Anda di halaman 1dari 14

Gurindam 12 Karya

Raja Ali Haji beserta


Maknanya

DISUSUN OLEH :

ASNA WATI
DINI AMALIYAH
ELFA OLIVIA

KELAS XII IPA 3


SMA NEGERI 1 MINAS
GURINDAM 12 KARYA RAJA ALI HAJI

BESERTA MAKNANYA
Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama.
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.

 Maknanya: Setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan
hidupnya.

Barang siapa mengenal yang empat,


maka ia itulah orang ma'rifat.

 Maknanya : Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus


mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula.

Barang siapa mengenal Allah,


suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.

 Maknanya : Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya.

Barang siapa mengenal diri,


maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.

 Maknanya : Orang yang bergama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat
dengan allah swt.

Barang siapa mengenal dunia,


tahulah ia barang yang terpedaya.

 Maknanya : Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya
yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari
kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia
itu hanya sesaat.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

 Maknanya : Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan
dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Pasal 2
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.

 Maknanya ; Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia
tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib
kita laksanakan.

Barang siapa meninggalkan sembahyang,


seperti rumah tiada bertiang.

 Maknanya : Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang,
shalat merupakan pegangan hidup.

Barang siapa meninggalkan puasa,


tidaklah mendapat dua temasa.

 Maknanya : Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat,
berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.

Barang siapa meninggalkan zakat,


tiadalah hartanya beroleh berkat.

 Maknanya : Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah.

Barang siapa meninggalkan haji,


tiadalah ia menyempurnakan janji

 Maknanya : Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan
janjinya sebagai orang Islam.

Pasal 3

Apabila terpelihara mata,


sedikitlah cita-cita.
 Maknanya : Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa
yang dilarang oleh allah swt.

Apabila terpelihara kuping,


khabar yang jahat tiadalah damping.

 Maknanya : Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan.

Apabila terpelihara lidah,


nescaya dapat daripadanya faedah.

 Maknanya : Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,


daripada segala berat dan ringan.

 Maknanya : Jangan mengambil barang yang bukan hak kita.

Apabila perut terlalu penuh,


keluarlah fi'il yang tiada senonoh.

 Maknanya : Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang.

Anggota tengah hendaklah ingat,


di situlah banyak orang yang hilang semangat.

 Maknanya : Hidup harus dijalani penuh semangat.


Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

 Maknanya : Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi.

Pasal 4

Hati kerajaan di dalam tubuh,


jikalau zalim segala anggota pun roboh.

 Maknanya : Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama.

Apabila dengki sudah bertanah,


datanglah daripadanya beberapa anak panah.
 Maknanya : Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,


di situlah banyak orang yang tergelincir.

 Maknanya : Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya.

Pekerjaan marah jangan dibela,


nanti hilang akal di kepala.

 Maknanya :Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita.

Jika sedikitpun berbuat bohong,


boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.

 Maknanya : Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak
di mata orang lain.

Tanda orang yang amat celaka,


aib dirinya tiada ia sangka.

 Maknanya : Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya
sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain.

Bakhil jangan diberi singgah,


itupun perampok yang amat gagah.

 Maknanya : Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan
justru harta kita akan bertambah.

Barang siapa yang sudah besar,


janganlah kelakuannya membuat kasar.

 Maknanya :Jagalah setiap perbuatan kita.

Barang siapa perkataan kotor,


mulutnya itu umpama ketur.

 Maknanya : Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.

Di mana tahu salah diri,


jika tidak orang lain yang berperi.

 Maknanya : Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf.


Pasal 5
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi dan bahasa
 Maknanya : orang yang baik bisa dilihat dari perilaku, etika, serta tutur katanya dalam berbicara

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia

Sangat memelihara yang sia-sia

 Maknanya : orang yang berbahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan
yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia

Lihatlah kepada kelakuan dia

 Maknanya : untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya

Jika hendak mengenal orang yang berilmu

Bertanya dan belajar tiadalah jemu

 Maknanya : orang yang berilmu adalah orang yang tidak pernah jemu untuk belajar, yang tidak
pernah putus asa, selalu berusaha mencari ilmu, dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia

Jika hendak mengenal orang berakal

Di dalam dunia mengambil bekal

 Maknanya : orang yang berakal adalah orang yang telah mempersiapkan serta mengumpulkan
bekal/pahala untuk di akhirat kelak

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai

Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

 Maknanya : orang yang baik dapat dilihat dari cara ia bergaul dan berinteraksi dengan
masyarakat

PASAL 6

Yang terkandung dalam pasal keenam “tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari saabat yang
baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk “

Cahari olehmu akan sahabat

Yang boleh dijadikan obat

 Maknanya : carilah sahabat yang selalu ada dalam situasi apapun dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru

Yang boleh tahukan tiap seteru

 Maknanya : carilah seorang guru atau orang yang berpengalaman untuk membimbing kita kepada
kebaikan

Cahari oleh mu akan isteri

Yang boleh menyerahkan diri

 Maknanya : carilah pasangan yang baik, rela berkorban, dan yang berbakti

Cahari oleh mu akan kawan

Pilih segala orang yang setiawan

 Maknanya : carilah teman yang setia di saat kita senang maupun susah

Cahari olehmu akan abdi

Yang ada baik sedikit budi

 Maknanya : carilah seseorang yang memiliki budi pekerti yang baik

PASAL 7

Yang terkandung dalam pasal ketujuh “ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti
anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot”

Apabila banyak berkata

Di situlah jalan masuk dusta

 Maknanya : orang yang banyak bicara, lebih banyak berkata dusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka

