun tiga kali dan
mengatakan: “Wahai Allah, Engkau lah Yang Maha Salamat dan hanya dari Engkau
lah keselamatan. Maha Suci Engkau Wahai Yang Maha Agung dn Maha Mulia.” {HR
Muslim dari Tsauban}

Mohon ampun dengan mengucapkan istighfar adalah juga bagian dari do‟a yaitu
mengucapkan Astaghfirullah, atau boleh di tambah Al Adzim karena itu merupakan
salah satu Asmaul Husnah dan kita dianjurkan dalam Al Qur‟an kalau berdo‟a
menyertakan Asmaul Husna. Jadi kalau mengucapkan Astaghfirullah hal Adzim
berarti kita mohon ampun sekaligus sambil menghormati Allah.
5. Berdo‟a lewat tengah malam atau 2/3 malam. Ini konteksnya untuk orang yang
bangun ingin sholat, di waktu ini merupakan kesempatan yang bagus untuk berdo‟a
karena orang saat itu sedang mendekatkan diri kepada Allah termasuk do‟a mohon
ampun. Pada saat ini do‟a bisa dipanjatkan ketika dia sholat bisa juga disaat istirahat
ketika sholat tahajud misalnya 8 rokaat dengan 2 rokaat istirahat dan 2 rokaat lagi
istirahat lagi, nah ditengah istirahat itu bisa berdo‟a karena itu saat yang mustajab.
Boleh juga dalam sholat ketika sujud atau ketika tahiyat akhir diperpanjang.
Rasulullah s.a.w bersabda :
"Ketika setengah atau sepertiga malam telah berlalu, Allah Tabaraka wa Ta'ala turun
ke langit dunia dan berfirman, „Adakah orang yang meminta hingga diberi, adakah
orang yang berdoa hingga dikabulkan, dan adakah orang yang memohon ampun
hingga dosanya diampuni? Demikian itu terjadi hingga waktu Subuh tiba." {HR
Muslim dari Abu Hurairah}

Dalam hadits tersebut ada perkataan Allah turun ke langit dunia, ini arti kiasan bukan
secara nyata, jadi artinya Allah itu menurunkan kasih sayangNya kepada hamba
penghuni yang dilingkupi oleh langit. Jadi kalau kita bangun sholat malam kita
teruskan sampai subuh, karena itu adalah saat-saat dikabulkannya do‟a kita.
Rasulullah s.a.w memberikan contoh do‟a yang dipanjatkan lewat tengah malam :

“Barang siapa yang bangun dari (tidur) malam lalu mengucapkan: LAA ILAAHA
ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU
WAHUWA „ALAA KULLI SYAI‟IN QODIIR, ALHAMDULILLAH WA SUBHANALLAH
WA LAA ILAAHA ILLALLAAH WALLAAHU AKBAR, WA LAA HAWLA WA LAA
QUWWATA ILLAA BILLAAH. (Tidak ada Sesembahan yang haq kecuali Allah, satu-
satunya. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi Allah seluruh kerajaan dan bagi Allah segala
pujian. Dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Segala puji hanya milik Allah.
Maha Suci Allah, Tidak ada Sesembahan yang haq kecuali Allah. Allah Maha Besar.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.) Kemudian dia
mengucapkan: ALLAHUMMAGHFIR LII (Ya Allah, ampunilah aku), atau dia berdoa
(dengan doa apa saja), niscaya istigfar maupun doanya itu akan dikabulkan. Jika dia
berwudhu, maka salatnya pasti diterima.” {HR Bukhori, Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Ahmad dari Ubadah bin Shamit}
Ini adalah saat yang panjang untuk menyampaikan do‟a yang dikabulkan. Do‟a itu
penting meskipun orang yang tidak sempat berdo‟a berdzikir saja terus atau membaca
Al Qur‟an saja terus sehingga belum sempat berdo‟a maka keinginannya saja sudah
dikabulkan oleh Allah. Tetapi kadang-kadang kita perlu berdo‟a untuk ekspresi
perasaan kita karena kita memohon sesuatu yang kita butuhkan, misalnya minta
keselamatan baik keselamatan hidup maupun keselamatan di akherat maka bisa
disampaikan disitu curhat kepada Allah. Curhat kepada Allah itu penting karena bisa
membuat kita lebih lega secara psykhologis dan secara syar‟i tentu kemungkinan Allah
mengabulkan itu lebih besar. Dengan kita menyampaikan curahan hati itu hanya
dalam do‟a itu memperkecil kita curhat kepada orang lain, jadi kalau mau curhat
kepada Allah saja seperti yang dilakukan Nabi Yakub dalam surat Yusuf ayat 86:

