Anda di halaman 1dari 6

HUSNUZAN

Pengertian husnuzan artinya berbaik sangka, lawan katanya adalah suuzan yang artinya berburuk sangka.
Berbaik sangka dan berburuk sangka merupakan bisikan jiwa, yang dapat diwujudkan melalui perilaku
yakni ucapan dan perbuatan. Pengertian husnuzan juga dapat diartikan sebagai sikap mental terpuji yang
mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata dan berbuat yang baik dan bermanfaat, sehingga dapat
dikatakan bahwa husnuzan termasuk kedalam akhlak terpuji. Sedangkan perilaku suuzan termasuk akhlak
tercela, karena akan mendatangkan kerugian.

CONTOH-CONTOH HUSNUZAN

Contoh Perilaku Husnuzan

1. Husnuzan tehadap Allah SWT


Husnuzan terhadap Allah SWT artinya berbaik sangka pada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, pencipta
alam semesta dan segala isinya yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta bersih dari segala sifat
kekurangan.

Seorang Muslim/Muslimah yang berperilaku husnuzan terhadap Allah SWT, tentu akan senantiasa
bertakwa kepada-Nya, di mana pun dan kapan pun dia berada. Ia akan selalu bersyukur pada Allah SWT
bila berada dalam situasi yang menyenangkan dan akan senantiasa bersabar bila berada dalam keadaan
yang menyusahkan.

2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri


Seorang Muslim/Muslimah yang berperilaku husnuzan terhadap dirinya sendiri tentu akan membiasakan
diri dengan bersikap dan berperilaku terpuji yang bermanfaat bagi dirinya, seperti percaya diri, gigih, dan
banyak berinisiatif yang positif. Sikap gigih atau kerja keras serta optimis termasuk di antara akhlak mulia
yakni percaya akan hasil positif dalam segala usaha..

3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia


Dalam keluarga antara tetangga yg satundgn yang lainnya hendaklah saling menghargai n menghormati
baik dgn sikap n ucapan lisan /melalui perbuatan sikap,semua itu termasuk ahlak mulia

SUUDZAN
A. PENGERTIAN SUUDZAN

Suuzon adalah bersangka buruk. Islam melarang umatnya dari berburuk sangka seperti dalam
firman Allah,
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin lelaki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang
mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. [al Ahzab,
33:58]
Ustaz Nor Amin ada menyebut dalam penulisannya yang bertajuk Husnuzon dan Suuzon, bahawa
umat Islam juga perlu bersangka buruk dalam beberapa perkara. Contohnya soal keselamatan diri, apabila
ternampak orang yang tak dikenali berkeliaran di persekitaran perumahan pada waktu malam. Ini bukan
kita menuduh, tetapi kita mengambil sikap berjaga-jaga dari berlakunya musibah-musibah yang tidak
diingini. Perbuatan bersangka buruk sebegini diharuskan, kerana ia menjaga keselamatan diri dan harta
kita. Bersangka buruk terhadap prestasi pelajaran anak-anak, kerana mereka tidak membaca buku dan
hanya main game dan menonton TV sahaja. Hasil dari sangka buruk tersebut, kita menghantar anak
menghadiri kelas tusyen, kelas tambahan atau juga turut membantu dan membimbing mereka untuk
meningkatkan prestasi anak tersebut.

1. Husnuzan terhadap Allah Swt

Husnuzan terhadap Allah Swt artinya berbaik sangka pada Allah Swt sebagai Tuhan Yang Maha Esa,
Pencipta alam semesta dan segala isinya yang bersifat dengan segala sifat kesempurnaan serta bersih dari
segala sifat kekurangan.

Contoh seseorang berperilaku husnuzan atau berbaik sangka kepada Allah Swt yaitu dengan mensyukuri
atas harta benda yang dimilikinya dengan jalan membelanjakan harta benda tersebut untuk hal-hal yang
bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akherat, bersyukur dengan lidah seperti mengucapkan
Alhamdulillah, mengucapkan lafal-lafal dzikir lainnya, membaca Al-Quran, membaca berbagai buku ilmu
pengetahuan dan melaksanakan amar nahi mungkar.

2. Husnuzan terhadap diri sendiri

Muslim dan muslimah yang husnuzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri tentu akan berprilaku
terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti: a. percaya diri yakni yakin dengan kemampuan dirinya, sehingga
berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan, b. gigih dalam mencapai apa
yang dinginkan dengan berkeras hati, tabah dan rajin, dan c. mampu berinisiatif yang positif dalam bidang
yang ditekuninya dan sesuai dengan keahliannya.

