DISUSUN OLEH :
ASNA WATI
DINI AMALIYAH
ELFA OLIVIA
BESERTA MAKNANYA
Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama.
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Maknanya: Setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi
kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan
hidupnya.
Maknanya : Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya.
Maknanya : Orang yang bergama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat
dengan allah swt.
Maknanya : Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya
yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari
kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia
itu hanya sesaat.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.
Maknanya : Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan
dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.
Pasal 2
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Maknanya ; Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia
tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib
kita laksanakan.
Maknanya : Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang,
shalat merupakan pegangan hidup.
Maknanya : Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat,
berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.
Maknanya : Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah.
Maknanya : Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan
janjinya sebagai orang Islam.
Pasal 3
Maknanya : Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan.
Maknanya : Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang.
Maknanya : Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat.
Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi.
Pasal 4
Maknanya : Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak
di mata orang lain.
Maknanya : Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya
sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain.
Maknanya : Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan
justru harta kita akan bertambah.
Maknanya : orang yang berbahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan
yang sia-sia
Maknanya : untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya
Maknanya : orang yang berilmu adalah orang yang tidak pernah jemu untuk belajar, yang tidak
pernah putus asa, selalu berusaha mencari ilmu, dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia
Maknanya : orang yang berakal adalah orang yang telah mempersiapkan serta mengumpulkan
bekal/pahala untuk di akhirat kelak
Maknanya : orang yang baik dapat dilihat dari cara ia bergaul dan berinteraksi dengan
masyarakat
PASAL 6
Yang terkandung dalam pasal keenam “tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari saabat yang
baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk “
Maknanya : carilah sahabat yang selalu ada dalam situasi apapun dan dapat membantu kita
Cahari olehmu akan guru
Maknanya : carilah seorang guru atau orang yang berpengalaman untuk membimbing kita kepada
kebaikan
Maknanya : carilah pasangan yang baik, rela berkorban, dan yang berbakti
Maknanya : carilah teman yang setia di saat kita senang maupun susah
PASAL 7
Yang terkandung dalam pasal ketujuh “ berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti
anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot”
Maknanya : berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dan persiapkan dahulu secara matang
Apabila anak tidak dilatih
Jika besar bapaknya letih
Maknanya : anak yang tidak dibimbing dengan baik semasa kecil, saat dewasa akan melawan
orang tuanya
Apabila banyak mencela orang
Maknanya : orang yang suka mencela orang lain, tidak menyadari kekurangan dirinya sendiri
Maknanya : orang yang banyak tidur, hidupnya sia-sia. Pergunakanlah waktu sebaik-baiknya
Maknanya : jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus
Maknanya : apabila ada yang membicarakan keburukan seseorang, lebih baik hiraukan
Maknanya : perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang
kasar
Maknanya : perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah
PASAL 8
Yang terkandung dalam pasal kedelapan “ berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas
dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang “
Maknanya : jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain
Maknanya : jangan suka menyalahkan orang lain, dan menganggap bahwa diri kita paling benar
Maknanya : pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain
Maknanya : jangan menginginkan imbalan atau balasan dari setiap jasa yang telah kita perbuat,
Maknanya : sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu juga kebaikan-kebaikan
Maknanya : jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus
disadari
Pasal 9
Makna yang terkandung dalam Pasal Kesembilan “ berisi nasihat tentang moral pergaulan pria
wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian
diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya ”
Maknanya: Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah
swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia
Maknanya : Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan
Maknanya : Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah
setan berada untuk menggangu iman orang tersebut
Maknanya :Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu
melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut
Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitan jadi berseteru
Pasal 10
Makna yang terkandung dalam Pasal Kesepuluh “ berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti,
yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya ”
Maknanya : Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak
kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya
Pasal 11
Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama
Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa
bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk
saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, “seorang muslim
adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan
membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa
menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan mengabulkan hajat
orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang
kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari
Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan
menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat.” (HR. Muslim).
Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan
akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat
yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin
(kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela,
“Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas
pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap
rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya
tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya
maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak
menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah
dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan
bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu
semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya,
pekerjaanya)” (HR. Bukhari)
Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana
dalam sebuah hadis, “Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang
mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang
menipumu” (HR. Turmudzi)
Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, “Barangsiapa yang menahan
kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan
memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan” (HR. Abu Daud)
Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan
dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun
yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah
berikan kepada manusia.
Bait yang kelima
Hendak dimulai jangan melalui
Maksud dari bait ini adalah bahwa segala sesuatu perlu awal untuk dimulai
Bait keenam
Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin
mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka
salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), “Tidak
ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat)
kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik” (HR. Abu Daud)
Pasal 12
Maknanya : Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan
harus bekerjasama
Maknanya : Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang
adil terhadap rakyatnya
Maknanya : Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain
Maknanya: Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah
Maknanya: Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.