Pasal 1 (Satu)
Pada pasal satu ini menjelaskan kepada pembaca bahwa apabila hidup tidak mengenal agama
yakni Tuhan, maka hidupnya abu-abu, tidak ada tujuan hidup. Sehingga hari-harinya diliputi
dengan kerisauan dan kegelisahan.
Arti mengenal yang empat ini adalah terkait dengan ajaran tasawuf yaitu syari’at, ma’rifat,
tarikat dan hakikat. Apabila manusia telah mengenal yang empat ini maka hiduppun akan
semakin terang tanpa ada sedikit rasa was-was.
Allah menciptakan dunia hanyalah tempat manusia untuk meraup pahala agar bisa masuk ke
jannah-Nya. Namun banyak manusia terperdaya akan nikmat yang Allah berikan kepada
hamba-Nya. Sehingga orientasi manusia adalah duniawi saja dan lupa akhirat sebagai tempat
kembali.
Hakikat kita sebagai hamba adalah menyembah Allah, melaksanakan perintah-Nya serta
menjauhi larangan-Nya. Apabila kita sudah mengenal tujuan hidup akan terasa indah dan
nyaman.
Hidup di dunia ini hanyalah sesaat sedangkan tempat kembali sesungguhnya adalah akhirat.
Namun sebelum kita menuju ke kampong akhirat maka persiapkanlah bekal selama di dunia
ini.
Pasal 2 (Dua)
Pada gurindam 2 ini berisikan perintah untuk senantiasa menjalankan rukun islam
diantaranya syahadat, shalat, puasa, zakat dan haji
Apabila kita sudah mengenal Allah, Dan kita sadar bahwa Allah memantau kita. Maka tidak
ada celah untuk bermaksiat. Dengan begitu kita selalu berusaha menjalankan perintah-Nya
dengan baik dan menjauhi segela larangan-Nya.
Shalat adalah tiang agama. Dengan melaksanakan shalat berarti kita sedang menegakkan
agama Allah.
Zakat adalah penyuci jiwa dan harta. Menunaikan zakat berarti telah meringankan beban
umat. Dengan begitu hati maupun harta akan menjadi berkah.
Mengerjakan haji merupakan rukum islam yang kelima. Dengan menyempurnakan rukun
islam yang kelima ini artinya kita sebagai hamba telah menyempurnakan islam.
Pasal 3 (Tiga)
Pada pasal 2 ini berisikan akhlak yaitu hal yang harus dilaksanakan sebagai seorang manusia
dalam bersosial.
Apabila kita mampu memelihara mata maka hal yang tidak bermanfaat enggan untuk dilihat.
Sebab dosa dimulai dari penghilangan baru kemudian tindakan.
Telinga yang kita miliki ini haruslah senantiasa menjaganya dari hasutan, gunjingan maupun
kedustaan.
Selayaknya ucapan yang keluar dari mulut adalah perkataan baik dan bermanfaat. Sehingga
orang akan merasa mendapatkan faedah dari apa yang diucapkan.
Hindarilah perbuatan yang mengambil barang yang bukan hak kita. Dari tanganlah ini
bermula, apapun bentuk barang tersebut apabila bukan punya kita maka tidak ada kita
terhadapnya.
Dalam kehidupan yang kita jalani maka mulailah dengan penuh semangat. Dengan semangat
aktivitas akan menjadi bermanfaat.
Gunakanlah kaki ke arah yang bermanfaat, misalnya mencari nafkah, pergi ke masjid. Sebab
setiap langkah yang kita niatkan dengan baik maka akan bernilai pahala.
Pasal 4 (Empat)
Pasal 4 berisikan tabiat manusia agar selalu dijaga kearah yang lebih mulia.
Segala perbuatan dimulai dari hati, apabila hati sudah rusak maka rusaklah seluruh amalan.
Namun hati sudah baik maka baiklah suatu perbuatan yang dilakukan.
Hati yang kotor akan selalu dihiasi dengan rasa dengki sehingga akan merugikan diri sendiri.
Pujian manusia itu aalah semu.pujilah karena kebaikan yang dia lakukan namun jangan
berlebihan. Banyak orang dipuji menyebakan dia selalu berbangga diri dan mucul
keseombonga.
Hendaklah munyelaikan masalah yang datang dengan kepala dingin. Sebab amarah itu
datangnya dari setan.
Sedikit saja kita berbohong, maka akan mencelakan dirinya sendiri. Cepat aatu lambat
kebohongan tersebut akan diketahui.
Tanda orang yang amat celaka,
Aib dirinya tiada ia sangka.
Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahan pada dirinya sendiri.
Pelit adalah sifat keji yang akan menguras harta diri sendiri.
Ucapan kotor adalah sifat tercela yang banyak orang akan menjauhinya. Hendaklah kita
selalu menjaga setiap ucapan kita dengan ucapan yang halus.
Apabila kita berbuat salah maka segeralah minta maaf, agar dosa yang di lakukan segera
diampuni.