3. Husnuzan terhadap sesama manusia

Husnuzan atau berbaik sangka terhadap sesama manusia merupakan sikap mental terpuji yang harus
diwujudkan melalui sikap lahir batin, ucapan dan perbuatan yang baik, diridahi Allah Swt dan bermanfaat

Sikap, ucapan, dan perbuatan baik, sebagai perwujudan dari husnuzan itu hendaknya diterapkan dalam
kehidupan berkeluarga, bertetangga serta bermasyarakat. Contohnya saling menghormati antar tetangga,
dan tidak saling mencurigai.
1. HASAD

Pengertian dan Contoh Perilaku Hasad (Dengki) - Setelah pada kesempatan yang lalu kita punya share
mengenai pengertian anaiah/egois dan pengertian gadab/marah, kini pada kesempatan ini kami akan
berbagi tentang perilaku hasad, yang merupakan perilaku tercela ke-tiga yang sudah saya share dalam blog
kita punya. Oke, berikut ini kami jelaskan tentang pengertian hasad, contoh perilaku hasad, bahaya perilaku
hasad dan cara menghindari perilaku hasad (dengki).

Pengertian atau definisi hasad / dengki

Definisi dari hasad adalah suatu sikap seseorang yang tidak senang terhadap orang yang memperoleh
keberuntungan, kenikmatan atau karunia dari Allah swt. Hasad atau dengki ini dapat timbul biasanya
diawali dengan suatu permasalah atau permusuhan yang menyebabkan terjadinya persaingan untuk saling
menjatuhkan dan ingin lebih dari orang lain.

Hasad timbul di hari seseorang apabila ia merasa tidak senang terhadap keberhasilan orang lain. Penyakit
hati hasad atau dengki ini harus kita jauhi, karena perilaku hasad ini tidak disukai oleh Allah swt. Perilaku
hasad bisa juga diawali dengan sikap yang mengganggap dirinya paling hebat dan paling berhak
mendapatkan sesuatu, sehingga apabila ada orang lain yang mendapatkan seperti yang diinginkan, maka ia
tidak suka/tidak senang karena merasa disaingi.

Jadi, pada dasarnya hasad ini juga berasal dari sikap takabur atau sombong, yang sangat dibenci oleh Allah
swt. Sombong merupakan suatu perilaku yang tidak pantas kita lakukan, karena sebenarnya kita tidak
memiliki apa-apa, semua itu adalah karunia dari Allah swt. Terkait dengan perilaku hasad atau dengki ini,
Nabi Muhamaad saw bersabda :

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda : "jauhkanlah dirimu dari sifat hasad karena sesungguhnya
hasad itu memakan kebaikan, ibarat api yang membakar kayu" (H.R. Abu Daud).
Dari hadits diatas dapat kita ambil maknanya, bahwa hasad atau dengki ini dapat menggugurkan atau
menghanguskan amalan kebaikan yang telah kita lakukan.

Contoh perilaku hasad (dengki)

1. Tidak mensyukuri nikmat yang Allah swt berikan

2. Tidak senang terhadap kesuksesan/keberhasilan seseorang

3. Senang jika seseorang menderita (kesusahan)

4. Timbul perasaan untuk mencelakakan orang lain, karena ingin lebih unggul dari orang lain

5. Berperilaku sombong, karena merasa dirinya lebih baik dari orang lain sehingga apabila orang lain
mendapatkan nikmat dari Allah swt ia tidak senang atau tidak suka (misal saat orang lain membeli
mobil baru)
2. IRI HATI
Iri hati adalah suatu sifat yang tidak senang akan rizki / rejeki dan nikmat yang didapat oleh orang lain
dan cenderung berusaha untuk menyainginya. Iri hati yang diperbolehkan dalam ajaran islam adalah iri
dalam hal berbuat kebajikan, seperti iri untuk menjadi pintar agar dapat menyebarkan ilmunya di
kemudian hari. Atau iri untuk membelanjakan harta di jalan kebenaran.
1. Penampilan.
Seseorang Tidak senang melihat penampilan temannya lebih baik darinya. Ia selalu
berupaya untuk sama atau kalau boleh lebih. Contoh: Temannya memiliki HP seri baru, ia
pun memaksa diri dengan berbagai cara untum mem belinya

2. Kemampuan bekerja.
Orang yang tidak senang dengan hasil pekerjaan orang lain yang sama dengannya atau lebih
baik darinya. Ia akan merasa tidak sejahtera jika orang tersebut ada bersama denganya atau
bekerja sama dengannya.