Itulah tanda hampir duka

 Maknanya : orang yang berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka

Apabila kita kurang siasat

Itulah tanda pekerjaan hendak sesat

 Maknanya : berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dan persiapkan dahulu secara matang
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapaknya letih
 Maknanya : anak yang tidak dibimbing dengan baik semasa kecil, saat dewasa akan melawan
orang tuanya
Apabila banyak mencela orang

Itulah tanda dirinya kurang

 Maknanya : orang yang suka mencela orang lain, tidak menyadari kekurangan dirinya sendiri

Apabila orang banyak tidur

Sia-sia sajalah umur

 Maknanya : orang yang banyak tidur, hidupnya sia-sia. Pergunakanlah waktu sebaik-baiknya

Apabila mendengar akan kabar

Menerimanya itu hendaklah sabar

 Maknanya : jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus

sabar dan menerima dengan lapang dada

Apabila mendengar akan aduan

Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

 Maknanya : apabila ada yang membicarakan keburukan seseorang, lebih baik hiraukan

Apabila perkataan lemah-lembut

Lekaslah segala orang mengikut

 Maknanya : perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang

kasar

Apabila perkataan yang amat kasar

Lekaslah orang sekalian gusar

 Maknanya : perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah

Apabila pekerjaan yang amat benar

Tidak boleh orang berbuat onar


 Maknanya : tidak boleh mengacaukan jika ada orang yang hendak berbuat baik

PASAL 8

Yang terkandung dalam pasal kedelapan “ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas
dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang “

Barangsiapa khianat akan dirinya

Apalagi kepada yang lainnya

 Maknanya : jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain

Kepada dirinya ia aniaya

Orang itu jangan engkau percaya

 Maknanya : jangan percaya orang yang menghancurkan dirinya sendiri

Lidah suka membenarkan dirinya

Daripada yang lain dapat kesalahannya

 Maknanya : jangan suka menyalahkan orang lain, dan menganggap bahwa diri kita paling benar

dibandingkan dengan orang lain

Daripada memuji diri hendaklah sabar

Biar daripada orang datangnya kabar

 Maknanya : pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain

Orang yang suka menampakkan jasa

Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

 Maknanya : jangan menginginkan imbalan atau balasan dari setiap jasa yang telah kita perbuat,

tidak baik memamerkan jasa yang telah kita lakukan

Kejahatan diri disembunyikan

Kebaikan diri diamkan

 Maknanya : sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu juga kebaikan-kebaikan

yang telah kita perbuat

Ke’aiban orang jangan dibuka


Ke,aiban diri hendaklah sangka

 Maknanya : jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus

disadari

Pasal 9

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesembilan “ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria
wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian
diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”

Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan


Bukannya manusia yaitulah syaitan

 Maknanya: Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah
swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia

Kejahatan seorang perempuan tua


Itulah iblis punya penggawa

 Maknanya : Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan

Kepada segala hamba-hamba raja


Di situlah syaitan tempatnya manja

 Maknanya : Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja

Kebanyakan orang yang muda-muda


Di situlah syaitan tempat bergoda

 Maknanya : Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan


Di situlah syaitan punya jamuan

 Maknanya : Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah
setan berada untuk menggangu iman orang tersebut

Adapun orang tua yang hemat


Syaitan tak suka membuat sahabat

 Maknanya :Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu
melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru

 Maknanya : orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.

Pasal 10

Makna yang terkandung dalam Pasal Kesepuluh “ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti,
yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ”

Dengan bapak jangan durhaka


Supaya Allah tidak murka

 Maknanya : Jangan durharka terhadap bapa

Dengan ibu hendaklah hormat


Supaya badan dapat selamat

 Maknanya : Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak
kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya

Dengan anak janganlah lalai


Supaya boleh naik ke tengah balai

 Maknanya : Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan

Dengan kawan hendaklah adil


Supaya tangannya jadi kapil

 Maknanya : Bersikap adilah sesama teman

Pasal 11
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama

“Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa”

 Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa
bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk
saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim
adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan
membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa
menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat
orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang
kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari
Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan
menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).

Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas

“Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela”

 Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan
akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat
yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin
(kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela,
“Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas
pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya
tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya
maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak
menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah
dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan
bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu
semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya,
pekerjaanya)” (HR. Bukhari)

Kemudian bait yang ketiga

Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat

 Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana
dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang
mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang
menipumu” (HR. Turmudzi)

Untuk bait yang keempat


Hendak marah dahulukan hajat

 Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan
kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan
memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)

Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan
dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun
yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah
berikan kepada manusia.
Bait yang kelima
Hendak dimulai jangan melalui

Maksud dari bait ini adalah bahwa segala sesuatu perlu awal untuk dimulai

Bait keenam

Hendak ramai, muliakan perangai

 Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin
mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka
salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak
ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat)
kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)

Pasal 12

Raja mufakat dengan menteri


Seperti kebun berpagarkan duri

 Maknanya : Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan
harus bekerjasama

Betul hati kepada raja


Tanda jadi sebarang kerja

 Maknanya : Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang
adil terhadap rakyatnya

Hukum adil atas rakyat


Tanda raja beroleh inayat

 Maknanya : Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia

Kasihkan orang yang berilmu


Tanda rahmat atas dirimu

 Maknanya : Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain

Hormat akan orang yang pandai


Tanda mengenal kasa dan cindai

 Maknanya : Hormatilah setiap manusia


Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti

 Maknanya: Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah

Akhirat itu terlalu nyata


Kepada hati yang tidak buta

 Maknanya: Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.

Anda mungkin juga menyukai