Pasal 5 (Lima)
Berisikan pentingnya menuntut ilmu, memperluas pergaulan dan bergaul dengan kaum
terpelajar
Orang yang berbudi pekerti luhur dapat dinilai dari bahasa dan perilkunya
Orang yang bermanfaat adalah orang yang mampu menjaga tangan dan lisannya dari
perbuatan yang sia-sia
Orang yang baik sanagt mudah dikenali yaitu dengan melihat perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
Bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Orang berakal itu adalah orang yang telah menyiapkan bekal selama di dunia untuk menuju
ke kampong akhirat yang abadi.
Perilaku seseorang baik atau buruknya dapat dilihat saat dia bersosial dengan orang di sekitar.
Pasal 6 (Enam)
Berisikan agar selalu mencari sahabat yang baik-baik saja menghindari pergaulanyang buruk.
Carilah sahabat yang dapat dijadikan obat penawar disaat luka melanda
Carilah guru yang dapat membimbing kita disaat kita lagi tidak tahu kan suatu hal.
Carilah istri yang dapat mengingatkan kita untuk selalu taat kepad Allah.
Bijaklah dalam mencari kawan yang dapat menjaga persaudaraan bukan lawan yang dapat
merusak hubungan.
Carilah pembantu yang setia dan baik bukanlah yang sombong lagi bruk akhlkanya.
Pasal 7 (Tujuh)
Berisikan nasihat agar orang tua memperhatikan akhlak anak sedini mungkin. Misalnya saja
dalam berkata-kata maka hindari kata yang mengadnung dusta. Dan juga agar tidak terlalu
berlebihan dalam segala hal.
Bait diatas menerangkan bahwa selayaknya kita berbicara seperlunya saja. Karena lisan bisa
diibaratkan seperti pisau bermata dua.
Suatu hal yang kita harapkan secara berlebih-lebihan hanya akan membawa kekecewaan
apabila hal itu tidak terwujud.
Setiap pekerjaan hendaknya dilakukan dengan persiapan yang matang dan penuh kehati-
hatian. Jauhi ketergesa-gesaan karena hal itu datangnya dari syaitan.
Anak yang tidak didik dengan pendidikan agama yang benar di masa kecil. Kelak ketika
tumbuh dewasa orang tua akan menyesal masa tua.
Hendak bersyukur apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Jangan suka mencaci atau
mencela kekurang orang lain. Karena bisa jadi orang yang dicela lebih baik daripada orang
yang mencela.
Hidup yang diberikan Tuhan harus dijalani secara produktif. Jangan sampai umru yang
diberikan dihabiskan untuk melakukan suatu hal yang tidak berguna. Karena sejatinya waktu
adalah harta yang berharga dan tidak bisa kembali lagi ke hal yang serupa.
Apabila mendengar suatu kabar buruk maka bersabarlah dan mengucapkan innalillahi wa
innailahi raji’un. Karena apabila bersabar maka Allah akan mengampuni dosa dan
menggantikannya ke hal yang lebih baik lagi.
Apabila mendengar akan aduan,
Membicarakannya itu hendaklah cemburuan,
Jangan mudah percaya dengan suatu berita sebelum diteliti lebih lanjut. Karena bisa saja itu
merupakan suatu kedustaan dan fitnah.
Seseorang itu dinilai dari sikap dan tutur katanya yang bijaksana dan lemah lembut. Sehingga
dengan kedua hal tersebut orang akan menyukai dan mau mendengar apa yang
disarankannya.
Perkataan yang kasar akan membuat orang semakin tidak suka dan menjauhinya.
Pasal 8 (Delapan)
Berisikan agar menilai orang itu tetap dilihat dari perangainya. Jangan langsung menghukumi
seseorang dengan tampilan fisik saja. Dan tidak mudah percaya terhdap orang yang baru
dikenal serta tetap menjaga prangsaka baik.
Pasal 9 (Sembilan)
Berisikan tentan adab seseorang pria maupun wanita dalam bergaul. Dan pria maupun wanita
agar senantiasa menjaga pandangan dan diri terhadap godaan setaan yang selalu saja
mengintainya. Tepislah godaan buruk tersebut dengan memperkuat ibadah dan perbanyak
mengingat Allah.
Pasal 10 (Sepuluh)
Berisikan nasihat dan adab seorang anak terhadap orang tua yaitu bapak dan ibu.
Menghormati mereka dan melaksanakan perintahnya selama tidak melanggar syari’at.
Pasal 11 (Sebelas)
Berisikan petuah atau nasihat agar di tengah masyarakat selalu menjaga adab. Menjaga lisan,
menjauhi amarah, memenuhi janji, memiliki rasa malu dan selalu bermuka ceria.
Berisikan tentang tugas seorang raja, mentri maupun rakyat terhadap bangsa dan negranya.
Segala aturan yang telah ditetapkan maka harus dipatuhi.
Begitu juga halnya sebagai seorang menteri mentaati perintah raja. Dan sebagai rakyat agar
senantiasa mentaati aturan yang ada.
Demikianlah makna atau arti dari setiap pasal di Gurindam 12. Sehingga dapat kita tarik
kesimpulan, isi gurindam 12 ini mengajak seluruh umat muslim agar senantiasa menjalankan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Begitu juga menjaga adab di keluarga dan
masyarakat.