3. Kemampuan belajar.
Ada yang menghafal satu malam tetapi tidak masuk-masuk, pergi ujian tidak dapat hasil
yang baik. Temannya yang hanya belajar satu dua jam, tetapi nilainya lebih baik. Dia
kecewa, ia tidak setuju dan selalu bertannya dalam dirinya mengapa temannya nilainya lebih
baik.

4. Kemampuan ekonomi.
Ada orang yang tidak senang dengan orang lain yang memiliki barang baru karena
kemampuan ekonominya memungkinkan untuk memilikinya.. Akhir ia memaksa dirinya
untuk memiliki barang yang sama, kalau boleh lebih baik, dengan cara minjam atau
ngutang.

5. Kemampuan melayani.
Ada orang yang tidak senang kalau temannya melayani lebih baik darinya. Contoh:
seseorang memiliki teman yang suara lebih bagus dan merdu darinya. Dengan keadaan
demikian, ia berbuat berbagai hal yang dapat dianggap suaranya lebih baik dari temannya,
walaupun ia bernapas saja false.

3. RIA
Pengertian riya secara bahasa adalah memperlihatkan amal kebaikan kepada orang lain. Menurut istilah
riya adalah memperlihatkan ibadah dengan maksud dan tujuan dilihat manusia dan mengharapkan pujian
atas apa yang diperlihatkannya itu. Riya merupakan perilaku tercela sebagaimana hasad. Riya berasal dari
kata ruyah yang berarti penglihatan. Dari asal katanya riya dapat dipahami sebagai sikap atau perilaku
yang ingin dilihat atau diperlihatkan kepada orang lain. Tujuannya untuk memperoleh pujian, penghargaan,
dan posisi tertentu dalam hati manusia. Sebagian ulama mendefinisikan riya sebagai menginginkan
kedudukan dalam hati manusia dengan cara memperlihatkan berbagai kebaikan kepada mereka. Riya
merupakan sifat yang sangat halus. Riya diibaratkan seperti mencari semut hitam yang berjalan di atas batu
hitam pada malam gelap gulita. Oleh karena halusnya kadang kita tidak menyadari bahwa riya telah
bersarang dalam hati. Keberadaan riya dalam hati dan amal sangat berbahaya sebab ia dapat menghapus
pahala dari amal saleh yang telah dilaksanakan.
Contoh :
Pertama, seseorang melakukan kebaikan dan maksudnya bukan Allah, dia ingin orang-orang mengetahui
bahwa dia melakukan, tidak bermaksud ikhlas sama sekali. Ini paling buruk dan salah satu bentuk
kemunafikan.

Kedua, seseorang melakukan ibadah dengan maksud Allah, namun saat ada orang lain melihatnya maka
dia bersemangat dan membaguskannya. Nabi saw bersabda, Jauhilah syirik rahasia. Mereka bertanya,
Apa itu ya Rasulullah? Beliau menjawab, Seseorang shalat, dia berusaha membaguskannya karena
orang-orang melihatnya. Itulah syirik rahasia. Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaemah dalam Shahihnya no.
937.

Ketiga, seseorang menyelesaikan ibadah, lalu dia ketahui oleh orang-orang telah melakukannya dan dipuji
karenanya, maka hatinya gembira dan dia berharap lain kali juga akan dipuji dan mendapatkan sesuatu dari
mereka. Kebahagiaan dan keinginan untuk mendapatkan di lain waktu menunjukkan riya yang
tersembunyi.

Keempat, seseorang menampakkan wajah pucat, muka mengantuk dan badan lemah supaya orang-orang
tahu bahwa dia rajin puasa dan rajin shalat malam serta takut akhirat.

Kelima, seseorang berbaju kumal, robek dan lusuh agar orang-orang tahu bahwa dia zuhud, atau memakai
baju tertentu yang pada umumnya dipakai oleh, misalnya, para ulama, dia memakainya agar dikira ulama.

4. FITNAH

Fitnah artinya memberitakan tentang suatu masalah atau seseorang yang tidak sama dengan fakta yang
terjadi. Fitnah dapat dilakukan seseorang yang takabur. Orang yang takabur selalu ingin lebih dari orang
lain. Oleh karena itu, ia tidak segan-segan untuk memfitnah orang lain guna menutupi kekurangan atau
keburukannya. Fitnah juga dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki sifat iri atau dengki. Orang yang
iri atau dengki tidak suka melihat nikmat yang diterima orang lain sehingga ia dapat menyebarkan berita
buruk dengan tujuan menjatuhkan lawan.

