Anda di halaman 1dari 7

GURINDAM DUA BELAS

karya: Raja Ali Haji, seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau penyengat Provinsi Kepulauan Riau (gurindam 12) => orang yang mengerti akan kehidupan akhirat, ia tau bahwa kehidupan di dunia hanya sementara dan fana dibandingkan kehidupan di akhirat PASAL 2# Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. => orang yang taat kepada Allah, pasti takut dengan larangan Allah dan menjalankan perintahNya

PASAL I# Barang Siapa tiada memegang agama sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama => Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya

Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma'rifat => 4 zat yang menjadikan manusia mula-mula adalah syariat, tarikat, hakikat dan ma'rifat. jika tahu tentang itu, maka dia juga akan mengenal tuhannya.

Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. => orang yang tidak sembahyang, maka hidupnya pasti runtuh

Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah => orang yang bertaqwa kepada Allah, akan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya

Barang siapa meninggalkan puasa tidaklah mendapat dua temasya. => orang yang meninggalkan puasa, hidupnya pun sia-sia dan Allah tidak akan menjaganya di dunia maupun akhirat

Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri => orang yang mengenal dirinya sendiri, maka ia mengenal Tuhan dan kekuasaanNya

Barang siapa meninggalkan zakat tiadalah hartanya beroleh berkat. => orang yang tidak berzakat, hartanya tidak bermanfaat

Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang terpedaya => orang yang mengetahui kebahagiaan di dunia, pasti mengerti bahwa itu hanya tipu daya

Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji. => orang yang mampu pergi haji namun tidak menjalankannya, maka ia telah ingkar janji dengan agamanya sendiri (Islam)

Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia melarat PASAL 3# Apabila terpelihara mata,

sedikitlah cita-cita. => orang yang tidak menjaga hawa nafsu, akan rugi

Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalai zalim segala anggota pun roboh => hati yang jahat dapat membawa kesengsaraan

Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. => jaga telinga untuk mendengar pembicaraan yang baik saja, jangan hiraukan pembicaraan yang tidak penting dan jahat

Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah => Rasa iri dan dengki akan mendapat penderitaan

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. => menjaga setiap ucapan agar memperoleh kebaikan di situlah banyak orang yang tergelincir => berpikir dahulu dalam berbuat, agat tidak melakukan perbuatan yang salah.

Pekerjaan marah jangan dibela, Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. => berhati-hati dalam berbuat sesuatu Jika sedikitpun berbuat bohong, Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi'il yang tiada senonoh. => sesuatu yang berlebihan, akhirnya pasti buruk boleh diumpamakan mulutnya itu pekong => orang yang berbohong akan menerima akibat dari kebohongannya nanti hilang akal di kepala => orang yang melakukan sesuatu dengan emosi, tidak akan bisa berpikir dengan baik

Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat => jika ingin mencapai sesuatu jangan setengahsetengah

Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka => orang yang tidak menyadari aibnya sendiri adalah orang yang celaka

Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi. => hati-hati dalam melangkah atau mengambil suatu keputusan.

Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. => sifat buruk janganlah dipelihara, hendaknya dirubah

PASAL 4#

Barang siapa yang sudah besar,

janganlah kelakuannya membuat kasar. => orang yang memiliki kuasa janganlah berlaku sewenang-wenang

di dalam dunia mengambil bekal => orang yang berakal, akan mengumpulkan bekal/pahala untuk di akhirat

Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur. => orang yang berkata tidak baik, akan mendapat predikat yang buruk

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. => orang yang baik dilihat dari cara ia berinteraksi dengan orang lain.

Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi. => mengetahui kesalahan diri sendiri dari penilaian orang lain

PASAL 6# Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. => carilah sahabat yang selalu ada dalam situasi apapun

PASAL 5# Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa. => orang yang baik bisa dilihat dari etikanya Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru => carilah seorang guru / orang yang berpengalaman untuk membimbing kita

Jika hendak mengenal orang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia => orang yang berbahagia, tidak menyia-nyiakan apapun Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri. => carilah pasangan yang baik dan rela berkorban

Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. => orang yang mulia itu, apabila ia berkelakuan baik

Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. => carilah teman yang setia dan tidak berkhianat

Cahari olehmu akan abdi, Jika hendak mengenal orang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. => orang yang berilmu adalah orang yang tidak putus asa dan selalu berusaha mencari ilmu yang ada baik sedikit budi. => carilah seseorang yang memiliki budi pekerti baik

PASAL 7# Jika hendak mengenal orang yang berakal,

Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. => orang yang banyak bicara, lebih banyak berkata dusta

membicarakannya itulah hendaklah cemburuan => apabila ada yang membicarakan keburukan seseorang, lebih baik hiraukan

Apabila perkataan lemah-lembut, Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka => orang yang suka berlebih-lebihan dapat mendatangkan petaka lekaslah segala orang mengikut => ikuti perilaku yang baik

Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar

Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. => berhati-hati dalam melakukan pekerjaan dan persiapkan dahulu secara matang

=> jauhi perilaku yang buruk

Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar

Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapaknya letih => anak yang tidak dibimbing dengan baik sejak kecil, saat besar akan melawan orang tuanya

=>jangan mengacau jika ada orang yang hendak berbuat baik

PASAL 8# Barang siapa khianat akan dirinya,

Apabila banyak mencela orang itulah tanda dirinya kurang => orang yang suka mencela orang lain, tidak menyadari kekurangan dirinya sendiri

apalagi kepada lainnya. => jika kita membohongi diri sendiri sama saja dengan membohongi orang lain

Kepada dirinya ia aniaya, Apabila orang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur => orang yang banyak tidur, hidupnya sia-sia Lidah yang suka membenarkan dirinya, Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar => menghadapi sesuatu hal hendaknya dengan penuh kesabaran daripada yang lain dapat kesalahannya => orang yang berbohong untuk menutupi kesalahan dan menganggap dirinya lebih benar dibandingkan orang lain orang itu jangan engkau percaya => jangan percaya orang yang menghancurkan dirinya sendiri

Apabila mendengar akan aduan,

Daripada memuji diri hendaklah sabar,

biar pada orang datangnya khabar => jika ingin mendapatkan sesuatu yang baik hendaklah sabar orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa => tidak baik memamerkan jasa yang telah kita lakukan

=> masa-masa muda penuh dengan godaan yang dapat menjerumuskan diri sendiri

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan =>jika laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim berduaan, maka akan menimbulkan dosa

Kejahatan diri disembunyikan, kebaikan diri didiamkan. => menutupi sisi negatif dari diri sendiri dan hanya menunjukkan sisi positif dari diri kita

Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat => syaitan tidak suka dengan orang yang hemat

Jika orang muda kuat berguru, Keaiban orang jangan suka dibuka, keaiban diri hendaklah sangka. => menyadari kesalahan diri sendiri daripada membuka aib orang lain dengan syaitan jadi berseteru => orang yang rajin menuntut ilmu adalah musuhnya syaitan

PASAL 10# PASAL 9# Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaitulah syaitan. =>orang yang tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak benar, tetapi tetap ia lakukan itu sama saja dengan syaitan Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka => harus patuh terhadap orang tua, agar mendapat ridha dari Allah Swt

Dengan Ibu hendaklah hormat, Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa => orang jahat adalah pengikut iblis Dengan anak janganlah lalai, Kepada segala hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja =>syaitan suka kepada orang yang malas Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda supaya kemaluan jangan menerpa. supaya boleh naik ke tengah balai. => jika ingin memiliki anak yang sukses, bimbinglah dengan baik sejak dini supaya badan dapat selamat => hormatilah ibumu agar selamat dunia akhirat

=>

PASAL 12# Raja mufakat dengan menteri,

Dengan kawan hendaklah adil, supaya tangannya jadi kafill => berbuatlah adil kepada siapapun

seperti kebun berpagarkan duri => jika kita bekerjasama akan menjadi satu kesatuan yang kuat

PASAL 11# Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. => saling membantu dan berbakti kepada bangsa dan negara

Betul hati kepada raja tanda jadi sebarang kerja => orang yang selalu mematuhi perintah pemimpin

Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat.

Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela. => jadilah pemimpin yang baik

=> pemimpin harus menegakkan dan menegaskan keadilan

Kasihkan orang yang berilmu, Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. => jalankan tugas dengan penuh tanggung jawab Hormat akan orang yang pandai, Hendak marah, dahulukan hajat. => menahan emosi dalam mencapai keinginan tanda mengenal kasa dan cindai => berteman dengan orang pandai, akan mengetahui sesuatu yang baik tanda rahmat atas dirimu => orang yang berilmu, hidupnya akan dimudahkan dan memperoleh rahmat

Hendak dimulai, jangan melalui. => jangan pernah menunda-nunda sesuatu

Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti => melakukan hal yang baik sebelum kita mati

Hendak ramai, murahkan perangai. => berbuatlah baik jika ingin memiliki banyak teman

Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta. => orang yang hatinya sadar dan mengerti agama, yakin bahwa akhirat itu ada.

Tamatlah Gurindam yang duabelas pasal yaitu karangan kita Raja Ali Haji pada tahun Hijrah Nabi kita seribu dua ratus enam puluh tiga likur hari bulan Rajab Selasa jam pukul lima, Negeri Riau, Pulau Penyengat.

Keterangan : Bakhil ; kikir atau pelit Balai : rumah tempat menanti raja (di antara kediaman raja-raja) Bachri : hal mengenai lautan (luas) Berperi : berkata-kata Cindai : kain sutra yang berbunga-bunga Damping : dekat, karib, atau akrab Fiil : tingkah laku, perbuatan Hujjah : tanda, bukti, atau alasan Inayat : pertolongan atau bantuan Kafill : majikan atau orang yang menanggung kerja Kasa : kain putih yang halus Ketor : tempat ludah (ketika makan sirih), peludahan Marifat : tingkat penyerahan diri kepada Tuhan yang setahap demi setahap sampai pada tingkat keyakinan yang kuat Menyalah : melakukan kesalahan Mudarat : sesuatu yang tidak menguntungkan atau tidak berguna Pekong : (pekung) penyakit kulit yang berbau busuk Penggawa : kepala pasukan, kepala desa Perangai : sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatan Senonoh : perkataan, perbuatan, atau penampilan yang tidak patut (tidak sopan) Tegah : menghentikan Teperdaya : tertipu Termasa : tamasya

Anda mungkin juga menyukai