“Dia (Yakub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui”

Curhat kepada orang lain itu resikonya besar karena berpotensi menceritakan
keburukan orang lain sehingga dapat menimbulkan ghibah bahkan bisa fitnah dua
duanya berdosa besar.
6. Do‟a pada waktu wukuf di arofah. Ini jarang kita lakukan karena kewajiban haji
hanya sekali dalam seumur hidup sedangkan ketika umroh tidak ada program wukuf
di arofah. Bagi yang wukuf di arofah sebaiknya diperbanyak do‟a karena saat itu saat
dimana hamba-hamba dekat sekali dengan Allah. Rasulullah s.a.w bersabda :
“Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah. Sebaik-baik apa yang Aku ucapkan dan para
Nabi sebelumku: Laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul
hamdu wa huwa alaa kulli syai‟in qodiir.” {HR Tirmizi dari Abdullah bin Amr bin Ash}

Hadits tersebut bagi orang-orang yang sedang melaksanakan haji, tetapi kalau melihat
harfiahnya ini tidak ada kata ketika wukuf tetapi hari arofah, berarti kita di Indonesia
ketika hari arofah kita puasa dan do‟a kita in sya Allah mustajab, jadi kitapun dapat
mendapatkan manfaat di hari arofah tersebut. Ucapan do‟a dalam hadits tersebut
dapat memperbarui iman kita sehingga kita bisa bersih dari kemusyrikan.
7. Berdo‟a pada hari jum‟at. Bagi laki-laki di hari jum‟at wajib segera ke masjid untuk
melaksanakan sholat jum‟at jika waktunya tiba, karena hari jum‟at adalah hari yang
baik untuk mendekatkan diri kepada Allah maka hari itu juga bagus untuk berdo‟a.
Diantara hari jum‟at itu ada waktu yang paling mustajab menurut beberapa versi, ada
versi yang menyebutkan bahwa waktu yang mustajab itu adalah waktu setelah sholat
asar sebelum matahari terbenam. Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa
waktu yang mustajab adalah disaat shalat asarnya berarti do‟anya dicantumkan dalam
sholat apakah di waktu sujud atau tahiyat akhir. Beberapa hadits yang menyebutkan
waktu mustajab pada hari jum‟at yang paling sohih sanadnya adalah sbb:

“Rasulullah SAW menyebut hari Jumat kemudian berkomentar, “Pada hari itu
terdapat waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya dalam keadaan shalat
seraya meminta kepada Allah sesuatu hajat, kecuali Allah mengabulkan
permintaannya.” Rasulullah memberi isyarat dengan tangannya bahwa waktu tersebut
sangat sebentar,” {HR Bukhari dari Abu Hurairah}.

8. Do‟a pada saat bersabar ketika mendapat musibah. Kelihatannya tidak ada
hubungannya dengan kedekatan kepada Allah, tetapi sebetulnya dekat sekali, yaitu
kesabarannya. Bencana itu sendiri tidak memberi nilai tambah kepada seseorang,
yang memberi nilai tambah adalah sabarnya. Termasuk sakit, sakit itu tidak memberi
nilai yang memberi nilai banyak adalah sabar dalam menghadapi sakitnya itu, karena
sabar itu nilainya besar sekali dan sabar itu sendiri bisa menyebabkan seseorang masuk
sorga. Kalau ada bencana kemudian dia bersabar dan menyadari bahwa semuanya
adalah takdir Allah dan dia ikhlas menerima, maka Allah akan mengabulkan do‟anya
orang yang bersabar tersebut. Contoh yang bagus adalah tentang Ummu Salamah.
Ummu salamah dan suaminya Abu Salamah adalah pasangan suami istri yang taat
kepada Allah dan RasulNya, mereka beriman sejak hari-hari pertama Rasulullah
menjadi Nabi mereka saat itu dimusuhi oleh orang-orang kafir sehingga mengungsi ke
Habasyah dan ketika Rasulullah sudah hijrah ke Madinah mereka juga pindah ke
Madinah kemudian suaminya meninggal. Kemudian Ummu Salamah bercerita:

"Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah
diperintahkan oleh Allah, 'INAA LILLAHI WAINNAA ILAIHI RAAJI'UUN
ALLAHUMMA`JURNII FII MUSHIIBATI WA AKHLIF LII KHAIRAN
MINHAA (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya
Allah, berilah kami pahala karena mushibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang
lebih baik daripadanya).' melainkan Allah menukar baginya dengan yang lebih
baik." {HR Muslim dari Ummu Salamah}

Ummu salamah cerita bahwa dia menerapkan ajaran Rasulullah ini ketika suaminya
meninggal dan dia berdo‟a seperti hadits diatas, maka Allah mengganti suaminya
dengan yang lebih baik. Karena suaminya termasuk orang yang solih maka yang lebih
baik dari suaminya itu jarang ada maka yang lebih baik adalah Rasulullah, dan
faktanya Rasulullah kemudian menikahi Ummu Salamah.
9. Do‟a juga mustajab bagi orang-orang yang sedang puasa. Puasa itu adalah
mendekatkan diri kepada Allah maka do‟anya mustajab sampai dia berbuka puasa.
10. Do‟a pemimpin yang sedang melaksanakan keadilan juga mustajab. Karena pemimpin
yang adil itu dekat dengan Allah.
11. Do‟a orang yang didzalimi. Orang yang di dzalimi itu dekat dengan Allah kalau dia
sabar dan memohon kepada Allah sehingga Allah akan membantu orang itu dan
do‟anya mustajab. Ada hadits yang menyampaikan kemustajaban do‟a orang yang
sedang berpuasa, do‟a pemimpin yang sedang menjalankan keadailan dan do‟a orang
yang di dzalimi:

"Ada tiga golongan manusia yang doa mereka tidak akan ditolak: Orang yang
berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang dizalimi. Allah
akan mengangkat doanya sampai di atas awan dan dibukakan pintu-pintu langit
untuknya. Dan Allah berfirman: „Demi keagungan-Ku, Aku benar-benar akan
menolongmu meskipun setelah beberapa saat.‟"{HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari Abu Hurairah}

Dalam hadits tersebut ada perkataan do‟anya diangkat di atas awan adalah kiasan
karena Allah sudah pasti tahu apa yang dialami hambanya. Jadi kalau kita di dzalimi
kita harus sabar dan menunggu pasti Allah akan menolong kita.
Sementara kali ini bab kedekatan kepada Allah yang mempengaruhi do‟a supaya diterima
in sya Allah tiga hal yang lain yang mempengaruhi do‟a akan dibahas pada pertemuan
berikutnya.

RINGKASNYA:
 Allah mengabulkan doa orang-orang yang sedang mendekatkan diri kepada-Nya,
yaitu:
 Saat menunggu shalat berjamaah antara adzan dan ikomah.
 Saat sujud.
 Setelah tahiyyat akhir.
 Usai shalat wajib.
 Setelah lewat tengah malam.
 Waktu wuquf di Arafah atau pada hari Arafah.
 Hari Jumat.
 Saat seseorang tertimpa musibah dan bersabar.
 Saat berpuasa
 Pemimpin yang sedang menjalankan keadilan
 Orang yang di dzalimi dan bersabar

Semoga Allah membimbing kita dalam usaha mendekatkan diri kepada-Nya, sehingga
doa kita Dia kabulkan ............Aaamiiin.

~Mudah-mudahan bermanfaat~

Anda mungkin juga menyukai