Contoh Fitnah
Contoh dari perbuatan fitnah dapat terjadi dengan beberapa model. Adakalanya fitnah terjadi dengan cara
pemberitaan yang tidak benar secara langsung kepada orang lain. Saat kita mengatakan seseorang telah
mengambil buku padahal dia tidak mengambil maka kita telah memfitnahnya. Cara lain fitnah yang lebih
buruk adalah melakukan kesalahan dan menimpakannya kepada orang lain. Dalam bahasa sehari-hari,
mencari kambing hitam atau melempar batu sembunyi tangan. Cara terakhir ini merupakan cara keji yang
tidak manusiawi. Kita melakukan kesalahan dan bertambah buruk menimpakan kesalahan yang kita perbuat
kepada orang lain. Perilaku seperti ini sangat dibenci oleh Allah Swt.

Artinya: Dan barang siapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak
bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata. (Q.S. an-Nisa [4]:
112)

5. GUNJING

Pengertian / definisi Gunjing

Definisi dari Gunjing adalah membicarakan keburukan/kejelekan/kekurangan orang lain untuk mencari-cari
kesalahan orang lain baik jasmani, agama, kekayaan, akhlak, ataupun bentuk lahiriah lainnya. Gunjing atau
menggunjing ini tidak hanya sebatas lisan saja, namun bisa terjadi dengan tulisan (media cetak, media
online, sms dll), atau dengan menggunakan gerakan tubuh.

Allah swt melarang kita untuk berbuat Gunjing, dan menyuruh kita untuk menjauhinya karena Gunjing
digambarkan dengan sesuatu yang sangat jijik dan kotor yaitu Gunjing sama saja dengan memakan daging
saudaranya yang sudah mati. Selengkapnya dalam firman Allah swt dalam Q.S. Al Hujarat ayat 12 :
.... Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mat? Tentu kamu merasa jijik...

Contoh perilku Gunjing

Setelah mengetahui pengertian Gunjing dan Gunjing yang dibolehkan, berikut ini kami berikan contoh
perilaku Gunjing :
Membicarakan keburukan orang lain melalui lisan (misalnya antara ibu ibu rumah tetangga saat
arisan yang membicarakan tetangganya yang tidak shalat).

Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui bahasa isyarat

Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui gerakan tubuh dengan maksud mengolok-
ngolok (misalnya, kepala dimiring-miringkan untuk mengejek tetangganya yang memiliki kepala
miring).

Membicarakan keburukan/kejelekan orang lain melalui media massa seperti koran, majalah, media
sosial, media berita online dan lain sebagainya

6. KUFUR
Pengertian Kufur
Kufur menurut bahasa Arab berarti penutup dan penghalang. Adapun menurut istilah adalah lawan
dari iman yaitu tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Klasifikasi kufur dan contohnya


Kufur terbagi menjadi dua: kufur akbar dan kufur ashghar.
1. Kufur akbar adalah kekufuran yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Kufur akbar terbagi
menjadi beberapa jenis:

- Kufur dalam bentuk penolakan dan menyombongkan diri, yaitu mengetahui bahwa ajaran yang
dibawa oleh para Rasul adalah ajaran Allah namun menolak ajaran tersebut karena merasa angkuh
dan sombong untuk tunduk kepadanya. Seperti Iblis la'natullah 'alaih yang menolak perintah Allah
SWT untuk bersujud kepada Adam karena sombong.

- Kufur dalam bentuk meragukan, yaitu meragukan kebenaran ajaran yang dibawa oleh para Rasul.
Seperti meragukan kejadian hari kiamat.

- Kufur dalam bentuk berpaling, yaitu sama sekali tidak mempedulikan ajaran para Rasul.

- Kufur dalam bentuk kemunafikan, yaitu kekufuran yang disimpan di dalam hati seraya
menampakan diri sebagai orang yang beriman. Seperti seorang yang dalam hatinya mendustakan
seluruh atau sebagian ajaran Rasulullah SAW, membenci ajaran tersebut, membenci beliau, terus -
menerus berusaha merendahkan agama Islam atau tidak senang jika Islam menang.

2. Kufur ashghar adalah dosa yang dikatakan sebagai kekafiran oleh syariat namun tidak
mengeluarkan pelakunya dari Islam. Contohnya membunuh seorang muslim dan bersumpah dengan
selain Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai