efek nonreproduktif
testosteron memiliki beberapa efek penting yang tidak berkaitan dengan
reproduksi. hormon ini memiliki efek antibiotik (sintesis) protein umum dan
mendorong pertumbuhan tulang, yang berperan menghasilkan fisik lebih
berotot dan lonjakan pertumbuhan masa pubertas. testosteron tidak saja
merangsang pertumbuhan tulang tetapu mencegah pertumbuhan lebih
lanjut dnngan mnnutup ujung-ujung tulang panjang yang sedang tumbuh
(yaitu osifikasi atau "penutupan" lempeng epifisis). testosteron juga
merangsang sekresi minyak oleh kelenjar sebasea. efek ini paling nyata
selama lonjakan sekresi testosteron masa remaja sehingga pria muda rentan
mengalami akne.
pada hewan, testosteron memicu perilaku agresif, tetapi tidak diketahui
apakah hormon ini memengaruhi perilaku manusia di luar perilaku seksual.
meskipun sebagian atlet dan binaragawan yang memakai steroid androgenik
anabolik mirip testosteron untuk meningkatkan massa otot diamati
memperlihatkan perilaku yang lebih agresif, masih belum jelas sampai
seberapa jauh perbedaan perilaku umum antara ptia dan wanita dipicu oleh
hormon atau hasil dari pengaruh sosial.
sperma yang telah berdiferensiasi siap untuk keluar dari testis (Gambar 207b, c, dan d). spermatogenesis memerlukan waktu 64 hari untuk
pembentukan dari spermatogonium mebjadi sperma matang. setiap hari
dapat dihasilkan beberapa ratus juta sperma matang. spermatogenesia
mencakup tiga tahap utama: proliferasi mitotik, meiosis, dan pengemasan
(Gambar 20-8).
Proliferasi Mitotik
Spermatogonia yang terletak di lapisan terluar terus menerus bermitosis,
dengan semua sel anak mengandung komplemen lengkap 46 kromosom
identik dengan sel induk. proliferasi ini menghasilkan pasokan sel
germinativum batu yang terus-menerus. setrlah pembelahan mitotik sebuah
spermatogonium, salah satu sel anak tetap di tepi luar tubulus sebagai
spermatogonium yang tidak berdiferensiasi sehingga turunan sel
germinativum tetap terpelihara. sel anak yang lain mulai bergerak ke arah
lumen dan menjalani berbagai tahap yang dibutuhkan untuk membentuk
sperma, yang kemudian akan dibebaskan ke dalam lumen. pada manusia,
sel anak penghasil sperma membelah secara mitosis dua kali lagi untuk
menghasilkan empat spermatosit primer identik. setelah pembelahan mitotik
terakhir, spermarosit primer masuk ke fase istirahat saat kromosomkromosom terduplikasi dan untai-untai rangkap tersebut tetap menyatu
sebagai persiapan untuk pembelahan meiotik pertama.
meiosis
selama meiosis, setiap spermatosit primer (dengan jumlah diploid 46
kromosom rangkap) membentuk dua spermatosit sekunder (masing-masing
dengan jumlah haploid 23 kromosom rangkap) selama pembelahan meiosis
pertama, akhirnya menghasilkan empat spermatid (masing-masing dengan
23 kromosom tunggal) akibat pembelahan meitotik kedua.
setelah tahap spermatogenesis ini tifak terjadi pembelahan lebih lanjut.
setiap spermatid mengalami remodeling menjadi spermatozoa. karena setiap
spermatogonium secara mitosis menghasilkan